Anda di halaman 1dari 7

Gambaran Radiologi pada Osteomyelitis

 Foto polos

Pada Osteomyelitis awal, tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan

radiograf. Setelah 7-10 hari, dapat ditemukan adanya area osteopeni, yang mengawali

destruksi cancellous bone.

 Ultrasound

Berguna untuk mengidentifikasi efusi sendi dan menguntungkan untuk

mengevaluasi pasien pediatrik dengan suspek infeksi sendi panggul. Teknik

sederhana dan murah telah menjanjikan, terutama pada anak dengan Osteomyelitis

akut. Ultrasonografi dapat menunjukkan perubahan sejak 1-2 hari setelah timbulnya

gejala. Kelainan termasuk abses jaringan lunak atau kumpulan cairan dan elevasi

periosteal. Ultrasonografi memungkinkan untuk petunjuk ultrasound aspirasi. Tidak

memungkinkan untuk evaluasi korteks tulang.

 Radionuklir

Jarang dipakai untuk mendeteksi Osteomyelitis akut. Pencitraan ini sangat

sensitif namun tidak spesifik untuk mendeteksi infeksi tulang. Umumnya, infeksi

tidak bisa dibedakan dari neoplasma, infark, trauma, gout, stress fracture, infeksi

jaringan lunak, dan artritis. Namun, radionuklir dapat membantu untuk mendeteksi

adanya proses infeksi sebelum dilakukan prosedur invasif dilakukan

 CT Scan

CT-Scan dengan potongan koronal dan sagital berguna untuk

mengidentifikasi sequestra pada Osteomyelitis kronik. Sequestra akan tampak lebih

radiodense dibanding involukrum disekelilingnya.


 MRI

MRI efektif dalam deteksi dini dan lokalisasi operasi osteomyelitis. Penelitian

telah menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan radiografi polos, CT-Scan,

dan scanning radionuklida dan dianggap sebagai pencitraan pilihan. Sensitivitas

berkisar antara 90-100%. Tomografi emisi positron (PET) scanning memiliki akurasi

yang mirip dengan MRI.

 Radionuklida Scanning Tulang

Tiga fase scan tulang, scan gallium dan scan sel darah putih menjadi

pertimbangan pada pasien yang tidak mampu melakukan pencitraan MRI.

 Osteomyelitis Hematogen Akut


Pemeriksaan foto polos dalam 10 hari pertama, tidak ditemukan kelainan
radiologik yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan
lunak.

Gambar 1. Proyeksi lateral pada tibia terlihat gambaran sklerotik di diametafisis tibia
Gambar 2. Proyeksi AP tibia terlihat gambaran sklerotik di lateral diametafisis tibia.

Gambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah 10 hari berupa refraksi

tulang yang bersifat difus pada daerah metafisis dan pembentukan tulang baru

dibawah periosteum yang terangkat.

Gambar 3. Tampak destruksi tulang tibia dengan pembentukan tulang subperiosteal.


Gambar 4. Ultrasound image of the left hip shows a large joint effusion

 Osteomyelitis Hematogen Subakut


Dengan foto rontgen biasanya ditemukan kavitas berdiameter 1-2 cm terutama

pada daerah metafisis dari tibia dan femur atau kadang – kadang pada daerah diafisis

tulang panjang.

Gambar 5. radiologik dari abses Brodie yang dapat ditemukan pada Osteomyelitis sub akut/kronik. Pada
gambar terlihat kavitas yang dikelilingi oleh daerah sclerosis.

 Osteomyelitis Kronis
Pada foto rontgen dapat ditemukan adanya tanda – tanda porosis dan sklerosis

tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin adanya sekuestrum.

Gambar 6. Proyeksi AP wrist terlihat gambaran lesi osteolitik dan sclerosis extensive dibagian distal
metafisis pada radius

Gambar 7. Osteomyelitis lanjut pada seluruh tibia dan fibula kanan. Ditandai dengan adanya gambaran
sekuestrum (panah).

Pada pemeriksaan CT dan MRI bermanfaat untuk membuat rencana

pengobatan serta melihat sejauh mana kerusakan tulang terjadi.


Gambar 8. CT image pada Osteomyelitis kronik. (A) In this tibia, chronic osteomyelitis is
associated with a radiodense sharply marginatedfocus within a lucent cavity (arrow). (B) Coronal
reformatted image.(C & D) Transaxialimages. CT scanning can be used to identify sequestered bone as in
these tibiae

DAFTAR PUSTAKA
1. Radiologi Diagnostik, sjahriar rasad, dkk, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Jakarta, 2001.

2. Sutton, David.Text book of Radiology and imaging. Volume 2. Seventh edition

Anda mungkin juga menyukai