OSTEOMIELITIS
Disusun oleh:
C h a r i s m o n R u m b e k wa n
C h r i st i n a A . Ka i p m a n
M a r i a n i A . M a n g ku t
S h a ra h A l l o L e m p a n g
PENDAHULUAN
2.4 Patofisiologi
Kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui
1. luka penetrasi langsung,
2. melalui penyebaran hematogen dari situs infeksi didekatnya
ataupun dari struktur lain yang jauh, atau
3. selama pembedahan dimana jaringan tubuh terpapar dengan
lingkungan sekitarnya.
Foto polos
Pada osteomielitis awal, tidak
ditemukan kelainan pada
pemeriksaan radiograf. Setelah 7-
10 hari, dapat ditemukan adanya
area osteopeni, yang mengawali
destruksi cancellous bone.
Ultrasound
Berguna untuk mengidentifikasi efusi sendi dan untuk mengevaluasi pasien
pediatrik dengan suspek infeksi sendi panggul. Teknik sederhana dan murah
telah menjanjikan, terutama pada anak dengan OM akut.
Radionuklir
Jarang dipakai untuk mendeteksi Osteomyelitis akut. Pencitraan ini sangat
sensitif namun tidak spesifik untuk mendeteksi infeksi tulang. Umumnya, infeksi
tidak bisa dibedakan dari neoplasma, infark, trauma, gout, stress fraktur, infeksi
jaringan lunak, dan artritis.
CT Scan
CT scan dapat menggambarkan kalsifikasi
abnormal, osifikasi dan ketidaknormalan
intrakortikal. CT scan mungkin dapat
membantu dalam mengevaluasi lesi pada
tulang vetebra. CT scan juga lebih unggul
dalam area dengan anatomi yang kompleks,
contohnya pelvis, sternum, dan calcaneus.
2.7
Gambaran Osteomyelitis Hematogen
Radiologi Akut
Pemeriksaan foto polos dalam
sepuluh hari pertama, tidak
ditemukan kelainan radiologik
yang berarti dan mungkin
hanya ditemukan
pembengkakan jaringan lunak.
Ultrasound image of the left hip
shows a large joint effusion
2.7
Gambaran Osteomyelitis Hematogen
Radiologi Subakut
Dengan foto rontgen biasanya
ditemukan kavitas
berdiameter 1-2 cm terutama
pada daerah metafisis dari
tibia dan femur atau kadang –
kadang pada daerah diafisis Gambaran radiologik dari abses
Brodie yang dapat ditemukan
tulang panjang.
pada osteomyelitis sub akut/kronik.
Pada gambar terlihat kavitas
yang dikelilingi oleh daerah sklerosis.
2.7
Gambaran Osteomyelitis Kronis
Radiologi Pada foto rontgen dapat
ditemukan adanya tanda –
tanda porosis dan sklerosis
tulang, penebalan periost,
elevasi periosteum dan
mungkin adanya sekuestrum.
Proyeksi AP wrist terlihat gambaran
lesi osteolitik dan sclerosis extensive
dibagian distal metafisis pada radius.
Osteomyelitis lanjut pada Gambaran CT pada Osteomyelitis kronik. (A) In this tibia, chronic
seluruh tibia dan fibula osteomyelitis is associated with a radiodense sharply
kanan. Ditandai dengan marginatedfocus within a lucent cavity (arrow). (B) Coronal
adanya gambaran reformatted image.(C & D) Transaxialimages. CT scanning can be
sekuestrum (panah). used to identify sequestered bone as in these tibiae
2.7
Gambaran Osteomyelitis pada Tulang
Radiologi Lain
Tengkorak
Terjadi akibat perluasan
infeksi di kulit kepala atau
sinusitis frontalis. Proses
destruksi bisa setempat atau
difus. Reaksi periosteal
biasanya tidak ada atau sedikit CT-SCAN kepala pada pasien
dengan Osteomyelitis Tuberkulosis
sekali.
2.7
Gambaran Osteomyelitis pada Tulang
Radiologi Lain
Mandibula
Terjadi akibat komplikasi
fraktur, abses gigi, atau
ekstraksi gigi. Infeksi terjadi
melalui kanal pulpa
merupakan yang paling sering
dan diikuti hygiene oral yang
buruk dan kerusakan gigi.
Osteomielitis pada mandibula
2.7
Gambaran Osteomyelitis pada Tulang
Radiologi Lain
Pelvis
Osteomyelitis pada tulang pelvis
paling sering terjadi pada bagian
sayap tulang ilium dan dapat meluas
ke sendi sakroiliaka. Pada foto
terlihat gambaran destruksi tulang
yang luas, bentuk tak teratur,
biasanya dengan sekuester yang
multipel. Sering terlihat sklerosis
pada tepi lesi.
Osteomielitis pada pelvis
2.7
Osteomyelitis pada Tulang
Gambaran
Lain
Radiologi
Vertebra
Osteomyelitis pada vertebra
jarang terjadi, hanya 10% dari
seluruh infeksi dan dapat muncul
pada seluruh usia. Penyebab
terbanyak ialah S. aureus dan E.
coli. Pasien yang menderita
penyakit ini sering memiliki
riwayat infeksi kulit atau pelvis
Osteomielitis pada vertebra
2.7
Gambaran Osteomyelitis pada Tulang
Radiologi Lain
Osteomyelitis Tuberkulosa
Osteomyelitis tuberkulosa
selalu merupakan penyebaran
sekunder dari kelainan
tuberkulosa di tempat lain,
terutama paru. penyebaran
infeksi secara hematogen dan
biasanya mengenai anak –
anak. Osteomielitis tuberkulosa
2.9 Tatalaksana
Terapi Antibiotik
• Osteomyelitis hematogen akut diobati dengan evaluasi tepat terhadap
mikroorganisme penyebab dan kelemahan mikroorganisme tersebut dan 4-
6 minggu terapi antbiotik yang tepat. Debridement tidak perlu dilakukan
jika diagnosis Osteomyelitis hematogen telah cepat diketahui. Setelah kutur
mikroorganisme dilakukan, regimen antibiotik parenteral (nafcillin [Unipen]
+ cefotaxime lain [Claforan] atau ceftriaxone [Rocephin])
• Osteomyelitis kronis pada orang dewasa lebih sulit disembuhkan dan
umumya diobati dengan antibiotik dan tindakan debridement. Terapi
antibiotik oral tidak dianjurkan untuk digunakan.
2.9 Tatalaksana
Debridement
Debridement pada pasien dengan osteomielitis kronis dapat dilakukan.
Kualitas debridement merupakan faktor penting dalam suksesnya
pengobatan. Setelah debridement dengan eksisi tulang, adalah hal
yang perlu untuk menghapuskan/menghilangkan dead space yang
dilakukan dengan memindahkan jaringan di atasnya. Pengobatan dead
space termasuk myoplasty lokal, pemindahan jaringan dan penggunaan
antibiotik.
2.10 Prognosis
Setelah mendapatkan terapi, umumnya Osteomyelitis akut
menunjukkan hasil yang memuaskan. Prognosis Osteomyelitis kronik
umumnya buruk walaupun dengan pembedahan, abses dapat terjadi
sampai beberapa minggu, bulan atau tahun setelahnya. Amputasi
mungkin dibutuhkan, khususnya pada pasien dengan diabetes atau
berkurangnya sirkulasi darah.