Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

OSTEOMIELITIS
Disusun oleh:
C h a r i s m o n R u m b e k wa n
C h r i st i n a A . Ka i p m a n
M a r i a n i A . M a n g ku t
S h a ra h A l l o L e m p a n g
PENDAHULUAN

Infeksi muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi; dapat


melibatkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat
berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan
jiwa. Osteomyelitis adalah suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan
struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik.

Referat ini berusaha merangkum mengenai patogenesis, diagnosis,


tatalaksana dan terutama pemeriksaan penunjang (radiologi) dari infeksi
muskuloskeletal tersebut.

BAB I BAB II BAB III


PENDAHULUAN

Infeksi muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi; dapat


melibatkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat
berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan
jiwa. Osteomyelitis adalah suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan
struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik.

Referat ini berusaha merangkum mengenai patogenesis, diagnosis,


tatalaksana dan terutama pemeriksaan penunjang (radiologi) dari infeksi
muskuloskeletal tersebut.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Tulang


2.2 Definisi
2.3 Etiologi
2.4 Patofisiologi
2.5 Klasifikasi Osteomyelitis
2.6 Penegakan Diagnosa
2.7 Gambaran Radiologi
2.8 Diagnosa Banding
2.9 Penatalaksanaan
2.10 Prognosis

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Tulang


Diafisis adalah bagian tengah tulang yang
berbentuk silinder. Bagian ini tersusun dari
tulang kortikal yang memiliki kekuatan yang
besar, dilapisi oleh selapis periosteum.
Metafisis adalah bagian tulang yang melebar
didekat ujung akhir batang. Metafisis
menompang sendi dan menyediakan daerah
yang cukup luas untuk perlekatan tendon dan
ligamen pada epifisis. Epifisis langsung
berbatasan dengan sendi tulang panjang yang
bersatu dengan metafisis.
BAB I BAB II BAB III
T I NJAUAN PUSTAKA

2.2 Definisi 2.3 Etiologi


Osteomyelitis adalah radang tulang Mikroorganisme dapat menginfeksi
yang disebabkan oleh organisme tulang melalui pembuluh darah,
piogenik (S. aureus), walaupun langsung melalui area lokal infeksi
berbagai agen infeksi lain juga dapat (seperti selulitis) atau melalui trauma
menyebabkannya. Infeksi dapat (dislokasi sendi)
tetap terlokalisasi atau dapat Tibia bagian distal, femur bagian
tersebar melalui tulang, melibatkan distal, humerus, radius dan ulna
sumsum, korteks, jaringan kanselosa bagian proksimal dan distal, vertebra,
dan periosteum. maksila, dan mandibula  beresiko
karena merupakan tulang yang banyak
vaskularisasinya.
BAB I BAB II BAB III
T I NJAUAN PUSTAKA

2.4 Patofisiologi
Kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui
1. luka penetrasi langsung,
2. melalui penyebaran hematogen dari situs infeksi didekatnya
ataupun dari struktur lain yang jauh, atau
3. selama pembedahan dimana jaringan tubuh terpapar dengan
lingkungan sekitarnya.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA
2.5 Klasifikasi
Osteomyelitis merupakan infeksi tulang dan sumsum tulang akut yang disebabkan
Hematogen oleh bakteri piogen dimana mikro – organisme berasal dari fokus
Akut ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah. Kelainan ini sering
ditemukan pada anak – anak dan sangat jarang pada orang dewasa.

Osteomyelitis biasanya disebabkan oleh S. aureus dan umumnya berlokasi dibagian


Hematogen distal femur dan proksimal tibia. Gejala Osteomyelitis hematogen
Subakut subakut lebih ringan oleh karena organisme penyebabnya kurang
purulen dan penderita lebih resisten.

Osteomyelitis merupakan lanjutan dari Osteomyelitis akut yang tidak terdiagnosis


Kronis atau tidak diobati dengan baik. Osteomyelitis kronis juga dapat
terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah tindakan operasi pada
tulang. S.aureus ( 75 %), atau E.colli, Proteus atau Pseudomonas.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA
2.6 Penegakkan Diagnosa
2.6.1 Anamnesa
Osteomyelitis berkembang secara progresif atau cepat. Gejala berupa nyeri yang konstan
Hematogen pada daerah infeksi, nyeri tekan dan terdapat gangguan fungsi anggota
Akut gerak yang bersangkutan. Gejala umum timbul berupa panas tinggi,
malaise serta nafsu makan menurun.
Osteomyelitis pada anak -anak dan remaja. Gambaran klinis berupa atrofi otot, nyeri lokal,
Hematogen sedikit pembengkakan dan dapat pula penderita menjadi pincang. Terdapat
Subakut rasa nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau mungkin
berbulan – bulan. Suhu tubuh biasanya normal.
Osteomyelitis Penderita sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari luka/sinus
Kronis setelah operasi yang bersifat menahun. Kelainan kadang - kadang disertai
demam dan nyeri lokal yang hilang timbul didaerah anggota gerak tertentu.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.6.2 Pemeriksaan Fisik • Edema


• Demam (terdapat pada 50% dari • Teraba hangat
neonatus) • Fluktuasi
• Nyeri tekan • Penurunan dalam penggunaan
• Gangguan pergerakan sendi oleh ekstremitas (misalnya
karena pembengkakan sendi dan ketidakmampuan dalam berjalan
gangguan akan bertambah berat bila jika tungkai bawah yang terlibat
terjadi spasme lokal. atau terdapat pseudoparalisis
• Ditemukan adanya sinus, fistel atau anggota badan pada neonatus).
sikatriks bekas operasi dengan nyeri • Kegagalan pada anak-anak untuk
tekan. (Osteomyelitis kronis) berdiri secara normal.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.6.3 Pemeriksaan Penunjang


• Pemeriksaan darah lengkap
• Kultur
• Radiologi

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

Foto polos
Pada osteomielitis awal, tidak
ditemukan kelainan pada
pemeriksaan radiograf. Setelah 7-
10 hari, dapat ditemukan adanya
area osteopeni, yang mengawali
destruksi cancellous bone.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

Ultrasound
Berguna untuk mengidentifikasi efusi sendi dan untuk mengevaluasi pasien
pediatrik dengan suspek infeksi sendi panggul. Teknik sederhana dan murah
telah menjanjikan, terutama pada anak dengan OM akut.
Radionuklir
Jarang dipakai untuk mendeteksi Osteomyelitis akut. Pencitraan ini sangat
sensitif namun tidak spesifik untuk mendeteksi infeksi tulang. Umumnya, infeksi
tidak bisa dibedakan dari neoplasma, infark, trauma, gout, stress fraktur, infeksi
jaringan lunak, dan artritis.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

CT Scan
CT scan dapat menggambarkan kalsifikasi
abnormal, osifikasi dan ketidaknormalan
intrakortikal. CT scan mungkin dapat
membantu dalam mengevaluasi lesi pada
tulang vetebra. CT scan juga lebih unggul
dalam area dengan anatomi yang kompleks,
contohnya pelvis, sternum, dan calcaneus.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

Magnetic resonance imaging (MRI) sangat


membantu dalam mendeteksi osteomielitis.
MRI lebih unggul jika dibandingkan dengan
radiografi, CT scan dan scintigrafi tulang MRI
memiliki sensitifitas 90-100% dalam
mendeteksi osteomielitis. MRI juga
memberikan gambaran resolusi ruang
anatomi dari perluasan infeksi. MRI efektif
dalam deteksi dini dan lokalisasi operasi
osteomyelitis.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.7
Gambaran Osteomyelitis Hematogen
Radiologi Akut
Pemeriksaan foto polos dalam
sepuluh hari pertama, tidak
ditemukan kelainan radiologik
yang berarti dan mungkin
hanya ditemukan
pembengkakan jaringan lunak.
Ultrasound image of the left hip
shows a large joint effusion

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

Proyeksi lateral Menunjukkan lesi osteolitik Tampak destruksi


pada tibia terlihat halus pada metafisis tulang tibia dengan
gambaran sklerotik dan hilangnya gambaran
di diametafisis kortikal dari humerus medial
pembentukan tulang
tibia (panah hitam) subperiosteal

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.7
Gambaran Osteomyelitis Hematogen
Radiologi Subakut
Dengan foto rontgen biasanya
ditemukan kavitas
berdiameter 1-2 cm terutama
pada daerah metafisis dari
tibia dan femur atau kadang –
kadang pada daerah diafisis Gambaran radiologik dari abses
Brodie yang dapat ditemukan
tulang panjang.
pada osteomyelitis sub akut/kronik.
Pada gambar terlihat kavitas
yang dikelilingi oleh daerah sklerosis.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.7
Gambaran Osteomyelitis Kronis
Radiologi Pada foto rontgen dapat
ditemukan adanya tanda –
tanda porosis dan sklerosis
tulang, penebalan periost,
elevasi periosteum dan
mungkin adanya sekuestrum.
Proyeksi AP wrist terlihat gambaran
lesi osteolitik dan sclerosis extensive
dibagian distal metafisis pada radius.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

Osteomyelitis lanjut pada Gambaran CT pada Osteomyelitis kronik. (A) In this tibia, chronic
seluruh tibia dan fibula osteomyelitis is associated with a radiodense sharply
kanan. Ditandai dengan marginatedfocus within a lucent cavity (arrow). (B) Coronal
adanya gambaran reformatted image.(C & D) Transaxialimages. CT scanning can be
sekuestrum (panah). used to identify sequestered bone as in these tibiae

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.7
Gambaran Osteomyelitis pada Tulang
Radiologi Lain
Tengkorak
Terjadi akibat perluasan
infeksi di kulit kepala atau
sinusitis frontalis. Proses
destruksi bisa setempat atau
difus. Reaksi periosteal
biasanya tidak ada atau sedikit CT-SCAN kepala pada pasien
dengan Osteomyelitis Tuberkulosis
sekali.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.7
Gambaran Osteomyelitis pada Tulang
Radiologi Lain
Mandibula
Terjadi akibat komplikasi
fraktur, abses gigi, atau
ekstraksi gigi. Infeksi terjadi
melalui kanal pulpa
merupakan yang paling sering
dan diikuti hygiene oral yang
buruk dan kerusakan gigi.
Osteomielitis pada mandibula

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.7
Gambaran Osteomyelitis pada Tulang
Radiologi Lain
Pelvis
Osteomyelitis pada tulang pelvis
paling sering terjadi pada bagian
sayap tulang ilium dan dapat meluas
ke sendi sakroiliaka. Pada foto
terlihat gambaran destruksi tulang
yang luas, bentuk tak teratur,
biasanya dengan sekuester yang
multipel. Sering terlihat sklerosis
pada tepi lesi.
Osteomielitis pada pelvis

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.7
Osteomyelitis pada Tulang
Gambaran
Lain
Radiologi
Vertebra
Osteomyelitis pada vertebra
jarang terjadi, hanya 10% dari
seluruh infeksi dan dapat muncul
pada seluruh usia. Penyebab
terbanyak ialah S. aureus dan E.
coli. Pasien yang menderita
penyakit ini sering memiliki
riwayat infeksi kulit atau pelvis
Osteomielitis pada vertebra

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.7
Gambaran Osteomyelitis pada Tulang
Radiologi Lain
Osteomyelitis Tuberkulosa
Osteomyelitis tuberkulosa
selalu merupakan penyebaran
sekunder dari kelainan
tuberkulosa di tempat lain,
terutama paru. penyebaran
infeksi secara hematogen dan
biasanya mengenai anak –
anak. Osteomielitis tuberkulosa

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.8 Diagnosa Banding


Osteo Sarkoma
Gambaran radiologik : tampak destruksi tulang yang
berawal pada medula dan terlihat sebagai daerah
yang radiolusen dengan batas yang tidak tegas. Pada
stadium dini terlihat reaksi periosteal seperti garis –
garis tegak (Sunray appearance). Dengan
membesarnya tumor, selain korteks juga tulang
subperiosteal akan dirusak oleh tumor yang meluas
ke luar tulang, berbentuk segitiga (segitiga codman).
Pada stadium dini Gambaran tumor ini sukar
Gambaran Radiologik
dibedakan dengan Osteomyelitis. osteosarkoma

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

Gambaran Radiologik osteosarkoma

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.8 Diagnosa Banding


Sarkoma Ewing
Gambaran radiologik : tampak lesi destruksi yang
bersifat infiltrat yang berawal dimedula, pada foto
terlihat sebagai daerah – daerah radiolusen. Tumor
cepat merusak korteks dan tampak reaksi periosteal,
sebagai garis – garis yang berlapis – lapis menyerupai
kulit bawang (onion peel appearance). Tumor
membesar dengan cepat, biasanya dalam beberapa
minggu tampak destruksi tulang yang luas dan
pembengkakan jaringan lunak yang besar karena
Gambaran Radiologik
infiltrasi tumor ke jaringan sekitar tulang. sarkoma ewing

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.9 Tatalaksana
Terapi Antibiotik
• Osteomyelitis hematogen akut diobati dengan evaluasi tepat terhadap
mikroorganisme penyebab dan kelemahan mikroorganisme tersebut dan 4-
6 minggu terapi antbiotik yang tepat. Debridement tidak perlu dilakukan
jika diagnosis Osteomyelitis hematogen telah cepat diketahui. Setelah kutur
mikroorganisme dilakukan, regimen antibiotik parenteral (nafcillin [Unipen]
+ cefotaxime lain [Claforan] atau ceftriaxone [Rocephin])
• Osteomyelitis kronis pada orang dewasa lebih sulit disembuhkan dan
umumya diobati dengan antibiotik dan tindakan debridement. Terapi
antibiotik oral tidak dianjurkan untuk digunakan.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.9 Tatalaksana
Debridement
Debridement pada pasien dengan osteomielitis kronis dapat dilakukan.
Kualitas debridement merupakan faktor penting dalam suksesnya
pengobatan. Setelah debridement dengan eksisi tulang, adalah hal
yang perlu untuk menghapuskan/menghilangkan dead space yang
dilakukan dengan memindahkan jaringan di atasnya. Pengobatan dead
space termasuk myoplasty lokal, pemindahan jaringan dan penggunaan
antibiotik.

BAB I BAB II BAB III


T I NJAUAN PUSTAKA

2.10 Prognosis
Setelah mendapatkan terapi, umumnya Osteomyelitis akut
menunjukkan hasil yang memuaskan. Prognosis Osteomyelitis kronik
umumnya buruk walaupun dengan pembedahan, abses dapat terjadi
sampai beberapa minggu, bulan atau tahun setelahnya. Amputasi
mungkin dibutuhkan, khususnya pada pasien dengan diabetes atau
berkurangnya sirkulasi darah.

BAB I BAB II BAB III


KESIMPULAN Osteomyelitis adalah infeksi tulang atau sumsum tulang. Osteomyelitis
dapat menyerang orang pada semua usia.

Pada pemeriksaan foto polos radiologi akan kita dapatkan hilangnya


gambaran fasia, gambaran litik pada tulang (radiolusen), sequester dan
involucrum.
Pada CT scan pun akan didapatkan gambaran serupa, namun gambaran
tampak lebih jelas, gambaran didapat dari segala arah.

Gambaran MRI lebih jelas menunjukkan perluasan patologis tulang dan


jaringan lunak sekitarnya.

Gambaran radiografi foto polos Osteomyelitis sangat khas dan diagnosis


dapat mudah dibuat disesuaikan dengan riwayat klinis, sehingga
pemeriksaan radiologis tambahan lainnya seperti CT, dan MRI jarang
diperlukan.

BAB I BAB II BAB III


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai