PENDAHULUAN
Penyakit diare adalah penyebab utama morbiditas dan kematian anak di negara
berkembang, dan penyebab penting kekurangan gizi. Pada tahun 2003 diperkirakan 1.87 juta
anak-anak di bawah 5 tahun meninggal karena diare. Delapan dari 10 kematian ini terjadi
dalam dua tahun pertama kehidupan. Rata-rata, anak-anak di bawah usia 3 tahun pada
negara-negara berkembang mengalami tiga episode diare setiap tahun. Diare yang terjadi
pada banyak negara, termasuk kolera, juga merupakan penyebab penting morbiditas di antara
anak-anak dan orang dewasa.
Unsur penting dalam pengelolaan anak dengan diare adalah penyediaan terapi
rehidrasi oral dan terus menyusui, dan penggunaan antimikroba hanya untuk anak dengan
diare berdarah, kasus kolera yang parah, atau infeksi non-usus serius. Para pengasuh anak-
anak yang masih muda juga harus diajarkan tentang praktek-praktek cara pemberian
makanan dan kebersihan yang dapat mengurangi morbiditas diare
Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun
komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di antaranya adalah
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia, gangguan berbagai organ
tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian
menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative
yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan komplikasinya.
1
Sedangkan World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan pedoman
penatalaksanaan diare terbaru pada tahun 2005.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam kepadatan
dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per hari (Ramaiah, 2007:13).
Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri ini sangat
senang berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk mencegah terjadinya
diare, makanan yang diberikan kepada anak harus hygenis. Jangan lupa juga untuk selalu
mencuci tangan dengan bersih (Widjaja. 2005:26).
Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi
buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair,
bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan
berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui, pada
kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan
konsistensi feses padat atau keras.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah
atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
2.2 Klasifikasi Diare
Diare terdiri dari beberapa jenis yang dibagi secara klinis, yaitu :
Diare cair akut (termasuk kolera), berlangsung selama beberapa jam atau hari.
mempunyai bahaya utama yaitu dehidrasi dan penurunan berat badan juga dapat terjadi
jika makan tidak dilanjutkan.
3
Diare akut berdarah, yang juga disebut disentri, mempunyai bahaya utama yaitu
kerusakan mukosa usus,sepsis dan gizi buruk, mempunyai komplikasi seperti dehidrasi.
Diare persisten, yang berlangsung selama 14 hari atau lebih, bahaya utamanya adalah
malnutrisi dan infeksi non-usus serius dan dehidrasi.
Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor) mempunyai bahaya utama
adalah infeksi sistemik yang parah, dehidrasi, gagal jantung dan kekurangan vitamin dan
mineral.
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi
enam golongan:
4
mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih, sudah tercemar, dan mengandung
bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah, alhasil terjadilah diare.
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan. Faktor
lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab diare. Makanan
yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik oleh anak dan
keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh
infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus oleh agen penyebab :
a. Faktor infeksi : Bakteri, virus, parasit, candida
b. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi pada anak-anak)
c. Faktor malbabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein
d. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran yang
dimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan
e. Faktor psikologis : rasa takut, cemas
2.4 Patofisiologi Diare
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan bising usus
dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen iritasi atau agen infeksi.
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air
dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare dan absorpsi air serta elektrolit terganggu.
Sebagai homeostasis tubuh, sebagai akibat dari masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka
ada upaya untuk segera mengeluarkan agen tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus
dan HCO3 yang berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan
5
elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, dan
gangguan sirkulasi darah
6
7
2.6 Manifestasi Klinis Diare
8
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul
oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus
ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
2.7 Pencegahan Diare
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
An. S usia 10 tahun datang ke RS X di temani oleh ibunya. Ibu mengatakan sudah 4
hari An.S BABnya encer, An.S juga mengeluh pusing dan mual muntah setiap selesai
makan, BB sebelum sakit 33kg BB setelah sakit 24kg ibu juga mengatakan anak merasa
lemas tidak bisa melakukan aktifitas rutin sehari hari. Pemeriksaan yang didapat
TD : 100/80 mmHg, RR : 22x permenit, S : 38,0 C, Nadi : 55x permenit
3.2 Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 DS : Ibu berkata anak mengeluh Defisit Volume Cairan Diare
badannya lemas
DO : BAB encer selama 4 hari, Malabsorbsi Karbohidrat,
dehidrasi le,ak protein
Hiperperistaltik
Dehidrasi
10
terjadi penurunan BB hingga 10kg, bakteri
S : 38,OC
Sel cerna terakumulasi
toksin
Mual, muntah
Anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
3 DS : Ibu pasien mengatakan badan Intoleransi Aktivitas Makanan yang
lemas, tidak bisa melakukan terkontaminasi
aktifitas sehari-hari
DO : BB turun 10kg setelah sakit, Bakteri masuk melalui
TD 100/80, dehidrasi, terlihat lemas saluran cerna
Melepas toksin
Hiperperistaltik
Diare
Dehidrasi
Kelemahan/lemas
11
Intoleransi Aktifitas
12
3.4 Asuhan Keperawatan Diare
13
no Skala Di prthn Di tngkt 9. Berikan cairan dengan tepat
1. Turgor kulit 3 5 10. Dukung pasien dan keluarga untuk
2. Membran membantu dalam pemberian makan
3 4
mukosa lembap dengan baik
3. Intake cairan 3 5
4. Diare 3 4 11. Tawari makan ringan (misalnya,
5. Kehilangan berat minuman ringan dan buah-buahan
3 4
badan segar/jus)
6. Perfusi jaringan 3 5
12. Konsultasikan kepada dokter jika tanda-
7. Output urin 3 5
tanda dan gejala kekurangan volume
cairan menetap
0460 Manajemen Diare
Definisi : manajemen dan penyembuhan diare
1. Tentukan riwayat diare
2. Ambil tinja untuk pemeriksaan kultur
dan sensifitas bila diare berlanjut
3. Evaluasi profil pengobatan terhadap
adanya efek samping pada
gastrointestinal
4. Ajari pasien obat antidiare secara tepat
5. Evaluasi kandungan nutrisi dari
makanan yang sudah di konsumsi
sebelumnya
14
6. Berikan makanan dalam porsi kecil dan
lebih sering serta tingkatkan porsi secara
bertahap
7. Anjurkan pasien menghindari makanan
pedas dan yang menimbulkan gas dalam
perut
8. Monitor tanda dan gejala diare lanjut
9. Intruksikan pasien untuk memberi tahu
staf setiap kali mengalami episode diare
10. Amati turgor kulit secara berkala
11. Ukur diare/output pencernaan
12. Timbang asien secara berkala
13. Beritahu dokter jika terjadi peningkatan
frekuensi atau suara perut
14. Konsultasikan kepada dokter jika tanda
dan gejala diare menetap
15. Instruksikan dien rendah serat, tinggi
protein, tinggi kalori sesuai kebutuhan
15
Nutrisi : kurang dari Definisi : sejauh mana nutrisi di cerna dan di sera Definisi : menyediakan dan meningkatkan
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan metabolik intake nutrisi yang seimbang
Definisi : asupan nutrisi No Skala Di perthn Di tngkt 1. Tentukan status gizi asien dan
tidak cukup untuk 1. Asupan gizi 3 4 kemampuan asien untuk memenuhi
2. Asupan
memenuhi kebutuhan 2 4 kebutuhan gizi
makanan
metabolic 3. Asupan cairan 3 5 2. Identifikasi adanya alergi atau
4. Rasio berat intoleransi makanan yang dimiliki
2 4
badan pasien
5. Hidrasi 2 5
6. Energi 3 5 3. Intruksikan pasien mengenai kebutuhan
nutrisi
1008 Status Nutrisi : makanan dan cairan 4. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
No Skala Di perthn Di tngkt yang di butuhkan untuk memenuhi
1. Asupan
persyaratan gizi
makanan secra 3 5
5. Berikan pilihan makanan sambil
oral
2. Asupan cairan menawarkan bimbingan terhadap
3 5 pilihan makanan yang lebih sehat
secara oral
3. Asupan cairan 6. Atur diet yang di perlukan
3 5
intravena 7. Tawarkan makanan ringan yang padat
gizi
3. Intoleransi aktifitas 0001 Daya tahan 0180 Manajemen energi
Definisi : ketidakcukupan Definisi : kemampuan untuk mempertahankan Definisi : pengaturan energi yang di gunakan
energi psikologis atau aktifitas untuk menangani atau mencegah kelelahan dan
fisiologis untuk No Skala Di perthn Di tngkt mengoptimalkan fungsi
16
mempertahankan atau 1. Melakukan 1. Anjurkan pasien mengungkapkan
2 4
menyeleaikan aktifitas aktifitas rutin perasaan secara verbal mengenai
kehidupan sehari-hari 2. Aktifitas fisik 2 4 keterbatasan yang di alami
3. Daya tahan otot 3 5
yang harus atau yag ingin 4. Kelemasan 2 4 2. Gunakan instrumen yang valid untuk
di lakukan 5. Konsentrasi 3 4 mengukur kelelahan
6. Hemoglobin 3 5
7. Oksigen darah 3. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas
beraktifitas kesehatan
4. Monitor intake/asupan nutrisi untuk
mengetahui sumber energi yang adekuat
5. Konsulkan dengan ahli gizi mengenai
cara meningkatkan asupan energi dari
makanan
6. Anjurkan aktifitas fisik (misalnya,
ambuasi, ADL) sesuai kemampuan
energi pasien
17
sesuai kebutuhan
9. Anjurkan pasien untuk menghubungi
tenaga kesehatan jika tingkat kelemahan
tidak berkurang
18
19
3.5 Evaluasi
Konsentrasi BAB pasien padat
BB pasien kembali seperti semula
Pasien tidak merasakan pusing lagi
Nafsu makan kembali seperti sebelumnya
Tidak mengalami demam
Pasien bisa beraktifitas kembali seperti biasanya
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau
lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar,
maka muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah adanya
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru kebutuhan dan nausea.
Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan, diantaranya :
Banyak minum (oralit)
Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)
Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan metronidazole)
Diit tinggi protein dan rendah residu
Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen
Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal
carboadsorben
Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit
Cegah komplikasi
4.2 Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kami meminta kritik dan
saran dari para pembaca serta dosen pembimbing agar makalah kami menjadi
sempurna dan jauh lebih baik dari sebelumnya, kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bisa lebih bermanfaat bagi
pembaca.
21
DAFTAR PUSTAKA
Nanda International. 2009. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi. Jakarta : EGC.
22