Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit diare adalah penyebab utama morbiditas dan kematian anak di negara
berkembang, dan penyebab penting kekurangan gizi. Pada tahun 2003 diperkirakan 1.87 juta
anak-anak di bawah 5 tahun meninggal karena diare. Delapan dari 10 kematian ini terjadi
dalam dua tahun pertama kehidupan. Rata-rata, anak-anak di bawah usia 3 tahun pada
negara-negara berkembang mengalami tiga episode diare setiap tahun. Diare yang terjadi
pada banyak negara, termasuk kolera, juga merupakan penyebab penting morbiditas di antara
anak-anak dan orang dewasa.

Unsur penting dalam pengelolaan anak dengan diare adalah penyediaan terapi
rehidrasi oral dan terus menyusui, dan penggunaan antimikroba hanya untuk anak dengan
diare berdarah, kasus kolera yang parah, atau infeksi non-usus serius. Para pengasuh anak-
anak yang masih muda juga harus diajarkan tentang praktek-praktek cara pemberian
makanan dan kebersihan yang dapat mengurangi morbiditas diare

Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun
komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di antaranya adalah
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia, gangguan berbagai organ
tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian
menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative
yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan komplikasinya.

Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, sebenarnya


masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Tetapi pada kasus ini difokuskan
pada kasus diare, sehingga tindakan keperawatan lebih banyak diarahkan pada rehidrasi
pasien, dan ternyata  banyak sekali yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan. Pedoman
penatalaksanaan diare di Indonesia saat ini merujuk pada pedoman penatalaklaksanaan diare
yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) pada tahun 1999.

1
Sedangkan World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan pedoman
penatalaksanaan diare terbaru pada tahun 2005.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan diare ?
2. Apa saja klasifikasi diare ?
3. Apa penyebab dari diare ?
4. Bagaimana patofisiologi dari diare ?
5. Seperti apa tanda dan gejala diare ?
6. Apa saja komplikasi pada diare ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada diare ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari diare
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari diare
3. Untuk mengetahui etiologi dari diare
4. Untuk mengetahui patofisiologi diare
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari diare
6. Untuk mengetahui komplikasi dari diare
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari diare

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Diare

Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam kepadatan
dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga  kali atau lebih per hari (Ramaiah, 2007:13).

Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri ini sangat
senang berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk mencegah terjadinya
diare, makanan yang diberikan kepada anak harus hygenis. Jangan lupa juga untuk selalu
mencuci tangan dengan bersih (Widjaja. 2005:26).

Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare adalah kehilanangn


cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuiensi satu kali atau lebih
buang air bentuk tinja encer atau cair.

Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi
buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair,
bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan
berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui, pada
kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan
konsistensi feses padat atau keras.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah
atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
2.2 Klasifikasi Diare

Diare terdiri dari beberapa jenis yang dibagi secara klinis, yaitu :

 Diare cair akut (termasuk kolera), berlangsung selama beberapa jam atau hari.
mempunyai bahaya utama yaitu dehidrasi dan penurunan berat badan juga dapat terjadi
jika makan tidak dilanjutkan.

3
 Diare akut berdarah, yang juga disebut disentri, mempunyai bahaya utama yaitu
kerusakan mukosa usus,sepsis dan gizi buruk, mempunyai komplikasi seperti dehidrasi.
 Diare persisten, yang berlangsung selama 14 hari atau lebih, bahaya utamanya adalah
malnutrisi dan infeksi non-usus serius dan dehidrasi.
 Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor) mempunyai bahaya utama
adalah infeksi sistemik yang parah, dehidrasi, gagal jantung dan kekurangan vitamin dan
mineral.

2.3 Etiologi Diare

Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi
enam golongan:

a. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.


b. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
c. Alergi.
d. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
e. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
f. Penyebab lain.
Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes yang sering ditemukan di
lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Setelah melalui pemeriksaan
laboratorium, sumber penularannya berasal dari makanan atau minuman yang tercemar
virus. Konkretnya, kasus diare berkaitan dengan masalah lingkungan dan perilaku.
Perubahan dari musim kemarau ke musim penghujan yang menimbulkan banjir, kurangnya
sarana air bersih, dan kondisi lingkungan yang kurang bersih menyebabkan meningkatnya
kasus diare. Fakta yang ada menunjukkan sebagian besar pasien ternyata tinggal di kawasan
kurang bersih dan tidak sehat.
Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air sungai yang
jelas-jelas kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air besar. Jelas airnya tak bisa
digunakan. Jangan heran kalau kemudian penderita diare sangat banyak karena
menggunakan air yang sudah tercemar oleh kuman maupun zat kimia yang meracuni tubuh.
Masalah perilaku juga bisa menyebabkan seseorang mengalami diare. Misalnya,

4
mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih, sudah tercemar, dan mengandung
bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah, alhasil terjadilah diare.
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan. Faktor
lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab diare. Makanan
yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik oleh anak dan
keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh
infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi  usus oleh agen penyebab :
a. Faktor infeksi : Bakteri, virus, parasit, candida
b. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi pada anak-anak)
c. Faktor malbabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein
d. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran yang
dimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan
e. Faktor psikologis : rasa takut, cemas
2.4 Patofisiologi Diare

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus


enteris, VirusNorwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli,
Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin
atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis
akut.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan bising usus
dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen iritasi atau agen infeksi.
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air
dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare dan absorpsi air serta elektrolit terganggu.
Sebagai homeostasis tubuh, sebagai akibat dari masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka
ada upaya untuk segera mengeluarkan agen tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus
dan HCO3 yang berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan

5
elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, dan
gangguan sirkulasi darah

6
7
2.6 Manifestasi Klinis Diare

 Bising usus meningkat, sakit perut atau mules


 Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+)
 Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma
 Pemeriksaan mikro organisme (+) ( misalnya amoeba)
 Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri amuba)
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
 Kram abdominal
 Demam
 Mual dan muntah
 Anoreksia
 Lemah
 Pucat
 Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
 Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,


hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang
berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang
menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik
yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang,
mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta
suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan
dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak
terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena
kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.

8
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul
oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus
ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
2.7 Pencegahan Diare

Penyakit diare dapat dicegah melalui ( Widoyono, 2005: 151 )


A. Menggunakan air bersih
Tanda-tanda air bersih : tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
B. Memasak air sampai mendidih sebolum diminum untuk mematikan sebagian besar
kuman penyakit.
C. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan
sehat.
 Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
 Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
 Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan
tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa.
D. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
E. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
F. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau bisa
membawa makanan sendiri saat ke sekolah
G. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih
dan jamban/WC yang memadai.
H. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara
jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar
air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk
keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Kasus
An. S usia 10 tahun datang ke RS X di temani oleh ibunya. Ibu mengatakan sudah 4
hari An.S BABnya encer, An.S juga mengeluh pusing dan mual muntah setiap selesai
makan, BB sebelum sakit 33kg BB setelah sakit 24kg ibu juga mengatakan anak merasa
lemas tidak bisa melakukan aktifitas rutin sehari hari. Pemeriksaan yang didapat
TD : 100/80 mmHg, RR : 22x permenit, S : 38,0 C, Nadi : 55x permenit
3.2 Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 DS : Ibu berkata anak mengeluh Defisit Volume Cairan Diare
badannya lemas
DO : BAB encer selama 4 hari, Malabsorbsi Karbohidrat,
dehidrasi le,ak protein

Makanan tidak di serap

Tekanan osmotik cairan


usus meningkat

Volume usus meningkat

Hiperperistaltik

Dehidrasi

Defisit Volume cairan

2 DS : Ibu Pasien mengatakan anak Ketidakseimbangan Diare


mual muntah ketika makan nutrisi kurang dari
DO : BB sehat 35kg BB sakit 25 kebutuhan Makanan terkontaminasi

10
terjadi penurunan BB hingga 10kg, bakteri
S : 38,OC
Sel cerna terakumulasi
toksin

Mual, muntah

Anoreksia

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
3 DS : Ibu pasien mengatakan badan Intoleransi Aktivitas Makanan yang
lemas, tidak bisa melakukan terkontaminasi
aktifitas sehari-hari
DO : BB turun 10kg setelah sakit, Bakteri masuk melalui
TD 100/80, dehidrasi, terlihat lemas saluran cerna

Melepas toksin

Melukai sel mukosa usus

Kerusakan mukosa usus

Hiperperistaltik

Diare

Dehidrasi

Kelemahan/lemas

11
Intoleransi Aktifitas

3.3 Diagnosis Keperawatan

Berikut diagnosis utama dari diare yaitu:

1. Defisit Volume Cairan


2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
3. Intoleransi Aktivitas

12
3.4 Asuhan Keperawatan Diare

No Diagnosis Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


1. Defisien Volume cairan 0601 Keseimbangan cairan 4120 Manajemen cairan
Definisi : penurunan Definisi : keseimbangan cairan di dalam ruang Definisi : meningkatkan keseimbangan cairan
cairan intravaskuler, intraseluler dan ekstraseluler tubuh dan pencegahan komplikasi yang di hasilkan
interstitial, dan atau no Skala Di prthn Di tngkt dari tingkat cairan tidak normal atau tidak
intravaskuler ini 1. Tekanan darah 3 4 diinginkan
mengacu pada dehidrasi, 2. Denyut nadi 3 4 1. Timbang berat badan setiap hari dan
3. Keseimbangan
kehilangan cairan saja monitor status pasien
intake dan
tanpa perubahan natrium 3 5 2. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat
output dalam 24
output pasien
jam
4. Berat badan 3. Monitor status hidrasi (misalnya,
3 4 membran mukosa lembab, denyut nadi
stabil
5. Turgor kulit 3 5 adekuat, dan tekanan darah ortostatik)
6. Kelembapan 4. Monitor tanda vital pasien
3 4
mukosa 5. Monitor perubahan berat badan pasien
7. Pusing 3 5 sebelum dan setelah dialisis
6. Monitor makanan/cairan yang di
konsumsi dan hitung asupan kalori
harian
0602 Hidrasi
7. Berikan terapi IV yang di tentukan
Definisi : (ketersediaan) air yang cukup dalam
8. Monitor status gizi
komartemen intraseluler dan ekstraseluler tubuh

13
no Skala Di prthn Di tngkt 9. Berikan cairan dengan tepat
1. Turgor kulit 3 5 10. Dukung pasien dan keluarga untuk
2. Membran membantu dalam pemberian makan
3 4
mukosa lembap dengan baik
3. Intake cairan 3 5
4. Diare 3 4 11. Tawari makan ringan (misalnya,
5. Kehilangan berat minuman ringan dan buah-buahan
3 4
badan segar/jus)
6. Perfusi jaringan 3 5
12. Konsultasikan kepada dokter jika tanda-
7. Output urin 3 5
tanda dan gejala kekurangan volume
cairan menetap
0460 Manajemen Diare
Definisi : manajemen dan penyembuhan diare
1. Tentukan riwayat diare
2. Ambil tinja untuk pemeriksaan kultur
dan sensifitas bila diare berlanjut
3. Evaluasi profil pengobatan terhadap
adanya efek samping pada
gastrointestinal
4. Ajari pasien obat antidiare secara tepat
5. Evaluasi kandungan nutrisi dari
makanan yang sudah di konsumsi
sebelumnya

14
6. Berikan makanan dalam porsi kecil dan
lebih sering serta tingkatkan porsi secara
bertahap
7. Anjurkan pasien menghindari makanan
pedas dan yang menimbulkan gas dalam
perut
8. Monitor tanda dan gejala diare lanjut
9. Intruksikan pasien untuk memberi tahu
staf setiap kali mengalami episode diare
10. Amati turgor kulit secara berkala
11. Ukur diare/output pencernaan
12. Timbang asien secara berkala
13. Beritahu dokter jika terjadi peningkatan
frekuensi atau suara perut
14. Konsultasikan kepada dokter jika tanda
dan gejala diare menetap
15. Instruksikan dien rendah serat, tinggi
protein, tinggi kalori sesuai kebutuhan

2. Ketiakseimbangan 1004 Status Nutrisi 1100 Manajemen nutrisi

15
Nutrisi : kurang dari Definisi : sejauh mana nutrisi di cerna dan di sera Definisi : menyediakan dan meningkatkan
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan metabolik intake nutrisi yang seimbang
Definisi : asupan nutrisi No Skala Di perthn Di tngkt 1. Tentukan status gizi asien dan
tidak cukup untuk 1. Asupan gizi 3 4 kemampuan asien untuk memenuhi
2. Asupan
memenuhi kebutuhan 2 4 kebutuhan gizi
makanan
metabolic 3. Asupan cairan 3 5 2. Identifikasi adanya alergi atau
4. Rasio berat intoleransi makanan yang dimiliki
2 4
badan pasien
5. Hidrasi 2 5
6. Energi 3 5 3. Intruksikan pasien mengenai kebutuhan
nutrisi
1008 Status Nutrisi : makanan dan cairan 4. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
No Skala Di perthn Di tngkt yang di butuhkan untuk memenuhi
1. Asupan
persyaratan gizi
makanan secra 3 5
5. Berikan pilihan makanan sambil
oral
2. Asupan cairan menawarkan bimbingan terhadap
3 5 pilihan makanan yang lebih sehat
secara oral
3. Asupan cairan 6. Atur diet yang di perlukan
3 5
intravena 7. Tawarkan makanan ringan yang padat
gizi
3. Intoleransi aktifitas 0001 Daya tahan 0180 Manajemen energi
Definisi : ketidakcukupan Definisi : kemampuan untuk mempertahankan Definisi : pengaturan energi yang di gunakan
energi psikologis atau aktifitas untuk menangani atau mencegah kelelahan dan
fisiologis untuk No Skala Di perthn Di tngkt mengoptimalkan fungsi

16
mempertahankan atau 1. Melakukan 1. Anjurkan pasien mengungkapkan
2 4
menyeleaikan aktifitas aktifitas rutin perasaan secara verbal mengenai
kehidupan sehari-hari 2. Aktifitas fisik 2 4 keterbatasan yang di alami
3. Daya tahan otot 3 5
yang harus atau yag ingin 4. Kelemasan 2 4 2. Gunakan instrumen yang valid untuk
di lakukan 5. Konsentrasi 3 4 mengukur kelelahan
6. Hemoglobin 3 5
7. Oksigen darah 3. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas

ketika 3 5 yang di butuhkan untuk menjaga

beraktifitas kesehatan
4. Monitor intake/asupan nutrisi untuk
mengetahui sumber energi yang adekuat
5. Konsulkan dengan ahli gizi mengenai
cara meningkatkan asupan energi dari
makanan
6. Anjurkan aktifitas fisik (misalnya,
ambuasi, ADL) sesuai kemampuan
energi pasien

7. Evaluasi secara perlahan kenaikan level


aktivitas pasien
8. Bantu pasien untuk memantau secara
mandiri dengan mencatat intake/asupan
kalori dan energi yang di gunakan

17
sesuai kebutuhan
9. Anjurkan pasien untuk menghubungi
tenaga kesehatan jika tingkat kelemahan
tidak berkurang

0140 Peningkat Mekanika tubuh


Definisi : memfasilitasi penggunaan postur dan
pergerakan dalam aktivitas sehari hari untuk
mencegah kelelahan dan ketegangan atau injuri
muskulokeletal
1. Kaji komitmen pasien untuk belajar dan
menggunakan postur tubuh yang benar
2. Kolaborasikan dengan fisioterapis
dalam mengembangkan peningkatan
mekanka tubuh sesuai indikasi
3. Gunakan prinsip mekanika tubuh ketika
menangani pasien
4. Bantu pasien untuk memilih aktivitas
pemanasan sebelum memulai latihan
atau memulai pekerjaan yang tidak di
lakukan secara rutin sebelumnya

18
19
3.5 Evaluasi
 Konsentrasi BAB pasien padat
 BB pasien kembali seperti semula
 Pasien tidak merasakan pusing lagi
 Nafsu makan kembali seperti sebelumnya
 Tidak mengalami demam
 Pasien bisa beraktifitas kembali seperti biasanya

20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau
lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar,
maka muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah adanya
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru kebutuhan dan nausea.
Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan, diantaranya :
 Banyak minum (oralit)
 Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)
 Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan metronidazole)
 Diit tinggi protein dan rendah residu
  Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang  abdomen
 Tintura opium dan paregorik  untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal
carboadsorben
 Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit
 Cegah komplikasi
4.2 Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kami meminta kritik dan
saran dari para pembaca serta dosen pembimbing agar makalah kami menjadi
sempurna dan jauh lebih baik dari sebelumnya, kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bisa lebih bermanfaat bagi
pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA

Widjaja. 2007. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan Pemberantasannya.


Jakarta: Erlangga.
Hery Garna, Emelia Suroto, Hamzah, Heda Melinda D Nataprawira, Dwi Prasetyo. 2005. Diare
Akut Dalam: Pedoman Diagnosis Dan Terapi Olmu Kesehatan Anak Edisi Ke-3.
Bandung: Bagian /SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Padjajaran/ RSUP HASAN
SADIKIN BANDUNG. Hal. 271-278
Potter, Patricia A. 2006. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta :
EGC.

Nanda International. 2009. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi. Jakarta : EGC.

22

Anda mungkin juga menyukai