Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MOROWALI

PROVINSI SULAWESI TENGAH

Rahmawati1
Muliha Halim2
Abdullah Igo3
1
Aumni Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UHO
Email: rahmawati020292@gmail.com
2
Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UHO
Email: mulihahalim09@yahoo.com
3
Aumni Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UHO
Email: abdullah_igo@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapatan kelapa sawit di kabupaten
morowali sulawesi tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui Kuisioner, Wawancara dan Dokumentasi. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode R/C Ratio.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi geografis Kecamatan Bungku Barat memiliki luas
758,93 km2, karakteristik petani dalam penelitian ini di dominasi oleh responden yang berjenis kelamin
laki-laki dengan jumlah sebanyak 43 orang (87,76%) dan perempuan sebanyak 6 orang (12,24%). umur
tanaman kelapa sawit tertinggi adalah tanaman pada umur 5 tahun sebanyak 22 orang (44,90%). Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat penanaman kelapa sawit di daerah ini masih tergolong baru mulai,
bahwa jumlah petani yang memiliki luas lahan terbanyak adalah pada luas lahan 2 hektar yaitu
sebanyak 16 orang (32,65%), kemudian disusul dengan luas lahan terkecil yaitu 6 dan 9 hektar sebanyak
masing-masing 1 orang (2,04%). Untuk mendukung produktifitas tanaman kelapa sawit harus dilakukan
pemupukan. Pemupukan pada tanaman yang telah menghasilkan buah (masa TM) berguna untuk tanaman
sebagai nutrisi untuk pembentukan buah, pertumbuhan, dan perkembangan kelapa sawit. Pada umumnya
masyarakat di Kecamatan Bungku Barat memberikan pupuk pada perkebunan sawitnya jenis NPK, Urea,
ZA dan SP36, dosis yang diaplikasikan beragam 0,5-1 kg per batang dengan rotasi pemupukan 6 bulan
sekali. Analisis usaha tani dilakukan dengan menghitung pendapatan dan rasio R/C usaha tani pertanian
kelapa sawit, berdasarkan biaya operasional perawatan tanpa biaya investasi tanaman di Kecamatan
Bungku Barat.

Kata kunci : Penndapatan petani kelapa sawit.

PENDAHULUAN bahan nonpangan untuk keperluan industri. Kelapa


Sub sektor perkebunan mempunyai Sawit (Alaisis guinensis jack) merupakan komoditi
peranan yang sangat penting terhadap pertanian yang memiliki peran penting bagi
pembangunan perekonomian industri selain dari perindustrian dan pembangunan ekonomi di
minyak dan gas bumi yang selama ini merupakan Indonesia. Kelapa sawit dapat menghasilkan
komoditi andalan Indonesia. Salah satu komoditi minyak kelapa sawit yang mempunyai nilai
perkebunan yang pada saat ini menjadi primadona ekonomi. Minyak kelapa sawit memiliki
adalah kelapa sawit. Produk kelapa sawit keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati
berkembang pesat seiring dengan perkembangan lainnya. Keunggulan minyak kelapa sawit
teknologi dan industri bahan makanan maupun dibandingkan dengan minyak nabati lainnya
adalah produktivitas minyak lebih tinggi untuk menginvestasikan lahannya sebagai
dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak perkebunan kelapa sawit.
yang lainnya seperti minyak kedelai, bunga Pengembangan komuditas Kelapa sawit di
matahari dan minyak kanola. Morowali terfokus pada 4 Kecamatan yakni
Kelapa sawit selain mempunyai Bungku Barat, Bungku Barat, Bumi Raya dan
produktivitas minyak yang tinggi, juga Witaponda. Pada kecamatan Bungku Barat daerah
mempunyai keunggulan lain yakni memiliki potensial untuk pengembangan kelapa sawit seluas
banyak produk turunan. Kelapa sawit mempunyai 8.180,26 Ha. Di Kecamatan Bungku Barat
produk turunan antara lain: minyak goreng, potensial pengembangannya seluas 11.348,08 Ha.
margarine, vanaspati, es krim, mie instan, Sedangkan di Bumi Raya seluas 5.289,64 Ha.
detergen, sabun, sampo, kosmetika, lilin, biodisel Untuk di kecamatan Witaponda seluas 7.817,25
dan lain-lainnya (Pahan, 2013). Minyak kelapa Ha. Kabupaten Morowali merupakan salah satu
sawit juga banyak digunakan untuk menggantikan dari 66 kabupaten di Indonesia yang menjadi
lemak hewan dalam menu makanan. Banyaknya target peremajaan kelapa sawit di Indonesia.
manfaat kelapa sawit menyebabkan permintaan Peremajaan kelapa sawit banyak tersebar di 3
minyak kelapa sawit juga mengalami peningkatan. kecamatan yakni Witaponda, Bumi Raya dan
Selain itu, pertumbuhan penduduk juga Bungku Barat dengan 151 kelompok tani di 22
mendorong peningkatan permintaan produk Desa.
minyak kelapa sawit. Berdasarkan pengamatan penulis
Berdasarkan hasil penelitian Muttakin, dilapangan dapat diidentifikasikan bahwa
dkk (2014) menunjukkan rata-rata pendapatan permasalahan yang dihadapi oleh petani sawit
bersih yang diperoleh petani kelapa sawit swadaya adalah masalah perawatan kelapa sawit, di mana
sebesar Rp 16.475.301 per ha per tahun dengan perawatan tanaman kelapa sawit sangat diperlukan
tingkat harga rata-rata 1.139/kg Tandan Buah untuk mendapatkan hasil panen sesuai harapan
Segar (TBS). Dari hasil penelitian ini sehingga diperoleh pendapatan yang memuaskan.
menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani Petani masih kurang dalam perawatan tanaman
kelapa sawit per bulan adalah Rp. 1.372.941,75 kelapa sawit, di mana jadwal pemupukan, jumlah
per hektar. Selain itu, banyak petani yang pupuk, jenis pupuk, serta penyemprotan hama
berpresepsi bahwa kegiatan usaha kelapa sawit secara rutin yang dilakukan tentunya
banyak digemari oleh petani karena pemasaran membutuhkan biaya.
yang mudah, keperluan sarana produksi yang Berdasarkan uraian yang telah
mudah, harga jual dan pendapatan petani yang dikemukakan maka penulis tertarik melakukan
tinggi (Siradjuddin, 2015). Prospek perkebunan penelitian dengan judul “Analisis Pendapatan
kelapa sawit yang menjanjikan mendorong petani
2
Petani Kelapa Sawit di Kabupaten Morowali diselenggarakan secara komersial dan mempunyai
Provinsi Sulawesi Tengah”. jumlah pohon yang dipelihara lebih besar dari
Rumusan Masalah BMU. Sedangkan, pemelihara tanaman
Berdasarkan latar belakang yang telah perkebunan adalah perkebunan rakyat yang
dikemukakan diatas, maka yang menjadi diselenggarakan atas dasar hobi atau belum
permasalahan dalam penelitian ini adalah diusahakan secara komersial dan mempunyai
Bagaimana Pendapatan Petani Kelapa Sawit di jumlah pohon lebih kecil dari BMU (Novita,
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah? 2013).
Tujuan Penelitian Petani kecil (rakyat) sering dianggap
Untuk mengetahui Pendapatan Petani sebagai suatu titik kelemahan dalam
Kelapa Sawit di Kabupaten Morowali Provinsi perkembangan hasil produksi tanaman
Sulawesi Tengah. perkebunan. Kualitas dan hasil produksinya
Manfaat Penelitian dianggap rendah menurut standar pasar dunia,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat kontunitas hasil produksinya pun tidak teratur,
bermanfaat bagi petani kelapa sawit, dalam akhirnya peningkatan kesejahteraan petani
peningkatan usaha sehingga dapat menambah perkebunan sulit tercapai. Namun demikian
pendapatan yang lebih baik. Bagi penulis, sebagai perkebunan rakyat memiliki peran penting, bila
wahana bagi peneliti dalam penerapan ilmu dilihat dari; 1) secara keseluruhan kontribusinya
pengetahuan yang dimiliki dengan kenyataan yang terhadap penerimaan devisa dari subsektor
ada dilapangan khususnya petani kelapa sawit. perkebunan masih dominan; 2) Produk Domestik
TINJAUAN PUSTAKA Bruto (PDB) dari perkebunan rakyat lebih tinggi
Perkebunan
dari perkebunan besar, dan 3) Perkebunan rakyat
Perkebunan rakyat merupakan usaha
jauh lebih luas dari perkebunan besar kecuali
tanaman perkebunan yang dimiliki dan/atau
untuk komoditi kelapa sawit (Syarfi, 2004).
diselenggarakan atau dikelola oleh perorangan
Dilihat dari pengusahaannya, perkebunan kelapa
atau tidak berbadan hukum. Luasan maksimal
sawit Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu
adalah 25 hektar, atau pengelola tanaman
Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Negara,
perkebunan yang mempunyai jumlah pohon yang
dan Perkebunan Besar Swasta. Perkebunan rakyat
dipelihara lebih dari batas minimum usaha (BMU).
adalah perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh
Berdasarkan besar kecilnya, usaha perkebunan
rakyat memilki luas lahan yang terbatas, yaitu 1-10
rakyat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
HA. Dengan luas lahan tersebut, tentunya
pengelola tanaman perkebunan dan pemelihara
menghasilkan produksi TBS yang terbatas pula
tanaman perkebunan. Pengelola Tanaman
sehingga penjualannya sulit dilakukan apabila
Perkebunan adalah perkebunan rakyat yang
ingin menjualnya langsung ke prosesor/industri
3
pengolah (Fauzi, 2012). Petani swadaya mentega, minyak goreng dan biskuit. Kelapa sawit
merupakan petani yang mengusahakan kebun yang juga merupakan bahan baku sabun dan deterjen.
dimilikinya dibangun diatas tanah milik sendiri Permintaan akan tanaman ini, diperkirakan akan
atau tanah milik komunitas/ulayat. Dalam hal meningkat dua kali lipat pada tahun 2030 dan tiga
penentuan luas, didasarkan pada kebutuhan kali lipat pada tahun 2050 dibandingkan ditahun
ekonomi rumah tangga dan sistem pembangunan 2000an.
dilakukan secara individu (Aleksander, 2009). Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usaha
Usaha Tani Kelapa Sawit Tani
Usaha tani adalah kegiatan usaha manusia Menurut Hadisapoetra (1973) untuk
untuk mengusahakan tanahnya dengan maksud memperhitungkan penerimaan, biaya dan
untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan pendapatan, pada umumnya dapat dibedakan tiga
tanpa mengakibatkan berkurangnya kemampuan cara yaitu:
tanah yang bersangkutan untuk memperoleh hasil 1. Cara memperhitungkan keadaan keuangan
selanjutnya (Adiwilaga, 1992). Sedangkan usaha tani dan petani pada suatu waktu.
Menurut Soekartawi (2005), ilmu usaha tani 2. Cara memperhitungkan biaya dan pendapatan
adalah ilmu terapan yang membahas atau usaha tani selama satu tahun.
mempelajari bagaimana menggunakan sumber 3. Cara memperhitungkan hubungan antara
daya secara efisien dan efektif pada suatu usaha biaya dan pendapatan usaha tani pada akhir
pertanian agar diperoleh hasil maksimal. tahun.
Dikatakan efektif apabila petani atau produsen Ada empat kategori atau pengelompokkan
dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka biaya yaitu:
miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya dan 1. Biaya tetap (fixed costs) adalah biaya yang
dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya penggunaannya tidak habis dalam satu masa
tersebut menghasilkan keluaran (output) yang produksi seperti pajak tanah, pajak
melebihi masukan (input). air,penyusutan alat dan bangunan,
Menurut Hasibuan (2011) maraknya Dumptruck, pemeliharaan, alat semprot hama
penanaman kelapa sawit di Indonesia dikarenakan dan sebagainya.
tanaman ini merupakan bibit minyak paling 2. Biaya variabel atau biaya-biaya berubah
produktif didunia. Tanaman kelapa sawit yang (variable cost) adalah biaya yang besar
setiap harinya membutuhkan 4 liter air untuk kecilnya sangat tergantung pada skala
tumbuh dengan baik, dapat diolah menjadi sumber produksi seperti pupuk, bibit, obat hama dan
energi alternatif seperti biofuel. Selain itu, kelapa penyakit, benih, biaya panen dan sewa tanah.
sawit mempunyai banyak kegunaan lain yaitu 3. Biaya tunai yaitu biaya yang secara langsung
sebagai bahan kosmetik, bahan makanan seperti dikeluarkan dalam bentuk uang, biaya tunai
4
dari biaya tetap dapat berupa pajak tanah dan tani sendiri sebagai bangunan-bangunan tetap
air, sedangkan untuk biaya variabel antara misalnya kayu untuk perumahan dan alat-alat
lain untuk biaya pemakaian benih, pupuk, dan sebagainya.
obat-obatan dan tenaga kerja luar. 5. Tambahan nilai dari persediaan, modal ternak
4. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) meliputi: dan tanaman.
biaya tetap, biaya untuk tenaga keluarga, 6. Hasil sewa alat-alat dan upah tenaga keluarga
sedangkan termasuk biaya variabel antara lain dari pihak-pihak lain.
biaya panen, pengolahan tanah dan jumlah Pendapatan usaha tani merupakan selisih
pupuk kandang yang dipakai. penerimaan usaha tani dengan biaya usaha tani.
Biaya tetap dalam usaha tani ini meliputi Pendapatan mempunyai fungsi untuk digunakan
biaya penyusutan peralatan, sewa lahan, dan iuran memenuhi kebutuhan sehari-hari dan melanjutkan
KP3A. Adapun biaya variabel yang dibutuhkan kegiatan usaha petani. Sisa dari pendapatan usaha
selama ber usaha tani dalam 1 (satu) kali musim tani adalah merupakan tabungan dan juga sebagai
tanam adalah biaya benih, pupuk, pestisida dan sumber dana untuk memungkinkan petani
tenaga kerja (Sriyoto, 2007). mengusahakan kegiatan sektor lain. Besarnya
Penerimaan usaha tani adalah keseluruhan pendapatan usaha tani dapat digunakan untuk
nilai hasil yang diperoleh dari semua cabang usaha menilai keberhasilan petani dalam mengelola
tani dan sumber dalam usaha tani yang dapat usaha taninya. Pendapatan usaha tani menurut
diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran Hastuti (2007:106) “merupakan selisih antara
atau penaksiran kembali. Menurut Hadisapoetra penerimaan dan semua biaya, atau dengan kata
(1973), yang termasuk penerimaan usaha tani lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau
adalah: penerimaan total dan pendapatan bersih”.
1. Jumlah uang yang diterima dari hasil Efisiensi usaha tani
penjualan dengan mengingat akan adanya Efisiensi produksi yaitu banyaknya hasil
penerimaan pada permulaan dan pada akhir produksi fisik yang dapat diperoleh dari satu
tahun. kesatuan faktor produksi (input). Kalau efisiensi
2. Nilai dari pengeluaran-pengeluaran berupa fisik ini kemudian kita nilai dengan uang maka
bahan dari usaha tani kepada rumah tangga kita sampai pada efisiensi ekonomi. Apabila hasil
dan keperluan pribadi dari petani dan kepada bersih usaha tani besar maka ini mencerminkan
usaha-usaha yang tidak termasuk usaha tani. rasio yang baik dari nilai hasil biaya. Makin tinggi
3. Nilai bahan yang dibayarkan sebagai upah rasio ini berarti usaha tani makin efisien. Efisiensi
kepada tenaga luar. ekonomis merupakan perbandingan antara hasil
4. Nilai dari bahan-bahan yang dihasilkan dalam yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan.
usaha tani yang diperlukan lagi dalam usaha Dalam pengeluaran untuk tenaga kerja, harus
5
dihitung beberapa imbalan yang diterima dari
Besarnya Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usaha
setiap yang digunakan (Daniel, 2002).
Rasionalisasi dan efisiensi dalam arti
ekonomis memiliki tujuan memperkecil biaya
Efisiensi Kelapa Sawit
produksi per kesatuan (berat atau volume) produk
dengan maksud untuk memperoleh keuntungan
optimal. Ada dua jalan yang dapat ditempuh untuk Kontribusi Pendapatan terhadap Rumah Tangga
dapat mencapai tujuan itu, yakni:
1. Memperkecil biaya keseluruhannya dengan Gambar 1. Kerangka Konseptual
mempertahankan tinggi produksi yang telah
METODE PENELITIAN
dicapai. Jenis Penelitian
2. Memperbesar produksi tanpa menambah Jenis penelitian ini adalah deskriptif.
biaya keseluruhannya. Deskriptif yang dimaksud yaitu membuat
Penelitian Yang Relevan penyandaran secara sistematis, faktual, akurat
Penelitian yang dilakukan oleh Irsyadi mengenai biaya, pendapatan, penerimaan, efisiensi
Siradjuddin (2016) dengan judul “Analisis Serapan dan kontribusi usaha tani kelapa sawit di
Tenaga Kerja dan Pendapatan Petani Kelapa Sawit Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali.
di Kabupaten Pelawan”. Penelitian ini bersifat non experimental sehingga
Berikutnya penelitian yang dilakukan Jesi metode yang digunakan adalah deskriptif dengan
Amelian (2014) dengan judul “Analisa Pendapatan pendekatan kualitatif kuantitatif. Deskripsi
Usaha Tani Kelapa Sawit di Kecamatan Pelepat kualitatif akan menjawab pertanyaan dari rumusan
Ilir, Kabupaten Bungo Provinsi Jambi”. masalah penelitian sesuai dengan fakta yang akurat
Penelitian menurut Ranika Tiwi Wijayanti dan sistematis dimana menjelaskan biaya,
(2012), dengan judul “Analisa Keuntungan dan pendapatan, penerimaan, efisiensi dan kontribusi
Skala Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Gerbang usaha tani kelapa sawit di Kecamatan Bungku
Serasan di Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Barat Kabupaten Morowali.
Muara Enim”. Deskripsi kuantitatif menjelaskan keadaan
Kerangka Konseptual yang ada dengan menggunakan angka yang
Adapun kerangka pemikiran peneliti yang menggambarkan karakteristik sebagaimana adanya
menjadi dasar dalam penulisan penelitian ini seperti menjelaskan biaya, pendapatan,
adalah sebagai berikut : penerimaan, efisiensi dan kontribusi usaha tani ke
lapa sawit di Kecamatan Bungku Barat Kabupaten
Morowali.

6
Lokasi dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
bulan April sampai Mei 2019. Penelitian ini Teknik Pengumpulan Data
dilaksanakan di Kecamatan Bungku Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan
Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa 1. Field Research (Riset lapangan)
kecamatan Bungku Barat merupakan salah satu
Metode ini dilakukan dengan cara tanya
kecamatan yang masyarakatnya mayoritas
jawab secara langsung kepada Petani kelapa sawit
berprofesi sebagai petani kelapa sawit.
dan memberikan keterangan yang berhubungan
Populasi dan Sampel
dengan masalah yang akan dibahas dalam
Dalam penelitian ini, populasi adalah
penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis
Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Bungku Barat
melakukan wawancara langsung dengan petani
sebanyak 95 orang .
Kelapa Sawit di Kecamatan Bungku Barat.
Pengambilan sampel pada penelitian ini
2. Kuisioner
adalah secara purposive sampling dimana
Metode ini dilakukan dengan cara mengisi
pengambilan sambilan dilakukan atas suatu
daftar pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti
pertimbangan tertentu, yaitu petani yang memiliki
kepada responden. Responden dalam penelitian ini
luas lahan > 2 hektar dan umur tanam antara 5-25
adalah Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Bungku
tahun, penggambilan sampel dilakukan dengan
Barat.
rumus Slovin sebagai berikut:
Metode Analisis Data
N Analisa penelitian di lakukan terhadap
n=
1+ N ( d ) 2
petani kelapa sawit pada berbagai kelompok umur
Keterangan: produksi yaitu tanaman kelapa sawit menghasilkan
N : Populasi Penelitian umur 1 sampai dengan 20 tahun atau umur tanam
n : Sampel penelitian 5-25 tahun. Hal demikian dilakukan karena
d : Tingkat Kesalahan/ eror yang di gunakan (0,1) tanaman kelapa sawit menghasilkan produk dan
dimana: perawatan yang berbeda-beda pada setiap umur

N tanaman. Dimana berbedanya umur tanaman maka


n=
1+ N (d )2 akan berbeda produksi yang didapatkan oleh

95 petani kelapa sawit dan berbedanya produksi yang


= 2
1+ 95(0,1) didapatkan dalam perpanennya maka akan berbeda
95 pendapatan yang didapatkan oleh petani kelapa
= = 48,7 dibulatkan menjadi 49
1,95 sawit.

7
1. Total Biaya termasuk biaya investasi tanaman, maka
Untuk menghitung biaya total dapat di digunakan rumus sebagai berikut:
hitung dengan menggunakan rumus yaitu: TR
R/C Ratio =
TC = TFC + TVC TC
Keterangan: HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
TC(Total Cost) = Biaya Total Produksi (Rp) Analisis Usaha Pertanian Kelapa Sawit
TFC(Total Fixed Cost) = Biaya Tetap (Rp) Analisis usaha tani dilakukan dengan
TVC (Total Variable Cost) = Biaya Variabel (Rp) menghitung pendapatan dan rasio R/C usaha tani
Biaya yang dimaksud dalam penelitian ini pertanian kelapa sawit, berdasarkan biaya
adalah biaya operasional tidak termasuk biaya operasional perawatan tanpa biaya investasi
investasi tanaman. tanaman di Kecamatan Bungku Barat. Analisis
2. Penerimaan Usaha usaha pertanian kelapa sawit yang dilakukan
Untuk menghitung penerimaan pada usaha dalam penelitian ini adalah terhadap petani
tani dapat menggunakan rumus: pemilik perkebunan kelapa sawit yang
TR = P x Q mengusahakan usaha pertanian kelapa sawit.
Keterangan : Analisis yang dilakukan mengacu kepada konsep
TR(Total Revenue = Total penerimaan (Rp) pendapatan atas total biaya operasional yang harus
P (Price) = Harga produksi (Rp) dikeluarkan.
Q (Quantity) = Jumlah Unit Produksi (Rp) Jenis Biaya
3. Pendapatan Usaha Biaya adalah semua pengorbanan yang
Pendapatan dihitung melalui pengurangan perlu dilakukan untuk suatu proses produksi yang
antara penerimaan total dengan total biaya. Untuk dinyatakan dengan satuan uang menurut harga
melihat besarnya pendapatan usaha menggunakan pasar yang berlaku. Biaya pemeliharaan tanaman
rumus yaitu: menghasilkan dinyatakan dalam Rp/ton, karena
Π = TR – TC merupakan biaya eksploitasi yaitu pengeluaran
Keterangan : untuk memperoleh pendapatan dari hasil produksi.
Π (Profit) = Pendapatan (Rp) Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM)
TR(Total Revenue) = Total penerimaan (Rp) dan biaya panen merupakan komponen biaya
TC (Total Cost) = Total Biaya (Rp) produksi yang menentukan tinggi rendahnya
a. R/C Ratio pendapatan yang diterima petani. Jenis biaya yang
Untuk mengetahui perbandingan antara dikeluarkan untuk menjalankan usaha tani kelapa
total penerimaan (revenue) dan total biaya sawit di kecamatan Bungku Barat terdiri dari
produksi (cost) selama periode penelitian tidak beberapa jenis biaya. Biaya tenaga kerja dan biaya
pemeliharaan tanaman seperti pada tabel berikut
8
Total biaya tenaga kerja pada usaha tani petani mengeluarkan biaya Rp.9.000 sampai
kelapa sawit di bungku barat adalah biaya tenaga Rp.10.000 per tangki.
kerja yang harus di keluarkan oleh setiap petani Keempat Piringan adalah kegiatan yang di
untuk melakukan jasa pemupukan, penunasan, lakukan dengan membersihkan gulma yang
penyemprotan, piringan dan pemamenan. terdapat di sekekling pohon kelapa sawit pada
pemupukan di lakukan 6 bulan sekali radius kurang dari 1,5 m dari tanaman,
dengan menggunakan pupuk jenis NPK, Urea, ZA Pemeliharaan piringan dilakukan dengan rotasi 1
dan SP36, dosis yang di aplikasikan beragam 0,5-1 —2 bulan sekali tergantung kebutuhan. 
kg per batang dan petani harus mengeluarkan Umumnya, pada musim hujan rotasi pemeliharaan
biaya Rp 65.000 sampai Rp 70.000 perharian piringan dilakukan lebih rapat karena pertumbuhan
kerja. gulma akan lebih cepat dibandingkan musim
Kedua Penunasan atau disebut juga kemarau. Dan untuk biaya piringan petani
pemangkasan adalah pembuangan daun-daun yang mengeluarkan biaya Rp.1.500 sampai Rp.2.500
tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. dalam setiap batang atau pohon kelapa sawit.
Tujuan penunasan adalah memperbaiki sirkulasi Kelima Pemanenan adalah kegiatan yang
udara di sekitar tanaman sehingga dapat terpenting, pada saat tandan buah sawit telah
membantu proses penyerbukan secara alami, matang harus mempunyai sedikitnya 1 brondolan
mengurangi penghalang pembesaran buah dan di pringan sebagai tanda buah tersebut siap untuk
kehilangan brondolan buah terjepit pada pelepah di panen untuk pemanenan di lakukan 2 kali dalam
daun, membantu dan memudahkan pada waktu 1 bulan dan petani mngeluarkan biaya Rp.200 per
panen agar proses metabolisme tanaman berjalan kg.
lancar, terutama proses fotosintesis dan respirasi.. Total penggunaan pupuk pada tahun 2019
Untuk biaya penunasan petani mengeluarkan biaya petani kelapa sawit di kecamatan Bungku barat
Rp.3.500 sampai Rp.5.000 per batang. menggunakan 4 jenis pupuk dengan harga yang
Ketiga penyemprotan kelapa sawit bervariasi dalam setiap kg. NPK Rp.6.500 sampai
bertujuan untuk menanggulangi gulma yang tubuh Rp.7.500 per kg, Urea Rp 2.700 sampai Rp.3.000
di lahan. Penyemprotan ini termasuk dalam upaya per kg, ZA Rp.2.500 per kg dan SP36 Rp.3.300
perawatan tanaman kelapa sawit. Perawatan ini sampai Rp.3.500 per kg , Pemupukan di
bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan aplikasikan sebanyak 2 kali dalam 1 tahun, artinya
gulma, Petani memakai Round Up dan jumlah batang di kali jumlah kilogram pupuk di
Gramaxone untuk mengoptimalkan pertumbuhan kali jumlah rotasi dan petani kelapa sawit di
tanaman sehingga diharapkan bisa panen dengan kecamatan Bungku Barat pada tahun 2019 lebih
hasil yang optimal, untuk biaya penyemprotan mendominasi pemakaian pupuk NPK

9
Penggunaan pestisida petani kelapa sawit Rata-rata pendapatan petani yang memiliki
di bungku barat menggunakan 2 jenis pestisida Luas lahan kelapa sawit 2 Ha adalah Rp.
Rond Up dan Gramaxone dengan harga yang 15.910.208 ,-/Ha/tahun. Pendapatan petani ini
bervariasi, Round Up Rp.65.000 sampai adalah pendapatan bersih atau dapat juga
Rp.70.000 per liter dan Gramaxone Rp.50.000 dikatakan sebagai keuntungan bagi petani dalam
sampai Rp.60.000 per Liter dan pemakaian menjalankan usaha tani kelapa sawit yang
pestisida, petani kelapa sawit di Bungku Barat diusahakan selama setahun.
lebih mendominasi pestisida jenis Round Up. R/C Ratio
Produksi Petani Analisis Kelayakan Usaha dapat dihitung
Produksi adalah total hasil usaha tani yang dengan menggunakan rumus Return Cost Ratio
di dapatkan kebun kelapa sawit dalam jangka (R/C) dimana untuk menghitung R/C dilakukan
waktu tertentu, Dimana volume kelapa sawit yang membagi antara penerimaan yang diterima oleh
dipanen tersebut berbeda-beda jumlahnya petani kelapa sawit dengan biaya yang
tergantung pada jumlah buah kelapa sawit dalam dikeluarkan oleh petani untuk usaha tani kelapa
setiap pohonya dan luas lahan pertanian. jumlah sawit. Pada penelitian ini biaya yang dimaksud
produksi petani kelapa sawit disebut sebagai adalah biaya operasional di luar biaya investasi
pendapatan kotor petani karena belum dikurangi tanaman. perhitungan R/C Ratio adalah
dengan biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk sebagai berikut:
usaha tani kelapa sawit. TR
R/C Ratio =
Pendapatan Petani TC
Pendapatan petani adalah hasil
pengurangan antara total penerimaan yang 48.651 .539
= = 2,890569 dibulatkan 2,810
16.831.123
diterima petani perpanennya dengan total biaya
yang dikeluarkan oleh petani perpanennya. Jumlah
Dalam penelitian ini hasil dari R/C adalah
pendapatan per petani kelapa sawit berbeda-beda
penerimaan rata-rata petani dibagi dengan biaya
antara satu petani dengan petani lainnya
yang dikeluarkan oleh petani sehingga nilai
tergantung pada besarnya jumlah penerimaan,
R/C Ratio adalah 2,810. Hal ini berarti petani
jumlah produksi, jumlah luas lahan dan jumlah
akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 2,810
biaya per petani dari usaha tani kelapa sawit.
untuk setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan,
Penerimaan – Biaya
dengan demikian usaha tani Kelapa Sawit di
= Rp. 48.651.539 – Rp. 16.831.123
kecamatan Bungku Barat telah menguntungkan
= Rp. 31.820.416 : 2 Ha
bagi petani.
= Rp. 15.910.208
Pembahasan

10
Berdasarkan hasil wawancara diketahui, lumayan mampu membantu perekonomian
bahwa masyarakat yang menjalankan usaha tani di keluarga mereka.
kecamatan Bungku Barat memiliki perkebunan Sedangkan untuk rasio efisiensinya atau
kelapa sawit sendiri (Hak Milik) atau bahkan ada petani yang mempunya nilai R/C Ratio tertinggi
juga beberapa warga yang bekerja sebagai pekerja adalah sebesar 3,47 >1 artinya bahwa efisiensi
diperkebunan milik perusahaan. Walaupun harga usaha tani kelapa sawit ini sudah efisien. Efisiensi
buah sawit kadang tidak stabil yang berakibat pada tersebut membuktikan bahwa usaha tani kelapa
naik turunnya harga, namun sepertinya hal itu sawit yang ada di kecamatan Bungku Barat
tidak menjadi resiko yang berdampak besar Kabupaten Morowali dapat dikatakan sangat
terhadap hasil pendapatan usaha yang diterima. membantu masyarakat yang menjalankan
Jika harga buah sawit naik namun hasil produksi usahanya dalam bidang ekonomi guna memenuhi
menurun dan jika harga buah sawit turun yang kebutuhan keluarga sehari-hari. Atau dengan kata
terjadi sebaliknya, hasil produksi akan meningkat. lain adanya usaha tani kelapa sawit ini dapat
Dalam sebulan kebun dapat memproduksi meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga
sebanyak 2 kali panen dengan hasil produksi yang tidak kekurangan.
langsung dijual ke agen atau langsung ke pabrik PENUTUP
Kesimpulan
terdekat.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa yang Berdasarkan hasil dan pembahasan dari
mempunyai nilai R/C Ratio tertinggi adalah (3,47), penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan
dengan luas lahan 6 hektar dan selanjutnya di sebagai berikut:
susul oleh (3,07) luas lahan 8 hektar dan yang 1. Rasio efisiensi di tahun 2019 sebesar 3,47 >
paling terrendah adalah (2,37), dengan luas lahan 9 1, maka dapat di simpulkan bahwa usaha tani
hektar, Dapat di simpulkan bahwa tinggi atau kelapa sawit di Kecamatan Bungku Barat
rendahnya yang di dapatkan oleh petani kelapa Kabupaten Morowali pada tahun 2019 sudah
sawit tidak hanya berdasarkan luas lahan akan efisien. Efisiensi tersebut membuktikan
tetapi tergantung dari banyaknya jumlah produksi bahwa usaha tani kelapa sawit di Kecamatan
dan biaya produksi yang di keluarkan, Jika jumlah Bungku Barat Kabupaten Morowali sangat
produksi lebih tinggi daripada biaya produksi membantu masyarakat yang menjalankan
maka semakin tinggi pendapatan yang di peroleh usaha tani dalam perekonomian atau dalam
setiap petani begitupun sebaliknya, Melalui hasil memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
wawancara juga diketahui, bahwa sebagian besar 2. Masyarakat yang menjalankan usaha tani di
responden menyatakan bahwa pendapatan dari Kecamatan Bungku Barat memiliki
usaha tani ini sangat baik, dan hasilnya sangat perkebunan kelapa sawit sendiri (Hak Milik)
Walaupun harga buah sawit sering tidak
11
stabil yang terkadang naik dan turun, namun tani harus dapat menjaga hal tersebut, karena
tidak menjadi resiko yang berdampak besar kurangnya kontribusi pendapatan akan
terhadap hasil pendapatan usaha yang berdampak pada kondisi perekonomian
diterima. Jika harga buah sawit naik keluarga dan rumah tangga.
terkadang hasil produksi yang menurun dan
DAFTAR PUSTAKA
jika harga buah sawit menurun yang terjadi
Adiwilaga, A. 1992. Ilmu Usaha Tani. Cetakan
sebaliknya, yaitu hasil produksi yang
ke-III. Penerbit Alumni, Bandung.
meningkat. Dalam sebulan kebun dapat
memproduksi sebanyak 2 kali panen. Aleksander, C. 2009. The future of nucleus-
3. Rata-rata penerimaan petani pertahunnya itu plasma partnership, Presentation at
adalah sebesar Rp. 48.651.539,- dengan rata- the RSPO Task Force for
rata luas lahan 2 ha dan biaya operasional Smallholders meeting, 1 November,
Rp.16.831.123 maka rata-rata penerimaan Kuala Lumpur.
perhektarnya adalah berkisar sebesar Rp. Daniel, M,S Moehar,. 2002. Pengantar Ekonomi
15.910.208. Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
Saran Fauzi, Y., Y. Erma. Widyastuti, I. Satyawibawa
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian dan R. Hartono. 2005. Kelapa
ini, maka dapat diberikan saran kepada pihak- Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta.
pihak terkait dalam penelitian ini, yaitu: Fauzi, Y. 2012. Kelapa Sawit, Budi Daya
1. Walaupun harga buah sawit sering tidak Pemanfaatan Hasil Limbah dan
stabil yang terkadang naik dan turun, Limbah Analisis Usaha dan
masyarakat harus mampu mengimbangi hasil Pemasaran. Cetakan Pertama.
produksi dengan harga buah sawit sehingga Penebar Swadaya, Jakarta.
pendapatan usaha tani tidak anjlok dan bisa Hadisapoetra,. 1973. Biaya dan Pendapatan di
lebih meningkat lagi. dalam Usaha Tani. UGM,
2. Walaupun rasio efisiensi di tahun 2019 ini Yogyakarta.
cukup besar bukan berarti masyarakat harus Hasibuan, B. E. 2011. Ilmu Tanah. Universitas
lengah dalam memanajemen usaha tani Sumatera Utara, Medan.
tersebut, dan sebaliknya masyarakat yang Hastuti, Diah Dwi Retno. 2007. Pengantar Teori
menjalankan usaha tani harus lebih aktif agar dan Kasus: Ekonomika Pertanian.
dapat meningkatkan efisiensi usaha tani Penebar Swadaya, Jakarta.
kelapa sawit di Kecamatan Bungku Barat Novita. 2013. Sensus Pada Tanaman Kelapa
3. Dengan kontribusi pendapatan yang cukup Sawit. Sampit. Diakses melalui
besar masyarakat yang menjalankan usaha http://novhiypurple.blogspot.com
12
pada tangal 14 Maret 2019 pada
pukul 10.00 WIB.
Soekartawi. 2005. Agribisnis Teori dan
Aplikasinya. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sriyoto, Winda H & Ketut S,. 2007 Economic
Effiency of Paddy Farming at Two
Different land Typologies in
Bengkulu Province and Their

13

Anda mungkin juga menyukai