Rahmawati1
Muliha Halim2
Abdullah Igo3
1
Aumni Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UHO
Email: rahmawati020292@gmail.com
2
Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UHO
Email: mulihahalim09@yahoo.com
3
Aumni Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UHO
Email: abdullah_igo@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapatan kelapa sawit di kabupaten
morowali sulawesi tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui Kuisioner, Wawancara dan Dokumentasi. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode R/C Ratio.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi geografis Kecamatan Bungku Barat memiliki luas
758,93 km2, karakteristik petani dalam penelitian ini di dominasi oleh responden yang berjenis kelamin
laki-laki dengan jumlah sebanyak 43 orang (87,76%) dan perempuan sebanyak 6 orang (12,24%). umur
tanaman kelapa sawit tertinggi adalah tanaman pada umur 5 tahun sebanyak 22 orang (44,90%). Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat penanaman kelapa sawit di daerah ini masih tergolong baru mulai,
bahwa jumlah petani yang memiliki luas lahan terbanyak adalah pada luas lahan 2 hektar yaitu
sebanyak 16 orang (32,65%), kemudian disusul dengan luas lahan terkecil yaitu 6 dan 9 hektar sebanyak
masing-masing 1 orang (2,04%). Untuk mendukung produktifitas tanaman kelapa sawit harus dilakukan
pemupukan. Pemupukan pada tanaman yang telah menghasilkan buah (masa TM) berguna untuk tanaman
sebagai nutrisi untuk pembentukan buah, pertumbuhan, dan perkembangan kelapa sawit. Pada umumnya
masyarakat di Kecamatan Bungku Barat memberikan pupuk pada perkebunan sawitnya jenis NPK, Urea,
ZA dan SP36, dosis yang diaplikasikan beragam 0,5-1 kg per batang dengan rotasi pemupukan 6 bulan
sekali. Analisis usaha tani dilakukan dengan menghitung pendapatan dan rasio R/C usaha tani pertanian
kelapa sawit, berdasarkan biaya operasional perawatan tanpa biaya investasi tanaman di Kecamatan
Bungku Barat.
6
Lokasi dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
bulan April sampai Mei 2019. Penelitian ini Teknik Pengumpulan Data
dilaksanakan di Kecamatan Bungku Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan
Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa 1. Field Research (Riset lapangan)
kecamatan Bungku Barat merupakan salah satu
Metode ini dilakukan dengan cara tanya
kecamatan yang masyarakatnya mayoritas
jawab secara langsung kepada Petani kelapa sawit
berprofesi sebagai petani kelapa sawit.
dan memberikan keterangan yang berhubungan
Populasi dan Sampel
dengan masalah yang akan dibahas dalam
Dalam penelitian ini, populasi adalah
penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis
Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Bungku Barat
melakukan wawancara langsung dengan petani
sebanyak 95 orang .
Kelapa Sawit di Kecamatan Bungku Barat.
Pengambilan sampel pada penelitian ini
2. Kuisioner
adalah secara purposive sampling dimana
Metode ini dilakukan dengan cara mengisi
pengambilan sambilan dilakukan atas suatu
daftar pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti
pertimbangan tertentu, yaitu petani yang memiliki
kepada responden. Responden dalam penelitian ini
luas lahan > 2 hektar dan umur tanam antara 5-25
adalah Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Bungku
tahun, penggambilan sampel dilakukan dengan
Barat.
rumus Slovin sebagai berikut:
Metode Analisis Data
N Analisa penelitian di lakukan terhadap
n=
1+ N ( d ) 2
petani kelapa sawit pada berbagai kelompok umur
Keterangan: produksi yaitu tanaman kelapa sawit menghasilkan
N : Populasi Penelitian umur 1 sampai dengan 20 tahun atau umur tanam
n : Sampel penelitian 5-25 tahun. Hal demikian dilakukan karena
d : Tingkat Kesalahan/ eror yang di gunakan (0,1) tanaman kelapa sawit menghasilkan produk dan
dimana: perawatan yang berbeda-beda pada setiap umur
7
1. Total Biaya termasuk biaya investasi tanaman, maka
Untuk menghitung biaya total dapat di digunakan rumus sebagai berikut:
hitung dengan menggunakan rumus yaitu: TR
R/C Ratio =
TC = TFC + TVC TC
Keterangan: HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
TC(Total Cost) = Biaya Total Produksi (Rp) Analisis Usaha Pertanian Kelapa Sawit
TFC(Total Fixed Cost) = Biaya Tetap (Rp) Analisis usaha tani dilakukan dengan
TVC (Total Variable Cost) = Biaya Variabel (Rp) menghitung pendapatan dan rasio R/C usaha tani
Biaya yang dimaksud dalam penelitian ini pertanian kelapa sawit, berdasarkan biaya
adalah biaya operasional tidak termasuk biaya operasional perawatan tanpa biaya investasi
investasi tanaman. tanaman di Kecamatan Bungku Barat. Analisis
2. Penerimaan Usaha usaha pertanian kelapa sawit yang dilakukan
Untuk menghitung penerimaan pada usaha dalam penelitian ini adalah terhadap petani
tani dapat menggunakan rumus: pemilik perkebunan kelapa sawit yang
TR = P x Q mengusahakan usaha pertanian kelapa sawit.
Keterangan : Analisis yang dilakukan mengacu kepada konsep
TR(Total Revenue = Total penerimaan (Rp) pendapatan atas total biaya operasional yang harus
P (Price) = Harga produksi (Rp) dikeluarkan.
Q (Quantity) = Jumlah Unit Produksi (Rp) Jenis Biaya
3. Pendapatan Usaha Biaya adalah semua pengorbanan yang
Pendapatan dihitung melalui pengurangan perlu dilakukan untuk suatu proses produksi yang
antara penerimaan total dengan total biaya. Untuk dinyatakan dengan satuan uang menurut harga
melihat besarnya pendapatan usaha menggunakan pasar yang berlaku. Biaya pemeliharaan tanaman
rumus yaitu: menghasilkan dinyatakan dalam Rp/ton, karena
Π = TR – TC merupakan biaya eksploitasi yaitu pengeluaran
Keterangan : untuk memperoleh pendapatan dari hasil produksi.
Π (Profit) = Pendapatan (Rp) Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM)
TR(Total Revenue) = Total penerimaan (Rp) dan biaya panen merupakan komponen biaya
TC (Total Cost) = Total Biaya (Rp) produksi yang menentukan tinggi rendahnya
a. R/C Ratio pendapatan yang diterima petani. Jenis biaya yang
Untuk mengetahui perbandingan antara dikeluarkan untuk menjalankan usaha tani kelapa
total penerimaan (revenue) dan total biaya sawit di kecamatan Bungku Barat terdiri dari
produksi (cost) selama periode penelitian tidak beberapa jenis biaya. Biaya tenaga kerja dan biaya
pemeliharaan tanaman seperti pada tabel berikut
8
Total biaya tenaga kerja pada usaha tani petani mengeluarkan biaya Rp.9.000 sampai
kelapa sawit di bungku barat adalah biaya tenaga Rp.10.000 per tangki.
kerja yang harus di keluarkan oleh setiap petani Keempat Piringan adalah kegiatan yang di
untuk melakukan jasa pemupukan, penunasan, lakukan dengan membersihkan gulma yang
penyemprotan, piringan dan pemamenan. terdapat di sekekling pohon kelapa sawit pada
pemupukan di lakukan 6 bulan sekali radius kurang dari 1,5 m dari tanaman,
dengan menggunakan pupuk jenis NPK, Urea, ZA Pemeliharaan piringan dilakukan dengan rotasi 1
dan SP36, dosis yang di aplikasikan beragam 0,5-1 —2 bulan sekali tergantung kebutuhan.
kg per batang dan petani harus mengeluarkan Umumnya, pada musim hujan rotasi pemeliharaan
biaya Rp 65.000 sampai Rp 70.000 perharian piringan dilakukan lebih rapat karena pertumbuhan
kerja. gulma akan lebih cepat dibandingkan musim
Kedua Penunasan atau disebut juga kemarau. Dan untuk biaya piringan petani
pemangkasan adalah pembuangan daun-daun yang mengeluarkan biaya Rp.1.500 sampai Rp.2.500
tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. dalam setiap batang atau pohon kelapa sawit.
Tujuan penunasan adalah memperbaiki sirkulasi Kelima Pemanenan adalah kegiatan yang
udara di sekitar tanaman sehingga dapat terpenting, pada saat tandan buah sawit telah
membantu proses penyerbukan secara alami, matang harus mempunyai sedikitnya 1 brondolan
mengurangi penghalang pembesaran buah dan di pringan sebagai tanda buah tersebut siap untuk
kehilangan brondolan buah terjepit pada pelepah di panen untuk pemanenan di lakukan 2 kali dalam
daun, membantu dan memudahkan pada waktu 1 bulan dan petani mngeluarkan biaya Rp.200 per
panen agar proses metabolisme tanaman berjalan kg.
lancar, terutama proses fotosintesis dan respirasi.. Total penggunaan pupuk pada tahun 2019
Untuk biaya penunasan petani mengeluarkan biaya petani kelapa sawit di kecamatan Bungku barat
Rp.3.500 sampai Rp.5.000 per batang. menggunakan 4 jenis pupuk dengan harga yang
Ketiga penyemprotan kelapa sawit bervariasi dalam setiap kg. NPK Rp.6.500 sampai
bertujuan untuk menanggulangi gulma yang tubuh Rp.7.500 per kg, Urea Rp 2.700 sampai Rp.3.000
di lahan. Penyemprotan ini termasuk dalam upaya per kg, ZA Rp.2.500 per kg dan SP36 Rp.3.300
perawatan tanaman kelapa sawit. Perawatan ini sampai Rp.3.500 per kg , Pemupukan di
bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan aplikasikan sebanyak 2 kali dalam 1 tahun, artinya
gulma, Petani memakai Round Up dan jumlah batang di kali jumlah kilogram pupuk di
Gramaxone untuk mengoptimalkan pertumbuhan kali jumlah rotasi dan petani kelapa sawit di
tanaman sehingga diharapkan bisa panen dengan kecamatan Bungku Barat pada tahun 2019 lebih
hasil yang optimal, untuk biaya penyemprotan mendominasi pemakaian pupuk NPK
9
Penggunaan pestisida petani kelapa sawit Rata-rata pendapatan petani yang memiliki
di bungku barat menggunakan 2 jenis pestisida Luas lahan kelapa sawit 2 Ha adalah Rp.
Rond Up dan Gramaxone dengan harga yang 15.910.208 ,-/Ha/tahun. Pendapatan petani ini
bervariasi, Round Up Rp.65.000 sampai adalah pendapatan bersih atau dapat juga
Rp.70.000 per liter dan Gramaxone Rp.50.000 dikatakan sebagai keuntungan bagi petani dalam
sampai Rp.60.000 per Liter dan pemakaian menjalankan usaha tani kelapa sawit yang
pestisida, petani kelapa sawit di Bungku Barat diusahakan selama setahun.
lebih mendominasi pestisida jenis Round Up. R/C Ratio
Produksi Petani Analisis Kelayakan Usaha dapat dihitung
Produksi adalah total hasil usaha tani yang dengan menggunakan rumus Return Cost Ratio
di dapatkan kebun kelapa sawit dalam jangka (R/C) dimana untuk menghitung R/C dilakukan
waktu tertentu, Dimana volume kelapa sawit yang membagi antara penerimaan yang diterima oleh
dipanen tersebut berbeda-beda jumlahnya petani kelapa sawit dengan biaya yang
tergantung pada jumlah buah kelapa sawit dalam dikeluarkan oleh petani untuk usaha tani kelapa
setiap pohonya dan luas lahan pertanian. jumlah sawit. Pada penelitian ini biaya yang dimaksud
produksi petani kelapa sawit disebut sebagai adalah biaya operasional di luar biaya investasi
pendapatan kotor petani karena belum dikurangi tanaman. perhitungan R/C Ratio adalah
dengan biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk sebagai berikut:
usaha tani kelapa sawit. TR
R/C Ratio =
Pendapatan Petani TC
Pendapatan petani adalah hasil
pengurangan antara total penerimaan yang 48.651 .539
= = 2,890569 dibulatkan 2,810
16.831.123
diterima petani perpanennya dengan total biaya
yang dikeluarkan oleh petani perpanennya. Jumlah
Dalam penelitian ini hasil dari R/C adalah
pendapatan per petani kelapa sawit berbeda-beda
penerimaan rata-rata petani dibagi dengan biaya
antara satu petani dengan petani lainnya
yang dikeluarkan oleh petani sehingga nilai
tergantung pada besarnya jumlah penerimaan,
R/C Ratio adalah 2,810. Hal ini berarti petani
jumlah produksi, jumlah luas lahan dan jumlah
akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 2,810
biaya per petani dari usaha tani kelapa sawit.
untuk setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan,
Penerimaan – Biaya
dengan demikian usaha tani Kelapa Sawit di
= Rp. 48.651.539 – Rp. 16.831.123
kecamatan Bungku Barat telah menguntungkan
= Rp. 31.820.416 : 2 Ha
bagi petani.
= Rp. 15.910.208
Pembahasan
10
Berdasarkan hasil wawancara diketahui, lumayan mampu membantu perekonomian
bahwa masyarakat yang menjalankan usaha tani di keluarga mereka.
kecamatan Bungku Barat memiliki perkebunan Sedangkan untuk rasio efisiensinya atau
kelapa sawit sendiri (Hak Milik) atau bahkan ada petani yang mempunya nilai R/C Ratio tertinggi
juga beberapa warga yang bekerja sebagai pekerja adalah sebesar 3,47 >1 artinya bahwa efisiensi
diperkebunan milik perusahaan. Walaupun harga usaha tani kelapa sawit ini sudah efisien. Efisiensi
buah sawit kadang tidak stabil yang berakibat pada tersebut membuktikan bahwa usaha tani kelapa
naik turunnya harga, namun sepertinya hal itu sawit yang ada di kecamatan Bungku Barat
tidak menjadi resiko yang berdampak besar Kabupaten Morowali dapat dikatakan sangat
terhadap hasil pendapatan usaha yang diterima. membantu masyarakat yang menjalankan
Jika harga buah sawit naik namun hasil produksi usahanya dalam bidang ekonomi guna memenuhi
menurun dan jika harga buah sawit turun yang kebutuhan keluarga sehari-hari. Atau dengan kata
terjadi sebaliknya, hasil produksi akan meningkat. lain adanya usaha tani kelapa sawit ini dapat
Dalam sebulan kebun dapat memproduksi meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga
sebanyak 2 kali panen dengan hasil produksi yang tidak kekurangan.
langsung dijual ke agen atau langsung ke pabrik PENUTUP
Kesimpulan
terdekat.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa yang Berdasarkan hasil dan pembahasan dari
mempunyai nilai R/C Ratio tertinggi adalah (3,47), penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan
dengan luas lahan 6 hektar dan selanjutnya di sebagai berikut:
susul oleh (3,07) luas lahan 8 hektar dan yang 1. Rasio efisiensi di tahun 2019 sebesar 3,47 >
paling terrendah adalah (2,37), dengan luas lahan 9 1, maka dapat di simpulkan bahwa usaha tani
hektar, Dapat di simpulkan bahwa tinggi atau kelapa sawit di Kecamatan Bungku Barat
rendahnya yang di dapatkan oleh petani kelapa Kabupaten Morowali pada tahun 2019 sudah
sawit tidak hanya berdasarkan luas lahan akan efisien. Efisiensi tersebut membuktikan
tetapi tergantung dari banyaknya jumlah produksi bahwa usaha tani kelapa sawit di Kecamatan
dan biaya produksi yang di keluarkan, Jika jumlah Bungku Barat Kabupaten Morowali sangat
produksi lebih tinggi daripada biaya produksi membantu masyarakat yang menjalankan
maka semakin tinggi pendapatan yang di peroleh usaha tani dalam perekonomian atau dalam
setiap petani begitupun sebaliknya, Melalui hasil memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
wawancara juga diketahui, bahwa sebagian besar 2. Masyarakat yang menjalankan usaha tani di
responden menyatakan bahwa pendapatan dari Kecamatan Bungku Barat memiliki
usaha tani ini sangat baik, dan hasilnya sangat perkebunan kelapa sawit sendiri (Hak Milik)
Walaupun harga buah sawit sering tidak
11
stabil yang terkadang naik dan turun, namun tani harus dapat menjaga hal tersebut, karena
tidak menjadi resiko yang berdampak besar kurangnya kontribusi pendapatan akan
terhadap hasil pendapatan usaha yang berdampak pada kondisi perekonomian
diterima. Jika harga buah sawit naik keluarga dan rumah tangga.
terkadang hasil produksi yang menurun dan
DAFTAR PUSTAKA
jika harga buah sawit menurun yang terjadi
Adiwilaga, A. 1992. Ilmu Usaha Tani. Cetakan
sebaliknya, yaitu hasil produksi yang
ke-III. Penerbit Alumni, Bandung.
meningkat. Dalam sebulan kebun dapat
memproduksi sebanyak 2 kali panen. Aleksander, C. 2009. The future of nucleus-
3. Rata-rata penerimaan petani pertahunnya itu plasma partnership, Presentation at
adalah sebesar Rp. 48.651.539,- dengan rata- the RSPO Task Force for
rata luas lahan 2 ha dan biaya operasional Smallholders meeting, 1 November,
Rp.16.831.123 maka rata-rata penerimaan Kuala Lumpur.
perhektarnya adalah berkisar sebesar Rp. Daniel, M,S Moehar,. 2002. Pengantar Ekonomi
15.910.208. Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
Saran Fauzi, Y., Y. Erma. Widyastuti, I. Satyawibawa
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian dan R. Hartono. 2005. Kelapa
ini, maka dapat diberikan saran kepada pihak- Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta.
pihak terkait dalam penelitian ini, yaitu: Fauzi, Y. 2012. Kelapa Sawit, Budi Daya
1. Walaupun harga buah sawit sering tidak Pemanfaatan Hasil Limbah dan
stabil yang terkadang naik dan turun, Limbah Analisis Usaha dan
masyarakat harus mampu mengimbangi hasil Pemasaran. Cetakan Pertama.
produksi dengan harga buah sawit sehingga Penebar Swadaya, Jakarta.
pendapatan usaha tani tidak anjlok dan bisa Hadisapoetra,. 1973. Biaya dan Pendapatan di
lebih meningkat lagi. dalam Usaha Tani. UGM,
2. Walaupun rasio efisiensi di tahun 2019 ini Yogyakarta.
cukup besar bukan berarti masyarakat harus Hasibuan, B. E. 2011. Ilmu Tanah. Universitas
lengah dalam memanajemen usaha tani Sumatera Utara, Medan.
tersebut, dan sebaliknya masyarakat yang Hastuti, Diah Dwi Retno. 2007. Pengantar Teori
menjalankan usaha tani harus lebih aktif agar dan Kasus: Ekonomika Pertanian.
dapat meningkatkan efisiensi usaha tani Penebar Swadaya, Jakarta.
kelapa sawit di Kecamatan Bungku Barat Novita. 2013. Sensus Pada Tanaman Kelapa
3. Dengan kontribusi pendapatan yang cukup Sawit. Sampit. Diakses melalui
besar masyarakat yang menjalankan usaha http://novhiypurple.blogspot.com
12
pada tangal 14 Maret 2019 pada
pukul 10.00 WIB.
Soekartawi. 2005. Agribisnis Teori dan
Aplikasinya. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sriyoto, Winda H & Ketut S,. 2007 Economic
Effiency of Paddy Farming at Two
Different land Typologies in
Bengkulu Province and Their
13