Anda di halaman 1dari 15

BESARAN DAN SATUAN

FISIKA DASAR

BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar belakang

Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan sebisa mungkin
memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu menemukan keteraturan lainnya di alam
semesta yang belum ditemukan dan memanfaatkan keteraturan yang telah ditemukan untuk
menjadi bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanpa ada penemuan tentang keteraturan lensa,
maka tidak mungkin di temukan planet-planet, tanpa ditemukannya planet-planet, tidak
mungkin ditemukan Hukum-hukum Kepler, tanpa ditemukan Hukum Kepler, maka tidak
mungkin ditemukan hal-hal penting lainnya di tata surya, dan hal-hal ini masih terus
berlanjut, keteraturan yang telah ditemukan akan menjadi dasar untuk menemukan
keteraturan-keteraturan lainnya.
Gaya merupakan besaran fisika (vektor) yang dapat diukur menggunakan teori fisika
yang pernah dikemukakan oleh seorang ahli fisika Issac Newton, seperti yang telah kita
ketahui ada berbagai macam jenis gaya berdasarkan pengaruh perubahan objek yang akan
dikenai gaya, yakni ada gaya tekan/dorong, gaya tarik, gaya angkat. Namun pada dasarnya
perbedaan dari semua jenis gaya tersebut adalah pada prosedur dalam mengenakan gaya itu
pada objek yang dituju.

Penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas terhadap suatu standar diperlukan tidak
hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua
benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.
Dari suatu pengukuran untuk menentukan sesuatu yang dapat diukur, akan selalu
berhubungan  besaran dan satuan, yang mana dari pengukuran itu akan
membandingkan suatu besaran dengan besaran standart yang sudah ditetapkan terlebih
dahulu. Satuan dan besaran memang tidak bisa dipisahkan karena besaran harus mempunyai
satuan agar besaran tersebut dapat dengan mudah dihitung.

Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal itulah
yang melatar belakangi untuk menyusun makalah ini, agar nantinya dapat memahami dan
mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

BESARAN DAN VEKTOR 1


FISIKA DASAR

I.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun bahasan rumusan masalah meliputi :
1. Definisi dan perbedaan dari besaran vektor dan skalar?
2. Apakah perbedaan dari vektor komponen dan vektor satuan?
3. Cara menentukan arah dari vektor?
4. contoh pengaplikasian vektor dalam kehidupan nyata?
I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui definisi dan perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor.
2. Untuk mengetahui perbedaan dari vektor satuan dan vektor komponen.
3. Untuk mengetahui sistem operasi vektor.
4. Untuk mengetahui cara penentukan besar dan arah vektor.
5. Untuk mengetahui pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari hari–hari.

BESARAN DAN VEKTOR 2


FISIKA DASAR

BAB II

Pembahasan

II.1. Perbedaan besaran skalar dan besaran vektor

Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki besar namun tidak memiliki arah.
Sedangkan besaran Vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah.

Besaran skalar hanya memiliki besar. Contoh besaran skalar yang khas adalah jumlah
siswa dalam kelas, banyaknya gula dalam tempat gula, harga sebuah rumah dan lain
sebagainya. Karena besaran skalar adalah bilangan belaka, maka cara penjumlahannya sama
dengan cara penjumlahan bilangan. Dua kelereng dalam saku kiri ditambah tujuh kelereng
dari saku lain adalah sembilan kelereng.

Besaran vektor selain memiliki besar memiliki arah pula. Misalnya, vektor
perpindahan dapat berupa perubahan kedudukan dari suatu tempat ke tempat yang lain sejauh
2 cm dalam arah x dari tempat pertama. Contoh lain : tali yang diikatkan pada tiang, jika
ditarik ke arah Utara menimbulkan gaya yang bersifat vektor pada tiang itu sebesar 20 N,
arah ke Utara. Satu newton = 0,225 pound( 1 N = 0,225 lb ). Begitu pula, mobil yang menuju
ke Selatan dengan laju 40 km/jam memiliki kecepatan vektor sebesar 40 km/jam, arah ke
Selatan. Besaran vektor dapat digambarkan sebagai anak panah, di mana panjang anak panah
menunjukkan besar vektor ( 2cm, 20 N, 40 km/jam ), dan arah anak panah menunjukkan arah
besaran vektor.

BESARAN DAN VEKTOR 3


FISIKA DASAR

II.2. Vektor komponen dan vektor satuan

Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus. Pada
koordinat kartesian, vektor dapat diuraikan ke arah sumbu x, sumbu y dan sumbu z jika 3
dimensi. Vektor-vektor hasil penguraian inilah yang disebut dengan vektor
komponen. Vektor yang terletak di sumbu x, disebut dengan vektor komponen sumbu x, dan
vektor yang terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen sumbu y. Besar dari vektor
komponen tergntung dari vektor bersangkutan, tetapi arahnya selalu diketahui dan konstan.
Vektor  satuan (unit vector) adalah vektor yang besarnya satu satuan. Vektor satuan
berfungsi untuk menyatakan arah dari vektor dalam ruang, dimana vektor satuan arahnya
sejajar sumbu koordinat, dan pertambahannya juga sejajar sumbu koordinat. Dalam koordinat
kartesian xyz, vektor satuan biasanya dilambangkan dengan vektor satuan i untuk sumbu x
positif, vektor satuan j untuk sumbu y positif dan vektor satuan k, untuk 3 dimensi. Jika
dituliskan, vektor satuan pada koordinat kartesian dinyatakandengan  , ,  atau A, B, C. Dengan
demikian, jelaslah perbedaan vektor komponen dan vektor satuan.

II.3. Menentukan Vektor Resultan


Hasil penjumlahan ataupun hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih disebut
resultan vektor.
Untuk menentukan resultan vektor dapat ditempuh dengan 2 (dua) metode yaitu :

Metode Jajar Genjang

 Metode Grafis Metode Segitiga

Metode Poligon

Metode Sinus

 Metode Analitis Metode Kosinus

Metode Vektor Komponen

Metode vektor yang lazim digunakan adalah metode jajar genjang untuk menentukan
resultan 2 buah vektor dan metode vektor komponen untuk menentukan resultan banyak
vektor.

BESARAN DAN VEKTOR 4


FISIKA DASAR

II.3.1. Metode Grafis


II.3.1.1. Metode Jajar Genjang
Metode jajar genjang digunakan untuk menentukan resultan 2 buah vektor. Jadi satu
lukisan, yang nantinya akan berbentuk seperti jajar genjang, hanya dapat melukiskan 2 buah
vektor. Aturan menentukan vektor resultan dengan metode jajar genjang adalah sebagai
berikut.
1.                 Lukislah vektor F1 dan F2 dengan titik tangkap berimpit di titik O

            

2.                 Buatlah jajar genjang dengan sisi-sisi vektor F1 dan F2

         

3.                 Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor F 1dan
vektor F2

 
Gambar. 2.3 Metode Jajar Genjang

4.                  Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap vektor F1

BESARAN DAN VEKTOR 5


FISIKA DASAR

II.3.1.2 Metode Segitiga


Pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung vektor yang lain
kemudian menghubungkan titik tangkap atau titik pangkal vektor pertama dengan titik ujung
vektor ke dua.

1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di titik O

 
2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1

3. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap arah vektor F1

II.3.1.3 Metode Poligon


Jika ada tiga vektor atau lebih, anda tidak mungkin menjumlahkan vektor-vektor
tersebut dengan metode jajar genjang atau metode segitiga. Oleh karena itu harus digunakan
metode segibanyak (poligon). Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar berikut

Pada gambar di atas terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya. Adapun
resultan ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar berikut :

BESARAN DAN VEKTOR 6


FISIKA DASAR

Berikut adalah tahap-tahap dalam menentukan resultan vektor mengguanakan metode


poligon: :
1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di O
2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1
3. Lukislah vektor F3 dengan titik tangkap di ujung vektor F2
4. Hubungkan titik tangkap di O dengan ujung vektor F 3. Lukis garis penghubung antara
titik tangkap O dan ujung vektor F3. Garis penghubung ini merupakan resultan
vektor F1, F2, dan F3.

II.3.2 Metode Analitis


Menentukan besar dan arah vektor resultan dengan metode grafis merupakan salah
satu pendekatan. Ketepatan hasil yang diperoleh bergantung pada ketepatan dan ketelitian
anda dalam menggambar dan membaca skala. Besar dan arah vektor resultan lebih tepat
diperoleh melalui perhitungan matematis.
Penjumlahan vektor menggunakan rumus cosinus:

Menjumlahkan dua atau lebih vektor menggunakan vektor komponen:

BESARAN DAN VEKTOR 7


FISIKA DASAR

II.4. Perkalian Vektor

Vektor bukan bilangan biasa, sehingga perkalian biasa tidak bisa langsung digunakan
pada vektor. Kita harus menggunakan perkalian vektor. Perkalian vektor terdiri dari dua
jenis, yaitu : perkalian titik dan perkalian silang.

II.4.1. Perkalian Titik


Perkalian titik dari dua buah vektor A dan B dituliskan sebagai A • B ( dibaca A titik
B). Perkalian titik A • B didefinisikan sebagai suatu skalar yang sama dengan hasil kali dari
besar kedua vector dengan kosinus sudut apitnya. Sesuai definisinya maka:
A • B = A B cos θ

dan

A•B=B•A
 Beberapa hal penting dalam perkalian titik
 Selain hokum komutatif, perkalian titik juga memenuhi hukum distribusi
A • (B + C) = A • B + A • C
 Jika kedua vector A dan B saling tegak lurus, sudut apit θ = 900, sedangkan cos θ,
maka
A • B = AB cos θ  = 0
 Jika kedua vector A dan B searah, yaitu θ = 00, sedangkan cos θ = 1, maka
A • B = AB
 Jika B = A maka diperoleh
A • B = A2  atau   B •B  = B2
 Jika kedua vektor A dan B berlawanan arah, yaitu θ =1800, sedangkan cos 1800 = -1,
maka A • B = – AB

Penggunaan perkalian titik dalam fisika, contohnya usaha, fluks listrik, fluks magnetik.

II.4.2. Perkalian Silang


Perkalian silang dari dua buah vektor A dan B dituliskan sebagai A x B( dibaca A
silang B ). Perkalian silang A x B didefinisikan sebagai suatu vector yang tegak lurus pada
bidang di mana A dan B berada, dan besarnya sama dengan hasil kali dari besar kedua vector
dengan sinus sudut apitnya. Jadi,
BESARAN DAN VEKTOR 8
FISIKA DASAR

Jika     C = A x B maka C = AB sin θ


Beberapa hal penting dalam perkalian silang:

1. Nilai 00 ≤ θ ≥ 1800, sedangkan nilai sin θ pasti positif, maka nilai C dalam C = A x B
sin θ selalu positif.
2. Perkalian silang bersifat anti komutatif
AxB=–BxA
3. Jika vector A dan B saling tegak lurus yaitu sudut apit θ=900 sedangkan sin 900 = 1,
maka
|A x B|= A B
4. Jika vector A dan B segaris kerja, dapat searah (θ = 00) atau berlawanan arah (θ =
1800), sedangkan sin 00 = sin 1800 = 0 maka
A x B = 0

Penerapan perkalian silang dalam fisika pada momen () didefinisikan sebagai perkalian silang
antara vektor posisi r dan vektor gaya F, (= r x F ), gaya lorentz pada muatan yang bergerak
( F = q v x B).

II.5. Aplikasi vektor dalam kehidupan sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai aplikasi vektor, contoh sederhana
adalah sebuah benda yang jatuh dari tangan anda kebawah lantai. Dalam hal ini benda jatuh
akibat Gravitasi bumi (gaya tarik bumi) yang arahnya menuju pusat bumi. Hal ini juga
menunjukkan benda memiliki berat yang arah dan besarnya sama dengan gaya tarik bumi
terhadap benda tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh dari kehidupan manusia yang berhubungan


dengan vektor:

 Ketika penerjun menjatuhkan diri dari pesawat, tempat ia jatuh tidak tepat di bawah
pesawat, tetapi jauh melenceng karena adanya dua vektor gaya yaitu gaya gravitasi
dan gaya dorong angin.

BESARAN DAN VEKTOR 9


FISIKA DASAR

 Saat perahu menyebrangi sebuah sungai, makan kecepatan gerak perahu yang
sebenarnya merupakan kecepatan gerak perahu dan kecepatan air

 Dalam suatu kejadian seorang pemanah menarik anak panah dari busunya sebenarnya
arah gerak anak panah merupakan penjumlahan vektor gaya tarik tali dari kedua ujung
busur tersebut.

BESARAN DAN VEKTOR 10


FISIKA DASAR

 Pesawat terbang yang ingin terbang dan tinggal landas menggunakan metode vektor,
sehingga ketika turun tidak langsung jatuh kebawah, tapi melalui arah vektor yang
disesuaikan. Dengan demikian orang-orang yang berada didalamnya pun tidak jatuh
atau terombang-ambing

 Metode vektor juga diaplikasikan terhadap orang yang sedang bermain layang-layang.
Sehingga arah layang-layang yang sedang terbang tidak lurus terhadap orang yang
memegang tali layangan. Dengan demikian orang tersebut dapat melihat layangan
lebih jelas karena ada pengaruh vektor

 Pada saat seorang anak bermain jungkat-jungkit, pada bidang miring menggunakan
gaya vektor, sehingga anaak tersebut tidak jatuh dari bidang miring itu

BESARAN DAN VEKTOR 11


FISIKA DASAR

BAB III

Penutup

III.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni:

1.        Pembagian besaran meliputi besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok
adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak dapat
diturunkan dari besaran lain, sedangkan Besaran turunan adalah besaran yang
satuannya diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok.

2.        Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor satuan merupakan vektor
yang bernilai satu satuan pada koordinat kartesian, sedangkan vektor komponen
adalah vektor uraian atau proyeksi tegak lurus suatu vektor pada sumbu xyz koordinat
kartesian.

3.         Cara menetukan vektor resultan ada 2 metode, yakni metode grafis dan metode
analitis. Metode grafis di bagi tiga yaitu metode jajar genjang, segitiga, dan poligon.
Metode analitis dibagi lagi yaitu metode sinus, cosinus, dan vektor komponen.

4.         Untuk menentukan arah resultan vektor terhadap salah satu vektor penyusunnya dapat
menggunakan persamaan sisnus, Perkalian titik dua buah vektor jika hasil kali titik
dari dua buah vektor menghasilkan bilangan skalar, dan Perkalian silang dari dua
buah vektor yang akan menghasilkan sebuah vektor baru.

5. Vektor merupakan salah suatu metode yang bermanfaat bagi kehidupan sehari – hari,
seperti : Bermain layang - layang, bermain jungkat - jungkit, panahan, terjun payung,
perahu menyebrangi sungai berarus.

BESARAN DAN VEKTOR 12


FISIKA DASAR

III.2. Saran

Ilmu vektor yang telah dipelajari bersama, pada dasarnya amat erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari dimasyarakat. Adapun saran yang dapat berikan adalah perlunya
pengaplikasian dari pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan
pekerjaan masyarakat, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan taraf hidup bangsa
dan negara. Selain itu, juga menyarankan kepada pembaca untuk menambah referensi lain
tentang vektor, guna memperdalam pemahaman tentang vektor.

BESARAN DAN VEKTOR 13


FISIKA DASAR

Daftar Pustaka

Tim.2012.Diktat Fisika untuk Pelatihan Operator & Technician TrainingProgram. Cepu :


Pusdiklat Migas

Theory and Problem of COLLEGE PHYSICS, 8th edition/Frederick Bueche Schaum Series

http://luckynurmadianto.blogspot.com/2013/12/makalah-fisika-vektor.html

http://gurumuda.net/penjumlahan-vektor.htm

http://rumushitung.com/2013/06/14/besaran-vektor-fisika-sma/

fisikareview.wordpress.com

tama29081997.blogspot.com

BESARAN DAN VEKTOR 14

Anda mungkin juga menyukai