Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG SAYUR DI PASAR BARUGA

KECAMATAN BARUGA KOTA KENDARI

Fitri Rahmawati 1
Abdullah Igo2
Murni Nia3
1
Aumni Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UHO
Email: F_rahmawati86@yahoo.com
2
Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UHO
Email: abdullah_igo@yahoo.co.id
3
Aumni Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UHO
Email: Murni_uhn95@ymail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis seberapa besar tingkat pendapatan yang diperoleh oleh
pedagang sayur dalam satu bulan di Pasar Baruga Kecamatan Baruga Kota Kenari. Dengan penentuan
subjek dalam penelitian ini yaitu pedagang sayur di pasar Baruga Kecamatan Baruga Kota Kendari
sebanyak 20 pedagang sayur. Metode penelitian iniadalah penelitian deskriptif kuantitatif. Tehnik analisis
penelitian ini yaitu analisis pendapatan pedagang sayur di pasar baruga dengan analisis pendapatan TR-TC
untuk memperoleh gambaran mengenai pendapatan pedagang sayur di pasar Baruga Kecamatan Baruga
Kota Kendari.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah penerimaan pedagang sayur kol di pasar baruga
kecamatan adalah sebesar Rp 396.690.000/bulan dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp19.834.500.
Demikian juga dengan jumlah biaya yang dikeluarkan pedagang sayur di pasar baruga adalah sebesar Rp
281.327.500,-/ bulan, dengan rata-rata biaya sebesar Rp 14.066.375,-/bulan untuk setiap pedagang,
namun biaya yang dikeluarkan berbeda sesuai dengan jumlah unit sayur yang diambil. Demikian pula
dengan jumlah ke seluruhan pendapatan pedagang sayur dari 20 responden semua pedagang sayur
dapat dikatakan layak karena R/C >1 pendapatan bersih tertinggi sebesar Rp 6.876.000,- /bulan. Dengan
demikian disimpulkan bahwa pendapatan yang diperoleh pedagang sayur di pasar baruga kecamatan
Baruga Kota Kendari sudah dapat memnuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Kata Kunci: Biaya, pedagang sayur, Penerimaan, dan Pendapatan

PENDAHULUAN pemerintah dalam usaha meningkatkansumber


Pembangunan daerah di sector perdagangan devisa pendaatan daerah dan untuk gizi makanan.
membawa arti penting bagi peningkatan Tetapi dari sisi lain, dapat juga dilihat bahwa
pendapatan masyarakat sekitar dan pertumbuhan masyarakat pedagang yang berperan aktif dalam
ekonomi nasional. Khususnya di sektor usaha perdagangan sebahagian besar belum
perdagangan yang memberikan kontribusi dalam terlepas dari lingkaran kemiskinan yang perlu
meningkatkan devisa daerah melalui perdagangan, penanganan serius.
Berdasarkan potensi ini masyarakat Indonesia Menurtut (Brata, 2001: 20) suatu kegiatan
yang kebanyakan hidup di wilayah perkotaan usaha membeli dan menjual atau mempertukarkan
sewajarnya memiliki tingkat kualitas hidup yang barang dan jasa dengan mengharapkan
baik dan sejahtera. Sektor perdagangan di bidang penghasilan dari kegiatan tersebut. Sedangkan
pertanian merupakan salah satu sasaran pedagang adalah seluruh kegiatan usaha dagang
yang dilakukan oleh orang-orang atau badan yaitu pendapatan pedagang sayur di pasar baruga
dalam bentuk kegiatan pembelian dan penjualan kecamatan baruga kota kendari
barang dan jasa yang ditunjukkan untuk Dari uraian latar belakang di atas, penulis
memperoleh keuntungan. Di pasar baruga ini tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut
mayoritas pedagang kondisi masyarakat pedagang sehingga dapat ditindaklanjuti dalam bentuk
pada umumnya. Jika kondisi jual beli sayur baik kegiatan penelitian, terutama mengenai “Analisis
maka pedagang dapat menjual sayurannya dengan tingkat Pendapatan pedagang sayur di pasar baruga
jumlah yang banyak setiap hari, hanya sebahagian kecamatan baruga kota kendari”.
pedagang sayur saja yang memiliki pekerjaan Rumusan Masalah
sampingan. Di lain pihak mereka harus memenuhi Berdasarkan latar belakang masalah
kebutuhan hidup setiap hari. Masyarakat pedagang penelitian diatas, maka permasalahan data
sayur di pasar baruga ini mengambil dagangan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
sayur dari pengepul yang berasal dari berbagai “Berapakah besar tingkat Pendapatan Pedagang
daerah salah satunya dari enrekan yang kemudian sayur di Pasar Baruga Kecamatan Baruga Kota
dijual langsung kepada masyarakat, kemudian Kendari selama 1 bulan ?”
hasil dari jualan sayur tersebut akan di bayar Tujuan Penelitian
kemudian sesuai dengan jumlah sayuran yang di Berdasarkan rumusan masalah yang telah
ambil kepada para pengepul tersebut. dijabarkan di atas, maka penelitian ini bertujuan
Pedaganga sayur di pasar baruga apabila untuk menganalisis potensi pedagang sayur di
pendapatan mereka Masih rendah , rata-rata Rp pasar dan mendeskripsikan tingkat Pendapatan
4.000.000,- 5.000.000 per bulan belum dapat pedagang sayur di pasar Baruga Kecamatan
dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Baruga Kota Kendari
setempat, guna memperbaiki tingkat kehidupan Manfaat Penelitian
mereka menjadi lebih baik karena disebabkan oleh Adapun manfaat penelitian yang diharapkan
faktor dalam dirinya yang mencerninkan gaya oleh peneliti yaitu :
hidup yang tinggi seperti membeli rumah, pakaian 1. Manfaat Teoritis
dan perhiasan dan lain-lain a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Pendapatan pedagang sayur akan memperkaya konsep yang terkait mengenai
menentukan tingkat pendapatan yang dimiliki penelitian pendapatan pedagang sayur secara
pedagang sayur akan tetapi sampai saat ini belum kualitatif, utamanya pada pendapatan
diketahui seberapa besar pendapatan pedagang pedagang sayurr di pasar baruga kec. Baruga
sayur di pasar baruga kecamatan baruga kota kota kendari Penelitian ini dapat menjadi
kendari. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu kajian jalan pembuka bagi pelaksanaan penelitian
yang ditujukan untuk mengetahui besarnya
2
lain yang berkaitan dengan pendapatan pembelian dan penjualan barang dan jasa yang
pedagang sayur. ditunjukkan untuk memperoleh keuntungan.
2. Manfaat Praktis Menurut Sumarno, (2003: 28)
1. Pemerintah: Penelitian ini dapat mengemukakan bahwa pedagang adalah mereka
memberikan gambaran tentang pendapatan yang berfungsi sebagai penghubung antara
pedagang sayur sehingga dapat menjadi kegiatan produsen dengan konsumen dalam rangka
pertimbangan pemerintah dalam menanggani kegiatan penyaluran barang maupun memasarakan
masalah pendapatan pedagang sayurr barang atau jasa secara ekonomis
2. Masyarakat pedagang : Penelitian ini dapat Berdasarkan pengertian yang dikemukakan
memberikan gambaran deskriptif mengenai diatas, maka dapat disimpulakan bahwa pedagang
konsep pendapatan pedagang sayurr sehingga adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
dapat dijadikan pedoman pendapatan seseorang atau kelompok orang dalam aktivitas
pedagang sayur. jual beli dengan tujuan memperoleh keuntungan.
3. Mahasiswa: Penelitian ini dapat Mardi dan Effendi, (2001: 145)
memberikan contoh penelitian Deskritif mengelompokkan para pedagang dalam 3
kuantitif mengenai gambaran tingkat kategori , yaitu :
pendapatan pedagang sayurr di pasar baruga a. Penjualan borongan
kec. Baruga kota kendari. Sehingga dapat Penjualan borongan adalah istilah umum yang
dijadikan sumber Deskriptif Kunatitatif digunakan untuk mengambarkan perihal yang
dalam penelitian yang relevan dengan mempunyai cadangan penguasaan modal
penelitian pendapatan pedagang sayurr yang lebih besar dalam hubungan
dilakukan peneliti. berekonomian.Istilah ini digunakan untuk
TINJAUAN PUSTAKA mengambarakan para wirasuwasta yang
Konsep Pedagang
memodali dan mengorganisir sendiri
Kata pedagang berasal dari kata dasar dagang
distribusi barang-barangnya.
dalam b. inggris di sebut trade atau pertukaran,
b. Pengecer besar
jadi pedagang adalah orang yang melakukan
Dibedakan dalam dua kelompok yaitu
perdagangan atau pertukaran. Menurut Brata,
pedagang besar yang termasuk pengusaha
(2001: 20) suatu kegiatan usaha membeli dan
warung ditepi jalan atau pojok depan sebuah
menjual atau mempertukarkan barang dan jasa
halaman rumah, dan pedagang pasar yaitu
dengan mengharapkan penghasilan dari kegiatan
mereka yang memiliki ha katas tempat yang
tersebut. Sedangkan pedagang adalah seluruh
tetap dalam jaringan pasar resmi.
kegiatan usaha dagang yang dilakukan oleh orang-
orang atau badan yaitu dalam bentuk kegiatan

3
c. Pengecer kecil pengelolaan dari modal sendiri atau modal
termasuk kategori pedagang kecil sektor pinjaman yang diinvestasikan.
informal yang meliputi berjualan di pasar, di Selanjutnya Winardin (2003: 58)
tepi jalan, dan mereka yang menghasilkan mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil
kios-kios dipingiran pasar yang besar. berupa uang atau materi yang diperoleh dari
Adapun yang dikemukan oleh Damsar, pemanfaatan modal atau kekayaan. Hal ini
(2009: 106) distribusi barang yang di lakukan, mengandung pengertian bahwa pendapatan
yaitu: merupakan sesuatu yang diperoleh karena
a. Pedagang distributor (tunggal), yaitu pemanfaatan sesuatu yang lain yaitu penggunaan
pedagang yang mengeluarkan hak satu kekayaan dan jasa-jasa tersirat juga adanya
produk dari perusahaan tertentu. kemampuan keterampilan mengelola faktor-faktor
b. Pedagang partai (besar) yaitu vendor yang tersebut untuk mendapatkan materi berupa
membeli produk dalam jumlah besar yang di kekayaan atau barang.
maksud kan untuk di jual kepada pedagang Menurut Rahardja dan Manurung (2010: 151)
lain nya seperti grosir. bahwa “laba atau keuntungan adalah nilai
c. Pedagang enceran yaitu pedagang yang penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total
menjual produk langsung ke pada konsumen. di keluarkan perusahaan”. Laba ditandakan dengan
Pedagang sayur yang merupakan bagian yang π, pendapatan total adalah TR, dan biaya total
membutuhkan modal yang relatif sedikit, sama dengan TC. Maka fungsi dari laba adalah (π
berusaha dalam bidang produksi dan = TR-TC). Selanjutnya Rahardja dan Manurung
penjualan untuk memenuhi kebutuhan (2010: 151) dalam Buku Teori Mikro
kelompok usahanya dilaksanakan pada menambahkan bahwa “ Perusahaan dikatakan
tempat-tempat yang dianggap strategis dalam memperoleh laba kalau nilai π positif (π > 0)
lingkungan informan. dimana TR > TC. Laba maksimum (maximum
Konsep Pendapatan profit) tercapai bila nilai π mencapai
Pendapatan merupakan hasil dari maksimum”.Untuk memcari laba maksimum
pengurangan antara penerimaan dengan seluruh terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan
biaya yang dikeluarkan dalam waktu tertentu. yaitu pendapatan totalitas (totality approach), rata-
Menurut Soekartawi (2001), mengemukakan rata (average approach), dan marginal (marginal
bahwa pendapatan merupakan selisih antara approach).
penerimaan dari semua biaya. Selanjutnya Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
dikatakan bahwa pendapatan bersih usaha Pedagang
menunjukkan imbalan yang di peroleh dari Rendahnya kualitas sumber daya manusia
pengeluaran faktor produksi berupa kerja, masyarakat pedagang yang terefleksi dalam bentuk
4
kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor dikeluarkan oleh setiap perusahaan dapat
internal dan eksternal masyarakat. Faktor internal dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
misalnya pertumbuhan penduduk yang cepat, a. Biaya eksplisit adalah pengeluaran–
kurang berani mengambil resiko, cepat puas dan pengeluaran perusahaan yang berupa
kebiasaan lain yang tidak mengandung pembayaran dengan uang untuk mendapatkan
modernisasi. Selain itu kelemahan modal usaha faktor-faktor dan bahan mentah yang
dari pedagang sangat dipengaruhi oleh pola piker dibutuhkan.
pedagang itu sendiri. Faktor eksternal yang b. Biaya tersembunyi adalah taksiran
mengakibatkan kemiskinan rumah tangga pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi
pedagang lapisan bawah antara lain proses yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiriyang
produksi didominasi oleh toke pemilik perahu atau digunakan dalam perusahaan dan bangunan
modal dan sifat pemasaran produksi hanya perusahaan yang dimilikinya.
dikuasai kelompok dalam bentuk pasar monopsoni Menurut Joesron dan Fathorrozi. (2003: 51)
(Kusnadi, 2003: 19). bahwa biaya terdiri dari 3 komponen yaitu :
Konsep Biaya a. Biaya variabel (variable cost).
Secara luas biaya didefinisikan sebagai Biaya variabel adalah biaya yang besarnya
pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan beruba-ubah tergantung dari banyak sedikitnya
moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi output yang dihasikan. Semakin besar jumlah
dihindari, baik yang telah terjadi maupun yang output semakin besar pula biaya variabel yang
akan terjadi. Kholmi dan Yuningsih (2004: 11) harus dikeluarkan. Contoh biaya variabel adalah
mengutip pengertian biaya menurut AICPA biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Biaya
yaituBiaya adalah pengurangan pada aktiva netto variabel total (TVC) adalah biaya yang besar dan
sebagai akibat digunakannyajasa-jasa ekonomi kecinya mengikuti banyak sedikitnya output yang
unutk menciptakan penghasilan. Biaya adalah dihasilkan. Jadi, semakin banyak output yang
pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas dihasilkan maka biaya variabel akan semakin
yang dikorbankanuntuk mendapatkan barang atau tinggi.
jasa yang diharapkan memberikan manfaatsaat Menurut Mutmainah (2015: 13) biaya variabel
sekarang atau di masa yang akan datang. merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku
Selanjutnya menurut Sukirno (2001: 205) berubah sebanding dengan volume kegiatan
mengemukakan bahwa biaya produksi adalah produksi. Setiap perubahan volume kegiatan
semua pengeluaran yang dilakukan oleh produksi maka akan ditanggapi dengan perubahan
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor biaya variabel dengan jumlah yang sebanding
produksi dari bahan–bahan mentah yang dengan perubahan volume kegiatan poduksi
digunakan untuk perusahaan tersebut. Biaya yang tersebut. Jadi biaya variabel merupakan biaya-
5
biaya yang dikeluarkan sesuai dengan besarnya menghadapi perubahan- perubahan dalam
hasil produksi, jika barang yang diproduksi menghadapi kondisi ekonomi akan berkurang.
(output) meningkat, maka meningkat atau tinggi c. Biaya total.
pula biaya variabel yang harus dikeluarkan. Begitu Biaya total adalah seluruh biaya yang yang
pula sebaliknya apabila memproduksi barang dikorbankan yang merupakan totalitas biaya tetap
(output) dalam jumlah yang lebih kecil atau sedikit ditambah biaya variabel. Total biaya usaha
maka kecil pula biaya variabel yang harus merupakan pengeluaran tunai usaha yang
dikeluarkan. ditunjukan oleh jumlah uang yang dibayarkan
b. Biaya tetap ( Fixed Cost). untuk pembelian barang dan jasa bagi usaha
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap tersebut. Menurut Soekartawi (2003) bentuk
constant tidak dipengaruhi perubahan volume persamaan total biaya pada tingkat harga tertentu
kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan ialah :
tertentu.Biaya tetap juga adalah biaya yang dalam TC = TFC + TVC
periode tertentu jumlahnya tetap, tidak tergantung Keterangan :
pada jumlah produksi. Besarnya biaya tetap total TC = Biaya total atau Total Cost.
(TVC) merupakan jumlah seluruh biaya total yang TFC = Biaya tetap total (Total Fixed Cost ).
dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Biaya ini TVC = Biaya variable total ( Total Variable Cost).
sifatnya tetap hanya sampai periode tertentu atau Biaya yang dikeluarkan pedagang juga
batas produksi, tetapi akan berubah jia batas itu terdiridari biaya tetap dan biaya variabel, sehingga
dilewati. penerimaan juga dipengaruhi oleh besarnya biaya
Menurut Mutmainah (2015: 14) biaya tetap yang dikeluarkan.
merupakan biaya yang menpunyai tingkah laku Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas
tetap tidak berubah terhadap perubahan volume maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan
kegiatan produksi dalam jangka waktu pedagang merupakan hasil pemasukan berupa
tertentu.Menurut Mulyadi (2002: 507) biaya tetap pendapatan bersih dari kegiatan usahanya yang
adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam telah dikurangi dengan biaya-biaya produksi
kisaran perubahan kegiatan tertentu.Biaya tetap dalam satuan rupiah serta dihitung dalam kurun
atau biaya kapasitas merupakan biaya untuk waktu tertentu.
mepertahankan kemampuan beroperasi pada Penelitian Relevan
tingkat kapasitas tertentu. Beberapa penelitian terdahulu yang dianggap
Jadi secara umum jika biaya tetapmempunyai relevan dalam penelitian ini antara lain:
proporsi tinggi bila dibandingkan dengan biaya 1. Rosetyadi Artistyan Firdausa, Fitrie Arianti
variabel, kemampuan manajemen dalam (2013) dalam jurnal yang berjudul Pengaruh
Modal Usaha, Lama Usaha dan Jam Kerja
6
terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar biaya upah tenaga kerja, dan biaya penjualan.
Bintoro Demak. Metode yang digunakan Sementara itu penerimaan berasal dari penjualan
adalah kuesioner dan studi pustaka.Penentuan sayur (ikat). Pendapatan dilihat dari dua sisi yaitu
sampel penelitian menggunakan teknik penerimaan pedagang dari hasil penjualan dan
random sampling dan jumlah responden biaya yang dikeluarkan pedagang . Dalam
sebanyak 75 responden. penerimaan pedagang terdiri dari banyaknya sayur
2. Weri Ajeng Chintya dan Ida Bagus Darsana yang diambil dan hasil penjualan, sedangkan biaya
(2013) dalam jurnal yang berjudul Analisis terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel
Pendapatan Pedagang di Pasar Jimbaran, kemudian diaanalisis dengan rumus pendapatan
Kelurahan Jimbaran.Metode yang digunakan bersih untuk menarik sebuah kesimpulan.
oleh peneliti adalah wawancara terstruktur dan
Aktivitas Pedagang
studi pustaka.Sedangkan responden penelitian
sebanyak 106 responden dengan teknik
Pendapatan Pedagang
penentuan sampel menggunakan metode Sayur
Stratified Random Sampling.
3. Deny Anggara Lugianto (2015) dalam skripsi Penerimaan Biaya pedagang sayur
yang berjudul Faktor-Faktor Yang pedagang sayur

Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kaki


Pendapatan Biaya Tetap Biaya Variable
Lima di Wilayah Tegalboto Jember. Metode Penjualan 1. Modal Sayur
sayur 1.Keranjang 2. Sewa lapak
yang digunakan adalah dengan
3. Upah Buruh
angket/kuesioner. Sedangkan responden 4. Kantong
penelitian sebanyak 50 dengan teknik 5. karet
6. konsumsi saat
penentuan sampel menggunakan metode berdagang
stratified random sampling.
Kerangka Pikir R/C
Kecamatan baruga terdiri dari beberapa
kelurahan yang sebagian pesar masyarakat yang Gambar 1. Kerangka Pikir
berada pada kelurahan baruga melakukan usaha
Pemaparan penjelasan uraian kerangka
pedagang sayur.
berpikir di atas dapat memunculkan suatu konsep
Adapun sampel yang diambil dalam
tentang yang mempengaruhi analisis tingkat
penelitian ini yaitu 20 orang dengan cara
pendapatan pedagang sayur di pasar baruga
mengelompokkan lamanya usaha dari 5 tahun ke
kecamatan baruga kota kendari. Pola tersebut
atas. Sementara itu dalam pengelolahan pedagang
merupakan suatu acuan peneliti untuk dapat
sayur terdapat biaya-biaya yang harus dikeluarkan
7
memudahkan dalam pelaksanaan penelitian dalam sayur berjualan sayur selama 5 tahun ke atas
pengolahan data. tampah menganti jenis pekerjaannya.
METODE PENELITIAN Ukuran sampel ditarik sebanyak 20 orang
Tempat dan Waktu Penelitian
pedagang dengan cara mengelompokkan lamanya
Penelitian akan dilaksanakan di pasar baruga
berjualan. Penarikan sampel dilakukan dengan
kecamatan baruga kota kendari.Lokasi penelitian
cara mendatangi los-los/lapak pedagang
ini ditentukan secara sengaja (purposive)
responden (yang akan diteliti (Purposive
berdasarkan pertimbangan bahwa di kecamatan
Sampling) dengan pertimbangan bahwa sampel
baruga merupakan letak di mana pasar baruga
sifatnya homogen yang diyakini bisa mewakili
berada yang mayoritas masyarakatnya pedagang.
populasi.
Waktu Penelitian ini di laksanakan dalam satu
Jenis dan Sumber Data
bulan yaitu bulan Januari 2019-april 2019.
Jenis penelitian dan sumber data yang
Jenis Penelitian
disajikan diperoleh dari sumber-sumber data yang
Dalam penelitian ini menggunakan metode
meliputi sumber data primer dan sumber data
survey dengan pendekatan kuantitatif deskriptif.
sekunder sebagai berikut:
Desain/Rancangan Penelitian
1. Data primer merupakan data yang
Adapun desain penelitian yang akan
dikumpulkan dari hasil pertanyaan yang
digunakan adalah dengan mengumpulkan data
dilakukan terhadap pedagang sayur di pasar
yang ada kaitannya dengan variable yang akan
baruga data di ambil adalah biaya, jumlah
diteliti melalui wawancara terstruktur, observasi,
sayur yang di jual, jenis sayur yang di jual,
dan dokumentasi. Selanjutnya dari pengumpulan
harga jual dan sayuran, hasil penjualan selama
data akan diolah dengan menggunakan analisis
periode waktu tertentu
ekonomi berupa analisis pendapatan pedagang.
2. Data Sekunder merupakan data ini diperlukan
Populasi dan Sampel
untuk mendukung analisis dan pembahasan
1. Populasi
yang maksimal. Data sekunder juga diperlukan
Populasi penelitian ini seluruh pedagang
terkait pengungkapan fenomena sosial dalam
sayur di pasar Baruga Kecamatan Baruga
penelitian ini. Data sekunder ini mengenai
sebanyak 107 orang.
Gambaran Umum Pasar baruga kecamatan
2. Sampel
baruga kota Kendari terkait dengan penelitian
Pengambilan sampel pada penelitian ini
ini.
dilakukan secara purposive sampling di mana
Teknik Pengumpulan Data
pengambilan sampel dilakukan atas suatu
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
pertimbangan tertentu yaitu lamanya pedagang
ini diperoleh dengan cara:

8
1. Observasi yaitu dengan cara mengadakan Dimana:
pengamatan langsung terhadap aktivitas para TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp)
pedagang sayur dan tanya jawab secara FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) (Rp)
langsung kepada pedagang sayur di pasar VC = Variable Cost (Biaya Variabel) (Rp)
baruga kecamatan baruga Kota Kendari serta 2. R/C ratio adalah perbandingan antara
memberikan keterangan yang berhubungan penerimaan dan biaya. Rasio penerimaan
dengan masalah yang akan dibahas dalam biaya dihitung dengan menggunakan
penelitian ini. persamaan matematis sebagai berikut:
2. Wawancara dengan menggunakan kuisioner R/C ratio= TR/TC
guna memperoleh data dari responden secara Ket.
langsung melalui proses komunikasi langsung R/C= rasio penerimaan-biaya
dengan mengajukan pertanyaan dari daftar TR = penerimaan total
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya TC = biaya total
dalam penelitian ini. Bila R/C≤ 1 artinya usaha pedagang sayur
3. Pencatatan dan dokumentasi yaitu dengan merugikan dan tidak layak diusahakan dan
dokumentasi kegiatan masing-masing pedagang sebaliknya jika R/C> 1 artinya usaha pedagang
di pasar. sayur menguntungkan dan layak diusahakan.
Teknik Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini
Keadaan Geografis Kota Kendari
maka digunakan analisisdeskriptif kuantitatif
Kota Kendari berada diantara 122o23’-
untuk menjawab permasalahan tentang berapakah
122o39’ Bujur Timur dan 03o54’30”-
pendapatan pedagang sayur di pasar baruga
04o03’11’’ Lintang Selatan yang membentang
kecamatan baruga kota kendari.
mengelilingi Teluk Kendari. Kota Kendari
1. Untuk analisis tingkat pendapatan sayur.
dilewati oleh delapan aliran sungai yang
Pendapatan adalah selisih antara penerimaaan
semuanya bermuara di Teluk Kendari. Wilayah
dari semua biaya yag dikelurkan pada saat
daratannya sebagian besar terdapat di
penjualan sayur dengan Π = TR – TC
daratan yang mengelilingi Teluk Kendari dan
Dimana :
terdapat satu pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Kota
π = Pendapatan bersih (Rp)
Kendari memiliki batas-batas wilayah
TR = Total Revenue (Total Penerimaan) (Rp)
administratif sebagai berikut:
TC = Total Cost (total biaya) (Rp)
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Sedangkan untuk mencari Total Cost dapat
Soropia;
digunakan rumus:
TC = FC + VC
9
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut
Banda;
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Moramo dan Kecamatan
Konda;
4. Sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Ranomeeto dan Kecamatan
Sampara.
Luas wilayah daratan Kota Kendari 267,37
Km2 atau 0,70% dari luas daratan Provinsi
Sulawesi Tenggara. Secara administratif Kota
Kendari terdiri dari 10 kecamatan, 64 kelurahan, Sumber : Subag Program, Informasi dan Humas
Dinas Kesehatan.
347 RW dan 975 RT
Keadaan Geografis Pasar baruga Karakteristik Kependudukan
Pasar baruga merupakan salah satu pasar Jumlah Penduduk terbanyak di Kecamatan
yang ada di kota kendari yang mempunyai luas baruga terdapat pada kelurahan baruga dengan
lahan 17,674 M2 dan luas bangunan pasar 14,500 jumlah penduduk 9.245 jiwa, dengan jumlah
M2. Secara geografis kec. baruga terletak di penduduk laki-laki sebanyak 4.822 jiwa dan
sebelah selatan berbatasan dengan kec. puuwatu jumlah penduduk perempuan sebanyak 4.423 jiwa.
dan kab. Konawe selatan dengan batas wilayah Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat pada
sebagai berikut: kelurahan wundudonpi dengan jumlah penduduk
a. Sebelah selatan berbatasan dengan kab. sebanyak 3.880 jiwa, dengan jumlah penduduk
Konawe selatan laki-laki sebanyak 1.890 jiwa dan jumlah
b. S ebelah timur berbatasan dengan kec. kambu penduduk perempuan sebanyak 1.990 jiwa.
dan kec. poasia Kecamatan Baruga dengan jumlah penduduk
c. Sebelah barat berbatasan dengan kab. kelurahan baruga pada tahun 2018 sebanyak 9.245
Konawe selatan jiwa. Penduduk terbanyak di kelurahan baruga
d. Sebelah utara berbatasan dengan kec. didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak
puuwatu dan kec. wua-wua. 4.822 jiwa sedangkan jenis kelamin perempuan
sebanyak 4.223 jiwa. Berdasarkan kelompok umur
jumlah penduduk terbanyak terdapat pada
kelompok umur 20-24 tahun dengan jumlah
penduduk sebanyak 3.061 jiwa, dengan jumlah

10
penduduk laki-laki sebanyak 1.477 jiwa dan kelompok umur produktif dan umur 60 tahun
penduduk perempuan sebanyak 1.584 jiwa. keatas di kategorikan kelompok umur kurang
Pembahasan produktif.
Jumlah Respoden Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat di
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 20
simpulkan bahwa usia responden umumnya
responden diperoleh gambaran tentang
tergolong produktif, hal ini mengindikasikan
karakterisitik responden para pedagang sayur di
bahwa masyarakat pedagang sayur di pasar
pasar Baruga Kecamatan Bauga Kota Kendari
baruga kecamatan baruga kota kendari tersebut
yang sebagian besar laki-laki. Data berikut akan
memiliki kemampuan fisik dan kemampuan
disajikan persentase jumlah responden
berfikir dalam melaksanakan kegiatan sebagai
berdasarkan jenis kelamin. Tabel 1. Karakteristik
pedagang sayur.
responden berdasarkan jenis kelamin di Pasar
Jumlah Respoden Menurut Tingkat
Baruga Kecamatan Baruga Kota Kendari
Pendidikan
No Jenis Jumlah Persentase
Selain usia produktif, tingkat pendidikan juga
kelamin (Orang) (%)
1 Perempuan 281 69.00 akan mempengaruhi pola pikir dan kinerja seorang
2 Laki-laki 126 31.00 pedagang dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Total 407 100 Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian
Sumber:Data Primer (Diolah 2018) ini yaitu pendidikan formal yang pernah ditempuh
Jumlah Respoden Menurut Tingkat Umur oleh responden. bahwa dari 20 responden sebagian
Tingkat umur responden sangat besar tamatan tamatan SD sebesar 61,90
mempengaruhi aktivitas kegiatan pedagang sayur, selanjutnya SMP dengan persentase 23,80%.
pada umumnya angkatan kerja digolongkan Jumlah Tanggungan Keluarga Responden
produktif apabila umurnya berkisar antara 15-55 Dari hasil penelitian 20 responden, para
tahun. Berdasarkan hasil penelitian dari 20 pedagang masing-masing memiliki tanggungan
responden yang memiliki umur yang berfariasi keluarga. Terlihat bahwa 20 responden yang
dari usia produktif hingga non produktif. Data diteliti, memiliki jumlah tanggungan keluarga
berikut ini akan disajikan persentase jumlah antara 0–3 orang 40% responden memiliki
responden berdasarkan tingkat umur. tanggungan 4–6 orang dan 60%. Hal ini
Responden umumnya tergolong dalam menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga
klasifikasi umur 21 – 60 tahun yaitu sebanyak responden umumnya sedang sesuai dengan yang
100%. Menurut Soeharjo dan Dahlan (1984), dikemukakan oleh Tohor dalam Maya (2008),
membagi umur dalam tiga kelompok umur yaitu 0 bahwa jumlah tanggungan keluarga 1 – 3 orang
– 14 tahun dikatakan kelompok non produktif, jiwa disebut tanggungan keluarga kecil, 4 – 6 jiwa
kelompok umur 21 – 59 tahun di kategorikan tanggungan keluarga sedang. Dengan demikian
11
dapat di katakana bahwa beban yang harus di kotor ini dipengaruhi oleh jumlah unit sayur yang
tanggung oleh keluarga responden pedagang relatif di ambil berbeda-beda. Dimana pendapatan kotor
sedang. yang di terima untuk jenis sayur kol sebesar Rp.
Sarana dan Prasarana 79.500.000 dengan rata-rata pendapatan Rp.
Sarana kesehatan, keagamaan, keamanan dan 3.975.000. Sedangkan pendapatan kotor yang di
transfotasi umum yang mempunyai peranan terima dari jenis sayur wortel sebesar Rp.
penting dalam penunjang pembangunan pasar di 96.840.000,- dengan rata-rata pendapatan Rp.
segala bidang. jumlah sarana kesehatan, 4.842.000,- serta pendapatan kotor pada sayur
keagamaan keamanan dan transfortasi di pasar kangkung dan bayam adalah sebesar Rp.
baruga kecamatan baruga kota kendari cukup 71.550.000 dan Rp. 59.250.000 dengan rata-rata
memadai dimana sarana kesehatan sebanyak 3 pendapatan Rp. 3.577.500 dan Rp. 2.962.500 dan
unit , selaian itu i sarana transfortasi 2 unit , pendapatan kotor dari sayur kacang panjang adalah
sarana keagamaan sebanyak 1 buah sehingga sebesar Rp. 89.550.000 dengan rata- rata
pembinaan spiritual masyarakat belum terlaksana pendapatan Rp. 4.477.500.- Dari keseluruhan Rp.
dengan baik,tetapi dari sektor kesehatan masih di 396.690.000
anggap memadai karena sudah ada toilet, tempat Biaya-biaya Produksi
penampungan sampah sementara dan sarana air Biaya produksi yang diperhitungkan adalah
bersih yang berada di dalam pasar baruga. seluruh pengeluaran yang dibayar untuk setiap
Sumber Pendapatan pedagang sayur bulan. Perhitungkan didasarkan atas harga-harga
Untuk memperoleh pendapatan sayur di Pasar yang berlaku didaerah penelitian. Sesuai data yang
Baruga Kecamatan Baruga Kota Kendari diperoleh bahwa biaya yang dikeluarkan oleh
berdasarkan sampel penelitian terdapat 20 pedagang sayur di pasar Baruga Kecamatan
responden sebagai pedagang sayur. Baruga Kota kendari, diantaranya terdiri dari biaya
Pendapatan kotor yang diperoleh pedagang tetap dan biaya variable, dimana biaya tetap terdiri
sayur di Pasar Baruga Kecamatan Baruga Kota dari peralatan berdagang (riable), dimana biaya
Kendari dalam 1 bulan bervariasi dengan jumlah tetap terdiri dari peralatan berdagang (keranjang).
total pendapatan Rp. 396.690.000. dimana Sedangkan biaya variable terdiri atas biaya habis
pendapatan kotor tertinggi berada pada tingkat pakai dalam satu musim pengolahan( modal sayur,
pendapatan Rp. 22.950.000. sedangkan tingkat sewa lapak, sewa arco, konsumsi, kantong, karet,
pendapatan terendah berada pada tingkat upah buruh).
pendapatn Rp. 17.100.000,- dengan rata-rata Total biaya operasional i yang dilakukan oleh
pendapatan pedagang sayur di Pasar Baruga 20 responden pedagang sayur di pasar Baruga
Kecamatan Baruga Kota Kendari yaitu pada Kecamatan Baruga Kota kendari dengan
pendapatan Rp. 19.834.500. tingkat pendapatan keseluruhan total biaya Rp. 281.327.500,- dengan
12
rata-rata biaya sebesar Rp. 14.066.375,- dimana dengan banyaknya jumlah unit sayur yang di ambil
biaya produksi yang tertinggi pada tingkat pada pengepul setiap pengambilan.
pengeluaran sebesar Rp. 16.843.000,- sedangkan R/C Ratio
biaya terendah pada tingkat pengeluaran Pendapatan yang besar tidak selalu
Rp.12.225.500,- penggunaan biaya produksi disini menunjukkan efisiensi yang tinggi. Oleh karena
bervariasi di karenakan berbagai factor lainnya itu, analisis pendapatan selalu di ikuti dengan
Analisis Pendapatan pengukuran efisiensi. Salah satu ukuran efisiensi
Tingkat pendapatan yang diperoleh adalah Analisis Revenue Cost (R/C) ratio yang
pemilik usaha becak sewa di atas merupakan merupakan perbandingan (ratio atau nisbah) antara
pendapatan kotor yang masih dikurangi dengan Keuntungan (revenue) dan Biaya (cost). Analisis
jumlah biaya produksi yang digunakan untuk Kelayakan Usaha dapat dihitung dengan
memperoleh produksi usaha becak sewa. Untuk menggunakan rumus Return Cost Ratio (R/C)
menganalisis pendapatan bersih hasil usaha becak dimana untuk menghitung R/C dilakukan
sewa digunakan formulasi: membagi antara penerimaan yang diterima oleh
NI = TR - TC pedagang dengan biaya yang dikeluarkan untuk
NI = Net Income (Pendapatan bersih) usaha berdagang. Pada penelitiann ini biaya yang
TR = Total Revenue ( Pendapatan kotor ) dimaksud adalah biaya operasional di luar biaya
TC = Total Cost (Keseluruhan biaya yang investasi sebagaimana telah dijelaskan pada
digunakan dalam proses produksi). metoda penelitan.
Dengan demikian, hasil perhitungan Apabila nilai R/C>1 berarti penerimaan yang
merupakan selisih dari penerimaan dan biaya total diperoleh lebih besar dari unit biaya yang
usaha becak sewa di Kelurahan Sanua Kecamatan dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan
Kendari Barat. Pendapatan bersih usaha becak tersebut atau dengan kata lain usaha tani untung.
sewa di Kelurahan Sanua Kecamatan Kendari Sedangkan nilai R/C<1 menunjukkan bahwa tiap
Barat. unit biaya yang dikeluarkan akan lebih besar dari
Pendapatan rata-rata pedagang sayur dipasar penerimaan yang diperoleh atau dengan kata lain
baruga dalam satu bulan sebesar Rp. 5.768.125,- usaha tani rugi. Jika R/C=1 berarti penerimaan
dari total pendapatan bersih Rp. 115.362.500,- yang diperoleh sama dengan biaya yang
dimana pendapatan tertinggi pada tingkat dikeluarkan atau dapat dikatakan usaha tani impas
pendapatan Rp. 6.876.000,- sedangkan pendapatan (tidak untung atau tidak rugi).
terendah berada pada tingkat pendapatan Rp. Pedagang sayur di pasar Baruga Kecamatan
4.644.500. Besar kecilnya Pendapatan yang di Baruga Kota Kendari pada 20 pedagang sebagai
terima pemilik pedagang sayur di Pasar baruga responden dalam penelitian ini dengan menghitung
Kecamatan Baruga Kota Kendari dipengaruhi jumlah sayuran setiap kali dalam pengambilan di
13
pengepul yaitu tidak semua pedagang biaya sebesar Rp 14.066.375.,- untuk setiap
mendapatkan keuntungan atau dikatakan layak. pedagang, namun biaya yang dikeluarkan
Hal ini karena ada beberapa pedagang sayur yang berbeda sesuai dengan jumlah sayuran yang
Revenue Cost Ratio bervariasi yaitu berada pada diambil
nilai kurang dari 1 R/C<1 yaitu tidak ada 3. Analisis pendapatan pedagang sayur terdapat
responden yang dikatakan tidak layak dalam 20 responden pedagang sayur dapat dikatakan
menjalankan kegiatan pedagang sayur ini, dan layak karena R/C >1 pendapatan bersih
20 responden lainnya dikatakan layak dalam tertinggi sebesar Rp 6.876.000 ,-
usaha berdagang sayur ini karena R/C >1. 4. Pendapatan bersih pedagang sayur yang berupa
Dalam penelitian ini hasil dari R/C adalah penerimaan dikali harga jual sayuran . Dari
rata-rata penerimaan pedagang Rp. 19.834.500 ketiga factor di atas yaitu banyaknya jumlah
dibagi dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan sayuran dan umur tahannya sayuran, sangat
oleh pedagang Rp. 14.066.375 sehingga nilai rata- mempengaruh jumlah produksi yang didapat,
rata R/C Ratio adalah 1,41 .Hal ini berarti baik itu antara banyaknya jumlah sayuran akan
pedagang akan mendapatkan penerimaan sebesar berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang
Rp. 1,41 - untuk setiap 1 rupiah biaya yang di terima dan umur tahannya sayuran yang
dikeluarkan, dengan demikian usaha pedagang akan berpengaruh terhadap banyak atau
sayur di Pasar Baruga Kecamatan Baruga Kota tidaknya pedagang mengalami kerugian
kendari sudah di katakana layak. Untuk lebih didapat dalam satu kali berjualan sehingga
jelasnya tentang analisis R/C dari pedagang sayur berpengaruh terhadap jumlah penerimaan.
di pasar baruga Kecamatan Baruga kota kendari 5. Tingkat pendapatan pedagang sayur yang
PENUTUP berjualan pada area los/kios dan area lapak
Kesimpulan memiliki pendapatan tinggi . Yaitu sebanyak
Berdasarkan hasil perhitungan dalam 13 responden memiliki tingkat pendapatan
penelitian ini, maka analisis pedagang sayur di sangat tinggi dan 7 responden lainnya
pasar baruga Kecamatan Baruga Kota Kendari memiliki tingkat pendapatan tinggi
dapat disimpulkan sebagai berikut: Saran
1. Rata-rata jumlah penerimaan pedagang sayur di Setelah melihat hasil dari penelitian yang di
pasar Baruga kecamatan Baruga Kota Kendari lakukan di pasar baruga kecamatan baruga kota
adalah sebesar Rp.19.834.500 kendari, maka penulis memberikan saran sebagai
2. Rata-rata jumlah biaya yang dikeluarkan berikut:
penerimaan pedagang sayur di pasar Baruga 1. Peengeluaran jangan sampai melebih
kecamatan Baruga Kota Kendari adalah sebesar pendapatan yang diterima
Rp, 281.327.500 -/bulan, dengan rata-rata

14
2. Menghemat pendapatan untuk pengeluaran, Rahardja. 2010. Ekonomi. Jakarta: PT Erlangga.
jika kebutuhan tidak begitu penting tidak Soekartawi. 2001. Prinsip-prinsip dasar Ekonomi
perlu mengeluarkan uang Pertanian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
3. Tidak baik, jika keluarga terlalu Persada.
mengkomsumsi barang yang tidak rasa Sumarno. 2003. Kamus Ekonomi. Bandung:
penting (konsumtif), lebih baik digunakan Wipres.
untuk keperluan penting dimasa yang akan Sukirno, S. 2001. Pengantar Teori Mikro
datang Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
4. Sisa pendapaan sebaiknya ditabung untuk
menjaga jika ada kepentingan mendadak yang
membutuhkan uang segera
5. Melakukan rekapitulasi pendapatan dan
pengeluaran setiap bulan agar pendapatan dan
pengeluaran dapat diketahui tiap anggota
keluarga sehingga dapat mengontrol semua
kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brata. 2001. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE-
UGM
Kholmi dan Yuningsih. 2004. CorporateSocial
Responsibility Transformasi Konsep
Sustainsibility Management dan
Implementasi di Indonesia. Bandung:
Refika Aditama.
Kusnadi. 2003. Akuntansi dan Analisis Biaya.
Jakarta: Bina Aksara.
Mardi, Effendi. 2001. Perpajakan. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Mulyadi. 2002. Akuntansi Biaya untuk
Manajemen. Yogyakarta: Balai
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas
gajah mada.
Mutmainah. 2015. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
15

Anda mungkin juga menyukai