Anda di halaman 1dari 37

TUMPATAN GIC DAN RMGIC

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Martin Sean 201811081


Maya Zahara Santika 201811082
Moza Kirana 201811086
Muhammad Millien Tadanaf 201811088
Muhammad Reza Fajriana 201811093
Nabhan Arafi 201811094
Nadianisa Luthfiani 201811099
Nanda Permatasari 201811100
Kelas D
Blok Kelainan Jaringan Keras Gigi Dan Jaringan Pulpa 1
Fasilitator: Dr. Witriani Latifa, drg, SpKGA
Penanggung Jawab Blok: Stanny L. Paath, drg, SpKG

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Blok
Kelainan Jaringan Keras Gigi Dan Jaringan Pulpa 1 yang berjudul “Tumpatan
GIC dan RMGIC” dengan tepat waktu tanpa halangan apapun. Diharapkan
makalah ini dapat memberikan wawasan dan informasi kepada pembaca tentang
tumpatan GIC dan RMGIC.

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
yang disebabkan karena terbatasnya kemampuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan partisipasi dalam penyempurnaannya dengan
memberikan kritik dan saran agar makalah ini dapat lebih terkonsep dengan baik.

Kami sangat mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua


pihak. Kritik & saran anda sangat kami harapkan dalam penyempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 28 Maret 2020

Hormat kami,

(penulis)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PEGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi, komposisi, sifat, klasifikasi, reaksi pengerasan, indikasi,
kontraindikasi, keuntungan dan kekurangan GIC................................. 2
2.2 Pertimbangan klinis penggunaan GIC................................................... 11
2.3 Prosedur pengadukan dan aplikasi GIC................................................. 12
2.4 Komposisi, indikasi, manipulasi RMGIC.............................................. 18
2.5 Tujuan, prinsip, prosedur teknik Sandwich............................................ 22
2.6 Komposisi, indikasi compomer dan metal reinforced glass ionomer.... 29

BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 34
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Glass ionomer cement (konvensional GIC) adalah sebuah semen yang
mengeras mengikuti reaksi asam-basa antara fluoroaluminosilicate glass powder
dan larutan asam polyacrylic. GIC adalah nama generik untuk bahan berdasarkan
reaksi bubuk kaca dan asam polyacrylic. Semen dikembangkan pada tahun 1970
untuk meningkatkan kinerja klinis dibandingkan dengan semen silicate dan untuk
mengurangi risiko kerusakan pulpa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana prosedur penumpatan GIC?
2. Bagaimana prosedur penumpatan RMGIC?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan prosedur penumpatan GIC
2. Menjelaskan prosedur penumpatan RMGIC
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi, komposisi, sifat, klasifikasi, reaksi pengerasan, indikasi,


kontraindikasi, keuntungan dan kekurangan GIC
2.1.1 Definisi GIC
Glass ionomer cement (konvensional GIC) adalah sebuah semen yang
mengeras mengikuti reaksi asam-basa antara fluoroaluminosilicate glass powder
dan larutan asam polyacrylic. GIC adalah nama generik untuk bahan berdasarkan
reaksi bubuk kaca dan asam polyacrylic. Semen dikembangkan pada tahun 1970
untuk meningkatkan kinerja klinis dibandingkan dengan semen silicate dan untuk
mengurangi risiko kerusakan pulpa.1

Penggunaan asam polyacrylic membuat GIC mampu berikatan dengan


struktur gigi. GIC dianggap lebih unggul dari berbagai jenis semen karena
melekat dengan baik dan memiliki sifat translusen. Berbagai formula tersedia
tergantung pada aplikasi klinis yang dimaksudkan. Polimer yang larut dalam air
dan polimerizable monomer telah menggantikan bagian dari komponen cair.
Partikel logam, logam-keramik, dan keramik telah ditambahkan ke beberapa
produk untuk meningkatkan sifat mekanik. Formulasi baru lainnya mampu
menjadi chemically cured, light-cured, atau keduanya. 1

Glass ionomer cement sekarang banyak dianjurkan sebagai bahan lining di


bawah bahan posterior composite filling. Mereka diklaim untuk memberikan
dukungan yang lebih kuat daripada semen kalsium hidroksida. Keberhasilan
mereka dalam situasi ini telah disempurnakan lebih jauh dengan perkembangan
glass ionomer cement radiopak yang mengandung barium atau logam perak
sebagai zat radioopak. Bahan yang mengandung perak berwarna kelabu dan dapat
mengurangi penampilan dari restorasi komposit, meskipun hal ini tidak terlalu
terlihat pada gigi molar dan premolar.2
gambar 2.1 GIC (A) Powder liquid GIC, (B) Capsule GIC. 1

2.1.2 Komposisi GIC


A. Komposisi Kaca GIC
Komposisi kaca di GIC bervariasi untuk tiap produsen/pabrik, tetapi selalu
mengandung silika, calcia, alumina, dan fluorida, seperti yang ditunjukkan pada
tabel 2.1. Rasio alumina dengan silika adalah kunci untuk reaktivitas mereka
dengan asam polyacrylic. Barium, strontium, atau oksida logam yang lebih tinggi
lainnya ditambahkan ke kaca untuk meningkatkan radiopacity. Kaca silika
meleleh pada suhu antara 1100 °C dan 1500 °C, tergantung pada bahan baku dan
komposisi keseluruhan. Kaca digiling menjadi bubuk (powder) dengan partikel
berukuran 15 μm hingga sekitar 50 μm, tergantung pada indikasi. 1
Komponen komposisi A Komposisi B Komposisi C

tabel 2.1 Komposisi kaca GIC dalam persen (%). 1


B. Komposisi larutan GIC
Awalnya, larutan asam polyacrylic (sekitar 40% hingga 50%) digunakan,
tetapi cairan seperti itu kental (viscous) dan memiliki jangka waktu pendek karena
gelation. Saat ini, cairan kopolimer dari itaconic, maleik, atau asam trikarboksilat
yang sering digunakan. 1

Asam tartarat (tartaric acid) adalah zat aditif pengendali cairan GIC yang
memungkinkan kisaran yang lebih luas dari kaca yang akan digunakan,
meningkatkan sifat penanganan, mengurangi viskositas, memperpanjang masa
pakai sebelum gelling cairan terjadi, meningkatkan working time, dan
memperpendek setting time. 1

Gambar 2.2 Efek asam tartarat pada hubungan viskositas-waktu untuk GIC
selama setting time. 1

Sebuah GIC khusus dikenal sebagai water-settable glass ionomer


diformulasikan dengan freeze-dried asam polyacrylic padat dan bubuk kaca, yang
dicampur dengan air atau larutan yang mengandung asam tartarat. Jenis GIC
memiliki working time yang diperpanjang karena waktu tambahan diperlukan
untuk mencairkan asam polyacrylic kering dalam air dan memulai reaksi asam-
basa. 1
2.1.3 Sifat GIC
1. Biologis
Semen ionomer kaca tidak mengiritasi pulpa atau jaringan lunak lainnya
maka semen ini merupakan bahan yang biokompatibilitas dan tahan terhadap
asam yaitu:3
a. kontinuitas antar semen ionomer kaca dengan permukaan luar gigi baik
dan dapat mencegah terbentuknya microleakage dan plak.
b. Toleransi pulpodentinal organ terhadap semen ionomer kaca. 3
2. Kimia
Ikatan semen ionomer kaca dengan jaringan gigi merupakan ikatan secara
fisikokimia. ikatan ini menghasilkan adaptasi yang rapat antara semen ionomer
kaca dengan tepi kavitas, berarti semen ionomer kaca menyebabkan penutupan
margin yang rapat dan tidak bocor (mengurangi marginal leakage). Adanya sifat
adhesi semen ini dapat digunakan untuk memperbaiki kontur akibat erosi atau
abrasi pada leher gigi tanpa harus melakukan preparasi gigi. 3

Semen ionomer kaca mencapai perlekatan yang maksimal dengan email dan
dentin. ikatan semen ionomer kaca pada email dua kali lebih besar daripada
ikatannya dengan dentin oleh karena itu untuk menambah ikatannya pada jaringan
gigi harus bersih dari pelikel atau debris. Di samping itu harus dilakukan surface
pretreatment (dentin conditioning) yang tujunnya untuk menambah sifat adhesive
dengan dentin. 3

Semen ionomer kaca memiliki sifat hidrofilik yang menyebabkan bahan ini
mampu berikatan dengan dentin yang selalu dalam keadaan agak basah. juga
memiliki sifat anti kariogenik karena mengandung ion fluor yang dilepaskan
secara teratur dan terus-menerus sehingga dapat melindungi struktur di sekitar
kavitas gigi terhadap terjadinya karies sekunder. Kandungan fluor dalam restorasi
semen ionomer kaca berkisar antara 12-16 persen. Pada awalnya flour akan
dilepaskan dalam jumlah besar, selanjutnya akan menurun dengan bertambahnya
umur restorasi. Aplikasi larutan yang mengandung fluor akan meningkatkan
kembali jumlah fluor yang dilepas oleh restorasi semen ionomer kaca karena
semen ini mampu menyerap flour yang berasal dari luar. Hal ini menyebabkan
semen ionomer kaca digunakan sebagai restorasi preventif. 3

Sifat kimia GIC pada dasarnya sama untuk ketiga jenis, dengan variasi
dalam komposisi bubuk dan ukuran partikel untuk mencapai fungsi yang
diinginkan. Konsistensi campuran GIC bervariasi di antara produsen, dari
viskositas rendah sampai sangat tinggi, dengan menggunakan berbagai distribusi
ukuran partikel dan powder/liquid rasio. Partikel yang lebih besar (sekitar 50 μm)
digunakan untuk berbagai indikasi restoratif, dan partikel kaca yang lebih halus
(sekitar 15 μm) digunakan untuk cementing. 1

Glass ionomers berikatan dengan struktur gigi dengan chelation dari


kelompok karboksil dari asam polyacrylic dengan kalsium dalam apatit dari
enamel dan dentin dengan cara yang mirip dengan semen polycarboxylate. 1

Glass ionomer cements mengeluarkan sejumlah besar fluorida, baik dalam


jangka pendek dan panjang, yang terbukti memiliki efek antikariogenic. Pelepasan
fluorida meningkatkan resistensi enamel terhadap asam, dengan menghambat
pertumbuhan bakteri dan mengganggu metabolisme plak gigi. Penggunaan glass
ionomer untuk ikatan orthodontik mengurangi risiko pembentukan white spot
hampir setengah dibandingkan dengan semen resin.4

3. Fisika
Restorasi semen ionomer kaca dapat selesai dalam waktu 3-6 menit, lalu
akan mengeras dan berwarna translusen. walaupun kekuatan kompresif semen
ionomer kaca sekitar 200 MPa. Dengan kekuatan fleksur sekitar 5-40 MPa
diperoleh setelah 24 jam pencampuran. Kekuatan ini dipengaruhi perbandingan
bubuk dan cairan secara perlahan kekuatannya meningkat setelah satu tahun
dalam mulut menjadi dua kali (400 MPa). Untuk menambah kekuatan komprehsif
dapat dilakukan dengan menambah partikel seperti emas dan perak. 3
4. Optis
Semen yang baik bersifat translusen seperti porselen atau semen silikat.
Pada awalnya semen ionomer kaca kurang bersifat translusen bila disesuaikan
dengan email, karena itulah semen ini belum bisa mengalahkan resin komposit
bila digunakan pada labial yang luas. Opasitas semen ionomer kaca bervariasi
antara 0.45-0,80 tergantung dari komposisi dan distribusi ukuran partikel. 3

2.1.4 Klasifikasi GIC


GIC telah digunakan untuk restorasi estetika gigi anterior, misalnya, kelas
III dan V, sebagai luting semen, sebagai perekat untuk alat orthodontik dan
restorasi menengah, sebagai pit dan fissure sealants, liners dan bases, dan sebagai
bahan penumpukan inti. GIC diklasifikasikan di bawah ini: 1

Tipe I: Luting mahkota, bridge, dan bracket orthodontik. 1


Tipe IIA: semen restoratif estetik. 1
Tipe IIb: semen restoratif diperkuat. 1
Tipe III: Lining semen, basis. 1

A. Tipe I: Luting dan material bonding


 Untuk memperkuat mahkota, bridge, inlay dan peralatan orthodontik serta
ikatan resin komposit dan amalgam. 5
 Powder/Liquid ratio sekitar 1.5:1 atau hingga 3:8:1 jika polyacid mengalami
dehidrasi dan dimasukkan ke dalam bubuk. 5
 Set cepat, dengan resistensi awal terhadap penyerapan air atau light-activated.5
 Ketebalan film 20 μm atau kurang. 5
 Radiopak.5
B. Tipe II: Restoratif
II.a: Resoratif (esthetik) auto cure dan resinmodified
 Untuk setiap aplikasi yang membutuhkan restorasi estetik dengan beban
oklusal minimal. 5
 Bubuk-Liquid rasio 3:1 tetapi sampai dengan 6.8:1 jika polyacid dehidrasi dan
dimasukkan dalam bubuk. 5
 Memiliki shade range yang bagus dan translusen. 5
 Auto Cure semen memiliki reaksi setting yang berkepanjangan; mereka
memerlukan perlindungan langsung dari lingkungan mulut. 5
 Resin-modified materials resistan terhadap penyerapan air (water uptake) atau
5
kehilangan air; mereka tidak memerlukan sealing.
 Bahan yang radiopak. 5

II.b: Bahan restoratif


 Untuk digunakan dengan pertimbangan estetika tidak penting, tapi rapid set
dan sifat fisik yang tinggi diperlukan. 5
 Powder-Liquid rasio 3:1 hingga 4:1. 5
 Fast set dengan resistensi awal terhadap penyerapan air; dapat dipangkas dan
dipoles segera setelah set awal; tetap rentan terhadap dehidrasi selama 2
minggu setelah pemasangan. 5
 Radiopak. 5

C. Tipe: III Lining atau base cements


 Bisa sebagai auto cure atau resin-modified. 5
 Dapat digunakan baik sebagai lining atau base, tergantung pada rasio
powder–liquid yang digunakan. 5
 Powder/liquid ratio sekitar 1.5:1 untuk digunakan sebagai bahan lining di
bawah bahan restoratif lainnya. 5
 Powder/liquid ratio 3:1 atau 6.8:1 untuk digunakan sebagai base atau
pengganti dentin (dentine substitute) dalam teknik laminasi dengan bahan
restoratif lain. 5
 Sifat fisik meningkatkan sebagai konten bubuk meningkat. 5
 Radiopak. 5

2.1.5 Reaksi Pengerasan GIC


 Leaching: Ketika bubuk dan cairan dicampur bersama-sama, asam menyerang
partikel kaca. Dengan demikian kalsium, aluminium, ion natrium dan fluorida
leach keluar ke dalam media berair.6
 Kalsium cross-links: Set awal terjadi ketika ion kalsium cross-links
(pengikatan) rantai asam polyacrylic. Ini membentuk massa yang solid. 6
 Aluminum cross-links: Pada tahap berikutnya, aluminium juga mulai
crosslink dengan rantai asam polyacrylic. 6
 Ion natrium dan fluorin: Ion ini tidak mengambil bagian dalam cross-linking.
Beberapa ion natrium dapat menggantikan ion hidrogen dalam gugus
karboksilat. Sisanya dikombinasikan dengan fluorine untuk membentuk
natrium fluorida yang didistribusikan secara merata di dalam semen. 6
 Hidrasi air memainkan peran yang sangat penting dalam semen. Awalnya
berfungsi sebagai sebuah medium. Kemudian perlahan-lahan hydrates
matriks, menambah kekuatan semen (proses pematangan). 6
 Silica gel sheath: partikel kaca (bubuk) yang tidak bereaksi disheat (ditutupi)
oleh gel silika. Hal ini terbentuk oleh leaching ion (CA ² +, Al ³ +, Na +, F ̄)
dari bagian luar partikel kaca. 6
gambar 2.3 Struktur GIC. 1

2.1.6 Indikasi GIC dan Kontraindikasi GIC


Indikasi GIC
 Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa prevarasi kavitas.7
 Penutupan / penumpatan pit dan fisura oklusal. 7
 Restorasi gigi decidiu. 7
 Restorasi lesi karies kelas V. 7
 Restorasi lesi karies kelas III, diutamakan yang pembukaannya dari lingual
atau palatinal belum melibatkan bagian labial. 7

Kontra indikasi:
 Kavitas –kavitas yang ketebalannya kurang. 7
 Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi. 7
 Lesi karies klas IV atau fraktur insisal. 7
 Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan faktor
estetika. 7

2.1.7 Keuntungan dan kekurangan GIC


Keuntungan:
1. Sifat yang lebih baik karena dikontrol rasio Powder/Liquid. 6
2. waktu pencampuran kurang diperlukan. 6
3. penggunaan yang mudah nyaman. 6

Kekurangan
1. Kuantitas semen dibatasi oleh produsen. 6
2. Seleksi shade terbatas, warna tidak dapat dicampur. 6

2.2 Pertimbangan klinis penggunaan GIC


Kondisi berikut untuk GIC harus dipenuhi untuk cementing prostesis tetap:
(1) permukaan gigi yang sudah dipersiapkan harus bersih dan kering, (2) seluruh
intaglio dari prostesis harus dilapisi dengan luting semen, dan (3) kelebihan
semen harus dilepas pada waktu yang tepat. Untuk indikasi restoratif, permukaan
GIC harus dilindungi untuk mencegah dehidrasi atau paparan air liur. Finishing
permukaan dari restorasi GIC harus dilakukan tanpa pengeringan berlebihan
untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. 1

2.2.1 Persiapan permukaan


Permukaan gigi bersih sangat penting untuk adhesi berkelanjutan. Pumice
slurry dapat digunakan untuk menghilangkan lapisan smear yang dihasilkan oleh
kavitas. Sebagai alternatif, gigi dapat terukir (dikondisikan) dengan asam fosfat
(34% menjadi 37%) atau asam organik seperti asam polyacrylic (10% sampai
20%) selama 10 sampai 20 detik, diikuti dengan bilas air 20 sampai 30 detik.
Gambar 2.4 menunjukkan etching yang diinginkan dan penghapusan smear layer
pada dentin setelah 10 detik swabbing dengan 10% larutan asam polyacrylic.
Setelah pengkondisian dan membilas preparasi, permukaan harus dikeringkan dan
tidak terkontaminasi oleh air liur atau darah. Untuk kasus di mana ketebalan
residu dentin dari pulpa adalah kurang dari 0,5 mm, liner kalsium hidroksida
dianjurkan. 1
gambar 2.4 (A), permukaan dentin disiapkan menunjukkan adanya smear layer.
(B), setelah pembersihan dengan asam polyacrylic, smear layer dihapus namun
tubulusnya tetap ada. 1
2.3 Prosedur pengadukan dan aplikasi GIC
2.3.1 Persiapan bahan
Powder/Liquid rasio yang direkomendasikan oleh produsen harus diikuti.
Sebuah pad kertas, lempengan kaca kering dapat digunakan untuk pencampuran.
Latter berfungsi untuk menghambat reaksi dan memperpanjang waktu kerjanya.
Slab tidak boleh lebih dingin dari dew point. Bubuk dan cairan harus dikeluarkan
sebelum pencampuran dimulai; atau penguapan air meningkatkan rasio asam/air
dari cairan. Bubuk harus dimasukkan dengan cepat ke dalam cairan menggunakan
spatula untuk aplikasi restoratif atau logam fleksibel atau spatula plastik untuk
aplikasi luting. Biasanya setengah dari powder dicampur ke dalam cairan selama 5
sampai 15 detik; sisa powder kemudian dengan cepat ditambahkan dan dicampur
dengan melipat semen itu sendiri sampai seragam, penampilan mengkilap
tercapai. Waktu pencampuran tidak boleh melebihi 45 detik tetapi mungkin
kurang untuk produk tertentu. Penampilan glossy menunjukkan adanya polyacid
yang tidak bereaksi. Sebuah penampilan kusam menunjukkan bahwa asam telah
bereaksi terlalu banyak dengan partikel kaca untuk bonding yang baik. 1

Glass ionomers disediakan dalam dua botol atau kapsul yang mengandung
preproporsional bubuk dan cairan. Kapsul lebih mudah dan menawarkan rasio P/L
yang konsisten dengan variasi yang lebih sedikit daripada untuk spatkulasi tangan.
Sebuah triturator digunakan untuk mencampur serbuk dan cairan setelah segel
antara bubuk dan cairan telah dibuka. Waktu triturasi dan kecepatan yang
diberikan oleh produsen harus diikuti. Kapsul berisi ujung dispensasi yang
memfasilitasi injeksi langsung dari campuran ke dalam rongga gigi siap atau ke
prostesis tetap untuk ikatan. 1

A. Dispensing
Penggunaan bahan kapsul sangat dianjurkan. Pada saat ini sebagian besar
produsen terkemuka menggunakan salah satu sistem kapsul yang handal; dan,
meskipun hal ini meningkatkan biaya, hasil akhir tetap lebuh menguntungkan.
Satu-satunya peringatan adalah untuk memastikan bahwa kapsul sepenuhnya
diaktifkan sebelum menempatkan dalam mesin pencampuran, sehingga semua
cairan akan dikeluarkan, tanpa meninggalkan apapun di belakang reservoir. Ikuti
petunjuk dari pabriknya dengan berhati-hati. Rasio powder-liquid sekarang akan
distandarisasi, serta waktu pencampuran dan pengaturan. Pencapaian sifat fisik
utama tidak akan diragukan. 5

Pencampuran tangan dari semua glass-ionomers adalah mungkin, tetapi


variasi yang cukup besar dalam proporsi akan terjadi. Ketika dianjurkan oleh
produsen, kocok botol bubuk, dan kemudian menggunakan sendok yang
disediakan untuk bahan tertentu. Tingkat bubuk di sendok disesuaikan dan
pastikan tidak ada kelebihan di luar sendok sebelum mengosongkan sepenuhnya
pada lempengan atau pad. 5
gambar 2.5 Mengambil powder secara perlahan dan hati-hari. 5

Tetes cairan dari sebagian besar produsen cukup akurat, tetapi cerat (spout)
harus dijaga agar tetap bersih dari akumulasi kering dengan dibersihkan secara
berkala dengan kain lembab. Jika cairan yang digunakan adalah asam polyacrylic
maka akan sedikit kental (viscous). Untuk mengeluarkan akurat mengubah botol
pertama horisontal dan memungkinkan cairan mengalir ke dalam cerat. Kemudian
putar secara vertikal dan membuang setetes yang bebas dari gelembung udara. 5

gambar 2.6 Miringkan botol secara horizontal, dan jeda sejenak untuk
memungkinkan cairan yang agak kental mengalir ke dalam spout. 5

gambar 2.7 Sekarang sepenuhnya balikkan botol dan tekan pelan-pelan. Pegang
botol sekitar 1 cm dari pad, dan setetes bersih cairan, bebas dari gelembung udara,
akan dikeluarkan. 5
B. Pencampuran
Ketika mencampur bahan kapsul secara mekanis, ketelitian harus diambil
untuk melihat bahwa waktu yang tepat digunakan sesuai dengan mesin yang
tersedia. Produsen umumnya menyarankan 10 hingga 15 detik (bervariasi dengan
bahan) dengan mesin 4000 siklus/menit. Ini umumnya dikenal sebagai mixer '
Ultra-High-Speed ', tetapi beberapa mesin akan menghasilkan hingga hampir
5000 siklus/menit, dan mesin gaya lama dapat dikurangi menjadi 3000
siklus/menit. Ini mungkin karena itu, secara tidak sengaja, mengarah ke salah satu
over-atau under-mixing, mengakibatkan hilangnya homogenitas, perubahan dalam
waktu kerja dan, yang lebih penting, untuk potensi perekat. 5

Perkiraan working time yang efektif untuk setiap mesin dapat dibuat dengan
menentukan ' hilangnya gloss ' dari bahan yang baru dicampur. Pengamatan yang
cermat dari campuran sampel akan menunjukkan ketika gloss menghilang, dan
selanjutnya penempatan semen akan risiko modifikasi adhesi karena kurangnya
asam polyacrylic bebas. Working time harus setidaknya 2 menit dari penyelesaian
campuran, dan ini biasanya akan dicapai dengan waktu pencampuran 7 – 10 detik.
Waktu pencampuran yang lebih pendek dapat menyebabkan cairan yang tidak
bereaksi terlihat di dalam semen, sedangkan periode yang lebih panjang dapat
mengakibatkan peningkatan viskositas dan waktu kerja yang tidak dapat diterima.5

Ada sebuah seni dalam pencampuran tangan yang benar, karena potensi
untuk variasi dalam proporsi dan waktu yang terbatas tersedia sebelum reaksi
setting dimulai, berikut yang pencampuran lebih lanjut merupakan kontraindikasi.
Keluarkan cairan segera sebelum pencampuran dan jangan tinggalkan untuk
berbaring di pad atau slab. Mulailah dengan menyebarkan cairan keluar pada pad
atau slab dan kemudian segera memasukkan satu setengah bubuk dengan spatula.
Campur ini secepat mungkin dengan mengaduk bubuk ke dalam cairan tanpa
menyebarkan campuran terlalu jauh di sekitar pad. Pada 10 detik tambahkan sisa
bubuk dan teruskan pencampuran dengan gerakan bergulir. Jaga massa semen dan
basahi permukaan partikel bubuk, berusaha untuk tidak membubarkan mereka
sepenuhnya. Dengan 30 detik campuran harus lengkap. Hentikan pencampuran
segera, dan mentransfer bahan ke jarum suntik sekali pakai. Setiap kelanjutan dari
penanganan akan mulai memecah rantai polyacrylate dan melemahkan material. 5

gambar 2.8 Bagilah powder menjadi dua bagian yang sama. Geser powder ke
dalam cairan agar tercampur. 5

gambar 2.9 Setelah 10 detik masukkan powder paruh kedua dan terus diaduk,
lembut dan menyeluruh, agar semua powder basah. 5

gambar 2.10 Dengan 25 detik-30 detik secara maksimal, pencampuran telah


selesai. 5
gambar 2.11 Segera mengumpulkan bahan yang baru dicampur ke dalam jarum
suntik sekali pakai dan mempersiapkan untuk menempatkannya ke dalam kavitas.5
2.3.2 Aplikasi GIC
1. bahan restoratif estetik anterior untuk kavitas kelas III. 6
2. bahan restoratif untuk daerah terkikis dan restorasi kelas V. 6
3. sebagai agen luting untuk restorasi dan bracket ortodontik. 6
4. sebagai liners dan base. 6
5. untuk membangun inti. 6
6. terbatas sebagai pit dan fissure sealants. 6
7. bahan restoratif intermediate. 6

Glass ionomer cements tidak dianjurkan untuk restorasi kelas II dan kelas
VI, karena mereka tidak memiliki ketangguhan fraktur dan rentan terhadap
keausan. 6

Sebuah kavitas gigi harus sedikit penuh dengan GIC Restorative. Sebuah
glass ionomer mixture yang baru disiapkan adalah higroskopis, yang berarti
bahwa menyerap air dari lingkungan sekitarnya. Setelah penempatan, permukaan
GIC harus ditutupi dengan matriks plastik selama sekitar 5 menit untuk
melindungi bahan dari memperoleh atau kehilangan air selama set awal. Air
mencairkan matriks membentuk kation dan anion, menghancurkan kemampuan
untuk membentuk matriks terhidrasi. Ketika matriks dihapus, permukaan harus
segera dilindungi dengan pernis yang disertakan dengan GIC atau dengan
petrolatum sementara kelebihan GIC akan dihapus dari margin. Finishing
ditingkatkan jika semen set saat terlindungi, yang menurunkan risiko dehidrasi
dan kecenderungan merusak permukaan, yang akan membuat restorasi lebih
opaque. Sebelum pasien boleh keluar, restorasi tipe II GIC harus dilapisi dengan
pernis, karena semen terbuka masih rentan terhadap dehidrasi sampai telah
matang sepenuhnya selama beberapa minggu. Jika prosedur ini direkomendasikan
tidak diikuti, permukaan pasti akan menjadi seperti kapur. 1

Untuk aplikasi luting, GIC diterapkan oleh instrumen plastik untuk


perangkat prostetik. Kelebihan semen dapat dihilangkan segera setelah beberapa
waktu seperti yang ditentukan dalam petunjuk pabrik. Tidak diperlukan
perlindungan matriks selama pengaturan awal. Pelapisan dari margin cemented
prostesis dengan pernis setelah penghapusan kelebihan akan memungkinkan
pematangan yang tepat dari semen GIC. 1

2.4 Komposisi, indikasi, manipulasi RMGIC


Water-soluble methacrylate-based monomers yang digunakan untuk
menggantikan bagian dari komponen cair dari GIC konvensional menghasilkan
kelompok bahan yang disebut resin-modified glass ionomer cements (RMGIC),
juga dikenal sebagai hybrid ionomer cement. Monomer dapat berpolimer oleh
aktivasi kimia atau cahaya atau keduanya, dan reaksi asam-basa GIC akan terjadi
bersama dengan polimerisasi. Beberapa RMGIC juga mengandung partikel
pengisi nonreaktif, yang memperpanjang waktu kerja, meningkatkan kekuatan
awal, dan membuat semen kurang sensitif terhadap kelembaban selama setting. 1
gambar 2.12 Macam-macam RMGIC. A dan B, Sistem dua botol powder liquid.
C, Photac Fil Quick Aplicap. D, GC Fuji Plus Capsule. E, Ketac Nano. 1

gambar 2.13 RMGIC digunakan untuk luting dan lining.2

2.4.1 Komposisi RMGIC


Komponen cair RMGIC biasanya mengandung larutan asam polyacrylic,
HEMA, dan asam polyacrylic dimodifikasi dengan methacrylate. Komponen
bubuk mengandung partikel kaca fluoroaluminosilicate dari GIC konvensional
ditambah inisiator, seperti camphorquinone, untuk light curing dan/atau chemical
curing. Reaksi asam-basa dimulai pada pencampuran dan berlanjut setelah
polimerisasi pada tingkat yang jauh lebih lambat daripada GIC konvensional
karena sedikit air hadir dan reaksi jauh lebih lambat pada fase padat daripada
dalam fase cair. 1

Beberapa RMGIC dirancang untuk tujuan restoratif dan mengandung


pengisi nonreaktif biasanya ditemukan dalam komposit resin, mengganti beberapa
kaca silikat; kuantitas kelompok asam karboksilat juga menurun. Perubahan ini
tidak mempengaruhi mekanisme setting tetapi menanamkan perubahan dalam
karakteristik material, seperti bonding dan strength. 1

2.4.2 Indikasi RMGIC


Aplikasi klinis RMGIC termasuk liners, fissure sealants, base materials,
core buildups, restoratives, perekat untuk bracket ortodontik, perbaikan bahan
untuk inti amalgam rusak atau cusps, dan bahan mengisi akar. Untuk RMGIC
yang mengandung partikel pengisi nonreaktif, kurang asam karboksilat tersedia
untuk ikatan dengan struktur gigi dan sistem ikatan dentin diperlukan. 1

A. Fissure Sealant
RMGIC viskositas rendah dapat digunakan untuk indikasi fissure/sealant.
Satu studi klinis menunjukkan bahwa tingkat retensi RMGIC menurun setelah 1
tahun, tapi patch GIC dipertahankan dalam celah dan tidak ada tanda-tanda lesi
karies diamati. 1

B. Liner dan Base


Sebagai liner atau base material, RMGIC berfungsi sebagai bahan bonding
antara gigi dan restorasi komposit. RMGIC tidak diindikasikan untuk direct
capping pulpa. Jika situasi membutuhkan prosedur pembatasan pulpa langsung,
liner kalsium hidroksida harus digunakan sebelum aplikasi RMGIC. Adhesi dari
GIC ke dentin mengurangi probabilitas pembentukan celah pada sisi gingival
yang terletak di dentin atau cementum, kompensasi untuk penyusutan polimerisasi
dari restorasi komposit berbasis resin pada basis RMGIC. Selanjutnya, sebuah
basis RMGIC atau liner mengurangi sensitivitas teknik resin ikatan agen dan
memberikan efek anticariogenic dari fluorida. Prosedur ini sering disebut sebagai
teknik sandwich, yang menggabungkan kualitas yang diinginkan dari ionomer
kaca dan estetika restorasi komposit. Teknik sandwich ini direkomendasikan
untuk restorasi komposit kelas II dan V ketika pasien memiliki resiko karies
tinggi. 1

C. Restorasi
Monomer dalam RMGIC membuat semen lebih translusen. Fluoride
release tidak berubah dari GIC konvensional, dan kekuatan tarik diametral dari
RMGIC lebih tinggi daripada GIC konvensional. Peningkatan kekuatan tarik
(tetapi tidak kekuatan tekan) adalah dikaitkan dengan modulus elastis mereka
lebih rendah dan jumlah yang lebih besar dari deformasi plastik yang dapat
dipertahankan sebelum fraktur terjadi. 1

Menurut Manappallil JJ, indikasi RMGIC adalah sebagai berikut:

1. Restorasi kavitas kelas I, III atau V. 6


2. Base dan liners. 6
3. Sebagai perekat untuk bracket ortodontik. 6
4. Sementasi mahkota. 6
5. Perbaikan amalgam yang rusak pada core atau cusps. 6
6. Bahan pengisi akar. 6

2.4.3 Manipulasi RMGIC


RMGIC dicampur dan diaplikasikan setelah pengkondisian gigi dengan
asam polyacrylic (10 sampai 25%). Bubuk dan cairan dicampur sesuai dengan
instruksi produsen. RMGIC yang ringan dapat di curing dengan paparan cahaya
biru (yang digunakan untuk curing komposit). 6

Setting meliputi reaksi polimerisasi dan asam-basa. Setting awal terjadi


dengan polimerisasi dari kelompok metakrilat memberikan kekuatan awal yang
tinggi. Polimerisasi mungkin light cured atau chemical cured tergantung pada
jenis semen. Selanjutnya reaksi asam-basa mengaturnya sehingga menyelesaikan
reaksi setting dan memberikan semen kekuatan terakhirnya. 6

2.5 Tujuan, prinsip, prosedur teknik Sandwich


Teknik sandwich: proses mengembalikan gigi yang sudah dipreparasi
dengan awalnya menempatkan lapisan tipe II glass ionomer cement untuk rilis
fluorida yang diikuti oleh overlayer dari komposit berbasis resin. 1

Konsep menggunakan dua bahan yang berbeda untuk membentuk satu


restorasi akhir adalah baru untuk kedokteran gigi dan menyebabkan beberapa
kebingungan. Alasan di balik teknik ini adalah memanfaatkan secara maksimal
sifat biologis, fisik, dan / atau estetika dari masing-masing bahan dan dengan
adanya adhesi, untuk mencapai sedekat mungkin dengan rekonstruksi monolitik
tunggal pada gigi. Telah ditunjukkan bahwa gigi dapat dikembalikan ke kekuatan
fisik aslinya dengan metode ini.8

Selama masih ada keraguan tentang efisiensi dan jangka waktu teknik untuk
mengikat resin komposit ke dentin, teknik laminasi (sandwich) harus menjadi
sistem yang disukai untuk penempatan restorasi ini di rongga mana pun dimana
setidaknya satu margin terletak di dentin. Juga, di mana rongga meluas jauh ke
interproksimal di luar cemento-enamel junction, dan restorasi akhir adalah
amalgam, maka relatif mudah untuk menempatkan glass ionomer base di bagian
gingiva dari kotak proksimal dan laminasi di atasnya dengan amalgam. 8

2.5.1 Tujuan Teknik Sandwich


Sebuah teknik sandwich menggunakan resin-modified glass ionomer untuk
menutup dentin dan memberikan manfaat dari pelepasan fluorida yang mana
lapisan resin komposit digunakan untuk mengisi sisa rongga. Beberapa advokat
penggunaan glass ionomer sebagai liner untuk meringankan tekanan yang
dihasilkan dari penyusutan komposit selama curing. Glass ionomer lining
cements berikatan dengan dentin dengan kekuatan ikatan diukur dalam
ketegangan yang bervariasi dari 2,0 sampai 4,9 MPa. Semen ini juga melekat pada
bahan restoratif komposit. Glass ionomer lining cements menghasilkan ion
fluorida dan bersifat radiopak. 4

2.5.2 Prinsip Teknik Sandwich


Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari teknik ini, prinsip-prinsip berikut
harus diperhatikan:
1. Gunakan glass ionomer terkuat yang tersedia, letakkan dalam jumlah banyak
dan anggap itu sebagai pengganti dentin. 8
2. Hindari penempatan sub-base, seperti kalsium hidroksida, karena akan
mengurangi area untuk adhesi glass ionomer cement. 8
3. Kondisikan kavitas seperti biasa dengan asam poliakrilik selama 10 detik
untuk mengembangkan adhesi ion secara penuh dengan struktur gigi yang
mendasari. 8
4. Tempatkan glass ionomer cement dan biarkan semen disetel sepenuhnya, baik
secara kimiawi atau dengan inisiasi cahaya, sebelum melanjutkan. 8
5. Setelah diatur, potong glass ionomer untuk mengekspos semua margin
enamel. 8
6. Jika margin gingiva dari kotak proksimal di situs 2, restorasi ukuran 3 adalah
sub-gingiva dan tidak ada enamel pada margin itu, biarkan glass ionomer
terbuka. 8
7. Berikan ruang yang cukup untuk ketebalan resin komposit, dengan
mempertimbangkan fleksibilitas relatif di bawah beban. 8
8. Bangun area kontak dengan gigi yang berdekatan menggunakan resin
komposit daripada glass-ionomer cement. 8
9. Mengembangkan penyatuan antara GIC dan resin komposit dengan etching
glass ionomer sambil etching enamel sehingga mendapatkan keuntungan
optimal dari konsep 'rekonstruksi monolitik'. 8
10. Selalu gunakan glass ionomer yang radiopaque. 8

2.5.3 Prosedur teknik sandwich


Low powder/liquid ratio glass‐ionomer cement telah diletakkan di lantai
kavitas ini hanya sebagai lapisan. Ini akan ditutupi dengan amalgam karena tidak
cukup kuat untuk menahan penyusutan setting resin komposit. 8

gambar 2.14 glass‐ionomer cement telah diletakkan di lantai kavitas. 8

Sebuah kavitas berukuran sedang di atas molar telah didasarkan dengan


high strength, fast‐set glass‐ionomer cement sebelum menempatkan restorasi
akhir dalam resin komposit. Perhatikan bahwa margin gingival masih dalam
enamel sehingga telah bevel dan resin komposit diharapkan untuk
mempertahankannya. 8

gambar 2.15 penempatan high strength, fast‐set glass‐ionomer cement. 8


Berikut ini adalah seri laboratorium pada penempatan restorasi posterior
teknik sandwich menggunakan resin komposit glass‐ionomer cement base.
Perhatikan bahwa masih ada beberapa dentin terpengaruh di lantai kavitas tetapi
karena akan sepenuhnya disegel, tidak perlu untuk menghapusnya. 8

gambar 2.16 teknik sandwich menggunakan resin komposit glass‐ionomer


cement base. 8

Sebuah mylar strip pendek digunakan sebagai matriks dan seluruh rongga
direstorasi dengan high strength, fast‐set glass‐ionomer cement. 8

gambar 2.17 mylar strip pendek digunakan sebagai matriks. 8

Sebuah kavitas yang cocok untuk resin komposit sekarang telah


dipersiapkan dalam glass‐ionomer, meninggalkan semen sebagai pengganti
dentin. Dinding enamel yang terbuka memanfaatkan adhesi mikro-mekanik yang
tersedia untuk enamel tetapi marjin gingival tetap ditutupi dengan glass‐ionomer
cement. 8

gambar 2.18 Glass ionomer mengganti dentin. 8

Base dilihat dari sudut lain untuk menunjukkan bahwa ada cukup
kedalaman di rongga untuk mengimbangi fleksibilitas relatif dari resin komposit. 8

gambar 2.19. Melihat base dari sudut lain. 8

Glass‐ionomer dan margin enamel sekarang terukir selama 15 detik dengan


37% asam orthophosphoric, dicuci secara menyeluruh dengan air dan dikeringkan
secara ringan. Lapisan tipis ikatan enamel resin sekarang akan dicat di seluruh
permukaan rongga dan light‐activated. Tidak perlu menggunakan dentin yang
kompleks ikatan agen karena tidak ada dentin yang terlibat dalam adhesi. 8
gambar 2.20 penggunaan asam orthophosphoric. 8

Resin komposit sekarang dapat dibangun secara bertahap dengan teliti untuk
memastikan konversi maksimum dari ikatan resin dan penyusutan akhir
minimum. 8

gambar 2.21 Pembentukan menggunakan resin komposit. 8

Gigi sekarang telah dibentuk secara mesiodistal untuk menunjukkan


hubungan antara glass‐ionomer dan resin komposit. Perhatikan bahwa glass‐
ionomer di kotak proximal bisa bevel untuk memungkinkan resin komposit
mendekati lebih dekat ke marjin gingival tetapi karena tidak ada enamel di sana,
adhesi untuk glass‐ionomer lebih unggul dari yang dapat diperoleh dengan resin
komposit. 8
gambar 2.22 Gigi telah dibentuk secara mesiodistal. 8

2.6 Komposisi, indikasi compomer dan metal reinforced glass ionomer

Tidak lama setelah pengenalan RMGIC, 'compomer' diperkenalkan ke


pasaran. Mereka dipasarkan sebagai bahan gigi baru yang akan memberikan
manfaat dari gabungan komposit ('comp' dalam nama mereka) dan glass ionomers
('omer'). Bahan ini memiliki kemampuan fluoride release dari GIC dengan daya
tahan komposit. Berdasarkan struktur dan sifat mereka, bahan ini diklasifikasikan
sebagai dental komposit. Seringkali compomer dikelirukan sebagai ‘hybrid glass
ionomers’, 'light-cured GIC' atau ‘resin modified glass ionomers’. Nomenklatur
yang diusulkan untuk bahan ini adalah polyacid-modified resin komposit,
nomenklatur yang banyak digunakan dalam literatur.6

Compomer adalah polyacid-modified komposit yang dibuat dengan


memasukkan partikel kaca GIC dalam monomer water-free polyacid liquid
dengan inisiator yang tepat. Alasan untuk menggunakan bahan ini adalah integrasi
dari kemampuan fluoride-releasing dari glass ionomers dengan daya tahan
komposit resin. Compomer memiliki sifat yang jelas berbeda dari resin komposit
dan glass ionomers.1

gambar 2.23 bahan compomer. A, powder-liquid material. B, dua single-


component systems. C, pasta dual cartridge menggunakan static mixing. Semua
mengunakan light-cure.1

2.6.1 Komposisi compomer


Bahan ini memiliki dua bahan utama: monomer dimethacrylate dengan dua
kelompok karboksilat dalam struktur dan filler yang mirip dengan ion kaca yang
dapat dilepas (leachable) dalam GIC. Rasio kelompok karboksilat ke atom karbon
adalah sekitar 1:8. Tidak ada air dalam komposisi bahan ini dan ion-leachable
glass sebagian silanized untuk memastikan beberapa ikatan dengan matriks.6

Single component system terdiri dari kaca silikat, natrium fluorida, polyacid
modified monomer, dan photoinitiator. Double component system terdiri dari dua
bagian yaitu powder dan liquid. Powder terdiri dari glass fillers, akselerator,
inisiator, dan TiO2. Liquid terdiri dari acrylic monomer, photoinitiator, air, dan
asam karboksilat dimethacrylate.6

2.6.2 Indikasi Compomer


1. Bahan restoratif dalam pedodontics. 6
2. Bahan restoratif di daerah nonstress. 6
3. Lesi kelas V. 6
4. Base. 6
5. Luting (permacem). 6

Penerapan mereka sebagai perekat orthodontik, amalgam bonding systems


dan bahan restoratif hewan juga telah dilaporkan. 6

2.6.3 Metal reinforced glass ionomer


Metal reinforced glass ionomer dibentuk untuk meningkatkan kekuatan,
ketangguhan terhadap fraktur dan ketahanan terhadap keausan namun
mempertahankan potensi adhesi dan kemampuan anticariogenic.1

Filler logam telah dimasukkan dalam GIC untuk meningkatkan


ketangguhan terhadap fraktur dan stress-bearing capacity. Filler logam berasal
dari bubuk paduan perak atau partikel perak sintered dengan kaca yang membuat
semen keabu-abuan dan lebih radiopak; metal-reinforced glass ionomer cements
ini disebut sebagai alloy admixture dan cermet. Semua masalah dan prosedur yang
berlaku untuk GIC konvensional berlaku juga pada metal-reinforced GIC.1

Semen ini melepaskan jumlah fluoride yang cukup, tetapi tingkat pelepasan
menurun seiring waktu. Kurangnya fluoride yang dilepaskan dari semen cermet
karena sebagian dari partikel kaca dilapisi logam. Untuk alloy admixed cement,
partikel pengisi logam tidak terikat pada gelas; dengan demikian, semua
permukaan kaca tersedia untuk fluoride leaching.1

Adhesi dan fluoride release dari metal reinforced GIC sangat berguna untuk
buildups inti dari gigi yang akan dikembalikan dengan cast mahkota dan untuk
restoratif pada permukaan oklusal dari molar primer. Namun, metal reinforced
GIC terbatas digunakan sebagai alternatif untuk amalgam atau komposit untuk
restorasi posterior. Dibandingkan dengan glass ionomers konvensional, metal
reinforced GIC menunjukkan tidak ada perbaikan dalam kinerja klinis dan
harapan hidup (life expectancy) untuk restorasi kelas II di gigi desidui. Namun,
semen ini mengeras dengan cepat, sehingga mereka dapat diselesaikan dalam
waktu yang relatif singkat, yang berguna untuk kasus pedodontic.1

A. Tipe Metal reinforced glass ionomer


Dua metode yang digunakan:
1. Silver alloy admixed Spherical amalgam alloy powder dicampur dengan
powder GIC tipe II.6
2. Partikel cermet perak terikat pada partikel kaca. Hal ini dilakukan dengan
sintering campuran dari dua bubuk pada suhu tinggi. 6

gambar 2.24 Miracle Mix. Botol di tenggah mengandung silver alloy. 6

gambar 2.25 Ketac-Silver. 6

B. Aplikasi Metal reinforced glass ionomer


1. Restorasi kecil kavitas kelas I sebagai alternatif untuk amalgam atau resin
komposit. Mereka sangat berguna pada pasien muda yang rentan terhadap
karies. 6
2. Untuk core-build pada gigi yang terlalu rusak. 6

BAB 3
KESIMPULAN

Glass ionomer cement (konvensional GIC) adalah sebuah semen yang


mengeras mengikuti reaksi asam-basa antara fluoroaluminosilicate glass powder
dan larutan asam polyacrylic.

Komposisi GIC terdiri dari komposisi kaca GIC dan komposisi larutan
GIC. Sifat GIC terdiri dari sifat biologis, kimia. dan optis. Klasifikasi GIC terdiri
dari: Tipe I: Luting mahkota, bridge, dan bracket orthodontik. Tipe IIA: semen
restoratif estetik. Tipe IIb: semen restoratif diperkuat. Tipe III: Lining semen,
basis.
Komposisi RMGIC: Komponen cair RMGIC biasanya mengandung
larutan asam polyacrylic, HEMA, dan asam polyacrylic dimodifikasi dengan
methacrylate. Komponen bubuk mengandung partikel kaca fluoroaluminosilicate
dari GIC konvensional ditambah inisiator, seperti camphorquinone, untuk light
curing dan/atau chemical curing.

Aplikasi klinis RMGIC termasuk liners, fissure sealants, base materials,


core buildups, restoratives, perekat untuk bracket ortodontik, perbaikan bahan
untuk inti amalgam rusak atau cusps, dan bahan mengisi akar.

Teknik sandwich: proses mengembalikan gigi yang sudah dipreparasi


dengan awalnya menempatkan lapisan tipe II glass ionomer cement untuk rilis
fluorida yang diikuti oleh overlayer dari komposit berbasis resin. Sebuah teknik
sandwich menggunakan resin-modified glass ionomer untuk menutup dentin dan
memberikan manfaat dari pelepasan fluorida yang mana lapisan resin komposit
digunakan untuk mengisi sisa rongga.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice KJ, et al. Phillips’ Science of dental materials, 12th Ed.


Philadelphia: Elsevier. 2013; 320-330
2. McCabe JF, Walss AG. Applied dental materials, 9 th Ed. Oxford:
Blackwell Publishing. 2008; 285-288
3. Sutadi, H. Penggunaan Glass Ionomer Cement dalam Ilmu Kesehatan Gigi
Anak. Jakarta: FKG UI. 1998; 302-309
4. Sakaguchi RL. Craig’s Restorative dental materials, 13th Ed. Philadelphia:
Elsevier. 2012; 155, 339-342
5. Mount GJ. An atlas of glass-ionomer cements; A clinician’s guide, 3 rd Ed.
London: Taylor & Francis group. 2002; 13-18
6. Manappallil JJ. Basic dental materials, 3 rd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers. 2010; 66-80
7. Sulastri S. Bahan ajar keperawatan gigi; dental material. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017; 56
8. Mount GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of tooth Structure, 3 rd
Ed.West Sussex: John Wiley & Sons Limited. 2016; 164-166

Anda mungkin juga menyukai