Anda di halaman 1dari 9

PENDEKATAN KONSEP

II
2.1 Negara, Masyarakat, dan Pembangunan
2.1.1 Pengertian Negara
Menurut Aristoteles negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna
memperoleh hidup yang sebaik-baiknya. Plato mendefinisikan negara adalah suatu
tubuh yang senantiasa tampak maju, berkembang, sebagaimana layaknya orang-orang
(manusia). (Inu Kencana Syafiie, 2010:75).
Sebagaimana manusia negara juga bisa lahir, tumbuh berkembang dan mati,
ada yang di sebabkan oleh penyakit menahun seperti kemiskinan, penjajahan, namun
ada pula yang mati seketika karena peperangan atau pemberontakan provinsi-provinsi
separatis yang kemudian memisahkan diri menjadi negara yang berdiri sendiri,
sehingga wilayah pusatnya kehilangan wilayah karena keseluruhnya terbagi habis dan
tidak lagi mengakui sebagai sub ordinat dari negara pusat. (Inu Kencana Syafiie,
2010:74).
2.1.2 Pengertian Masyarakat
Dalam sebuah negara tentu memiliki masyarakat. Pengertian masyarakat
adalah sekelompok individu yang memiliki kepentingan bersama dan memiliki
budaya serta lembaga yang khas. Masyarakat juga bisa dipahami sebagai sekelompok
orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan bersama. Richard T. Schaefer dan
Robert P. Lamm,(1998) mendefinisikan masyarakat adalah sejumlah besar orang
yang tinggal dalam wilayah yang sama, relatif independen dan orang orang di luar
wilayah itu, dan memiliki budaya yang relatif sama.
Dalam kebangsaan kita mengenal adanya ras, bahasa, agama, batas wilayah,
budaya dan lain-lain. Maka di perlukan nilai dan pandangan hidup yang sama yaitu
dengan memunculkan suatu ideology untuk mempersatukan pemeluknya. contohnya
negara Indonesia.
2.1.3 Pengertian Pembangunan
Mengenai pengertian pembangunan para ahli memberikan definisi yang
bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja di
artikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah satu dengan daerah
lainnya, dan negara satu dengan negaralainnya. Namun, secarar umum ada satu
kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan.
Berikut pengertian pembangunan menurut parah ahli:
 Pembangunan dapat di artikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk
menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga
negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi
(Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004).
 Ginanjar Kartasasmita (1994), Pembangunan ialah suatu proses perubahan ke
arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
 Siagian (1994), pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh
suatu bangsa, negara dan pememrintahan, menuju modernitas dalam rangka
pembinanaan bangsa.
 Alexander (1994), pembangunan (development) adalah proses perubahan
yang mencangkup seluruh system sosial seperti politik, ekonomi, infastruktur,
pertahanan, pendidikan, teknologi, kelembagaan dan budaya.
 Portes (1976), mendefinisikan pembangunan sebagai transformasi ekonomi,
sosial dan budaya.
 Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula di artikan
sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui
kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.

2.2 Teori Pembangunan


2.3 Pembangunan Negara Maju Dan Negara Yang Sedang Berkembang
Struktur ekonomi dan masyarakat di Negara Maju dan di Negara yang sedang
Berkembang sangat berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan masalah
pembangunan daerah yang ada di Negara Maju dan di Negara yang sedang
Berkembang dan kemampuan masing-masing golongan negara tersebut dalam
menghadapi masalah pembangunan daerah yang terdapat di negaranya sangatlah
berbeda. Keadaan yang demikian menyebabkan pula perbedaan dalam corak prioritas
dari tujuan maupun kebijaksanaan pembangunan daerah di kedua golongan negara
tersebut. (Sadono Sukirno, 1982: 27)
2.3.1 Proses pembangunan ekonomi di negara maju
Perkembangan ekonomi di negara maju telah dimulai sejak beberapa abad
yang lalu dan mengalami akselerasi sejak terjadinya revolusi industri di Inggris.
Dengan dimulainya Revolusi Industri di Inggris maka Inggris merupakan negara
dimana modernisasi ekonomi permulaan sekali berlangsung. Dalam dua dasawarsa
pada abad ke 18, negara ini mencapai taraf take-off dalam pembangunan
ekonominya. Negara-negra Eropa Barat lainya dan negara-negara yang dibentuk oleh
bangsa-bangsa Eropa Barat seperti Selandia Baru, Australia, Amerika Serikat dan
Kanada baru mengikuti jejak Inggris dan mengalami percepatan dan mencapai taraf
take-oof pembangunan ekonominya pada permulaan abad ke-19. Dan dalam bagian
kedua abad itu Revolusi Industri menjalar pula ke Russia dan Jepang. Dengan
demikian negara maju telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang berterusan sejak
satu atau dua abad yang lalu sebelum mencapai tingkat kesejateraan yang tinggi yang
dialaminya. (Sadono Sukirno, 1982: 27)
Perkembangan ekonomi yang telah berlaku di Negara Maju bukan saja telah
menyebabkan peningkatan di dalam kesejateraan masyarakat tetapi juga
menimbulkan pula perombakan dalam struktur ekonominya. Peran sektor industri dan
sektor jasa-jasa, ditinjau dari peranan dalam menciptakan pendapatan nasional dan
menyediakan pekerjaan kepada penduduk, menjadi bertambah besar dari masa ke
masa. (Sadono Sukirno, 1982: 27)
Meningkatnya peranan sektor industri dan jasa-jasa di sebabkan pula oleh
perubahan dalam corak penawaran barang-barang yang digunakan masyarakat.
Perkembangan ekonomi yang telah terjadi di Negara Maju diikuti oleh perbaikan
dalam kwalitet dari barang-barang yang telah ada dan pertambahan di dalam jenis
barang dan jasa-jas yang digunkan oleh masyarakat. Hal ini terutama di sebabkan
oleh dua faktor yaitu kemajuan teknologi dan bertambah peliknya pola kegiatan
ekonomi sebagai akibat dari adanya pembangunan ekonomi.
Dinegara-negra Maju tingkat teknologi juga mengalami kemajuan yang pesat.
Kemajuan teknologi akan menyebabkan kwalitet barang yang telah ada menjadi
bertambah baik dan jenis barang yang tersedia dalam masyarakat menjadi bertambah
banyak. Pekembangan yang demikian sifatnya menyebabkan permintaan terhadap
barang yang dihasilkan oleh sektor industri bertambah lama bertambah besar dan
dengan demikian mempebesar peranan sektor industri dalam menciptakan pendapatan
nasional. Karena kegiatan perdangangan, jasa-jasa, pengangkutan, kegiatan bank dan
keungan juga ikut meningkat. Kemajuan ekonomi di suatu negara akan menyebabkan
meluasnya kegiatan pemerintah untuk menjamin agar perdagangan berjalan lancar,
masyarakat menjalankan perkerjaannya dengan tertib dan menurut peraturan, dan
kestabilan dalam perekonomian akan terbentuk.
Proses perubahan struktur ekonomi di negara maju mempunyai bebrapa sifat yaitu:
(Sadono Sukirno, 1982: 31-32)
 Sektor pertanian merupakan sektor terlebih dahulu mengalami perkembangan.
Fakta diberbagai negara menunjukan bahwa perkembangan dimulai dari
berlakunya kemajuan di sektor pertanian.
 Kemajuan sektor pertanian tersebut mendorong perkembangan jasa-jasa dan
sektor industri. Nilai dan volume perdangan bertambah, spesialisasi
berkembang dan sektor insusri sedikit demi sedikit bertambah penting.
 Perkembangan sektor industri di samping meniptakan permintaan atas
bahanmentah menciptakan pula atas sumber tenaga. Sedangkan perluasaan
kegiatan perdangan menciptakan pula dorongan untuk memperluas jaringan
pengankutan dan perkembangan lat pengangkutan dan akibatnya timbul
industri baja untuk pembangunan transportasi.
 Kemajuan-kemajuan diatas menyebabkan pendapatn masyarakat meningkat
dengan demikan masyarakat akan terus mengembang teknologi untuk
membantu berkembangannya jaringan industri.
 Pencapaian ekonomi masyarakat mencapai taraf kesejateraan yang lebih
tinggi tidak terlepas oleh peran pemerintah yang mengontrol, sebagai
pertahanan, adminstrasi dan pembuatan kebijakan.
2.3.2 Pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang
Pembangunan ekonomi di Negara yang sedang Berkembang yaitu di negra-
negara Asia, Afrika dan Amerika latin sangat terbatas sekali. Perkembangan yang
terjadi umumnya kegitan menghasilkan barang export yang pada umumnya terdiri
dari barang pertanian dan pertambangan. Berbeda dengan Negara Maju di Negara
yang sedang Berkembang pembangunan di sektor exsport telah menjadi pemimpin
dan menggerakan pembangunan di sektor lainnya. (Sadono Sukirno, 1982: 39)
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan peran sektor export di negara
yang sedang berkembang berbeda dengan Negara Maju salah satunya yaitu di negra
yang sedang berkembang perkembang sektor export tidak mendorong kemajuan di
bidang lain dan sektor export lebih banyak menguntungkan negara penjajah atau
negara-negra Barat karena perkembangan export di negra yang sedang berkembang
memungkinkan mereka untuk: (Sadono Sukirno, 1982: 40).
 Memperoleh bahan mentah dengan harga yang murah
 Menjual hasil-hasil industri bahan modal yaitu kepada penguasa
pengembangan sektor export di negara yang sedang berkembang dan kepada
pemerintah jajahan yang mengembangakan prasarana untuk mengembangkan
sektor export dan menjual hasil industri barang konsumsinya,yaitu kepada
penduduk yang sekarang memperoleh pendapatan berupa uang dari kegiatan
mereka yang menghasilkan barang export.
Pengaruh buruk yang timbur dari sifat export negara yang sedang berkembang
terhadap pembangunan ekonomi bersumber dari beberapa faktor yaitu: (Sadono
Sukirno, 1982: 41)
 Permintaan terhadap bahan mentah sangat tergantung kepada keadaan
ekonomi di negara maju.
 Kalau dibandingkan dengan harga barang indutri, harga-harga hasil pertanian
dan pertambangan mengalami perkembangan yang sangat lambat.
 Dalam jangka pendek naik turunnya harga barang export dari sektor pertanian
dan pertambangan sangat besar sedangkan jenis barang yang dieksport sangat
terbatas.
Akhirnya yang menyebabkan sektor eksport gagal dalam mendorong
pembangunan ekonomi negara sedang berkembang bersumber pada dua faktor yang
saling berkaitan, yaitu pertambahan penduduk yang cepat dan tingkat pendapatan
yang rendah pada waktu sektor export mengalami perkembangan yang pesat. (Sadono
Sukirno, 1982: 41-42).
2.4 Indikator Pembangunan
Berbicara mengenai pembangunan yang dilakukan oleh otoritas suatu negara
tentu tidak dapat dilepaskan dari indikator yang digunakan sebagai alat untuk
mengukurnya. Hal ini penting dilakukan agar upaya yang dilakukan dalam bingkai
pembangunan dapat diketahui dampaknya bagi kehidupan masyarakat. Apakah
beragam upaya ‘pembangunan’ yang dilakukan berdampak positif ataukah
berimplikasi negatif terhadap kehidupan masyarakat dan negara. Dengan adanya
indikator tersebut di samping dapat mengetahui dampaknya, juga akan dapat
diketahui beragam kelebihan dan mungkin kekurangan yang ada dalam upaya
tersebut sehingga dapat dilakukan perbaikan di waktu berikutnya.
Penggunaan indicator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk setiap
Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan
mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan
kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di Negara-
negsara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indicator pembangunan akan
bergeser kepada factor-faktor sekunder dan tersier (Tikson, 2005).
Sejumlah indicator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga
internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB), struktur
perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula dua
indicator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu
bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks
Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan ringkasan Deddy T. Tikson
(2005) terhadap indicator tersebut: (Syamsiah Badruddin, 2009)
2.4.1 Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan
salah satu indikaor makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan
bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah
menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki
beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah
dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi
bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh
adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi). Walaupun
demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola
distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan
dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya
ekonomi.
2.4.2 Struktur Ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan
mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial.
Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi
sektor manupaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat
terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan
permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan
investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak, kontribusi sektor pertanian
terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.
2.4.3 Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang
bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi
dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan
nol. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan
Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn proporsi
industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai
dengan cepatnya proses industrialisasi. Di Negara-negara industri, sebagain besar
penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang
berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena
ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.
2.4.4 Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap industrialisasi
memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam
proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada
umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi
industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat
dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
2.4.5 Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat indicator
makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat
dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah
bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial.
Indeks ini dihitung berdasarkan kepada (1) angka rata-rata harapan hidup pada umur
satu tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks ini,
angka rata-rata harapan hidup dan kematian b yi akan dapat menggambarkan status
gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung
beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka
melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses
pendidikan sebagai hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan
masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status
pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai
yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan,
disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.
2.4.6 Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indicator
pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indicator yang telah ada.
Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan
kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan
kepada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan
dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan
yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan
kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan
peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan
manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat dan
harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling
menentukan dalam pembangunan, umur panjang dan sehat, perolehan dan
pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang
lebih baik. Indeks ini dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata
harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP,
dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing Power
Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas
manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills,
disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.

Dafus :

Badruddin, Syamsiah. Teori dan Indikator Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor, 2009.

Kencana Syafiie, Inu. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Nasution, Zulkarimen. Komunikasi Pembangunan (Pengenalan Teori dan Penerapannya).


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Jakson, Robert Dan Geogrg Sorensen. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009.
Sukirno, Sadono. Beberapa Apek Dalam Persoalan Pembangunan Daerah. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1982.

T, Moeljarto. Politik Pembangunan (Sebuah Analisis Konsep, Arah dan Strategi). Yogyakarta:
PT. Tiara Wacana Yogya, 1995.

Anda mungkin juga menyukai