Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehubungan dengan informasi yang diterima/dibaca oleh TGC
Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara di media cetak lokal
tanggal 18 Januari 2017, bahwa ada 1 (satu) kematian DBD di Girian I
Kecamatan Girian Kota Bitung.

Informasi tersebut segera dikonfirmasi oleh TGC Dinkes Daerah


Prov.Sulut kepada TGC Kota Bitung melalui telepon dan benar ada satu
kematian DBD di wilayah tersebut. Setelah melakukan koordinasi dan
konfirmasi, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Daerah
Prov.Sulut melapor kepada Kabid P2P Dinkes Daerah Prov.Sulut dan
TGC Dinkes Daerah Prov.Sulut memutuskan untuk melakukan PE ke
lokasi KLB DBD di Kota Bitung.

Anggota TGC yang melakukan PE terdiri dari Kepala Bidang P2P,


tim surveilans dan tim P2PM.

Persiapan logistik dilakukan oleh tim P2PM seperti Abate, NS

1.2 Rumusan Masalah


Fokus yang akan dibahas dalam laporan ini adalah terkait apa itu
riwayat alamiah penyakit DBD, Bagaimana Riwayat Alamiah Penyakit
DBD, Gambaran Epidemiologi KLB DBD, apa penyebab KLB DBD, respon
cepat terhadap KLB DBD dan populasi yang berisiko, rekomendasi
pengendalian KLB DBD.

1.3 Tujuan
Tujuan umumnya yaitu, tentu agar dapat mengetahui riwayat
alamiah penyakit DBD.

Tujuan Khusus nya yaitu, untuk mengetahui apa itu riwayat alamiah
penyakit DBD, Bagaimana Riwayat Alamiah Penyakit DBD, Gambaran
Epidemiologi KLB DBD, apa penyebab KLB DBD, respon cepat terhadap
KLB DBD dan populasi yang berisiko, rekomendasi pengendalian KLB
DBD.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Riwayat Alamiah Penyakit

Penyakit merupakan sebuah kondisi tidak normalnya sebuah


perangkat organ yang ada di dalam tubuh manusia yang menyebabkan
rasa sakit yang dapat mengancam keberlangsungan kehidupan orang
yang menderitanya.

Selain definisi tersebut, ada banyak sekali definisi dari kata penyakit
yang telah diutarakan oleh para ahli yang berasal dari dunia pendidikan
dan juga praktisi dunia kesehatan. Beberapa diantara defenisi tersebut
yaitu :

1. DR. Beate Jacob

Menurut Dr. Beate Jacob, penyakit merupakan sebuah penyimpangan


dari kondisi tubuh normal menuju ke ketidakharmonisan jiwa.

2. Thomas Timmreck

Menurut Thoma Timmreck, penyakit dapat diartikan sebagai sebuah


keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk ataupun fungsi
salah satu bagian tubuh yang menyebabkan tubuh menjadi tidak dapat
bekerja dengan normal.

3. Elizabeth J. Crown

Menurut Elizabeth J. Crown, penyakit merupakan perihal hadirnya


sekumpulan respons tubuh yang tidak normal terhadap agen, yang mana
manusia memiliki toleransi yang sangat terbatas atau bahkan tidak
memiliki toleransi sama sekali.

4. Kathleen Meehan Arias

Menurut Kthleen Meehan Arias, pengertian penyakit adalah suatu


kesakitan yang biasanya mempunyai setidaknya dua sifat dari beberapa
kriteria berikut ini : perubahan anatomi yang konsisten, telah diketahuinya

4
agen atiologik, atau telah teridentifikasinya beberapa tanda ataupun gejala
tertentu.

5. George Pickett & John J. Hanlon

Menurut George Pickett & John J. Hanlon, penyakit merupakan


sebuah fungsi dari kekuatan agen penyebabnya dan sistem kekebalan
tubuh manusia.

2.2 Pengertian Penyakit DBD

Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah


penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Virus ini masuk ke
dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, yang hidup di wilayah tropis dan subtropis. Diperkirakan
terdapat setidaknya 50 juta kasus demam berdarah di seluruh dunia tiap
tahunnya.

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit tropis yang


banyak ditemukan di Indonesia. Menurut data yang dihimpun Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, demam berdarah telah menjadi penyakit
endemik di Indonesia sejak tahun 1968. Sejak itu, penyakit ini menjadi
salah satu masalah utama di Indonesia, dengan penyebaran dan jumlah
penderita yang cenderung meningkat setiap tahun.

Sepanjang 2017, diketahui ada sekitar 59.000 kasus demam


berdarah di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 400 kasus di antaranya
berakhir dengan kematian. Karena jumlah penduduknya yang juga
banyak, Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, menyumbang kasus DBD
terbanyak untuk tahun 2017, yaitu lebih dari 7000 kasus di masing-masing
provinsi.

5
BAB III

METODE

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk


pada berbagai literatur,analisis dan diskusi. Dan juga menggunakan beberapa
Laporan Pnyelidikan Epidemiologi.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Epidemiologi KLB DBD


a. DBD atau DGF (Dengue Hemorrhagic fever) atau adalah penyakit yang
disebabkan oleh Virus Dengue. Virus ini ditularkan dari manusia ke manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Gejala klinis penyakit DBD dimulai
dengan demam tinggi yang mendadak terus-menerus berlangsung 2 - 7 hari,
kemudian turun
secara cepat. Demam secara mendadak disertai gejala klinis yang tidak spesifik
seperti: anorexia, lemas, nyeri pada tulang, sendi, punggung dan kepala.
b. KLB DBD adalah jika suatu daerah desa atau kelurahan sebaiknya
segera ditetapkan telah berjangkit KLB DBD apabila memenuhi satu kriteria
sebagai berikut *):
1. Terdapat satu penderita DBD atau demam dengue (DD) meninggal.
2. Terdapat satu kasus DBD atau lebih selama 3 bulan terakhir di daerah
Kabupaten/Kota bersangkutan tidak ditemukan penderita DBD tetapi HI
jentik Aedes aegypti desa atau kelurahan tersebut lebih dari 5%.
3. Terdapat peningkatan bermakna jumlah kasus DBD dibandingkan
keadaan sebelumnya,
4. Terdapat peningkatan bermakna dibandingkan dengan keadaan tahun
sebelumnya pada periode yang sama

4.2 Faktor Risiko Penyebab KLB DBD

Berdasarkan penyelidikan epidemiologi KLB DBD di wilayah Puskesmas


Girian Weru Kec. Girian Kota Bitung dapat diperoleh data tentang faktor risiko
penyebab KLB DBD antara lain:
I. Faktor risiko dari unsur SDM:
1. Surveilans Aktif RS (SARS) belum berjalan dengan maksimal
2. Surveilans Pasif RS (SPRS) pun belum berjalan sesuai harapan.
3. Data DBD belum dianalisa oleh pengelola surveilans/tim surveilans.
4. Kualitas Penyuluhan tentang Pencegahan dan Pengendalian penyakit DBD
belum tercapai.
II. Faktor Risiko dari unsur masyarakat dan lingkungan:
1. Perilaku masyarakat tentang PHBS masih rendah
2. Breading place nyamuk masih banyak

4.3 Riwayat Alamiah Penyakit DBD

7
1.     Tahap Pre-Patogenesis
Host terpapar virus dengue tetapi kondisi host masih normal
atau sehat
2.     Tahap Patogenesis
a.     Tahap Inkubasi
Penyakit DBD masa inkubasi awal dari  ke1-4
b.     Tahap Penyakit Dini
Demam yang akut, selama 2 hingga 7 hari, dengan 2 atau lebih
gejala diantaranya seperti berikut : nyeri kepala, nyeri otot, nyeri
persendian. Di mana gejala panas penderita di hari ke 1- 4 rata-rata
menunjukkan peningkatan (cenderung panas) dimana suhu badan
mencapai 39 0C – 41 0C, dan hari ke 5-7 rata-rata panas cenderung
menurun.
c.     Tahap Penyakit Lanjut
Bintik-bintik pada kulit sebagai manifestasi perdarahan dan
leucopenia, dan terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).

3.     Tahap Pasca Pathogenesis


Meninggal bagi yang tidak segera ditangani, dan sembuh
bagi yang mendapatkan penanganan yang tepat

4.4. Respon Cepat Terhadap KLB DBD dan Populasi yang Berisiko

Respon yang telah dilakukan terhadap kejadian kematian DBD di


Puskesmas Girian Kecamatan Girian Kota Bitung yaitu:
1. Penyelidikan Epidemiologi oleh Tim Dinkes Daerah Prov.Sulut dan TGC
Dinkes Kota Bitung serta TGC Puskesmas Girian;
2. Penyuluhan kepada masyarakat oleh TGC Puksemas Girian;
3. Fogging fokus oleh TGC Dinas Kesehatan Kota Bitung bersama
Puksemas Girian (baru satu siklus) saat tim provinsi turun melakukan PE
dan Asistensi Teknis Respon KLB.
4. Koordinasi lintas sektor (Kecamatan Girian) untuk melakukan pecegahan
dan pengendalian penyakit DBD bersama masyarakat, dimana Camat
Girian telah membentuk satuan tugas pemburuh jentik (satgas petik).

8
5. Suport logistik dari Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara ke
Dinas Kesehatan Kota Bitung antara lain;
a) Abate = 50 kg
b) Jumantik Kit = 25 set
c) Mesin Fogging = 1 buah
d) Malathion = 20 liter
e) IgGM = 25 set
f) NS 1 = 25 set

4.5. Rekomendasi pengendalian KLB DBD

Beberapa usulan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk permasalah


yang ditemukan dilapangan antara lain:
1. Menjadikan kegiatan SARS sebagai tupoksi prioritas bagi pengelola
surveilans yang dituangkan dalam SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan
dibuat diawal tahun anggaran baik di tingkat puskesmas maupun dinas
kesehatan kabupaten/kota;
2. Meningkatkan sensitifitas pengelola surveilans RS untuk secara aktif
melaporkan penyakit menular potensial KLB seperti DBD melalui
sosialisasi penyakit menular potensial KLB dan Asistensi teknis secara
berkala (triwulan/semester) oleh dinas Kesehatan kabupaten/kota dan
provinsi;
3. Dinas Kesehatan Kota Bitung agar berkoordinasi dengan RS terkait untuk
evaluasi manajemen kasus dan jika diperlukan dapat meminta bantuan
dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
4. Bagian promosi kesehatan agar mengemas secara riil dan sederhana
materi penyuluhan tentang pencegahan DBD seperti memelihara ikan
cupang pemakan centik, menanam tanaman hias yang aromanya dapat
mengusir nyamuk (bunga lavender, Zodia, Geranium, Serei Wangi, dll),
memberi informasi tentang tanda dan gejala khas DBD serta langkah-
langkah penanganan segera yang harus dilakukan masyarakat seperti
memberi cairan berelektrolit untuk mengindari dehidrasi, segera ke
fasilitas pelayanan.

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Hemrrhagic Fever
(DHF) ialah penyakit yang disebabkan virus dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegyti dan Aedes albbopictus. Kedua jenis
nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali ditempat
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut (Ginanjar,
2008).
Penyakit ini ditujukan melalui munculnya demam secara tiba-tiba,
disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi otot (myalgias dan arthralgias)
dan ruam. Ruam Demam Berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang,
petekial dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah, badan pada
beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh.
Selain itu, radang perut juga bisa muncul dengan kombinasi sakit perut,
rasa mual, muntah-muntah/ diare.
Pencegahan penyakit DBD dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu
pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk
mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah
orang yang sehat menjadi sakit.

5.2 Saran
Bagi para pembaca, diharapkan agar lebih memperdalam
pengetahuan tentang riwayat alamiah suatu penyakit baik melalui buku
buku referensi maupun melalui situs situs internet yang terpercaya.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Penyelidikan Epidemiologi Kematian DBD di Wilayah Puskesmas


Girian Weru Kecamatan Girian Kota Bitung
bulan Januari 2017;

2.https://www.researchgate.net/publication/327017298_Alur_pelaporan_k
asus_dalam_demam_berdarah_dengue_di_kota_Magelang

3. http://soroylardo.com/wp-content/uploads/2018/11/Penatalaksanaan-
Demam-Berdarah-Dengue-dengan-Penyulit.pdf

4. CDC. 2003. Dengue Fever. Division of Vector-Borne Infectious


Diseases

11

Anda mungkin juga menyukai