Anda di halaman 1dari 10

Nama : Marisa

NIM : A 241 18 086


Tugas : Konsep Fisika Sekolah II
Materi : Medan Magnet
A. Tujuan
1. Memahami pengertian medan magnet
2. Memahami tentang induksi magnetik
3. Memahami gaya magnet
4. Memahami fluks magnetik
B. Pembahasan
1. Pengertian Medan Magnet

Pola garis-garis lengkung yang terbentuk ini merupakan pola garis-garis


medan magnetik yang disebut garis gaya magnetik. Nah, ruang di sekitar magnet
yang mengalami gaya magnetik dinamakan medan magnetik. Medan magnet adalah
daerah di sekitar magnet yang menyebabkan sebuah muatan yang bergerak di
sekitarnya mengalami suatu gaya. Medan magnet tidak dapat dilihat, namun dapat
dijelaskan dengan mengamati pengaruh magnet pada benda lain, misalnya pada
serbuk besi.

Dengan mengamati garis gaya magetik pada gambar


diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut.

 Garis-garis gaya magnetik selalu keluar dari kutub utara


magnet dan masuk ke kutub selatan magnet.
 Garis-garis gaya magnetik tidak pernah saling berpotongan dengan garis-garis gaya
magnetik lain yang berasal dari magnet yang sama.
 Daerah yang garis-garis gaya magnetiknya rapat menunjukkan medan magnetik
yang kuat, sedangkan daerah yang garis-garis gaya magnetiknya kurang rapat
menunjukkan medan magnetik yang lemah. Dari gambar diatas kita dapat melihat
bahwa medan magnetik paling kuat terdapat di kutub-kutub magnet.
Beberapa contoh garis gaya magnet dengan arahnya ditunjukkan pada gambar
berikut:

Hukum Oersteid

Sebuah kawat apabila dialiri oleh arus listrik akan


menghasilkan medan magnet yang garis-garis gayanya berupa
lingkaran-lingkaran yang berada di sekitar kawat tersebut.
Arah dari garis-garis gaya magnet ditentukan dengan kaidah
tangan kanan (apabila kita menggenggam tangan kanan ibu
jari sebagai arah arus listrik sedang keempat jari yang lain merupakan arah medan
magnet). Keterangan :

Panah atas = arah arus listik

Panah melingkar = arah medan magnet

Medan Magnet di Sekitar Kawat Melingkar

Keterangan :

 BP = Induksi magnet di P pada sumbu kawat melingkar pada tesla


 I = Kuat arus dalam ampere (A)
 a = Jari-jari dalam kawat melingkar dalam meter (m)
 r = Jarak P ke lingkaran kawat dalam meter (m)
 θ = sudut antara sumbu kawat dan garis hubung P ke titik pada lingkaran kawat
dalam derajat (°)
 x = Jarak titik P kepusat lingkaran dalam meter (m)

Besar dan arah medan magnet disumbu kawat melingkar berarus listrik dapat ditentukan
dengan rumus :

Besarnya medan magnet di pusat kawat melingkar dapat dihitung dengan rumus

 B = Medan magnet dalam tesla (T)


 μο = Permeabilitas ruang hampa = 4∏ x 10^-7
 I = Kuat arus dalam ampere (A)
 a = jarak titik P dari kawat dalam meter (m)

Medan Magnet Solenoida

Sebuah kawat dibentuk seperti spiral


yang selanjutnya disebut kumparan , apabila
dialiri arus listrik maka akan berfungsi seperti
magnet batang. Kumparan ini disebut dengan
Solenida. Besarnya medan magnet disumbu pusat
(titik O) Solenoida dapat dihitung dengan rumus :

BP = Medan magnet diujung Solenoida dalam tesla ( T )

N = jumlah lilitan pada Solenoida dalam lilitan


I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )

L = Panjang Solenoida dalam meter ( m )

2. Induksi Magnetik

Induksi Magnet adalah kuat medan magnet akibat adanya arus listrik yang
mengalir dalam konduktor. Adanya kuat medan magnetik di sekitar konduktor
berarus listrik diselidiki pertama kali oleh Hans Christian (Denmark, 1774 – 1851).
Jika jarum kompas diletakkan sejajar dengan konduktor, maka konduktor itu akan
dialiri arus listrik. Bila arah arus dibalik, maka penyimpangannya juga berbalik.
Selanjutnya, secara teoretis laplace (1749 – 1827) menyatakan bahwa kuat medan
magnet atau induksi magnet di sekitar arus listrik sebagai berikut:

 Berbanding lurus dengan arus listrik


 Berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar
 Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak suatu titik dari kawat penghantar itu
 Arah induksi magnet tersebut tegak lurus dengan bidang yang dilalui arus listrik

Membuat magnet dengan cara induksi dapat


dilakukan dengan menempelkan atau mendekatkan logam
yang mengandung partikel besi pada magnet yang ada.

Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan


berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa
medan magnet seharusnya dapat menimbulkan arus listrik.
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis Faraday. Berdasarkan percobaan,
ditunjukkan bahwa gerakan magnet di dalam kumparan menyebabkan jarum
galvanometer menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan mendekati
kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan. Jika magnet diam dalam
kumparan, jarum galvanometer tidak menyimpang. Jika kutub utara magnet
digerakkan menjauhi kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kiri.
Penyimpangan jarum galvanometer tersebut menunjukkan bahwa pada kedua ujung
kumparan terdapat arus listrik.

Peristiwa timbulnya arus listrik seperti itulah yang disebut induksi


elektromagnetik. Adapun beda potensial yang timbul pada ujung kumparan disebut
gaya gerak listrik (GGL) induksi. Terjadinya GGL induksi dapat dijelaskan seperti
berikut. Jika kutub utara magnet didekatkan ke kumparan. Jumlah garis gaya yang
masuk kumparan makin banyak.

Perubahan jumlah garis gaya itulah yang menyebabkan terjadinya


penyimpangan jarum galvanometer. Hal yang sama juga akan terjadi jika magnet
digerakkan keluar dari kumparan. Akan tetapi, arah simpangan jarum galvanometer
berlawanan dengan penyimpangan semula. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa penyebab timbulnya GGL induksi adalah perubahan garis gaya magnet yang
dilingkupi oleh kumparan.

Menurut Faraday, besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Artinya, makin
cepat terjadinya perubahan fluks magnetik, makin besar GGL induksi yang timbul.
Adapun yang dimaksud fluks nmgnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang
menembus suatu bidang.

Sebuah lingkaran atau kumparan dari bahan konduktif seperti tembaga, yang
membawa arus bolak-balik (AC), adalah struktur yang sangat efisien untuk
menghasilkan atau menangkap medan magnet. Jika loop konduktif terhubung ke
sumber listrik AC, akan menghasilkan medan magnet yang berosilasi di sekitar
loop. Saat loop kedua berada cukup dekat dengan yang pertama, memungkinkan
loop pertama menangkap beberapa bagian dari medan magnet yang berosilasi, yang
pada gilirannya, menghasilkan atau menginduksi arus listrik di kumparan kedua.
Beberapa contoh umum perangkat berdasarkan induksi magnetik adalah listrik
transformer dan generator listrik.

3. Gaya Magnetik

Gaya Lorentz merupakan nama lain dari gaya magnetik yaitu gaya yang
ditimbulkan oleh medan magnet. Kapan akan timbul bila ada interaksi dua medan
magnet, contohnya adalah kawat berarus dalam medan magnet, kawat sejajar berarus
dan muatan yang bergerak dalam medan magnet.

Gaya magnet atau gaya Lorentz


merupakan besaran vektor. Arahnya dapat
menggunakan kaedah tangan kanan seperti pada
gambar diatas. Ibu jari sebagai arah I, empat jari
lain sebagai arah B dan arah gaya Lorentz sesuai
dengan arah telapak. Besarnya gaya Lorentz
sebanding dengan kuat arus I, induksi magnet B dan panjang kawat l. Jika B
membentuk sudut θ terhadap I akan memenuhi persamaan berikut:

Fl = B x I x l sin θ

Dengan :

Fl = gaya Lorentz (N)

B = induksi magnet (wb/m2)

I = kuat arus listrik (A)

l = panjang kawat (m)

θ = sudut antara B dengan I

Gaya Lorentz Pada Kawat Sejajar Berarus


Di sekitar kawat berarus timbul induksi magnet. Apa yang akan terjadi jika
kawat berarus lain didekatkan kawat pertama? Keadaan ini berarti ada dua kawat
sejajar. Kawat kedua berada dalam induksi magnet kawat pertama, sehingga akan
terjadi gaya Lorentz. Begitu juga pada kawat kedua akan menimbulkan gaya Lorentz
pada kawat pertama. Gaya itu sama besar dan memenuhi persamaan berikut:

F21 = i2 l B1

Kawat sejajar yang diberi arus searah akan tarik menarik dan diberi arus berlawanan
akan tolak menolak.

Pengaruh Nilai θ Pada Gaya Lorentz

Perhatikan nilai gaya Lorent pada


muatan yang bergerak. F = q v B sin θ.
Nilai θ ini memiliki tiga kemungkinan.
Perhatikan ketiga kemungkinan
tersebut.

a) Nilai θ = 0.
Nilai θ = 0 terjadi jika v sejajar B akibatnya nilai F = 0. Karena tidak dipengaruhi
gaya maka muatannya akan bergerak lurus beraturan (GLB).
b) Nilai θ = 90°
Nilai θ = 90° terjadi jika v tegak lurus B. Nilai F = q v B dan selalu tegak lurus
dengan v. Keadaan ini menyebabkan akan terjadi gerak melingkar beraturan
(GMB). Jari-jarinya memenuhi persamaan berikut.
c) Nilai 0 < θ < 90°
Nilai kemungkinan ketiga ini dapat menyebabkan terjadi perpaduan gerak GLB
dan GMB dan terjadi gerak helix.

4. Fluks Magnetik

Fluks magnetik adalah ukuran ataupun


jumlah medan magnet B yang melewati Luas
Penampang tertentu misalnya Kumparan Kawat
dan dalam hal ini sering disebut juga dengan
Kerapatan Medan Magnet. Fluks Magnetik yang
melalu bidang tertentu itu sebanding dengan nilai
jumlah medan magnet yg melalui bidang tersebut dan jumlah ini sudah termasuk
kedalam pengurangan atas medan magnet yg berlawanan arah.

Sehingga jika medan Magnet yg seragam tersebut dapat melalui bidang


dengan tegak lurus maka Nilai Fluks Magnetik tersebut dapat diperoleh dari perkalian
antar Medan Magnet dan Luas Bidang yg dilalui-nya. Perlu kalian ketahui sebagai
Pelajar bahwa Satuan Fluks Magnetik dalam Satuan Internasional menggunakan
Satuan weber (Wb) yakni sebuah Satuan Turunan dari Volt Detik dan Satuan Fluks
Magnetik Dalam Sistem CGS menggunakan Satuan Maxwell. Persamaan fluks
magnetik

Diketahui :

B adalah Medan Magnet yang seragam melalui bidang datar

Vektor a adalah Vektor Normal yang tegak lurus dengan bidang


∅ adalah Sudut Datang B Menurut Vektor a

Sedangkan Fluks Magnetik yang melalui bidang tertutup dapat dihitung


menggunakan Hukum Gauss untuk Magnetisme, yang merupakan satu dari empat
Persamaan Maxwell dan Hukum Gauss ini menyatakan bahwa jumlah fluks magnetik
yg melalui bidang tertutup tersebut sama dengan Nol.

Lalu untuk Magnetik yang melalui bidang terbuka tidak selalu Nol dan hal ini
sangatlah berbeda dengan Fluks Magnetik Melalui Bidang Tertutup yang selalu
berjumlah Nol sehingga nilai Magnetik Melalui Biedan Terbuka sangatlah penting
dlm Teori Elektromagnetik. Sebagai contohnya jika perubahan fluks magnetik yg
melalui kumparan kawat dapat menimbulkan GGL (Gaya Gerak Listrik) yang dapat
menyebabkan adanya Arus Listrik dalam Kumparan dan perhitungan ini dapat
dilakukan dengan Hukum Faraday.

C. Kesimpulan

Medan magnet adalah daerah di sekitar magnet yang menyebabkan sebuah


muatan yang bergerak di sekitarnya mengalami suatu gaya. Induksi Magnet adalah
kuat medan magnet akibat adanya arus listrik yang mengalir dalam konduktor. Gaya
Lorentz merupakan nama lain dari gaya magnetik yaitu gaya yang ditimbulkan oleh
medan magnet. Kapan akan timbul bila ada interaksi dua medan magnet, contohnya
adalah kawat berarus dalam medan magnet, kawat sejajar berarus dan muatan yang
bergerak dalam medan magnet. Fluks magnetik adalah ukuran ataupun jumlah medan
magnet B yang melewati Luas Penampang tertentu misalnya Kumparan Kawat dan
dalam hal ini sering disebut juga dengan Kerapatan Medan Magnet. Fluks Magnetik
yang melalu bidang tertentu itu sebanding dengan nilai jumlah medan magnet yg
melalui bidang tersebut dan jumlah ini sudah termasuk kedalam pengurangan atas
medan magnet yg berlawanan arah.

D. Daftar Pustaka
https://physicsranggaagung.wordpress.com/2017/06/26/medan-magnetik-dan-
gaya-magnetik/ [Online]: diakses pada 12 Maret 2020
https://rumusrumus.com/fluks-magnetik/. [Online]: diakses pada 12 Maret 2020
http://j2-fajar-fa.blogspot.com/2015/01/pengertian-induksi-magnetik.html [Online]
: diakses pada 12 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai