Anda di halaman 1dari 2

Seri Tausiyah Grup Edisi 03/7 April 2020

MENYADARI LEMAHNYA DIRI DITENGAH KEPUNGAN COVID-19


Oleh : Dr. Sukro Muhab, M.Si.

Assalamu'alaikum wr wb

Saudaraku,
Ditengah tersebarnya virus corona di berbagai wilayah dan belahan dunia, tidak
terkecuali dinegeri yang kita cintai ini. Ada sebuah ayat yang seyogyanya menancap
kokoh di hati. Serta mengalir menyelusuri diri. Ayat yang bisa mengubah arti kehidupan
yang fana ini.

‫و خلق الا نسان ضعيفا‬


“dan Manusia diciptakan dalam kondisi lemah”. (QS. An-Nisa’: 28)

Rasanya hari-hari ini adalah waktu yang tepat untuk merenungkan ayat tersebut.
Bagaimana tidak lemah? Menghadapi makhluk ALLAH yang berukuran 100 nanometer
saja, jutaan manusia begitu kewalahan. Ribuan manusia roboh. Jutaan lainnya
mengisolasi diri. Menutup kota. Serta diselimuti rasa takut dan cemas.

Ketika makhluk tiga juta lebih kecil dibanding satu biji kacang wijen ini masuk kedalam
tubuh manusia, maka yang terjadi adalah:

▪︎Dalam hitungan 2 hingga 14 hari pasca paparan, saluran nafas manusia meradang,
batuk batuk dan demam, segagah apapun tubuhnya.

▪︎Dalam hitungan kurang dari 7 hingga 14 hari setelah paparan, badan pegal-pegal,
sekekar apapun fisiknya

▪︎ Dalam hitungan 5 sampai 14 hari, saluran pernapasan manusia menyempit, sehingga


terasa sesak dan sulit bernapas

▪︎Dalam hitungan 10 hari, pasien yang tidak dirawat akan mengalami disorientasi.
Bingung terhadap situasi. Beberapa kasus terjadi penurunan nalar dan menjadi
irasional.

▪︎Dalam hitungan 19 hari, pasien tanpa perawatan berpotensi besar kehilangan nyawa,
mayoritas meregang nyawa karena gagal bernapas

Hal diatas tentu tergantung takdir Allah, ragam kondisi imunitas tubuh manusia dan
berbagai faktor lain. Belum lagi dampak ekonomi global yang semakin terpuruk.
Tidakkah pemandangan ini menunjukkan betapa lemahnya kita?

1
Saudaraku,
Sebagai pihak yang lemah, maka kita butuh pada Yang Maha Kuat, Sekarang, dihadapan
pelupuk mata kita, hendaknya dihadirkan sebuah ayat:

ُ‫يٓأَُّيه َا ٱلنَّ ُاس َٱ ُ ُنُت ٱلْ ُفقَ َرٱ ٓ ُء إ ََل ٱ َّ َِّلل ۖ َوٱ َّ َُّلل ه َُو ٱلْغ ِ هَِن ٱلْ َح ِميد‬
ِ
“Hai manusia, kalianlah yang fakir (butuh) kepada Allah. Sedangkan Allah
Dialah Yang Maha Kaya (tidak membutuhkan apapun) lagi Maha Terpuji."
(QS. Faathir: 15)

Benar saudaraku, kita butuh ALLAH.


Butuh pertolongan ALLAH.
Butuh penjagaan dan perlindungan ALLAH.
Butuh taufik dan petunjuk dari ALLAH.

Agar tidak keliru dalam bertemu orang.


Atau terjebak radius jarak dekat dengan orang yang salah.
Atau memegang sebuah benda yang terjangkit virus

Jika ditakdirkan terjangkit (semoga tidak), kita butuh hidayah agar bisa menghadapinya
dengan sabar, serta butuh pertolongan serta kesembuhan dari ALLAH.

‫فَ ِف هر ٓو ْإ إ ََل ٱ َّ َِّلل ۖ إ ِ ىِن لَ ُُك ِىمنْ ُه ن َ ِذ ٌير همب ٌِي‬


ِ
“Bersegeralah untuk kembali kepada Allah. Sesungguhnya aku (Rasul) adalah pemberi
ِ
peringatan yang nyata dari Allah untukmu” (QS. Adz-Dzaariyaat: 50).

Saudaraku,
Segeralah kembali kepada ALLAH. Tingkatkan iman dan amal shalih. Berikhtiar dan
lakukanlah social distancing semaksimal mungkin. Sesuai dengan kondisi masing-
masing. Sebagaimana arahan pemerintah

Dalam kondisi seperti sekarang ini tidak ada jalan lain, selain berikhtiar untuk selalu
prima, menjaga diri untuk agar tidak terkena dampak juga kita harus banyak Istigfar,
berdo'a dan meningkatkan amaliyat kita pada Allah dengan memperbanyak ibadah dan
Bersedekah

Semoga ALLAH menjaga kita semua.


Aamiin yaa rabbal aalamiin

Anda mungkin juga menyukai