ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi dan menganalisa perilaku konsumen dalam
pembelian rumah yang pertama, utamanya dari segi penghasilan konsumen, harga rumah, dan
cara pembayaran rumah. Penelitian ini menggunakan metode pengolahan data secara statistik
untuk mendefinisikan karakteristik responden maupun karakteristik rumah responden terkait
perilaku konsumen. Data primer didapatkan dari penyebaran kuisioner secara online kepada
pembeli rumah untuk pertama kalinya di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Teknik analisa data
menggunakan software SPSS Statistics 17.0, dengan analisa cluster, One-Way Anova dan
Fisher LSD (Least Significant Difference) untuk menunjukkan perbedaan pada beberapa
kelompok yang diteliti. Hasil dari penelitian ini menyatakan adanya perbedaan perilaku
konsumen dalam perbedaan kelompok penghasilan konsumen, harga rumah, dan cara
pembayaran rumah. Konsumen dengan penghasilan menengah cenderung memiliki
keterlibatan yang lebih rendah daripada konsumen dengan penghasilan tinggi. Kelompok
harga rumah rendah cenderung mengutamakan keuntungan ekonomis yang akan diperoleh,
daripada pertimbangan lain. Kelompok cara pembayaran tunai memiliki keterlibatan yang
lebih rendah daripada kelompok KPR 15 tahun. Selain itu juga terbentuk tiga cluster
karakteristik konsumen, yakni cluster “Ekonomis-Keterlibatan Tinggi-Puas”, “Kognitif-
Keterlibatan Tinggi-Kurang puas”, dan “Keterlibatan Rendah-Kurang puas”.
Kata kunci: Rumah Pertama, Perilaku Konsumen, Karakteristik Konsumen, Karakteristik
Rumah
PENDAHULUAN
Seiring dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terus mengalami peningkatan,
maka meningkat pula kebutuhan akan rumah. Dari banyaknya tawaran berbagai developer,
konsumen dihadapkan pada berbagai pertimbangan dalam memutuskan pembelian tersebut.
Untuk itu, pemahaman akan perilaku konsumen penting dilakukan untuk mengetahui hal-hal
yang mempengaruhi keputusan pembelian tersebut.
Rumah merupakan sebuah barang konsumsi finansial dengan harga tinggi dengan
durasi pembiayaan jangka panjang, serta alat investasi yang baik bagi pemiliknya (Clark and
Dieleman, 1996, dalam Datta dan Jones, 2001). Selain itu, faktor yang dapat membatasi setiap
orang memiliki rumah yaitu: peraturan pemerintah, ketersediaan, preferensi, transparansi
pasar, informasi yang dimiliki calon pemilik, dan budget. (Priemus, 1984, dalam Jansen,
2011) .
Marketing mix (bauran pemasaran) merupakan seperangkat alat pemasaran yang
digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran (Kotler, 1999). Secara
umum, bauran pemasaran menekankan pada pengertian suatu strategi yang mengintegrasikan
produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place), dimana
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-8-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
kesemuanya itu diarahkan untuk dapat menghasilkan omset penjualan yang maksimal atas
produk yang dipasarkan dengan memberikan kepuasan pada para konsumen (seringkali
disebut dengan 4P).
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu secara langsung terlibat
dalam suatu usaha untuk memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi
termasuk proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut (Engel
et al, 1995). Menurut Kotler (1999) terdapat lima tahapan proses keputusan pembelian
konsumen, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan evaluasi pasca pembelian.
Engel (1995) menjelaskan bahwa dalam pengenalan masalah konsumen akan membeli
suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan
masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli. Ketika
ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali.
ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali. Namun
seandainya ketidaksesuaian itu berada di bawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan
pun tidak terjadi.
Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan
berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal) (Engel et al, 1995). Menurut Kotler (1999),
sumber informasi konsumen digolongkan dalam empat kelompok, yaitu : sumber pribadi,
sumber komersial, sumber publik, dan sumber pengalaman. Selanjutnya, kriteria eveluasi
yang akan digunakan dalam pembelian real estate adalah : harga, brand/image pengembang,
dan saliensi kriteria evaluasi (Kotler, 1999). Mowen & Minor (2002) juga menyatakan bahwa
harga adalah salah satu atribut paling penting yang dievaluasi oleh konsumen.
Menurut Hahn (2002, dalam Setiadi, 2005) tiga aktivitas yang berlangsung dalam
proses keputusan pembelian oleh konsumen, yaitu: rutinitas konsumen dalam melakukan
pembelian, kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan pembelian, komitmen atau loyalitas
konsumen untuk tidak akan mengganti keputusan yang sudah biasa di beli dengan produk
pesaing. Kotler (1999) menyebutkan lima faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
kepuasan konsumen, antara lain: kualitas produk, kualitas pelayanan, emosional, harga, biaya.
Selain itu, Kotler (1999) juga menyatakan ciri-ciri konsumen yang merasa puas sebagai loyal
terhadap produk, yaitu adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif, dan
perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merek lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganaliasa perilaku konsumen dalam
pembelian rumah yang pertama di Surabaya. Beberapa pertanyaan penelitian yang akan
dianalisa:
1. Bagaimana perilaku konsumen pada saat pertama kali membeli rumah terhadap
perbedaan penghasilan konsumen?
2. Bagaimana perilaku konsumen pada saat pertama kali membeli rumah terhadap
perbedaan harga rumah dan cara pembayaran rumah?
3. Bagaimana kecenderungan karakteristik konsumen terkait perilaku konsumen pada
saat pertama kali membeli rumah?
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-8-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
METODE
Sampel penelitian ini adalah warga Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Sidoarjo,
Surabaya) yang baru membeli rumah pertamanya sebagai tempat tinggal (enduser). Kuisioner
didesain sebagai online survey. Sebagaimana populasi pengguna internet semakin bertambah,
online survey menjadi semakin populer sebagai alat pengumpulan data kuantitatif (Dillman,
2000 dalam Lee and Parrot, 2004). Kuisioner online disebarkan pada 29 Maret – 15 April
2013 dan 1 - 15 Mei 2013 melalui link sebagai berikut:
http://www.surveyexpression.com/Survey.aspx?id=20b623c3-4fce-483d-84cc-9450c2f75a9c.
Survey ini bersifat anonim, sehingga ada resiko orang yang belum membeli rumah dapat
mengakses kuisioner. Untuk mengontrol problem ini, di dalam kuisioner terdapat screening
questions tentang sudah atau belum responden tersebut membeli rumah pertamanya. Selain itu
terdapat deteksi IP(Internet Protocol) address, sehingga meminimalkan adanya kecurangan
satu orang memasukkan beberapa kali jawaban kuesioner.
Kuisioner didesain melalui beberapa kali proses revisi dan sebelumnya telah dilakukan
pilot study kepada 10 responden. Komposisi kuisioner ditunjukkan dalam tabel 1. Disana
terdiri dari 6 item karakteristik demografis dan 9 item karakteristik rumah. Untuk perilaku
konsumen terdapat 33 item pernyataan (Y1-33). Untuk pernyataan mengenai perilaku
konsumen (Y1-23), menggunakan skala 5 respons sangat setuju-sangat tidak setuju.
Sedaangkan untuk pertanyaan mengenai preferensi konsumen terkait kualitas produk dalam
keputusan pembelian, diberikan skala 5 respons sangat penting-sangat tidak penting
Dari kuisioner tersebut, diperoleh 159 responden. Namun sebanyak 64 responden tidak
menyelesaikan kuisionernya, sehingga kuisioner yang dapat digunakan hanya 95 responden.
Frekuensi karakteristik responden dan rumah responden ditunjukkan oleh Tabel 2 dan 3.
Mayoritas responden berada pada rentang usia 26-30 tahun, berpendidikan S1, menikah
dengan 1 anak, dan berpendapatan 3-5 juta/ bulan. Sementara dari segi rumah, mayoritas
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-8-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
berdomisili di Sidoarjo, menempati kurang dari 1 tahun, harga rumah 201-300 juta, cara
pembayaran KPR 10 tahun, dan sumber dana down payment dari tabungan pribadi.
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-8-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Fisher's LSD
Perilaku Konsumen <3 3-5 6-8 9-11 >12 Anova
juta juta juta juta juta
Y2 Alasan Pernikahan -0,75a -0.61b -0.69c 0,75abc 2.380
Y5 Mendatangi > 3 pameran -0,81a -0,91b 0.91ab 2.027
Y6 Mendatangi > 3 lokasi -0,87a -0,85b 0,87ab 1.857
Y23 Puas dengan developer -0,69a -0,90b 0,90ab 1.454
Y30 Sirkulasi ruang 1,07a 0,85b 0,59c -1,07abcd 1,03d 3.668
Tabel 5 Uji Post-hoc Fisher LSD (BNT) untuk variabel "Harga Rumah"
Fisher LSD
Anova
Perilaku Konsumen < 100 101-200 201-300 > 301 F
juta juta juta juta
Y2 Alasan pernikahan -0,75ab -0,67cd 0,73ac 0,69bd 5,340
Y9 Harga rendah 0,64ab -0,64a -0,71b 3,188
Y13 Value tanah naik -0,62a -0,52b 0,62ab 2,763
Y15 Developer besar -0,56a 0,56a 1,526
Y16 Waktu mendesak -0,88abc 0,66a 0,61b 0,88c 3,385
Y17 Harga naik -0,60a 0,60a 1,745
Y19 Rumah sesuai budget -0,64a -0,52b 0,64ab 2,283
Y21 Bersedia mereferensi -0,58a 0,58a 1,413
Y27 Security 24 jam -0,98ab -0,68c 0,98ac 0,77b 7,021
Y32 Ada garasi -0,52a 0,52a 1,616
Tabel 5 di atas menjelaskan bahwa antar kelompok harga memiliki perbedaan yang
signifikan (F tabel: 2,710). Semakin kecil harga rumah (terlihat dari kelompok harga 100
juta), maka pertimbangan konsumen dalam memutuskan pembelian rumah pada hal-hal
berikut ini semakin kecil pula (yakni : alasan pernikahan, nilai tanah yang diperkirakan naik,
keterbatasan waktu, harga yang diperkirakan akan naik, serta preferensi akan keamanan 24
jam). Grup harga <100 juta ini juga memiliki kesediaan mereferensikan hunian lebih kecil
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-8-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
daripada kelompok harga tinggi (>300 juta). Satu-satunya pertimbangan yang bernilai tinggi
yakni pemilihan harga yang lebih rendah daripada alternatif lainnya. Pemilik rumah pada grup
ini membeli rumah karena faktor life-cycle memiliki anak, terlihat dari karakteristik
anggotanya. Mayoritas kelompok ini berstatus menikah dan memiliki anak, penghasilan <5
juta, dan berpendidikan SMA. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa beban kelompok
ini lebih besar dari pada keluarga yang belum memiliki anak dengan penghasilan yang sama.
Hasil uji Anova menunjukkan adanya perbedaan perilaku konsumen pada 5 grup cara
pembayaran rumah. Hasil uji tersebut tersebut ditunjukkan oleh Tabel 6.
Tabel 6 Uji Post-hoc Fisher LSD (BNT) untuk variabel "Cara Pembayaran Rumah"
Fisher's LSD
Anova
Perilaku Konsumen In-house KPR 5 KPR KPR 15 F
Tunai payment th 10 th th
Mendatangi > 3
Y5 pameran -1,10ab 1,10a 0,68b 2,412
Mendatangi > 3
Y6 lokasi -0,84ab 0,84a 0,66b 2,388
Y8 Orangtua aktif 0,52a 1,02b -1,02ab 2,183
Reputasi
Y14 developer baik -1,04ab 1,04a 0,66b 2,393
Y24 Dekat kantor 0,61a -0,61 1,554
Dekat jalan
Y26 utama -1,06a 1,06ab -0,52b 2,353
Y29 Fasad menarik -0,85a 0,89ab -0,89b 1,607
Cahaya-udara
Y31 segar 0,78a -0,78a 1,250
Y32 Ada garasi 0,71a 0,94b -0.94ab 2,878
Tabel 5 menjelaskan bahwa grup yang membayar tunai memiliki keterlibatan dalam
pencarian informasi lebih rendah daripada kelompok KPR 15 tahun. Sementara itu, kelompok
yang membayar secara KPR 15 tahun juga memiliki preferensi yang lebih rendah terhadap
beberapa fitur rumah dibanding kelompok cara pembayaran lain. Dari pengecekan kembali
pada karakter kelompok pembayaran tunai, terlihat adanya strata ekonomi yang lebih tinggi,
yakni digolongkan ke dalam golongan A+ oleh Kasali (2007). Sementara untuk kelompok
pembayaran secara KPR 15 tahun, hal ini senada dengan konsep dari Schifman dan Kanuk
(1994) mengenai economic man dengan pola pikir rasionalitas yang tinggi, dan memiliki
keterlibatan abadi. Hal ini terlihat dari proses pencarian yang dilakukan terhadap pemilihan
rumah pertamanya. Hal ini juga disebabkan karena mayoritas kelompok ini adalah keluarga
baru, yang masih membangun ekonomi keluarganya.
Dari kuisioner perilaku konsumen yang dihitung dengan menggunakan analisa cluster
(dengan hierarchical cluster dan ward method), terbentuk 3 cluster dengan komposisi cluster
satu 39%, cluster dua 45%, dan cluster tiga 16%. Selanjutnya ketiga cluster tersebut dianalisa
sehingga menghasilkan karakteristik tertentu dan diberi nama sebagai berikut:
1. Cluster 1 dinamakan cluster “Ekonomis-Keterlibatan tinggi-Puas”. Anggota cluster ini
memiliki persetujuan tinggi terhadap pertimbangan harga dan reputasi developer yang
baik. Mayoritas anggota belum menikah dan menikah dengan 1 anak, dengan harga
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-8-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
rumah lebih dari 300 juta. Pengeluaran untuk membeli rumah merupakan pengeluaran
terbesar dalam hidup serta bagian dari investasi. (Kasali, 2007).
2. Cluster 2 dinamakan cluster “Kognitif-Keterlibatan Tinggi-Kurang puas”. Anggota
cluster ini memiliki keterlibatan aktif dan mengevaluasi informasi tentang produk
perumahan tersebut. Kelompok ini juga memiliki tingkat persetujuan rendah terhadap
kesediaan untuk mereferensikan rumah tersebut, serta kepuasan terhadap rumah dan
developer. Harga rumah yang dibeli oleh cluster ini adalah 100-200 juta dan 200-300 juta,
dengan dominasi anggota bervariasi dari single hingga menikah dengan 3 anak/lebih. Hal
ini menunjukkan bahwa dengan semakin bertambahnya anggota keluarga, semakin
beragam pula pemikiran dan preferensi dalam pembelian rumah (Jansen et al, 2011).
3. Cluster 3 dinamakan cluster “Keterlibatan Rendah-Kurang puas”. Harga rumah yang
dibeli oleh cluster ini adalah 200-300 juta. Cluster ini didominasi oleh anggota menikah
belum punya anak dan menikah dengan 2 anak.
Agar dapat diperoleh hasil dengan spektrum yang lebih jelas, maka untuk penelitian
lebih lanjut disarankan untuk mempertimbangkan beberapa hal berikut:
- Memasukkan karakteristik pembeli berdasarkan faktor-faktor pengaruh lainnya, misalnya
aspek psikografis.
- Memasukkan aspek bauran pemasaran rumah secara menyeluruh.
- Mempertimbangkan metode wawancara terstruktur dalam pengumpulan data.
DAFTAR PUSTAKA
Datta, K. dan Jones, G. A. (2001). Housing and Finance in Developing Countries : Invisible
Issues on Research and Policy Agendas, Habitat International 25, Pergamon, p.333-
357.
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-8-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Engel, J. F., Blackwell, R. D. dan Miniard, P. W. (1995). Perilaku Konsumen, Edisi Bahasa
Indonesia, Jilid 1, Binarupa Aksara Publisher, Tangerang.
Jansen, S. et al. (2011). The Measurement and Analysis of Housing Preference and Choice,
Springer. Netherlands-London-New York.
Kasali, R. (2007). Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan Positioning,
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kotler, P. (1999). Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 2, PT. Prenhalindo,
Jakarta.
Lee, H. J. dan Parrot, K. (2004). Cultural Background and Housing Satisfaction, Housing and
Society, Volume 31 No 2, p. 145-158.
Mowen, J. C. dan Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Schiffman, L. G. dan Kanuk, L. L. (1994). Consumer Behavior, Prentice Hall International,
London.
Setiadi, N. J. (2005). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran, Prenada Media, Jakarta.
ISBN : 978-602-97491-7-5
B-8-8