Makalah Pasar Modal Syariah
Makalah Pasar Modal Syariah
PEMBAHASAN
1
Prof. Dr. Ahmad Rodoni dan Prof Dr. Abdul Hamid Lembaga Keuangan Syariah, Zikrul Hakim,
Jakarta Timur hal. 123
3
4
imblan bagi pemilik dana melalui investasi. Dana yang diperoleh dari pasar modal
dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja
dan lain-lain. Sedangkan pada fungsi kedua pasar modal menjadi sarana bagi
masyarakt untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi,
reksadana dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat dapat menempatkan dana
yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-
masing instrument.
3
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h.
113
6
4
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h.
114
5
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 34
7
e. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari
HST
f. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST
g. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang
terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah
h. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu
periode perdagangan setelah menentukan HST
i. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode
perdagangan, dan dengan harga HST
Bapepam juga telah memberikan perhatian besar kepada pasar modal syariah.
Hal itu terlihat pada pengembangan pasar modal syariah untuk kerja lima tahun ke
depan. Rencana tersebut dituangkan dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia
2005-2009. Berkembangnya produk pasar modal berbasis syariah juga merupakan
potensi dan sekaligus tantangan pengembangan pasar modal di Indonesia.
Menurut Bapepam, ada dua strategi utama yang dicanangkan Bapepam untuk
mecapai pengembangan pasar modal syariah dan produk pasar modal syariah.
Pertama, mengembangkan kerangka hukum untuk memfasilitasi pengembangan
pasar modal berbasis syariah. Yang kedua, mendorong pengembangan produk
pasar modal berbasis syariah. Selanjutnya, dua strategi utama tersebut dijabarkan
Bapepam menjadi tujuh implementasi strategi:
1. Mengatur penerapan prinsip syariah
2. Menyusun standar akuntansi
3. Mengembangkan profesi pelaku pasar
4. Sosialisasi prinsip syariah
5. Mengembangkan produk
6. Menciptakan produk baru
7. Meningkatkan kerja sama dengan DSN-MUI6
6
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis,
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 222-223
8
9
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx di akses tanggal 19 September 2015
10
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx di akses tanggal 19 September 2015
11
fungsi lembaga kliring dan penjaminan di Indonesia dijalankan oleh PT KPEI (PT
Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia).
4. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
LPP di pasar modal Indonesia dilaksanakan oleh PT KSEI (PT Kustodian
Sentral Efek Indonesia). PT KSEI adalah lembaga dalam lingkungan Pasar Modal
Indonesia yang menjalankan fungsi sebagai LPP. Fungsi LPP adalah menyediakan
layanan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan
efesien.
5. Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di Luar Bursa Efek
Penyelenggara perdagangan surat utang negara di luar bursa efek adalah
pihak yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam untuk menyelenggarakan
perdagangan surat utang negara di luar bursa efek. Penyelenggaranya antara lain
Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun) yang merupakan Self
Regulatory Organization (SRO) yang telah mendapatkan izin usaha dari
Bapepam.
B. Para Pelaku Pasar Modal
1. Emiten
Emiten adalah perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat
berharga atau melakukan emisi di bursa. Emiten melakukan emisi dapat memilih
dua macam instrumen pasar modal yaitu saham dan obligasi.
Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini
biasanya tertuang dalam RUPS termasuk jenis surat-surat berharga yang akan
diterbitkan. Tujuan melakukan emisi, antara lain:
a. Untuk perluasan usaha
b. Untuk memperbaiki struktur modal
c. Untuk mengadakan pengalihan pemegang saham
d. Keterbukaan mendorong meningkatnya profesionalisme
e. Menurunkan kesenjangan sosial karena peluang masyarakat menjadi
investor besar
f. Sarana promosi.
13
bursa efek. Transaksi jual beli efek di bursa efek ini disebut pasar sekunder
dimana harga masing-masing efek ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu
kekuatan permintaan dan penawaran atau suatu efek.
Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan lembaga yang menyediakan
jasa-jasa dalam melaksanakan transaksi jual beli di bursa. Lembaga penunjang ini
terdiri atas:
a. Perusahaan efek (securities company)
b. Pedagang efek (dealer)
c. Broker atau pialang
d. Biro administrasi efek.
1. Periode Pasar Perdana yaitu ketika saham atau Efek ditawarkan kepada
pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk;
2. Penjatahan Saham yaitu pengalokasian saham atau Efek pesanan para
pemodal sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia;
3. Pencatatan Efek di Bursa yaitu pada saat saham atau Efek tersebut mulai
dicatatkan dan diperdagangan di Bursa.
Proses Penawaran Umum dapat dikelompokan menjadi beberapa tahap.
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan proses Penawaran Umum. Hal yang pertama kali dilakukan oleh Calon
Perusahaan Tercatat adalah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham untuk
meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum
saham. Setelah mendapat persetujuan, Calon Perusahaan Tercatat Melakukan
penunjukan Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal, antara lain:
11
http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/informasi/bagiperusahaan/bagaimanamenjadiperusahaantercatat.aspx diakses tanggal
19 september 2015
16
antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh
publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar,
sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi
mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. IHSG adalah milik Bursa Efek
Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang
diterbitkan oleh pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai acuan
(benchmark). Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk
apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun Pihak yang
menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark).
2. Indeks Sektoral
3. Indeks LQ45
Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-
kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6
bulan.
5. Indeks Kompas100.
Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-
19
kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6
bulan.
6. Indeks BISNIS-27
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia
meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks
yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria
fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola
perusahaan.
7. Indeks PEFINDO25
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO
meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks
ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya
untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises /
SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan
mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian
modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut
di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
8. Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan
dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi
tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten
yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta
memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan
yang baik.Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning
Ratio (PER) dan Free Float.
20
Indeks Obligasi Negara pertama kali diluncurkan pada tanggal 01 Juli 2004
dengan nama Indonesia Government Bond Index disingkat IGBX, sebagai wujud
pelayanan kepada masyarakat pasar modal dalam memperoleh data sehubungan
dengan informasi perdagangan obligasi negara.Indeks Obligasi memberikan nilai
lebih, antara lain:
1. Obligasi Negara dengan mata uang rupiah dan memiliki kupon berbunga
tetap
2. Sisa jangka waktu jatuh tempo sekurang-kurangnya 1 tahun
(dalam hal ini adalah data harga transaksi Obligasi Negara yang dilaporkan
melalui PT Bursa Efek Indonesia selaku Penerima Laporan Transaksi Efek).
IGBX dikelompokkan dalam beberapa sub-grup, di mana masing-masing sub
grup terdiri atas beberapa Obligasi Negara yang memiliki struktur jatuh termpo
lebih dari 1 tahun. Pengelompokan dilakukan berdasarkan uji statistik
berdasarkan pada tingkat kemiripan setiap Time To Maturity (TTM).
Pembagian struktur jatuh tempo SUN adalah sebagai berikut:
c. Reksadana Syariah
Reksa Dana Syari'ah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip Syari'ah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai
pemilik harta (sahib al-mal/ Rabb al-Mal) dengan Manajer Investasi sebagai
wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-
mal dengan pengguna investasi17.
d. Efek Beragun Aset Syariah (EBA Syariah)
EBAS adalah efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA
Syariah yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul
dari surat berharga komersial, tagihan yang timbul kemudian hari, jual beli
pemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan, Efek bersifat investasi/ arus kas serta
aset keuangan setara, yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah18.
e. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)/ Rights Issue
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah adalah hak yang melekat
pada saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang
memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli Efek baru;
termasuk saham, efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan waran,
sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Hak tersebut wajib dapat dialihkan19
f. Warran Syariah
Waran berdasarkan prinsip syariah adalah efek yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek yang termasuk dalam
Daftar Efek Syariah (DES) untuk memesan saham dari emiten pada harga tertentu
untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau lebih sejak diterbitkannya tersebut20
20
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 Tentang Waran Syariah
24
Bagi perusahaan yang mencari dasa segar, pasar modal menyediakan dana
segar melalui mekanisme go public dengan menerbitkan saham dan mendapatkan
dana dari penjualan saham. Perusahaan dapat juga menerbitkan obligasi kepada
masyarakat luas dan membayar imbalan yang lebih rendah daripada imbalan yang
harus dibayarkan melalui pinjaman perbankan.
Penilaian suatu efek sangat dipengaruhi oleh kondisi kinerja keuangan
perusahaan penerbitnya. Dalam melakukan analisis memilih efek ada beberapa
teknik yang dapat dilakukan. Untuk memilih saham dilakukan dua pendekatan,
yaitu pendekatan fundamental dan teknikal. Pendekatan fundamental merupakan
faktor-faktor yang dapat memengaruhi harga saham, antara lain penjualan,
pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, RUPS, manajemen, dan lain
sebagainya. Sedangkan analisis teknikal adalah analisis saham yang dilakukan
dengan memprediksi harga saham di masa depan dengan melihat perkembangan
harga saham dari waktu ke waktu baik dilakukan secara manual maupun lewat
bantuan program komputer. Kedua teknis analisis ini akan memengaruhi investor
membeli atau menjual efek yang mereka miliki.
Bagi para investor, berinvestasi dengan benar adalah bagaimana menjadi
rekan bagi perusahaan sambil mendapatkan keuntungan dari laba dari waktu ke
waktu. Oleh karena itu, investasi di pasar modal seharusnya tidak berkisar pada
prediksi naik turunnya harga saham dalam jangka pendek. Oleh karenanya
berinvestasi di pasar modal syariah harus dilakukan pada instrumen dari
perusahaan yang solid, serta didukung oleh manajemen yang baik dan
perencanaan bisnis yang jitu. Para investor harus berorientasi jangka panjang dan
tidak terpengaruh oleh pasar yang menyebabkan panic selling (menjual karena
panik disebabkan harga saham yang melonjak tajam atau merosot drastis). Para
investor melakukan penjualan saham karena mengetahui ada sesuatu yang
memengaruhi kinerja perusahaan yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun
seperti pergantian manajemen yang tidak baik, produksi yang dikeluarkan gagal,
tidak mampu bersaing, dan lain sebagainya.
Bagi para investor, penanaman modal di pasar modal dapat dilakukan dengan
2 cara.
25
tidak terpenuhinya pesanan oleh penjamin emisi paling lambat empat hari
kerja setelah akhir masa penjatahan.
c. Penyerahan efek dilakukan setelah ada kesesuaian antara banyaknya efek
yang dipesan dengan banyaknya efek yang dapat dipenuhi emiten.
Penyerahan efek dilakukan oleh penjamin emisi atau agen penjual paling
lambat 12 hari kerja mulai tanggal berakhirnya masa penjatahan. Investor
mendatangi penjamin emisi atau agen penjual dengan membawa bukti
pembelian.
2. Transaksi di Pasar Sekunder
Mekanisme perdagangan efek di bursa efek hanya dapat dilakukan oleh
anggota bursa efek. Keanggotaan bursa efek dapat diberikan kepada perorangan
atau badan hukum. Syarat keanggotaan bursa efek umumnya menyangkut
permodalan dan kemampuan sebagai anggota bursa efek. Perdagangan efek di
bursa efek dilakukan melalui Perantara Perdagangan efek dan pedagang efek yang
merupakan anggota bursa efek.
a. Transaksi melalui perantara pedagang efek (Broker)
Perantara pedagang efek (broker) berfungsi sebagai agen yang melakukan
transaksi untuk dan atas nama klien. Dari kegiatan ini perantara pedagang
efek mendapat komisi maksimum 1% dari nilai transaksi.
b. Transaksi melalui pedagang efek (dealer)
Pedagang efek berfungsi sebagai prinsipiil yang melakukan transaksi
untuk kepentingan perusahaan anggota. Perusahaan efek berfungsi sebagai
investor sehingga pedagang efek menerima konsekuensi, baik untung
maupun rugi.
telah menerbitkan dua buah peraturan terkait pasar modal syariah, yaitu: (1)
Peraturan No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, dan (2) Peraturan No.
IX.A. 14 tentang Akad-akad yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di
Pasar Modal. Pada tahun-tahun berikutnya juga akan disusun ketentuan mengenai
Standar Akuntansi dan Sertifikasi Profesi yang terkait dengan pasar modal
syariah. Untuk pengembangan produk, Bapepam-LK telah bekerja sama dengan
Dewan Syariah Nasional (DSN) sehingga emiten tidak perlu lagi mendapatkan
persetujuan DSN dalam proses penerbitan efek syariah. Di samping itu, untuk
mendorong pengembangan produk berbasis syariah terutama untuk memberikan
kesempatan yang lebih luas dalam berinvestasi, Bapepam-LK juga menerbitkan
Daftar Efek Syariah (DES) secara periodik.
Harus diakui jika dilihat dari aspek regulasinya; pasar modal syariah masih
akan terus mengalami perkembangan. Demikian pula instrumen-instrumen yang
ditawarkan oleh pasar modal syariah juga masih akan mengalami perkembangan.
Beberapa fatwa DSN MUI terkait pasar modal antara lain: Fatwa DSN MUI
No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah, Fatwa DSN MUI No.
33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah, Fatwa DSN MUI
No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, Fatwa DSN MUI No. 41/DSN-
MUI/IIII/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah, Fatwa DSN MUI No. 59/DSN-
MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi, dan terakhir DSN
MUI juga telah mengesahkan fatwa mengenai Surat Berharga Negara Syariah
(Sukuk). Pada tahun 2008 DSN-MUI telah menerbitkan 2 fatwa, yaitu Fatwa
DSN-MUI Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) Syariah dan fatwa DSN-MUI Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008
tentang Waran Syariah pada tanggal 6 Maret 2008. Dengan terbitnya fatwa
tersebut akan menambah variasi produk syariah dan diharapkan dapat
meningkatkan keyakinan investor atas produk syariah di pasar modal.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
31
Dengan Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek, berdasarkan prinsip syariah. Pasar Modal Syariah di
Indonesia secara resmi diluncurkan pada tahun 2003. Pasar modal secara umum
menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan secara simultan.
Investasi pada pasar modal syariah dapat dilakukan oleh investor baik pada
pasar perdana maupun pada pasar sekunder. Adapun risiko yang terjadi semata-
mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga. Dan pasar modal
ini terus berkembang.Secara struktural pasar modal di Indonesia terdiri dari:
a. pengelola pasar modal yaitu Bapepam-LK, Bursa Efek, Lembaga Kliring
dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Penyelenggara
Surat Utang Negara di luar Bursa Efek.
b. Pelaku Pasar Modal yaitu emiten, investor, perusahaan pengelola dana, dan
reksadana.
c. Lembaga penunjang.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Ahmad Rodoni dan Prof Dr. Abdul Hamid Lembaga Keuangan
Syariah, Zikrul Hakim, Jakarta Timur