Makalah Pancasila Kelompok 6
Makalah Pancasila Kelompok 6
DI SUSUN
OLEH :
PONTIANAK
2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Masyarakat Madani Yang Modern”
Wassalamu’alaikum Wr.W
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................4
A. Kesimpulan..................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
C. Daftar Pustaka..............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita sering mendengar dan melihat berbagai kasus yang berkenaan dengan
penindasan rakyat sudah sangat mendarah daging dalam pemberitaan pers. Baik
melalui media elektronik maupun media cetak. Sebut saja kasus penindasan yang
terjadi ketika orde baru masih berkuasa. Yaitu penindasan terhadap keberadaan hak
tanah rakyat yang diambil oleh penguasa dengan alasan pembangunan dan juga
contoh lainnya dengan adanya DOM (Daerah Operasional Militer di Aceh), juga kita
sering mendengar dan mengetahui penculikan para aktifis demokrasi di berbagai
negara, termasuk di Indonesia dan akhir yang paling menyakitkan adalah ketika kita
kehilangan ruang untuk mengemukakan pendapat kita di depan publik.
Pertanyaan – pertanyaan tersebut pada akhirnya akan bermuara pada perlunya
mengkaji kembali kekuatan rakyat atau masyarakat (civil) dalam konteks interaksi
relationship, baik antara rakyat dengan negara, maupun antara rakyat dengan rakyat.
Kedua pola hubungan interaksi tersebut akan memposisikan rakyat sebagai bagian
integrasi dalam komunitas negara yang memiliki kekuatan bergening dan menjadi
komunitas masyarakat sipil yang memiliki kecerdasan, analisi kritis yang tajam serta
mampu berinteraksi di lingkungannya secara demokratis dan berkeadaban.
Kemungkinan adanya kekuatan civil sebagai bagian dari komunitas bangsa ini
akan mengantarkan pada sebuah wacana yang saat ini sedang berkembang, yakni
masyarakat madani. Wacana masyarakat Madani ini, merupakan wacana yang telah
mengalami proses yang panjang. Ia muncul bersamaan dengan proses modernisasi
terutama pada saat terjadi transformasi dari masyarakat feodal menuju masyarakat
Barat modern, yang dikenal dengan istilah civil society.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu masyarakat madani ?
2. Bagaimana karakteristik masyarakat madani ?
3
4
PEMBAHASAN
5
6
Setiap individu atau pun sekelompok tertentu pasti memiliki sesuatu yang
dinamakan karakter. Maka begitu pula dengan masyarakat madani yaitu juga
memiliki yang namanya karakter.
Adapun karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :
1. Free public sphere ( ruang publik yang bebas ), yaitu masyarakat memiliki
akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan
kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada public.
2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapakan prinsip-prinsip demokrasi
sehingga mewujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan
demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran
pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta kemampuan untuk berprilaku
demokratis kepada orang lain dan menerima perlakuan demokratis dari orang
lain.
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan
politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling
menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh
orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang
majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif
dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Keadilan sosial ( social justice ), yaitu keseimbangan dan pembagian yang
proposional antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap
lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari
rekayasa, intimidasi, ataupun interverensi penguasa/pihak lain, sehingga
masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang
bertanggungjawab.
7
1. Hak-hak asasi.
2. Pembagian kekuasaan.
3. Adanya undang-umdang bagi tindakan pemerintah.
4. Peradilan administrasi yang berdiri sendiri.
Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat Negara harus melaksanakan penerbitan. Dapat dikatakan bahwa Negara
bertindak sebagai stabilisator.
Negara adalah alat dari masyarakat yang mepunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menerbitkan gejala-gejala
kekuasaan dalam masyarakat dan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Negara
menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai dimana kekuasaan dapat digunakan
dalam kehidupan. Pengendalian ini berdasarkan system hukum dan dengan peraturan
pemerintah serta segala alat-alat perlengkapan.
8
Untuk menegaskan kedudukan agama ini maka telah disebutkan bahwa Negara
republik Indonesia berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada “Ketuhanan
Yang Maha Esa , Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan, serta Dengan Mewujudkan Suatu Keadilan Sosial Bgi Seluruh Rakyat
Indonesia”.
Prinsip ketuhanan ini menegaskan bahwa masing-masing orang Indonesia
hendaknya bertuhan. Mereka yang beragama Kristen menyembah Tuhan menurut
petunjuk Isa Al-Masih, yang beragama Islam menjalankan ibadahnya menurut
petunjuk Nabi Muhammad SAW, umat Hindu menjalankan ibadahnya menurut kitab-
kitab yang ada padanya, begitu pula umat Budha.
Nilai-nilai ketuhanan menurut tumbuhnya sikap dan perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma dan moral yang diajarkan oleh agama-agama yang bersumber
dari Tuhan. Hal ini mengingat bahwa agama adalah dasar dan asas moral bangsa dan
masyarakat yang bersifat pancasila. Untuk itu maka nilai-nilai agama mendapat
tempat interprestasi dan implementasi dalam pancasila sebagai dasar filsafah dan
ideology Negara. Bangsa Indonesia diakui sebagai bangsa yang beragama.
Indonesia adalah Negara serba ganda ( plural stabe ). Bangsa idonesia telah
hidup dengan keserbagandaan ini sejak zaman leluhur. Jadi, bisa di telusuri kembali
sejarah bangsa Indonesia sejak zaman leluhur itu, tidak terdapat fakta tentang adanya
usaha-usaha untuk mempermasalahkan keserbagandaan ini.
Dalam membangun dan membina masyarakat dan bangsa dengan totalitasnya
perlu dipikirkan terutama terhadap generasi penerus, agar keberagman yang telah
interen dengan alam dan kondisi Indonesia ini dipahami dan diterima oleh mereka.
Dengan pengertian tidak menjadikan keberagaman ini sebagai topic permasalahan
terutama yang sifatnya sensitive sekali, yaitu agama.
Indonesia sebagai Negara pancasila, dalam penganutan agama prinsip
kebebasan di junjung tinggi, termasuk untuk menyiarkan agama itu sendiri. Negara
dan pemerintah tidak menghalangi setiap golongan agama untuk menyiarkan dan
9
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Suito, Deny. 2006. Membangun Masyarakat Madani. Centre For Moderate Muslim
Indonesia: Jakarta.
Mansur, Hamdan. 2004. Materi Instrusional Pendidikan Agama Islam. Depag RI:
Jakarta.
Sosrosoediro, Endang Rudiatin. 2007. Dari Civil Society Ke Civil Religion. MUI:
Jakarta.
Suryana, A. Toto, dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Tiga Mutiara: Bandung
Tim Icce UIN Jakarta. 2000. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani. Prenada Media: Jakarta.