Laporan Tetap Mikrobiologi Umum Kelompok I PDF
Laporan Tetap Mikrobiologi Umum Kelompok I PDF
OLEH :
KELOMPOK I
Oleh :
Kelompok 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan, karena atas berkat dan rahmat-Nya
laporan tetap Mikrobiologi Umum ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mata kuliah
Mataram.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami haturkan terima kasih kepada dosen,
koordinator praktikum, dan para Co. Assisten yang telah banyak membantu serta
membimbing kami baik dalam praktikum maupun dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya baik
dari segi isi, penampilan maupun teknik pengetikannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran-saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
Akhirnya kami mengharap agar laporan ini dapat menjadi sumbangan ilmu
pengetahuan bagi rekan-rekan yang lain dan juga dapat menambah pengetahuan kita.
Penyusun
4
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ........................................................................................... 1
Halaman Pengesahan ................................................................................. 2
Kata Pengantar .......................................................................................... 3
Daftar Isi ............................................................................................... 4
Daftar Gambar ........................................................................................... 6
Daftar Tabel ............................................................................................... 7
Pendahuluan ............................................................................................... 8
Pembahasan ............................................................................................... 17
Kesimpulan ............................................................................................... 21
Pendahuluan ............................................................................................... 22
Pembahasan ............................................................................................... 30
Kesimpulan ............................................................................................... 32
Pendahuluan ............................................................................................... 33
Pembahasan ............................................................................................... 40
Kesimpulan ............................................................................................... 43
Pendahuluan ............................................................................................... 44
Pembahasan ............................................................................................... 53
Kesimpulan ............................................................................................... 55
Pendahuluan ............................................................................................... 56
Pembahasan ............................................................................................... 63
Kesimpulan ............................................................................................... 65
Pendahuluan ............................................................................................... 66
Pembahasan ............................................................................................... 74
Kesimpulan ............................................................................................... 76
Pendahuluan ............................................................................................... 77
Pembahasan ............................................................................................... 83
Kesimpulan ............................................................................................... 85
Pendahuluan ............................................................................................... 86
Pembahasan ............................................................................................... 93
Kesimpulan ............................................................................................... 95
Daftar Pustaka
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
ACARA I
PENGENALAN ALAT- ALAT PRAKTIKUM
PENDAHULUAN
Latar Belakang
kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau
cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar. Sehingga kesalahan
prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting
supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data
Tujuan Praktikum
penggunaan yang benar serta fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut.
10
TINJAUAN PUSTAKA
cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
(Walton 2008).
namanya, memahami bentuk, fungsi serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan
yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat sruktur organism
yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia
memungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan
mikroskop adalah tabung reaksi, beaker gelas, labu ukur, gelas ukur, cawan petri,
pipit labu, metric, buret, jarum inakulasi/ose, oven, autoklaf, lampu spritus, alat
haemocytometer, spektronik 200, colony counter, hot plate, vartex mixer, shaker,
gelas benda, pipet tetes, jarum enter dan sebagainya. Peralatan yang tersebut
Autoklaf adalah berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam
umumnya 15 psi atau sekitar 2 atm. Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu ( Imam
K, 2010 ).
Oven adalah alat untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas
tinggi misalnya, cawan petri, tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan lain-lain. Alat
alat ini umumnya 180°C selama 2 jam. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat
media pertumbuhan mikrobia dalam bentuk media tegak atau miring yang
disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap
diatasnya dan diikat. Cawan petri merupakan alat sejenis dengan gelas kimia yang
(batang penyebar) berbentuk segi tiga kecil dan ose (loop) berfungsi untuk
biasanya berbentuk tig-tag. Engkas merupakan sebuah kotak tertutup, terbuat dari
menanam eksplan dan subkultur (pengganti laminar air flou) pada kultur jaringan.
reaksi yang berisi larutan ditaruh dilubang pada shaker kemudian menekan
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Mataram.
a. Alat-alat praktikum
Colony counter, Shaker, Enkas, Water Bath, Centrifuge, Autoklof, Laminar Air
Flow, jarum enter, jarum ose, jarum priparat, Pipet mikro, oven dan petri
dish/cawan.
b. Bahan-bahan praktikum
Prosedur Kerja
HASIL PENGAMATAN
Autoklaf Mensterilkan
berbagai macam alat
dan bahan
Shakers Untuk
menghomogenkan
larutan dengan
menggunakan tabung
reaksi
17
PEMBAHASAN
keadaan basah (Irianto, 2007). Oven atau sering juga disebut hot air. Oven adalah
alat sterilisasi yang menggunakan prinsip panas kering. Oven digunakan untuk
mensterilkan alat gelas yang berongga atau material seperti minyak yang tidak
dapat disterilkan dengan autoklaf karna tidak permeable teradap uap air. Alat ini
terdiri dari panas elektrik, pengontrol suhu dan ruang insulasi yang umumnya
Autoklaf adalah alat untuk menterilkan berbagai macam alat dan bahan
yang pada mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang
digunakan pada umumnya 15 psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121°C. lama
waktu untuk mensterilkan alat kurang lebih 15–20 menit (Dwidjoseptro, 2010).
Sedangkan lama waktu untuk menstrilkan bahan kurang 10–15 menit. Komonen –
uap, pengatur tekanan, klep pengaman, termometer dan lempeng sumber panas.
Autoklaf digunakan untuk sterilisasi bahan yang tidak tahan terhadap panas tinggi,
bahan-bahan yang teroksidasi dengan suhu tinggi, alat yang memiliki skala.
yang prinsip kerjanya membuang udara dari dalam ruang kerja, Laminar Air Flow
adalah kebalikannya, membuat kerja tetap steril dengan mengambil udara dari luar
19
laminar disaring dengan filter yang khusus sehingga udara dari luar tidak dapat
mengkontaminasi ruang kerja yang ada di Laminar Air Flow (Walto,2008). Ada
dua system pengolahan di Laminar Air Flow yaitu, sistem pengolahan udara
Pemilihan penggunaan Laminar Air Flow ini dapat disesuaikan dengan pola kerja
dan kebutuhan laboratorium. Laminar Air Flow adalah alat sterilisasi yang
Air Flow digunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan laboatorium yang
membutuhkan kondisi steril, seperti membuka alat yang telah disterilkan dan
dengan 2 cara sebelum digunakan, Laminar Air Flow ditutup dan lampu UUR
dinyalakan sehingga mikrobia diudara dan permukaan ruang mati, lalu saat
bekerja, kondisi udara dijaga stabil dengan fitrasi udara. Komponen Laminar Air
Flow antara lain ruang kaca steril yang dilengkapi tutup, filter udara di bagian
belakang, lampu UUR di langit –langit ruang, lampu biasa untuk menyiapkan
sampel membantu proses kerja, serta panel tombol untuk menyalakan lampu
Pipet mikro adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup
kecil. Biasanya kurang dari 1000 N1 (Ali,2009). Banyak pilihan kapasitas dalam
volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (Fixed volume pipette) misalnya 5
20
Cawan petridish atau talepa pitri adalah sebuah wadah yang bentuknya
bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel
Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan
yang lebih besar merupakan tutupnya (Lay, 2008). Cawan Petri dinamai menurut
nama penemunya pada tahun 1877 yaitu Julius Richard Petri (1852—1921), ahli
penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir spora atau biji--
bijian. Cawan petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur
bakteri.
Besarnya gaya centrifuge tergantung dari besarnya gaya jari – jari dari titik pusat
dan kecepatan sudut. Ada dua jenis centrifuge yaitu, centrifuge listrik dan
centrifuge putar manual. Jarum ose dibuat dari kawat chrom berukuran 0,5 – 0,75
mm. Jarum ose berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu
terutama obyek yang berupa potongan media yang mengandung miselium jamur
sebelum ditutup dengan gelas penutup. Jarum enter berbentuk serupa dengan
gelas benda.
Water bath adalah alat pemanas air yang suhunya dapat diatur, biasanya
berkisar antara suhu kamar sampai dengan 120°C. Alat ini digunakan untuk
cawan petri. Mikroskop adalah alat laboratorium yang berfungsi melihat atau
mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.
Komponen dari mikroskop adalah lensa okuler, tubus, sekerup pengatur tubus
(kasar), sekerup pengatur tubuh (halus), sekerup pengatur meja benda, meja
KESIMPULAN
1. Oven, autoklaf dan Laminar Air Flow merupakan alat–alat yang digunakan
kultur media.
ACARA II
MORFOLOGI JAMUR BENANG
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jamur benang dapat membentuk miselium dan berbagai bentuk spora. Hal ini
membentuk spora seksual dalam struktur tertentu yang disebut askus, sedangkan
seksual, morfologi dan penataan spora aseksual juga membantu dalam identifikasi
kapang atau jamur benang. Morfologi dan penataan spora aseksual berperan
Tujuan Praktikum
beberapa jamur benang baik secara makroskopis maupun secara mikroskop dan
TINJAUAN PUSTAKA
Mycomycetes tidak terdiri atas hifa atau miselium, tetapi berupa seonggok plasma
hifa. Jalinan massa hifa disebut miselium. Hifa adalah senositik, artinya tidak
mengalir ke seluruh miselium. Dinding hifa diperkuat oleh kitin, suatu polimer
dari N-asetil glukosamina pautan diantara gula-gula seperti yang ada pada
selulosa dan peptidoglikan dan pembentukan macam kekakuan struktur yang sama
seperti halnya polimer-polimer tadi. Fungi tidak mempunyai klorofil dan karena
septa (dinding sekat) pada hifa. Tetapi agaknya kedua kategori itu bukan dasar
kemudian membesar menjadi askus. Pembiakan aseksual pada yang bersel banyak
dengan konidia (konidiospora), pada yang bersel satu dengan membentuk tunas.
ciri-ciri bentuk seperti khamir atau filamen. Hifa seperti Ascomycetes. Tidak
Nama yang diberikan untuk cendawan (fungi) berasal dari wakilnya yang
mencolok, yaitu cendawan topi (Yunani : mykes, Latin : fungus). Fungi termasuk
memiliki dinding sel, vakuola berisi getah sel dan dengan mikroskop dapat
diamati aliran plasma yang baik dan juga sifat nyata ketidakmampuannya untuk
menunjukkan diferensiasi yang sederhana dan juga hampir tidak ada pembagian
kerja. Benda fegetasi fungi adalah talus. Talus terdiri dari benang-benang dengan
garis tengah 5 mikron, yang bercabang-cabang beberapa dan juga melanjutkan diri
26
di atas atau ke dalam substrat nutrient. Benang atau hifa ini terdiri dari dinding sel
dan sitoplasma dengan benda-benda inklusi. Keseluruhan massa hifa talus fungi
disebut miselium. Pada fungi derajat tinggi miselium membentuk utas-utas tali
Jamur ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Contoh jamur
keju. Sedangkan contoh jamur yang merugikan adalah Mucor Parasiticus sebagai
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Mataram.
a. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gelas benda,
b. Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu biakan murni
jamur benang Aspergillus sp., Mucor sp., Penicillium sp., Rhizopus sp., Fusarium
Prosedur Kerja
1. Dibersihkan gelas benda dengan tissue hingga bebas dari lemak dan debu,
2. Diambil sedikit miselium dari biakan murni jamur dengan jarum preparat dan
diletakkan di atas tetesan air suling. Jika miselium ini terlalu padat, diratakan
enten.
3. Ditutup preparat dengan gelas penutup. Dijaga, agar pada saat gelas penutup
HASIL PENGAMATAN
Keterangan :
1. Konidia
2. Sterigmata
3. Metula
4. Brancia
5. Konidiofor
6. Sel kaki
Keterangan :
1. Konidia
2. Konidiofor
3. Sterigmata
Keterangan :
1. Konidia
2. Sterigmata
3. Vesikula
4. Konidiofor
5. Sel kaki
6.Miselium
Keterangan :
1. Konidia
2. Sterigmata
3. Vesikula
4. Konidiofor
5. Sel kaki
6. Miselium
PEMBAHASAN
eukariotik, hidupnya heterotrof baik secara parasit atau saprofit. Dinding selnya
tersusun dari kitin, bentuk tubuhnya bersel banyak dan menyerupai benang yang
miselium.
yaitu sebagai antagonis terhadap jamur lain yang bersifat patogenik. Trichoderma
Fusarium sp hidup secara parasit pada batang tebu, padi, pisang, tomat dan
kentang. Hifanya bersepta. Pada praktikum kali ini, tidak ditemukan gambaran
Penicillium sp memiliki tempat hidup dan sifat yang mirip Aspergillus sp.
Akan tetapi berbeda dengan Aspergillus sp, konidia Penicillium sp terdapat pada
ujung hifa yang bercabang. Jamur ini dikenal sebagai jamur penghasil antibiotik
yaitu penicillin.
terdapat di alam. Jamur-jamur ini lebih dapat bertahan dalam keadaaan alam yang
KESIMPULAN
2. Jamur benang memiliki bentuk tubuh yang menyerupai benang dan disebut
hifa.
tempat hidup, tetapi konidia Penicillium sp terdapat pada ujung hifa yang
bercabang.
reproduksi aseksualnya.
ACARA III
PEMBUATAN MEDIUM
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
sifat fisiologi dan perhitungan mikroba. Sehingga pembuatan medium itu harus
sesuai komposisi dan tujuan penanamannya, serta cara pembuatan medium iru
harus dengan baik agar medium yang dihasilkan sesuai dengan yang diingikan.
Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakan harus dalam keadaan steril,
artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Agar mikroba
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik didalam medium, maka diperlukan
mikroba. Oleh karena hal tersebut, maka diadakan praktikum ini guna menambah
mikroba.
35
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuat medium dasar
jamur, untuk membuat medium dasar bakteri dan untuk medium dasar khamir
36
TINJAUAN PUSTAKA
mencerminkan kejadian fisiologis suatu bakteri. Oleh karena itu dalam melakukan
menggunakan kultur yang baru) untuk dapat mempelajari suatu aspek fisiologis
(Tjahjadi, 2007).
padat dan teap tembus pandang pada suhu inkubasi. Medium adalah suatu bahan
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
medium sintetik dan medium non-sintetik atau kompleks. Medium sintetik dibuat
dari bahan kimia dengan kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat,
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
dilaboratorium melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini
haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang disyaratkan oleh bakteri dan juga
terdiri dari ekstrak daging, pepton, agar dan aquades (Ruly, 2009).
38
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Mataram.
a. Alat-alat praktikum
erlenmeyer, hot plate, kapas, kain saring, gelas kimia, pisau dan pengaduk.
b. Bahan-bahan praktikum
daging, pepton, agar NA, aquades, kentang dekstrose, tauge, agar PDA dan
sukrosa.
Prosedur Kerja
2. Dituangkan ekstrak daging kedalam air yang sudah mendidih, lalu diaduk
3. Ditambahkan pepton, lalu diaduk rata dan direbus kembali beberapa menit.
7. Diamati.
sebanyak 40 gram.
3. Disaring dengan kain saring dan atur volumenya hingga menjadi 200 ml.
5. Diturunkan dari hot plate, kemudian ditambahkan agar sedikit demi sedikit
sambil diaduk.
8. Diamati.
sampai lunak.
4. Diturunkan dari hot plate dan ditutup mulut erlenmeyer dengan kapas, lalu
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
substrat/medium dan faktor lingkungan yang baik, karena tidak semua medium
dijadikan dasar penanaman. Mikroba dapat tumbuh dengan baik jika dalam suatu
medium tersebut memenuhi syarat-syarat, yaitu harus mengandung semua zat hara
mikroba, dan harus berada dalam kondisi steril sebelum digunakan (Hafrah,
2009).
medium padat. Medium ini dibuat dalam dua jenis, yaitu NA miring dan NA
medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah
dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan pepton
mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak daging dan pepton
karena dapat digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih kelompok jamur.
terdiri dari dekstrose yang berfungsi sebagai sumber karbon, kentang sebagai
cair terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber-sumber zat organik yang
dimana setelah mengalami fermentasi, sukrosa akan berubah menjadi glukosa dan
fruktosa yang juga dibutuhkan oleh khamir, aquades digunakan untuk melarutkan
bahan pada medium tersebu. Pada medium ini tidak ada penambahan agar untuk
43
KESIMPULAN
1. Mikroba dapat tumbuh dengan baik jika dalam suatu media tersebut
ditumbuhakan.
jamur.
khamir.
serta karbohidrat.
ACARA IV
MORFOLOGI KHAMIR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Khamir atau yeast adalah katagori non – takson yang mencangkup semua
buahan, pada debu, ditanah – tanah, pada makanan, minuman, dan lain – lain.
Khamir sering kali hampir tidak kelihatan karena tidak kontras dengan medium
dimana mereka hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pewarnaan agar khamir
tampak jelas bila diamati dengan mikroskop. Pewarnaan ini ada yang bersifat non
khamir yang diamati tanpak jelas atau kontras dengan latar belakangnya.
methylene blue. Sehingga sel mati dan sel hidup memiliki warna yang berbeda.
mengetahui morfologi khamir dan membedakan sel khamir yang mati dan hidup.
46
Tujuan Praktikum
macam bentuk sel, membedakan sel yang mati dan yang hidup dan menghitung
TINJAUAN PUSTAKA
Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1,5
macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulan panjang dengan salah satu
atau lemon, membentuk spedomiselium, dan sebagai ukuran dan bentuk sel
yaitu pemberian warna pada khamir dengan menggunakan larutan tunggal suatu
warna pada lapisan tipis atau olesan yang sudah difiksasi. Pewarnaan sederhana
yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan
hanya untuk melihat bentuk sel khamir dan untuk mengetahui morfologi dan
susunan selnya serta membedakan sel yang mati dan yang hidup (Balley, 2007).
mikron. Biasanya berukuran 5–10 kali lebih besar dari bakteri. Terdapat berbagai
macam bentuk ragi tergantung dari cara pembelahan selnya. Sel khamir dapat
berbebtuk lonjong, bentuk batang atau bulat. Sel–sel khamir sering di jumpai
secara tunggal, tetapi apabila anak–anak sel tidak dilepas kan dari induknya
Khamir tidak bergerak karena tidak mempunyai flagela. Beberapa jenis khamir
Dinding sel khamir terdiri atas khitin. Sel yang masih muda dinding selnya
tipis dan lentur, sedangkan yang tua dinding selnya tebal dan kaku. Dibawah
dinding sel terdapat membran sitoplasma yang bersifat permiabel selektif. Tipe sel
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Mataram.
a. Alat–alat Praktikum
Adapun alat–alat praktikum yang digunakan dalam praktikum ini adalah
jarum, ose, gelas benda, gelas penutup, tisu, mikroskop, dan lampu spiritus.
b. Bahan–bahan Praktikum
Prosedur Kerja
1. Dibersihkan gelas benda dan gelas penutup sehingga bebas dari lemak dan
debu.
2. Diambil dua ose khamir secara aseptik yang berumur 24 jam, diletakkan
3. Diambil satu tetes larutan methylen blue dan diletakkan diatas gelas benda
4. Diletakkan gelas penutup diatas bahan tersebut, juga agar pada waktu
didalam preparat.
6. Dihitung jumlah khamir yang hidup dan yang mati pada lima bidang
pandang.
% kematian =
berumur 48 jam.
51
Hasil Pengamatan
Perhitungan
% kematian1 = x 100 %
= x 100 %
= 95 %
% kematian2 = x 100 %
= x 100 %
= 78 %
% kematian3 = x 100 %
= x 100 %
= 67 %
% kematian4 = x 100 %
52
= x 100 %
= 67 %
% kematian5 = x 100 %
= x 100 %
= 75 %
= x 100 %
= 80 %
% kematian1 = x 100 %
= x 100 %
= 71 %
% kematian2 = x 100 %
= x 100 %
= 86 %
% kematian3 = x 100 %
53
= x 100 %
= 94 %
% kematian4 = x 100 %
= x 100 %
= 88 %
% kematian5 = x 100 %
= x 100 %
= 89 %
= x 100 %
= 88 %
54
PEMBAHASAN
fungsi mikroskopik. Khamir terdapat sebagai sel bebas yang sederhana. Khamir
yang ditemukan memiliki berbagai bentuk seperti bulat, lonjong, tringular dan
sebagainya. Khamir tidak bergerak karena tidak mempunyai flagela. Khamir dapat
tumbuh dalam media cair dan padatdengan cara seperti bakteri yaitu pembelahan
sel.
pengecetan sederhana dimaksudkan untuk dapat membedakan sel yang mati dan
sel yang hidup dengan perbedaan atau perubahan mana yang ditimbulkan.
antara mikroba yang hidup dengan mikroba yang mati. Sel khamir yang mati dan
sel khamir yang hidup dapat dibedakan dengan adanya perbedaan warna pada sel
khamir tersebut. Sel khamir yang mati akan berwarna biru, sedangkan sel khamir
yang hidup tidak berwarna (transparan). Terbentuknya warna biru pada sel khamir
yang telah mati disebabkan karena sifat semi perneabel membran dari sel khamir
yang mati tersebut tidak berfungsi lagi sehingga sel khamir yang mati tersebut
tidak berfungsi lagi sehingga sel khamir yang mati menyerap warna biru dari
larutan methylen blue. Pada khamir yang berumur 24 jam jumlah sel yang mati
sebanyak 80 %. Sedangkan pada khamir yang berumur 48 jam, jumlah sel mati
55
sebanyak 88 %. Jumlah sel khamir yang mati, pada khamir yang berumur 24 jam
lebih sedikit dari pada khamir yang berumur 48 jam. Hal ini dikarenakan oleh
kandungan nutrisi substrak, pH, suhu, tersedianya oksigen dan ada tidaknya
yang berumur 48 jam sel yang mati lebih banyak dibandingkan sel khamir yang
berumur 24 jam juga disebabkan karena pada sel khamir yang berumur 48 jam sel
yang mati lebih banyak dibandingkan sel khamir yang berumur 48 jam sudah
berada pada fase menuju kematian dimana pada fase ini nutrisi dalam substrak
sudah habis dan energi cadangan didalam sel habis. Kecepatan kematian juga
bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan dan jenis dari khamir tersebut.
mendapatkan nutrisi yang saling memakan satu sama lainnya. Kebanyakan khamir
lebih cepat tumbuh pada pH 4,0–4,5, suhu optimum khamir yaitu 25–30ᵒC dan
suhu maksimum 35–47ᵒC, tetapi beberapa khamir dapat tumbuh pada suhu 0ᵒC.
Tersedianya oksigen, khamir tumbuh baik pada kondisi aerobik, meskipun lambat.
Akibat penyinaran lampu mikroskop yang terlalu lama, suhu untuk pertumbuhan
khamir menjadi lebih dari batas maksimumnya, sehingga khamir yang diamati
KESIMPULAN
fungsi mikroskopik.
5. Perbedaan sel khamir yang berumur 24 jam dan 48 jam disebabkan oleh
lain–lain.
57
ACARA V
PENGECATAN DAN MORFOLOGI BAKTERI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bakteri atau mikroba lainnya dapat dilihat dengan mikroskop biasa tanpa
pengecatan akan lebih sulit dan tidak dapat dipakai untuk melihat bagian-bagian
sel yang diteliti, karena umumnya sel bakteri bersifat tembus cahaya (transparan)
atau semi transparan. Oleh karena itu perlu dilakukannya praktikum ini untuk
Tujuan Praktikum
pembuatan preparat bakteri dengan latar belakang gelap dan mengamati bentuk
serta besar sel sesungguhnya. Selain itu juga, untuk mempelajari cara pengecatan
gram dan mengamati bentuk serta sifat bakteri terhadap pengecatan gram.
58
TINJAUAN PUSTAKA
kelompok yaitu gram positif dan gram negatif. Larutan yang digunakan dalam
yang tebal, sementara bakteri gram negatif adalah jenis bakteri dengan dinding
ini dilakukan menggunakan pewarnaan yang bersifat asam seperti nigrosin, tinta
india atau eursin. Pewarna ini tidak akan menembus atau berikatan dengan
dinding sel bakteri karena daya muatan negatif dinding sel bakteri. Pewarna akan
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Mataram.
a. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu antara lain
b. Bahan-bahan Praktikum
Prosedur Kerja
a. Pengecatan Negatif
1. Dibersihkan terlebih dahulu gelas benda dan gelas penutup agar bebas
lemak dan debu , dilewatkan diatas lampu spiritus hingga kering dan
didinginkan.
b. Pengecatan Gram
2. Diambil secara diseptik satu ose suspense bakteri dan diratakan diatas
kali.
dan dikeringanginkan.
61
8. Diberi cat penutup (gram D), didiamkan selam 1 menit dan kemudian
minyak inersi dan bagaimana perbedaan antara bakteri gram positif dan
10. Digambar dan diberi keterangan bakteri yang tampak serta diperhatikan
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
1. Latarnya berwarna
Ungu.
2. Bakterinya
berbentuk basil
dan terlihat
transparan.
Pengecatan Gram
Keterangan :
1. Latarnya berwarna
putih.
2. Bakterinya
berwarna merah
muda dan
termasuk gram
negatif.
Pengecatan Gram
Keterangan :
1. Latarnya berwarna
putih
2. Bakterinya
berwarna merah
PEMBAHASAN
Bakteri atau mikroba lainnya dapat dilihat dengan mikroskop biasa tanpa
pengecatan yaitu dengan cara yang khusus. Pewarnaan negatif, metode ini bukan
untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap.
untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pewarnaan olesan tidak mengalami
atau batang dan merupakan bakteri gram positif. Ini bisa diketahui pada tahap
dekoldrisasi. Pada tahap tersebut warna yang dihasilkan sama dengan warna
utama yaitu warna ungu. Ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki
dinding yang tebal sehingga pada saat bakteri mengalami dehidrasi, pori-porinya
bakteri merah muda dan warna latar belakangnya adalah warna putih. Bakteri ini
termasuk dalam gram negatif sedangkan bakteri Bacillus sp. Memiliki warna
merah dan latar belakangnya berwarna putih. Kedua bakteri ini termasuk dalam
Gram negatif.
Dikatakan demikian karena yang dicat adalah latar belakangnya bukan bakterinya,
kedua bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif karena bakteri yang daya
ikatnya terhadap cat utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur
KESIMPULAN
pengecatan gram.
2. Pada pengecatan negatif, Bacillus sp. berbentuk batang dan latar belakangnya
ungu.
3. Pada pengecatan gram Ralstonia sp. dan Bacillus sp. membentuk warna
merah muda dan merah saja dengan latar belakang keduanya sama-sama
5. Pada bakteri Ralstonia sp. dan Bacillus sp. sama-sama termasuk gram negatif
karena bakteri yang daya ikatnya terhadap cat utama tidak kuat sehingga
dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh cat penutup.
67
ACARA VI
ISOLASI MIKROBA DAN MORFOLOGI MIKROBA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu mikroba yang hidup dialam terbuka jarang dijumpai tumbuh sebagai
biakan murni. Tetapi pada umumnya dalam populasi campuran dengan mikrobia
fisiologi, dan serologi, sebelumnya perlu dilakukan isolasi dari habitatnya. Jadi
dalam suatu biakan yang mana didalamnya hanya terdapat mikroba yang
dibutuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lainnya. Oleh karena
itu, perlu dilakukannya praktikum ini, agar kita dapat mengetahui tekhnik-tekhnik
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan dapat
TINJAUAN PUSTAKA
alam, tetapi juga pemeliharan individu yang diisolasi itu dan keturunannya pada
sebab itu media buatan dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung percobaan,
labu, atau cawan petri. Ketiga jenis ini sangat umum digunakan untuk
steril (bebas dari setiap mikroorganisme yang hidup) dan setelah diamasukkan
kontaminasi yang berasal dari luar atau sumber utama pencemaran dari luar
(Stanier, 1982).
disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia macamnya yang dipakai
harus di laksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua
alat-alat yang ada sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan inokulasi
pada pekerjaan inokulasi dan isolasi mikroba adalah sebagai berikut, menyiapkan
Menyiapkan ruang; ruang tempat inokulasi harus bersih, dan bebas angin. Pada
waktu mengadakan inokulasi, baik sekali bila meja tempat inokulasi didasari
dengan kain basah. Dinding ruang yang basah menyebabkan butir-butir debu
(enkas). Dialam bebas tidak ada mikroba yang hidup sendiri atau terlepas dari
spesies yang lain. Sering kali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama
dengan mikroba saprobe (saprobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja
biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu, cara
pertama dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Lister berhasil memelihara murni
Streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang sudah masam. Caranya adalah
spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersindiri. Dari pengenceran ini
kedalam tabung uji yang mengandung agar mencair yang telah didinginkan pada
Campuran itu kemudian dituangkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan
menjadi padat. Secara alternatif, inokulum ditempatkan pada cawan petri kosong
dan medium yang mencair dituangan diatasnya. Cawan ini diputar untuk
mencampur isinya sebelum medium menjadi padat (Volk dan Wheeler, 1988).
bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik cara ini adalah cara yang paling
praktis. Setiap laboratorium memiliki cara atau metode pengerjaan yang berbeda-
beda, tetapi tujuannya adalah sama, yaitu untuk membuat garis sebanyak mungkin
pada permukaan lempeng medium pembiakan dengan ose atau jarum bahan
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Mataram.
a. Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri,
lampu spiritus, pipet mikro, jarum enten, jarum ose, dan driglaski.
b. Bahan-bahan praktikum
Prosedur Kerja
a. Metode Goresan
b. Metode Sebaran
72
1. Diambil 0,1 ml suspensi biakan bakteri dengan mikro pipet steril dan
c. Metode Taburan
cawan petri steril dan digoyangkan cawan petri dengan arah memutar di
d. Isolasi Jamur
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Tepi Koloni
Utuh Utuh Berkelompok
(dari samping)
Permukaan
Koloni (dari Datar - Melengkung
samping)
Wajah
Suram - Mengkilap
Permukaan
PEMBAHASAN
pada bakteri Bacillus sp. berbentuk bulat sedangkan pada Ralstonia sp. tak teratur.
Dilihat dari tepi koloni Bacillus sp. utuh dan Ralstonia sp. berkelompok. Pada
permukaan koloni Bacillus sp. datar sedangkan Ralstonia sp. timbul datar, wajah
permukaan pada Bacillus sp. dan Ralstonia sp. sama-sama suram. Kepekatannya
sama-sama lunak dan warna yang terbentuk pada Bacillus sp. adalah putih
Pada cara taburan Bacillus sp. berbentuk titik-titik sedangkan Ralstonia sp.
pada Bacillus sp. utuh sedangkan Ralstonia sp. timbul datar. Wajah permukaan
sama-sama suram, kepekatannya pada Bacillus sp. lunak, Ralstonia sp. lunak
seperti mentega. Dan warna yang terbentuk pada Bacillus sp. yaitu bening
permukaan medium agar dalam cawan petri steril atau tabung reaksi (medium
76
agar miring) dan alat yang digunakan untuk teknik goresan adalah ose. Pada
pengamatan ini didapatkan hasil bakteri Bacillus sp. bentuknya bulat sedangkan
Ralstonia sp. titik-titik. Di lihat dari tepi koloninya Bacillus sp. berkelompok
beda walaupun bakteri yang digunakan sama. Hal itu dikarenakan perlakuan yang
dan warnanya pun berubah menjadi putih kehijauan, hari ketiga diameternya terus
tumbuh hingga mencapai 8,95 cm dengan warna hijau. Sedangkan pada jamur
Fusarium Sp. Pada hari pertama diameternya 1,45 cm dengan warna putih, hari
kedua 2,8 cm dan hari ketiga 4,45 cm dengan warna yang sama atau tetap yaitu
putih. Dari hasil pengamatan yang didapat dari kedua jamur tersebut yaitu jumlah
diameter dari Trichorderma Sp. lebih besar dari pada Fusarium sp., hal ini terjadi
berbeda-beda.
77
KESIMPULAN
2. Ada beberapa cara yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dengan cara
3. Dari hasil pengamatan pada praktikum isolasi dan morfologi bakteri ini
Trichorderma sp. 2,55 cm hari pertama, hari kedua 7cm, dan ketiga 8,95 cm
dengan warna hari pertama yaitu putih, kedua putih kehijauan, dan ketiga
hijau.
5. Fusarium sp. diameternya 1,45 cm pada hari pertama, kedua 2,8 cm dan
6. Diameter pada hari ketiga, jamur Trichorderma sp. lebih besar daripada
Fusarium sp.
78
ACARA VII
PERHITUNGAN JUMLAH DAN PENENTUAN UKURAN MIKROBIA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
ditanah, air, maupun udara. Penyebaran mikroorganisme yang tumbuh pada bahan
hasil pertanian atau pada hasil olahannya. Umumnya terdiri dari bakteri,
jamur/kapang, virus dan disamping itu terdapat juga binatang satu sel.
fisik dan kimiawi, sebagai contoh yaitu, konsistensi bahan menjadi lunak, timbul
gas atau aroma tertentu dan zat racun yang membahayakan. Jumlah penyebaran
pembusukan sangat bervariasi jumlahnya dan tidak sama jenis (spesies)nya serta
penyimpanan dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengamatan dan
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah dan
TINJAUAN PUSTAKA
slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan
sebuah kamar. Ruangan atau kamar tersebut diukir dengan laser grid tergores
garis tegak lurus. Perangkat tersebut dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang
dibatasi oleh garis diketahui dan kedalaman ruang tersebut telah diketahui. Oleh
karena itu, alat tersebut berguna untuk menghitung jumlah sel atau partikel dalam
suatu volume cairan tertentu, sehingga dapat menghitung konsentrasi dalam cairan
organel dalam sel, sel-sel darah dalam cairan tulang punggung ke otak setelah
kedalaman yang diketahui dapat dimasukkan diantara gelas objek dengan gelas
tutup. Akibatnnya volume cairan yang menutupi setiap kotak diketahui dengan
tepat. Perhitungan langsung ini dikenal dengan jumlah sel total (Stainer, 2007).
hitung seperti Haemocytometer dan jumlah sel ditentukan secara langsung dengan
bantuan mikroskop. Keuntungan metode ini ialah pelaksaannya adalah cepat dan
membedakan sel-sel yang hidup dan yang mati. Dengan perkataan lain hasil yang
diperoleh ialah jumlah total sel yang didalam populasi (Campbell, 2009).
Count” atau disebut juga sebagai standar plate count didasarkan asumsi, bahwa
setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni
setelah diinkubasi dalam media biakan dan lingkungan yang sesuai. Setelah masa
inkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Mataram.
a. Alat-alat praktikum
b. Bahan-bahan praktikum
Prosedur Kerja
3. Diambil suspensi jamur dengan pipet tetes dan didekatkan ujung pipet pada
Hasil Pengamatan
Perhitungan
83
= 815/0,1 mm2
= 8.150 mm2
= 8.150 X 1000
= 8.150.000 ml
= 8,2 X 10 6 sel/ml
= 335/0,1 mm2
= 3.350 mm2
= 3.350 X 1000
= 3.350.000 ml
= 3,4 X 10 6 sel/ml
84
PEMBAHASAN
baik untuk bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hampir disemua
sel, massa sel atau isi sel yang sesuai dengan jumlah sel. Salah satu dari
(Bibiana,2010).
Kelebihannya antara lain ialah cepat dalam menghasilkan data dan tidak
perlu menunggu lama, serta datanya atau jumlah selnya langsung didapat
85
membedakan sel yang hidup dan yang mati karena perhitungan secara
keseluruhan dan data yang dihasilkan tidak akurat karena setiap pengamat
2009). Dalam pengamatan ini digunakan dua bakteri yaitu Fusarium sp.
sp. adalah 3,4 X 106 sel/ml dan untuk Trichoderma sp. adalah 8,2 X 106
pada Haemocytometer.
86
KESIMPULAN
ACARA VIII
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN
TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat banyak, mereka berasal dari
lingkungan ini meliputi faktor biotik dan faktor abiotik.Faktor abiotik adalah
faktor luar seperti pada pengaruh suhu, pengaruh pH, pengaruh tekanan osmose
dan lain-lain. Sedangkan pengaruh faktor biotik adalah dari mikrooganisme itu
sendiri.
osmose) faktor kimia (senyawa racun), dan faktor biologi (interaksi dengan
mikroorganisme lainnya). Faktor inilah yang sering terjadi dan dialami di dalam
kehidupannya.
88
Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
berhenti tumbuh pada suhu (suhu minimum untuk tumbuh). Jauh diatas
titik beku air setiap mikroorganisme mempunyai suhu yang tepat untuk
beragam pada bakteri. Beberapa bakteri yag diisolasi dari air sumber air
panas dapat tumbuh pada suhu setinggi 95°C yang diisolasi dari
lingkungan dingin dapat tumbuh pada suhu rendah -10°C, jika konsentrasi
suhu tumbuh bakteri sering kali dibagi atas tiga golongasn besar
diantaranya Termofil yang tumbuh pada suhu tinggi (diatas 55°C), Mesofil
yang tumbuh baik antara 20°C sampai 45°C dan Psikrofil yang tumbuh
Beberapa dapat tumbuh dalam larutan encer sekali dan beberapa dalam
yang dapat meracuni bakteri, akan tetapi tidak meracuni diri sendiri atau
kimia. Cara fisik dapat dilakukan melalui penggunaan panas, suhu rendah,
1995).
91
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Mataram.
a. Alat praktikum
cawan petri, pipet mikro, jarum preparat, bunsen, pinset, dan paper disk.
b. Bahan praktikum
Prosedur Kerja
1. Dimasukkan secara aseptis sebaran bakteri Bacillus sp. dan Ralstonia sp.
3. Dimasukkan secara aseptis biakan jamur Fusarium sp. dan Trichoderma sp.
4. Dibuat label pada masing-masing media, yaitu dua media untuk suhu ruang
5. Diinkubasi selama 24-48 jam masing-masing pada suhu ruang dan suhu
rendah.
petri.
3. Dimasukkan dua paper disk yang telah dicelupkan ke dalam ekstrak daun
4. Dimasukkan dua paper disk yang telah dicelupkan ke dalam kambucha dan
diletakkan pada media yang telah berisi bakteri dalam cawan petri yang lain.
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Tabel 9.2. Hasil pengamatan Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Mete dan
Kombucha
Paper Disk
Bacillus Sp. Ralstonia Sp.
Diameter Diameter
Kombucha - -
Ekstrak Daun Jambu Mete 1,05 -
94
PEMBAHASAN
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat banyak, mereka berasal dari
utnuk hidup mulai dari lingkungan maupun cara untuk hidup. Kehidupan
lingkungan ini meliputi faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor abiotik adalah
faktor luar seperti pada pengaruh suhu, pengaruh pH, pengaruh tekanan osmose
dan lain-lain. Sedangkan pengaruh faktor biotik adalah dari mikrooganisme itu
sendiri.
osmose) faktor kimia (senyawa racun), dan faktor biologi (interaksi dengan
mikroorganisme lainnya). Faktor inilah yang sering terjadi dan dialami didalam
senyawaan dapat berlaku sebagai sumber energi. Oleh karena itu dilakukan
kehidupannya.
dan kisaran suhu yang memungkinkan pertumbuhan sangat beragam pada bakteri.
Beberapa bakteri yag diisolasi dari air sumber air panas dapat tumbuh pada suhu
setinggi 95°C, yang diisolasi dari lingkungan dingin dapat tumbuh pada suhu
rendah -10°C, jika konsentrasi solut yang tinggi mencegah mediumnya jadi beku.
95
Pada praktikum kali ini dikembang gunakan beberapa mikroba antara lain
Trichoderma sp., Fusarium sp., Bacillus sp. dan Rastolnia sp. dalam suatu wadah
abiotik. Faktor abiotik meliputi pengaruh dari ekstrak daun jambu mente dan
kombucha.
mikroba untuk Bacillus sp. pada suhu rendah tidak didapatkan koloni bakteri,
sedangkan suhu ruang terdapat pertumbuhan koloni, Ralstonia sp., pada suhu
rendah tidak terdapat koloni bakteri, sedangkan pada suhu ruang terdapat koloni
bakteri, ini dikarenakan bakteri tidak dapat tumbuh pada suhu rendah, sedangkan
didapatkan hasil paper disk pada paper disk pertama maupun kedua untuk
kombucha tidak dapat tumbuh sama sekali. Sedangkan untuk ekstrak daun jambu
mete didapatkan diameter untuk paper disk pertama yaitu 1,05 cm, sedangkan
paper disk yang kedua tidak ada. Ini disebabkan daun jambu mete dan dan
KESIMPULAN
sebagai berikut
1. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat banyak, mereka berasal dari air,
osmose) faktor kimia (senyawa racun), dan faktor biologi (interaksi dengan
mikroorganisme lainnya).
bakteri.
mikroba.
DAFTAR PUSTAKA