Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL

TENTANG KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA TM 1 DAN TM 2

“ PRE-EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA”

NAMA KELOMPOK 11 :

ANA MARYATI : 181015401001

SETRI OKTADI : 181015401019

Dosen Pengampuh :

ROSA RIYA SKM,M.Kes

PRODI DIII KEBIDANAN

STIKES KKELUARGA BUNDA JAMBI

TAHUN AJARAN 2019/2021


KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadiran Allah SWT, atas segala hidayah dan inayah nya kita
masih berkesempatan untuk belajar dan mengamalkan apa yang telah kita pelajari, dengan
harapan apa yang kita berikan dan kita amalkan tersebut mampu memberikan manfaat
kebaikan bagi orang lain dan meretas menjadi kebaikan pula bagi diri kita sendiri.

Buku patologi dan patofisiologi kebidanan ini merupakan satu satunya buku Nuha
Medika yang secara komprehensif membahas tentang patologi dan patofiologi sekaligus.
Hadirnya buku ini ketengah khalayak membaca semogaa menjadi referensi dan bacaan utama
para pelajar, mahasiswa, dosen dan pengkaji bidang kesehatan dan kebidanan. Sekiranya masih
terdapat banyak catatan dan kekurangan dalam buku ini, penulis dan penerbit sepenuhnya
menyambut baik saran dan masukan, sehingga kami dapat menghadirkan bacaan yang semakin
“ Berkualitas “ kehadapan khalayak pembaca pada penerbitan buku-buku kami selanjutnya.

Jambi, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………........
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….........

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pre eklampsia dan Eklampsia………………………………………………………..


B. Klasifikasi……………………………………………………………………………………...............
C. Etiologi………………………………………………………………………………………................
D. Patofisiologi…………………………………………………………………………………..............
E. Manifestasi Klinis……………………………………………………………………………............
F. Pencegahan……………………………………………………………………………………............
G. Penatalaksaan ………………………………………………………………………………….........
H. Komplikasi……………………………………………………………………………………..............
I. Diangnosis………………………………………………………………………………………...........
J. Tanda dan gejala....................................................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………...............
B. SARAN…………………………………………………………………………………………..............

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………...............

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Penyebab morbiditas bahkan mortalitas ibu hamil salah satunya adalah hipertensi pada
masa kehamilan. Sebesar 10-15% kehamilan yang di sertai komplikasi hipertensi
menyebabkan sekitar seperempat dari semua antenatal yang membutuhkan perawatan
dirumah sakit. Hipertensi pada kehamilan meliputi kondisi dengan gejala yang biasanya
tidak tampak secara nyata dimana pre eklampsia merupakan resiko yang sangat
potensial dan tetap merupakan penyebab tersering akan kematian maternal.
Pre eklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan di sertai
dengan proteinuria dan jarang timbul sebelum 20 minggu kehamilan kecuali jika
terdapat penyakit ginjal ataupun penyakit tromboplastik. Preeclampsia tanpa sebagai
penyakit sistemik yang tidak hanya ditaindai dengan adanya hipertensi, tapi juga dapat
disertai dengan adanya peningkat resitensi pembuluh darah, disfungsi endotel yang
difus, proteinuria, dan koagulopati. Pre eklampsia ringan ditandai dengan tekanan darah
≥ 140/90 mmHg , tetapi kurang dari 160/110 mmHg disertai proteinuria ≥ 300 mg/24
jam atau ≥ 1 + dipstick.
Pre eklampsia berat adalah pre eklampsia dengan gejala satu atau lebih dari tekanan
darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diatolik ≥ 110 mmHg, proteinuria lebih
dari 5 gr/24 jam atau 4+dipstick, oligouri, serum kreatinin meningkat, gangguan virus
dan selebral, nyeri epigastrium, edema paru, atau sianosis, hemolysis
mikroanggriopatik, trombositopenia berat : < 100.000 sel/mm3 atau penurunan
trombosit dengan cepat, peningkatan kadar dan alami asparutate aminotransferase,
pertumbuhan janin intrauterine yang terhambat, dan akan sindrom HELLP.
Kondisi pre eklampsia dapat berlanjut menjadi eklampsia yaitu terjadinya kejang karena
terganggunya aktifitas otak dan merupakan komplikasi berat pre eklampsia bila tidak
mendapatkan penanganan yang adekuat. Etiologi dan pathogenesis pre eklampsia dan
eklampsia masih berupa teori yang meliputi kelainan vaskularisasi plasenta, iskemia
plasenta, radikal bebas, disfungsi endotel, intoleransi imunologik antara ibu dan janin,
adaptasi kardiovaskuler, genetic, dan defisiensi gizi stimulasi inflamasi.
Pemeriksaan protein urine yang dapat dilakukan pada ibu hamil merupakan salah satu
jenis pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi ginjal selama masa kehamilan
dan mengindentifikasikan adanya preeklampsia baik ringan maupun beratyang dapat
mengarah pada keadaan eklampsia ,Deteksi proteinuria sangat penting dalam
diagnosis dan penanganan hipertensi dalam kehamilan .proteinuria merupakan gejala
yang terakhir timbul pada pasien preeklampsia.namun demikian ,eklampsia dapat
terjadi tanpa proteinuria .proteinuria pada preeklampsia merupakan indicator adanya
bahaya pada janin,berat badan lahir rendah ,dan meningkatnya risiko kematian
perinatal.
Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya preeklampsi diantaranya; primigravida
,hiperplasentosis,usia < 20 tahun atau >35 tahun, riwayat keluarga pernah mengalami
preeklampsia dan eklampsia ,penyakit-penyakit ginjal danhipertensi yang sudah ada
sebelum hamil obesitas ,dan atau pernah menderita preeklampsia atau eklampsia
adalah usia (3:1),status paritas (3:1),dan hipertensi(10:1).untuk itu perlu diperlukan
penelitian mengenai gambaran kadar protein urine berdasarkan distribusi penyakit
preeklampsia dan eklampsia ,distribusi usia ,distribusi status paritas ,dan distribusi
tekanan darah pada ibu hamil preeklampsia dan eklampsia untuk menambah
informasi ,edukasi dan mununjang data bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian serupa.
(JURNAL Joevan Fillandro Dewanta Setyawan, dkk, Desember 2019)

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pre eklampsia dan eklampsia?
2. Apa saja jenis – jenis preeklamsia ?
3. Apa saja etiologi preeklampsi dan eklampsia?
4. Apa saja patofisiologi preeklampsia dan eklampsi?
5. Bagaimana cara manifestasi klinis preeklampsia?
6. Bagaimana cara pencegahan preeklampsia dan eklampsia?
7. Bagaimana cara pelaksanaannya?
8. Apa saja komplikasi yang terjadi pada preeklampsia dan eklampsia
9. Bagaimana cara mendiagnosis preeklampsia dan eklampsia?
10. Apa saja tanda dan gejala eklampsia?

3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud preeklampsia dan eklampsia
2. Untuk mengetahui jenis- jenis preeklampsia
3. Untuk mengetahui etiologi preeklampsia dan eklampsia
4. Untuk mengetahui patofisiologi preeklampsia dan eklampsia
5. Untuk mengetahui cara manifestasi klinis preeklampsia
6. Untuk mengetahui cara pencegahan preeklampsia dan eklampsia
7. Untuk mengetahui cara pelaksaannya

8. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi pada preeklampsia dan


eklampsia
9. Untuk mengetahui cara mendiagnosis preeklampsia dan eklampsia
10. Untuk mengetahui tanda dan gejala eklampsia
BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamialan 20 minggu atau segera setelah persalinan . Eklampsia adalah
preeklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul akibat kelainan neurologi.

Peeklampsia adalah sekumpulan segala yang timbul ada wanita hamil,bersalin dan nifas yang
terdiri dari hipertensi edema dan proteinuria tetapi tidak menunjukan tanda – tanda kelainan
vaskuler atau hipertensi sebelumnya ,sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan
berumur 28 minggu atau lebih. Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi
edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan.peeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau disertai
udema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.

(Niwang Ayu T.D., Am.Keb. 2016)

Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang
timbul karena hamil. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan,
tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada Mola hidatidosa.

(prawirohadrjo 2005)

B.KLASIFIKASI
Peeklampsia dibagi menjadi dalam 2 golongan ringan dan berat :

a.Pre eklampsia ringan:

Jika kehamilan <37 minggu, dan tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan penilaian 2x
seminggu secara rawat jalan :

 Pantau tekanan darah, proteinuria, reflek, dan kondisi janin


 Lebih banyak istirahat
 Diet biasa
 Tidak perlu di beri obat-obatan
 Jika se serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 3 IU dalam 500 ml dekstrose IV
10 tetes permenit atau dengan dengan prostaglandin
 Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau kateter Foley, atau
terminasi dengan seksio sesarea.
( PT BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHATDJO JAKARTA, 2009)

b.pre eklampsia berat :

pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai proteinuria dan/ edema pada kehamilan 20
minggu atau lebih.

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre eklampsia berat selama
perawatn makan perawatn di bagi menjadi 2, yaitu :

 Perawatan aktif, yaitu perawatan kehamilan segera di akhiri atau diterminasi ditambah
pengobatan medical.
 Perawatan konservatif, yaitu perawatan kehamilan tetap dipertahankan di tambah
pengoban medisinal
(Ai yeyeh Rukiyah, S.SiT, dkk 2010)

C.ETIOLOGI

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori
diemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya.Oleh karena itu
disebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan ada
beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab pre eklampsia ,yaitu:
 Bertambahnya frekuensi pada primigravida ,kehamilan ganda ,hidramniom ,dan
mola hidatidosa.
 Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan .
 Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus.
 Timbulnya hipertensi ,edema ,proteinuria ,kejang dan koma

Tetapi terdapat suatu kelainan yang menyertai penyakit ini yaitu :


a. Spasma arteriola
b. Retensi Na dan air
c. Koagulasi intravaskuler

Factor predisposisi :
 Mola hidatidosa
 Diabetes mellitus
 Kehamilan ganda
 Hidropfetalis
 Obesitas
 Umur yang lebih dari 35 tahun
( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

D. PATOFISIOLOGI

Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dalam air.
Pada biopsi ginjal diemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen
arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi
jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik sebagai
usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan
kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam
ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
Proteinuria dapat disebabkan oleh spasma arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus.
Pada pre eklampsia yang berat dan eklampsia berat dapat terjadi perburukan patologis pada
sejumlah organ dan system yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskema.
Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon terhadap
berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,tromboxan) yang dapat menyeba bkan
vasospasme dan agregasi platelet.

Perubahan pada organ :


a. Perubahan kardiovaskuler
b. Metabolism air dan elektrolit
c. Mata
d. Otak
e. Uterus
f. Paru-paru
( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

E. MANIFESTASI KLINIS

Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya dari tiga gejala, yaitu :

 Edema
 Hipertensi
 Proteinuria

Berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema
terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Tekanan
darah >140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg atau tekanan diastolic > 15
mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolic pada trimester
kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat preeclampsia. proteinuria bila
terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif
menunjukkan +1 atau 2 ; atau kadar protein > 1g/l dalam urin yang dikeluakan dengan kateter
atau urin porsi tengah, diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
Disebut pre eclampsia berat bila di temukan gejala :
a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolic > 110 mmHg
b. Proteinuria + > 5g/24 jam atau > 3 pada tes celup
c. Oliguria ( 400 ml dalam 24 jam )
d. Sakit kepala hebat di daerah frontal
e. Gangguan penglihatan, diplopia.
f. Nyeri epigastrium dan icterus
g. Trombositopenia
h. Pertumbuhan janin terhambat
i. Mual muntah
( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

F. PENCEGAHAN

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda tanda dini pre
eclampsia , dalam hal itu harus di lakukan penanganan semestinya. Walaupun timbulnya pre
eklamsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensi nya dapat di kurangi dengan
pemberian penenrangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita
hamil. Penanganan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Mengenal
secara dini pre eklamsia dan segera merawat penderita tanpa memberikan diuretika dan obat
anthiperttensif, memang merupakan kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang
baik.

( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

G. PENATALAKSANAAN

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre eclampsia berat selama
perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan
medisinal .

 Perawatan aktif
Sedaapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan
pemeriksaan fetal assessment ( NST dan USG ). Indikasi :
a. Ibu
 Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
 Adanya tanda – tanda atau gejala impending eclampsia, kegagalan terapi
konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan
desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala
status quo ( tidak ada perbaikan )
b. Janin
 Hasil fetal atau semen jelek (NST/USG)
 Adanya tanda IUGR (janin terhambat)
c. Laboratorium
 Adanya “HELLP Syndrome” (hemolysis dan peningkatan fungsi
hepar,trombositopenia)
 Pengobatan mediastinal
 Pengobatan mediastinal pasien preeklamsia berat adalah :
a) Segera masukkan ke rumah sakit
b) Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital perlu di periksa setiap 30
menit reflex patella setiap jam.
c) Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter di selingi dengan infus RL (60-
125 cc/jam) 500 cc.
d) Diet cukup protein, rendah karbihidarat, lemak dan garam.
e) Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgS04)
( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

H. KOMPLIKASI

Tergantung pada derajat pre eklamsi yang di alami. Namun yang termasuk komplikasi antara
lain:

1. Stroke
2. Eclampsia
3. Solusio plasenta
4. Pendarahan subkapsula hepar
5. Kelainan pembekuan darah (DIC)
6. Sindrom HELLP ( Hemolysis,Elwfated,Liver,Enzymes, Dan Low Platelet Count).
7. Gagal jantung hingga syok dan kematian.
8. Hipoxia janin
9. Asfiksia neonatorum
10. Premature
11. Gagal ginjal
12. Kebutaan
13. Kejang
14. Hipertensi permanen
15. Distress fetal
16. Infark plasenta
17. Abruptio plasenta
18. Kematian janin dalam uterus
19. Peningkatan angka kematian dan kesakitan prenatal.

I. DIAGNOSIS
Diagnosis di tegakkan berdasarkan :
a. Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan
edema,hipertensi,dan proteinuria
b. Gejala subjektif : sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium, gangguan
visus, penglihatan yang kabur,diplopia,mual dan muntah.
c. Gangguan sebral lainnya : reflex meningkat dan tidak tenang.
( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

2. Eklampsia

Eklampsia merupakan serangan kovulsi yang mendadak atau suatu kondisi yang di rumuskan
penyakit hipertensi yang terjadi oleh kehamilan, menyebabkan dan koma. Eklampsia adalah
kejang akibat preeklamsi, tindakan yang mungkin di lakukan adalah menyelamatkan ibu dan
bayi nya, biasanya bayi yang lahir dengan kasus ini akan lahir dengan berat badan rendah atau
kurang gizi.
Eklampsia berasal dari Bahasa Yunani dan berarti “Halilintar” kata tersebut dipakai karena
seolah-olah gejala eclampsia timbul dengan tiba-tiba tanpa di dahului oleh tanda-tanda lain.
Pada wanita yang mengalami eclampsia timbul serabgan kejang yang di ikuti oleh koma.

( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

Eklampsia adalah kelainan pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang ( bukan timbul akibat kelaianan neurologik ) dan atau, dimana sebelumnya
sudah menunjukkan gejala-gejala eklampsia.

( Erlina, 2008 )

Eklampsia berasan dari bahasa Yunanai dan berarti “ Halilintar “. Kata tersebut dipakain karena
seolah olah gejala-gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba tanpa di dahului oleh tanda-tanda
lain.

( Hanifah dalam Prawirohardjo, 2005 )

A. Etiologi
Menurut Manuaba, IBG, 2015 penyebab secara pasti belum di ketahui, tetapi banyak
teori yang menerangkan tentang sebab dan akibat dari penyakit ini antara lain:
1) Teori genetic
Eclampsia merupakan penyakit keturunan dan penyakit yang lebih sering di temukan
pada anak wanita dari ibu penderita preeklamsia.
2) Teori imunologik
Kehamilan sebenarnya merupakan hal yang fisiologis. Janin yang merupakan benda
asing karena adanya factor dari suami secara imunoligik dapat di terima dan di tolak
oleh ibu.
3) Teori Iskemia Regio Utero Placenta
Kejadian eklampsiaq pada kehamilan dimulai dengan iskemia utero placenta
menimbulkan bahan vaso konstriktor yang bila memakai sirkulasi, menimbulkan
bahan vaso konstriksi ginjal.
4) Teori Radikal Bebas
Factor yang dihasilkan oleh iskemia placenta adalah radikal bebas. Radikal bebas
merupakan produk sampingan metabolisme oksigen yang sangat labil, sangat reaktif
dan sangat pendek.
5) Teori Kerusakan Endotel
Fungsi sel endotel adalah melancarkan sirkulasi darah melindungi pembuluh darah
agar tidak banyak terjadi timbunan trombosit dan menghindari vasokonstriktor.
6) Teori Trombosit
Placenta pada kehamilan normal membentuk derifat prostaglandin daro asam
arakkidonik secara seimbang yang aliran darah menuju teori diet ibu hamil.
7) Teori Kebutuhan Ibu Hamil
Kebutuhan 2 gram per hari. Bila terjadi ± kalium kalsium ibu hamil kekurangan
kalsium, kalsium ibu hamil akan di gunakan untuk memenuhi kebutuhan janin,
kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan di keluarkan nya kalsium otot.
( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

b. faktor predisposisi terjadinya eklampsia

primigravida kehamilan ganda,diabetes militus,hipertensi esensial kronik,mola hidatidosa,


hodrops fetalis, bayi besar, obesitas, riwayat pernah menderita preeklamsia dan eklamsia
riwayat keluarga pernah menderita preeklamsia dan eklamsia lebih sering di jumpai pada
penderita preeklamsia dan eklamsia.

( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

C.manifestasi klinis

diagnosis eclampsia ditegakkan berdasarkan gejala – gejala preeklampsia disertai kejang atau
koma, sedangkan bila tewrdapat gejala preeklampsia berat disertai salah satu / beberapa gejala
nyerikepala hebat, gangguan virus, muntah – muntah, nyeri epigastrium dan kenaikan tekanan
darah yang progestif, dikatakan pasien tersebut menderita impending preeklampsia. Impending
preeklampsia ditangabi sebagai kasus eclampsia seluruh kejang eclampsia di dahului
preeklampsia. Eclampsia di golongkan menjadi kasus antepartum, intrapartum, atau
postpartum tergantung saat kejadian nya sebelum persalinan, pada saat persalinan atau
sesudah persalinan. Tanpa memandang waktu dari onset kejang, gerakan kejang biasanya
dimulai dari daerah mulut sebagai bentuk kejang di daerah wajah. Beberapa saat kemudian
seluruh tubuh menjadi kaku karena kontraksi otot yang menyeluruh, fase ini dapat berlangsung
10 sampai 15 detik. Pada saat yang bersamaan rahang akan terbuka dan tertutup dengan keras,
demikian juga hal ini akan terjadi pada kelopak mata, otot otot wajah yang lain dan akhirnya
seluruh otot mengalami kontraksi dan relaksasi secara bergantian dalam waktu yang cepat.

( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

D. patofisiologis

Ekalmpsia dimulai dari iskemia uterus plasenta yang diduga behubungan dengan berbagai
factor. Satu diantaranya adalah peningkatan presisitensi intramural pada pembuluh
neometrium yang berkaitan dengan peninggian tegangan neometrium yang ditimbulkan oleh
janin yang besar pada primipara, anak kembar atau hidrminion.
( Niwang Ayu T.D.,Am.Keb 2016 )

E. Patologi

Pada wanita yang meninggal akibat eclampsia di karenakan adanya komplikasi pada
hati,koma,otak,rertina,paru-paru, dan jantung. Pada umumnya dapat ditemukan necrose,
haemoragia, aedema Hypernaema atau ishcaemia dan trombhosis.

( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

F. Tanda dan gejala

Gejala pada eclampsia diawali dengan timbulnya tanda tanda preeklampsia yang semakin buruk
seperti gejala nyeri kepada di daerah frontal gangguan penglihatan, mual keras, nyeri di
epigastrium dan hiperrefleksia. Dibagi dalam 4 tingkat yakni :

a. Tingkat aura atau awal keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik, mata penderita
terbuka, tanpa melihat, kelopak mata bergertar demikian pula tangannya dan kepada
diputar ke kanan atau ke kiri.
b. Tingkat kejang tonik, yang berlangsung kurang lebih 30 detik dalam tingkat ini seluruh
otot menjadi kaku wajahnya kelihatan kaku, tangan menggenggam dan kaki
membengkok dalam kedalam , pernafasan berhenti, muka mulai menjadi siatonik, lidah
dapat tergigit.
c. Tingkat kejang klonik, berlangsung antara 1-2 menit spesimustonik tonik menghilang
semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat, mulut membuka
dan menutup dan lidah dapat tergigit kembali, bola mata menonjol, dan mulut keluar
lidah yang bebrusa muka menunjukkan kongesti dan sianosi.
d. Tingkat koma, lamanya ketidaksadaran tidak selalu sama secara perlahan lahan
penderita menjadi sadar lagi, tetapi dapat terjadi oula bahwa sebelum itu timbul
serangan baru yang berulang, sehingga dia tetap dalam koma.
( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

Pada umumnya kejang di dahului oleh makin memburuknya pre eklampsia dan
terjadinya gejela-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual,
nyeri di epigastrium, dan hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan tidak di obati
akan timbul kejang terutama pada persalinan bahay ini besar. ( Ai yeyeh Rukiyah S.SiT,
dkk 2010 )

G. Klasifikasi
a. Eclampsia gravidarum
 Kejadian 150% sampai 60%
 Serangan terjadi dalam keadaan hamil
b. Ekalmpsia parturientum
 Kejadian sekitar 30% sampai 35%. Saat sedang inpartu
 Batas dengan eclampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai
inpartu
c. Eclampsia puerperium
 Kejadian jarang
 Terjadinya serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir
( Niwang Ayu T.D., A.m.Keb 2016 )

H. Diagnosis banding

Diangnosis eclampsia umumnya tidak mengalami kesukaran dengan tanda dan gejala
preeklamsia yang disusun oleh serangan kejang maka diagnosis eklampsia tidak diragukan lagi .

1. Epilepsi
Dalam anamnesia diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil muda dan
tanda preeklamsia tidak ada .
2. Kejang akibat obat anesthesis
Apabila obat anesthesia lock tersuntikkan kedalam vena ,dapat timbul kejang .
3. Koma karena sebab lain ,seperti :
Diabetes ,pendarahan otak,meningitis dan lain – lain.Diagnosis eclampsia lebih 24 jam
harus diwaspadai .
( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

I.Komplikasi

Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin,usaha utama


ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita eclampsia.

Berikut adalah beberapa komplikasi yang ditimbulkan pada preeklampsia


berat dan eclampsia :
a. Solutio plasenta
b. Hipofibrinogemia
c. Hemolisis
d. Pendarahan
e. Kelainan mata
f. Edema paru
g. Nekrosis hati
h. Sindrome help
i. Kelainan ginjal
j. Komplikasi
( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin. Usaha


utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre
eklampsia dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut dibawah
biasanya terjadi pada pre eklampsia berat dan eklampsia.
( Hanifah dalam prawirohardjo,2005)

J.Pencegahan

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini
preeklampsia. Perlu di waspadai wanita hamil dengan adanya factor-faktor predisposisi.
Walaupun timbulnya preeklampsia tidak dapat di cegah sepenuhnya namun frekuensi nya
dapat di kurangi dengan pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan
yang baik pada wanita hamil.

Cara pencegahan kejadian preeklampsia ringan dan mencegah preeklampsia bertambah berat :

 Diet makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak.
 Cukup istirahat
Dengan tirah baring 2 x 2 jam perhari miring kekiri, untuk mengurangi tekanan darah
pada vena cavainferior, meningkatkan alirah darah vena, dengan tujuan meningkatkan
peredarah darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan ischemia
plasenta .
 Pengawasan antenatal selama hamil dengan menilai adanya pre eclampsia dan kondisi
janin dalam Rahim dengan,pemantauan tinggi fundus uteri,pemeriksaan dalam
Rahim,denyut jantung janin,dan pemantauan air ketuban, usulkan untuk melakukan
USG.
 Pemantauan berobat jalan dengan nasehat : segera dating bila terdapat oedem,
Gerakan janin terasa kurang, tanda-tanda kaki bertambah berat kepala pusing dan mata
makin kabur.
( Niwang Ayu T.D., Am.Keb 2016 )

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Preeklampsia adalah penyakit kehamilan yang belum diketahui penyebabnya, di tandai


dengan adanya hipertensi, edema, dan proteinuria. Pre eklampsia ringan yang tidak
segera ditangani dapat menjadi berat bahkan menimbulkan eklampsia atau kejang pada
ibu hamil dan menebabkan kematian pada ibu maupun janin. Sampai saat ini pre
eklampsia dan eklampsia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian perinatal.
Oleh karena itu penting bagi ibu untuk mengetahui sejak dini gejala-gejala pre eklampsia
dan segera mengobati agar tidak menjadi pre eklampsia berat maupun eklampsia.

2. Saran
Dengan demikian makalh kami ini dapat di paparkan, semoga berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Kami sebagai penulis menyadari bahwa apa yang kami tulis dan kami
paparkan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan Kritika nya
yang membangun demi kelancaran makalah kami ini.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Jeovan Fillandro Dewanta Setyawan, dkk, Desember 2019


Ayu Niwang. 2016. Patologi Dan Patofisiologis Kebidanan .yogyakarta
Rukiyah Ai Yeyeh.Dkk.2010.Asuhan Kebidan IV(Patologi Kebidanan).jakarta
Eelina, 2008
Hanifah dalam Prawihardjo, 2005
PT BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO JAKARTA, 2009

Anda mungkin juga menyukai