Anda di halaman 1dari 3

Ombudsman, sebagai institusi yang menjadi pengawas dari proses pelayanan publik telah

melakukan penyelidikan kasus maladministrasi yang sering terjadi dalam melayani publik.
Maladministrasi sendiri merupakan perilaku atau tindakan yang melanggar hukum, melampaui
kewenangan yang dimiliki, dan menggunakan kewenangannya untuk tujuan tertentu sehingga
terjadi pengabaian atauu kelalaian atas kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan
publik yang menyebabkan adanya kerugian materiil maupun immateriil bagi publik dan warga.
Perilaku atau tindakan yang termasuk maladministrasi meliputi tidak memberikan pelayanan,
penundaan berlarut, tidak kompeten, penyimpangan prosedur, penyalahgunaan wewenang,
permintaan imbalan, berpihak, tidak patut, dan diskriminasi.

Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya telah melakukan penyelidikan dan pemantauan


terhadap penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2018/2019 yang berjalan di
kawasan Jakarta. Dari penyelidikan tersebut, ombudsman melihat bahwa Permendikbud Nomor
14 Tahun 2018 mempunyai kelemahan karena waktu terbit peraturan tersebut yang dekat dengan
waktu pelaksanaan PPDB di kawasan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Kelemahan tersebut
berupa persiapan teknis, pengaturan waktu sosialisasi, dan lainnya yang berpengaruh terhadap
kualitas dari penyelenggaraan PPDB yang diberikan.

Ombudsman menemukan tindakan-tindakan maladministrasi dalam pelaksanaan PPDB


yang terjadi di wilayah Provinsi DKI Jakarta (2 kasus) dan Jawa Barat (2 kasus). Tindakan
maladministrasi yang terjadi pada proses pelaksanaan PPDB di Provinsi DKI Jakarta mencakup
pertama, perbuatan yang mengabaikan kewajiban hukum meliputi tidak adanya pembaharuan
terhadap ketetapan hukum sejak diterbitkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 133 Tahun 205 oleh dinas pendidikan provinsi sehingga membuat ketetapan
hukum tersebut tidak relevan lagi terhadap ketetapan hukum diatasnya yaitu Permendikbud yang
telah ditetapkan pada 2018 dan juga ketetapan mengenai kuota bagi keluarga ekonomi tidak
mampu hanya 5% yang dikeluarkan dinas pendidikan provinsi DKI Jakarta bertentangan dengan
Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018 Pasal 19. Kedua, adanya penyimpangan prosedur dalam
pelaksanaan PPDB dikarenakan perubahan ketiga Juknis PPDB 2018/2019 yang dilakukan dinas
pendidikan Provinsi DKI Jakarta dengan menerbitkan Keputusan Kadisdik Provinsi DKI Jakarta
No. 638 Tahun 2018 pada 29 Juni 2018 setelah proses pendaftaran tanggal 27 Juni 2018 pada
jalur lokal. Keputusan tersebut dianggap telah merugikan sebagian masyarakat khususnya calon
peserta didik atas keterlambatan penerbitan keputusan dan tidak adanya sosialisasi terhadap
perubahan ketetapan tersebut serta tidak adanya update atas Juknis tersebut pada website PPDB
Provinsi DKI Jakarta.

Pada Provinsi Jawa Barat juga terjadi tindakan atau perilaku maladministrasi dalam
penyelenggaraan PPDB 2018/2019. Tindakan atau perilaku tersebut mencakup pertama, adanya
penyalahgunaan wewenang oleh pejabat terkait seperti kepala sekolah SMA/SMK di wilayah
Bogor, Depok, dan Bekasi yang masih menerima titipan calon peserta didik yang berasal dari
pihak atau pejabat pemegang kekuasaan dan juga adanya pungutan liar yang dilakukan sekolah-
sekolah di wilayah tersebut setelah adanya pengumuman penerimaan peserta didik dengan
melakukan penarikan uang pembangunan maupun seragam sekolah demi mendapatkan
keuntungan. Kedua, adanya hal yang tidak kompeten dalam pelaksanaan PPDB 2018/2019
seperti masalah server PPDB online Provinsi Jawa Barat yang sulit untuk diakses diakibatkan
server down yang mencerminkan tidak adanya persiapan yang matang untuk mengantisipasi
terjadinya hal tersebut, titik koordinat yang tidak akurat dalam penentuan zonasi serta pemberian
kesempatan oleh panitia PPDB kepada pihak operator di sekolah dalam memanipulasi data calon
peserta didik baru, tidak semua sekolah melakukan survei lapangan untuk mengecek calon
peserta didik baru sehingga validitas dari peserta didik yang masuk melalui jalur keluarga
ekonomi tidak mampu menjadi rendah.

Ombudsman berdasarkan penyelidikan kasus-kasus diatas telah memberikan masukan


berupa tindakan korektif yang dapat dilakukan dinas pendidikan di wilayah terkait. Pada Provinsi
DKI Jakarta tindakan korektif yang dapat dilakukan berupa pemberian perhatian khusus kepada
penemuan-penemuan ombudsman dengan melakukan perbaikan atau revisi terhadap Pergub No
133 Tahun 2015 yang tidak relevan dengan ketetapan hukum Permendikbud No 14 Tahun 2018.
Tidak melalukan penerbitan atas perubahan Juknis PPDB secara sewenang-wenang tanpa
memperhaikan prosedur atau mekanisme yang ada saat proses penyelenggaraann PPDB sedang
berlangsung. Sebaiknya pihak terkait melakukan sosialisasi kepada sekolah maupun masyarakat
luas dengan menggunakan media offline dan online sehingga perubahan Juknis PPDB yang
dilakukan dapat diketahui dan dipahami agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Dinas
pendidikan melakukan pembuatan kebijakan terkait sanksi bagi pihak yang melanggar ketetapan
dan memberikan apresiasi dalam bentuk penghargaan bagi sekolah dengan penyelenggaraan
PPDB terbaik.

Selanjutnya, tindakan korektif yang dapat diterapkan oleh dinas pendidikan Provinsi
Jawa Barat adalah dengan pembuatan kebijakan terkait pemberlakukan sanksi bagi pihak yang
melakukan pelanggaran seperti menerima calon peserta didik titipan dari pejabat maupun
pungutan liar yang dilakukan oleh sekolah. Pihak terkait dapat menindak tegas praktik titipan
calon peserta didik dengan melakukan kerjasama antar lembaga seperti dinas pendidikan, pihak
kepolisian serta inspektorat. Dan berkerja sama dengan provider yang lebih berkompeten untuk
memperbaiki sistem dari PPDB online sehingga gangguan saat mengakses website PPDB secara
online dapat terhindarkan.

Pengawasan dan pemeriksaan oleh ombudsman atas penyelenggaraan PPDB 2018/2019


di wilayah provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat meliputi proses investigasi terbuka maupun
tertutup, mengadakan survei lapangan, membuka posko pengaduan tentang penyelenggaran
PPDB, dan juga melakukan pertemuan dengan dinas pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa
Barat. Hal tersebut dilakukan ombudsman agar proses penyelenggaraan PPDB dapat berlangsung
secara akuntabel, transparan, objektif, dan tidak diskriminasi yang nantinya akan mendorong
peningkatan terhadap akses dan layanan pendidikan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai