Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH HIPERTIROID

Di ajukan sebagai salah satu tugas Keperawatan Medikal Bedah 2

Dosen Pembimbing :
Rosliana D, S.Kp, M.H.Kes, M.Kep
Di susun oleh :
Popi Dewi Septiani ( 3222001D18076 )
DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

TA. 2019/2020

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah maternitas “asuhan
keperawatan HIPERTIROID

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Sukabumi, April 2020

Popi Dewi

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi dari Hipertiroid....................................................................................... 3
2.2 Etiologi Hipertiroid .......... .................................................................................. 3
2.3 Patofisiologi Hipertiroid....................................................................................... 4
2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertiroid..................................................................... 5
2.5 Penatalaksanaan Hipertiroid................................................................................. 6
2.6 Manifestasi Klinis Hipertiroid.............................................................................. 7
2.7Asuhan Keperawatan Hipertiroid ......................................................................... 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..................................................................................................... ......15
3.2 Saran............................................................................................................... .......16
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertiroid merupakan penyakit endokrin yang menempati urutan kedua terbesar di
Indonesia setelah diabetes. Hipertiroid suatu penyakit yang tidak menular yang dapat
ditemukan di masyarakat. Hipertiroid salah satu dari penyebab penyakit kelenjar tiroid.
Gangguan fungsi tiroid ada dua macam yaitu kekurangan hormon tiroid yang disebut
Hipotiroid dan kelebihan hormon tiroid yang disebut Hipertiroid. Kelebihan suatu hormon
tiroid (Hipertiroid) dapat menyebabkan gangguan berbagai fungsi tubuh, termasuk jantung
dan meningkatkan metabolisme tubuh (Sulistyani, 2013).
Hipertiroid adalah kondisi berlebihnya jumlah hormon tiroid. Hipertiroid dapat
menyebabkan segala sesuatu yang ada di dalam tubuh bekerja dengan terlalu cepat
( mempercepat metabolisme tubuh), misalnya berat badan turun dengan cepat, jantung
berdetak dengan cepat banyak keringat, gugup ( Smeltzer, 2011 ).
Badan penelitian kesehatan dunia WHO pada tahun 2000 melakukan tinjauan
terhadap beberapa negara. Dunia yang dalam hal pravelensi penyakit endokrin yang dalam
yang menempati urutan kedua setelah DM yaitu 400 juta dari seluruh penduduk dunia.
Pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal
kelenjar tiroid oleh immunoglobin dalam darah. Hipertiroidisme menyerang wanita lima kali
lebih sering dibandingkan laki-laki dan insidennya akan memuncak dalam decade usia ketiga
serta ke empat. Keadaan ini dapat timbul setelah terjadinya syok emosional, stress atau
infeksi ( Depkes RI, 2004 ).

1.2 Rumusan Masalah

4
1. Apa yang dimaksud dengan hipertiroid ?
2. Bagaimana etiologi dari hipertiroid ?
3. Bagaimana patofisiologi dari hipertiroid ?
4. Apasaja pemeriksaan penunjang pada hipertiroid ?
5. Bagaimana manifestasi klinis hipertiroid?
6. Bagaimana penatalaksanaan hipertiroid ?
7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan hipertiroid ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan umum
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan hipertiroid
2. Mengetahui etiologi dari hipertiroid
3. Mengetahui patofisiologi hipertiroid
4. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada hipertiroid
5. Mengetahui manifestasi klinis hipertiroid
6. Mengetahui penatalaksanaan hipertiroid
7. Mengetahui konsep asuhan keperawatan hipertiroid
b. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Keperawatan Medikal Bedah 2 “

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan suatu keadaan atau gambaran
klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dan iodium, maka iodium radiaktif
dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya mengurangi intensitas fungsinya
( Nic-Noc 2015 ).

2.2 Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis atau
hipotalamus, peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH
yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroid yaitu :
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelnjar tiroid yang overaktif yang merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering dari pada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autoimun, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stymulating immunogirobullin ( TSI antibodies),Thyroid peroksidase antibodies
(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB).Pencentus kelainan ini adalah stres,

6
merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap
sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double
vision.Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak bergantung pada tinggi
rendahnya hormon tiroid.Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah,
kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu
atau banyak.Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak
terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur.Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada
pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga
tumbul efek samping.
4. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisisdapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar teroid)
6. Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan
kemudian keluar gejala hipotiroid
7. Konsumsi Yodium Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya
timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
2.3 Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang
lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui
mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan metabolisme
rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabnya
peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan
penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan
peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena
membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan
karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang.

7
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu
dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut nadi lebih
cepat, peningkatan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta respon
adenergik lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi dan
metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad, sehingga pada
individu yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual,
sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi
tidak teratur. (Tarwoto,dkk.2012).

Pathaway

2.4 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaaan laboratorium
a) Serum T3,terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1,2-3,4 SI unit)
b) Serum T4,tehrjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit)
c) In deks T4 bebas,meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit)
d) T3RU meningkat (N:24-34%)

8
e) TRH stimulation test,menurun atau tidak ada respon TSH
f) Tiroid antibodi antiglobulin antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada
penyakit graves

2. Test penunjang lainnya


a) CT Scan tiroid
Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar
tiroid.normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang
diberikan setelah 24 jam.pada pasien Hipertiroid akan meningkat.
b) USG,untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah
massa atau nodule.
c) ECG untuk menilai kerja jantung,mengetahui adanya takhikardia,atrial
fibrilasi dan perubahan gelombang P dan T
(Tarwoto,dkk.2012)

2.5 Penatalaksanaan
Pilihan pengobatan tergatungpada beberapa hal antara lain berat ringannya
tirotoksikosis, usia pasien, besarnya strauma, ketersediaan obat anti tiroid dan respon atau
reaksi terhadapnya serta penyakit lain yang menyertinya. Tiga jenis pengobatan terhadap
hipertiroidisme antara lain :
1. Obat anti tiroid
Golongan tionamid, terdapat 2 kelas obat golongan tionamid yaitu tiorasil dan
imidazol. Tiorasil dipasarkan dengan nama popiltiourasil ( PTU ) dan tionamid
lain yang baru beredar ialah tiamazol yang isinya sama dengan metimazol. Obat
golongan tionamid mempunyai efek ekstra dan intratiroid. Mekanisme aksi intra
tiroid yang utama ialah mencegah / mengurangi biosintesis hormon tiroid T3 dan
T4, dengan cara menghambat oksidasi dan organifikasi iodium, menghambat
coupling iodotirosin, mengubah struktur molekul tirogobulin dan menghambat
sintesis tirogobulin. Sedangkan mekanisme aksi ekstratiroid yang utama ialah
menghambat konversi T4 menjadi T3 di jaringan perifer ( hanya PTU, tidak pada
metimazol ) aksi dasar kemampuan menghambat konversi T4 ke T3 ini, PTU
lebih dipilih dalam pengobatan krisis tiroid yang memerlukan penurunan segera
hormon tiroid di perifer. Sedangkan kelebihan metimazol adalah efek

9
penghambtan biosintesis hormon lebih panjang dibanding PTU, sehingga dapat
diberikan dosis awal 100 – 150 mg setiap 6 jam. Setelah 4 – 8 minggu, dosis
dikurangi yang lama sehingga dapat diberikan dosis tunggal sekali sehari, terapi
dimulai dengan dosis methimazol 40 mg setiap pagi selama 1 – 2 bulan
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 5 – 20 mg perhari.
2. Pembedahan
3. Terapi yodium radio aktif

2.6 Manifestasi Klinis


1. Peningkatan frekusensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
ketokolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan.
4. Penurunan berat badan, peningkatan rasa lapar ( nafsu makan baik )
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok ( biasanya ) yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan nafas
9. Cepat letih
10. Pembesaran kelenjar tiroid
11. Mata melotot ( exoptalmus ) hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan zat di
dalam orbit mata .

10
2.7 Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid
Tarwoto,dkk. (2012) ialah sebagaiberikut :
1. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin, karena
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hipertiroid
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker
b. Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami,
riwayat pengobatan dengan radiasi dileher, adanya tumor, adanya riwayat
trauma kepala, infeksi, riwayat penggunaaan obat-obatan seperti
thionamide, lithium, amiodarone, interferon alfa.
c. Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi
dan pola makan, porsi makan.
3. Keluhan Utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
 Penurunan berat badan
 Peningkatan suhu tubuh
 Kelelahan
 Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
 Cepat lelah
 Intoleransi aktivitas
 Tremor

11
 Insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
 Iritabilitas
 Emosi tidak stabil seperti cemas atau mudah tersinggung

d. Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan


 Gangguan tajam penglihatan
 Pandangan ganda
e. Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
 Amenorrhea, menstruasi tidak teratur
 Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan
 Menurunnya libido
 Menurunnya perkembangan fungsi seksual
 Impoten
f. Kaji yang berhubungan dengan gangguan graves
 Eksoftalmus
 Pembesaran kelenjar tiroid
4. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati yang
tidak stabil, penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak.
Sering juga didapatka gangguan tidur.
5. Pemeriksaan fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran.
Observasi ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi
empat kali dari ukuran normal.
b. Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan
penonjolan kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami
kegagalan untuk turun ketika klien melihat kebawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjolkarena edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada
saraf mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihata

12
ganda, tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup
mata secara sempurna perlu dilakukan pengkajian.

d. Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung
seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung
perlu dilakukan seperti tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi jantung.
e. Muskuloskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hipeeraktif pada reflex tendon
dan tremor, iritabilitas.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
metabolik
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolisme
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol dan
peningkatan aktifitas saraf simpatik
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid
5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme
6. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolik

C. Intervensi Keperawatan
DX I
Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan
nutrisi kembali normal.
Kriteria Hasil: Berat badan stabil, malnutrisi (-), kebutuhan metabolisme terpenuhi

13
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
Hindari makanan yang dapat 1. Penigkatan multilitas saluran cerna
meningkatkanperistaltic usus. Dapat mengakibatkan diare dan
ganguan absorpsi nutris yang
diperlukan.
K Kolaborasi :
1. Konsultasi dengan ahli gizi untuk Mungkin memerlukan bantuan untuk
memberikan diet kalori tinggi. menjamin pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat dan pengganti
yang paling sesuai.

O Observasi : Observasi :
1. Auskultasi bising usus Bising usu hiperaktif mencerminkan
peningkatkan motilitas lambung
yang menurnkan atau mengubah fungsi
absorpsi.
2. Pantau masukan makanan setiap hari dan Penurunan berat badan terus menerus
timbang berat badan tiap hari. dalam keadaan masukan kalori yang
cukup merupakan indikasi kegagalan DX
terhadap terapi anti tiriod. 2

E Edukasi : Edukasi :
1Dorong klien makan dan meningkatkan Membantu menjaga pemasukan kalori
jumlah makan. cukup tinggi untuk menambah
kaloritetap tinggi.

Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan 1x24 jam polanafas


efektif
Kriteriahasil :
nafas 16-20x/menit
bernafas tidak menggunakan otot bantu tambahan

14
Intervensi Rasional
Mandiri 1.Bunyi nafas menurun / tak ada bila
1Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya jalan nafas obstruksi sekunder
bunyi nafas adventisius, seperti krekels, terhadap perdarahan, bekuan atau
mengi, gesekan pleural. kolaps jalan nafas kecil ( atelektasis ).
Ronki dan mengi menyertai obstruksi
jalan nafas / kegagalan pernafasan.
2 .Tinggikan kepala dan bantu mengubah 2.Duduk tinggi memungkinkan ekspansi
posisi. Bangunkan klien turun tempat paru dan memudahkan pernafasan.
tidur dan ambulasi sesegera mungkin.
3.Dorong / bantu klien dalam nafas dalam 3 3.Dapat meningkatkan / banyaknya
dan latihan batuk. Penghisapan per oral sputum dimana gangguan ventilasi dan
atau nasotrakeal bila diindikasikan. ditambah ketidaknyamanan upaya
bernafas.

Kolaborasi
1.Memaksimalkan bernafas dan
1.Berikan oksigen tambahan.
menurunkan kerja nafas.

1 1.Kecepatan biasanya meningkat.


Observasi
Dispnea dan terjadi peningkatan kerja
1.Observasi frekuensi, kedalaman
pernafasan dan ekspansi dada.Catat upaya nafas.
pernafasan, termasuk
2.2.kongesti alveolar mengakibtakan
2. observasi pola batuk dan karakter sekret
batuk kering / iritasi

DX 3
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan 2x24 jam curah jantung
menjadi adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil : Tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian
kapiler < 3 detik, tidak ada distritnea.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :

15
1.Catat atau perhatikan
kecepatan irama jantung dan adanya 1. takikardi mungkin merupakan cerminan
distrirnea langsung stimulasi otot jantung oleh hormone
tiroid distritnea sering kali terjadi dan dapat
membahnyakan fungsi jantung atau curah
jantug
2. Auskultasi suara jantung, 2. S1 dan mumur yang menonjol yang
perhatikanadanya bunyi jantung tambahan, berhubungan dengan curah jantung
adanya orama gallop dan mumur sistolik. meningakat pada keadaan metabolic.
adanya S3 sebagai tanda kemungkinan
gagal jantung

Kolaborasi
berikan cairan IV sesuai dengan indikasi pemberian cauiran melalui IV dengan
Cepat untuk memperbaiki volum sirkulasi

Observasi
1. Observasi tanda dan gejala haus yang 1. Hidrasi yang cepat dapat terjadi yang
hebat, mukosa membran kering yang
akan menurunkan volum sirkulasi
lemah
dan menurunkan curah jantung.
2. Memberikan hasil pengkajian yang
2. observasi nadi atau denyut jantungpada
pada pasien saat tidur. lebih akurat untuk menentukan
takikardi

DX 4
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan selam 3 x 24 jam citra tubuh klien
tidak terganggu
Kriteria hasil :
 Klien menyatakan perasaan positif terhadap dirinya sendiri.
 Klien berpartisipasi dalam berbagai aspek perawatan dan dalam
pengambilan keputusan tentang perawatan.

Intervensi Rasional
Mandiri :

16
Terima persepsi diri klien dan berikan Untuk memvalidasi perasannya
jaminan bahwa klien dapat mengatasi
krisis ini
Observasi :
Kaji kesiapan klien kemudian libatkan keterlibatan dapat memberikan rasa kontrol
klien dalam mengambil keputusan tentang dan meningkatkan harga diri.
keperawatan, bila memungkinkan.
Edukasi :
1. dorong klien melakukan perawatan diri 1. untuk meningkatkan rasa kemandirian
dan kontrol
2.Dorong klien untuk tetap menuliskan 2. Catatan tertulis dapat membantu
perasaan, tujuan, keluhan, dan menunjukkan kemajuan klien.
kemajuan yang terjadi pada dirinya.

DX 5
Tujuan : Setelah diberi tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam risiko ketidakseimbangan
volume cairan tidak terjadi
Kriteria Hasil :
 Asupan dan haluaran cairan tetap pada kadar yang tepat sesuai usia dan
kondisi fisik.
 Klien mempunyai tugor kulit yang normal.
 Klien mempertahankan kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Timbang berat badan klien setiap hari
1. Untuk membantu mendeteksi
sebelum sarapan.
perubahan keseimbangan cairan.
2. Tentukan cairan apa yang disukai klien
2. Untuk meningkatkan asupan.
dan simpan cairan tersebut disamping
tempat tidur klien.

Kolaborasi : Kolaborasi :
Berikan cairan parenteral sesuai intruksi. membantu mempertahankan keseimbangan
cairan.

17
Observasi : Observasi :
1.Periksa membran mukosa mulut setiap 1. Membran mukosa kering merupakan
hari.
suatu indikasi dehidrasi.
2. Pantau kadar elektrolit serum
2. Perubahan niali elektrolit dapat
menandakan ketidakseimbangan
cairan.
3. Penurunan asupan atau peningkatan
3. Ukur asupan cairan dan haluaran urine
untuk mendapatkan status cairan haluaran mengakibatkan defisit cairan
dan mengakibatkan kelebihan cairan.

Edukasi : Edukasi :
1.Dorong klien untuk mematuhi diet yang 1. Untuk membantu mencapai keseimbangan
diinstrusikan. cairan dan elektrolit.
2. Ajarkan klien dan anggota keluarga 2. Tindakan ini mendorong klien dan
cara mempertahankan asupan cairan pemberian asuhan untuk berpartisipasi
yang tepat, termasuk mencatat berat dalam perawatan, sehingga meningkatkan
badan setiap hari, mengukur asupan kontrol
dan haluaran, dan mengenal tanda
-tanda ketidakseimbangan cairan.

D. Implementasi
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang baik yang menggammbarkan kriteria hasil yang diharapkan .
(Gordon, 1994. Dalam potter & perry, 1997 ).

E. Evaluasi
Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksananya sudah berhasil di
capai.

18
BAB IV
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009).Hipertiroidisme adalah
keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012).Angka kejadian pada hipertiroid lebihbanyak pada wanita dengan
perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009).
Menurut Tarwoto,dkk.2012penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid.Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon
tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol
melalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis.Komplikasi Hipertiroid
adalahEksoftalmus,Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung,
Stromatiroid (tirotoksikosis)

3.2 Saran
Untuk menjadikan makalah ini menjadi makalah yang sempurna maka harus disertai
saran-saran yang bersifat mendorong dan membangun.

19
DAFTAR PUSTAKA

Huda Amin Nurafif, Kususma Hardhi . 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. Yogyakarta : Mediaction.
Wartunah,Tarwoto.2006.kebutuhandasarmanusia proses
keperawatan.Jakarta:SalembaMedika.
http://www.academia.edu/10177541/ASKEP_HIPERTIROID_SGD_

20

Anda mungkin juga menyukai