KERUPUK
DOSEN PENGAMPU :
Disusun oleh:
TIP A
Kerupuk adalah jenis makanan kering yang terbuat dari bahan-bahan yang
mengandung pati cukup tinggi. Kerupuk merupakan makanan kecil yang
mengalami pengembangan volume membentuk produk porus dan mempunyai
densitas rendah selama proses penggorengan (Koswara, 2009).
Sentra kerupuk THR merupakan salah satu home industry yang bergerak
di bidang pangan yakni berupa pembuatan kerupuk. Sentra produksi ini berdiri
selama 18 tahun. Sejak tahun 2000, pada saat itu perusahaan ini masih
menggunakan mesin manual. Kemudian pada tahun 2013, perusahan ini
mempunyai 3 mesin yang digunakan untuk pembuatan kerupuk dan dalam
pengaturan keuangan atau manajemen keuangannya dikelola sendiri oleh owner
dan bukan oleh ahli keuangan (akuntan). Untuk itu perlu dilakukan analisis
kelayakan finansial untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu usaha tersebut
untuk dikelola serta menganalisis kepekaan/ sensitivitas perusahaan terhadap
perubahan biaya operasional, penurunan pendapatan serta gabungan antara
keduanya. Kajian atau studi kelayakan usaha dalam suatu perusahaan akan
memberikan peluang dan gambaran mengenai layak atau tidaknya suatu usaha
tersebut dijalankan (Husnan dan Suwarsono, 2000).
Penelitian ini bertujuan menganalisa kelayakan finansial dari industri
pengolahan kacang oven untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha tersebut
dijalankan dan mengetahui kepekaan perusahaan terhadap kenaikan biaya
operasional dan penurunan pendapatan serta perubahan harga produk dengan
metode Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio),
Internal Rate of Return (IRR), Break Even Point (BEP), Payback Period (PP),
dan Analisis Sensitivitas.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan tanggal 2 Desember 2018. Penelitian dan pengambilan
data dilakukan di sentra produksi kerupuk THR, Kecamatan Kaliwates,
Kabupaten Jember.
Alat dan Bahan
Alat : software microsoft words, microsoft excel.
Bahan : Data finansial mengenai hasil pengamatan pada sentra produksi kerupuk
THR.
Metode Pengumpulan data
1. Wawancara
2. Kepustakaan
Metode Analisa Data
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value merupakan nilai sekarang dari selisih antar benefit (manfaat)
dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. Net Present Value
menunjukkan kelebihan benefit dibanding dengan cost (Soeharto, 1999).
Keterangan:
Bt = penerimaan (benefit social bruto) pada tahun ke-t
Ct = biaya (cost) pada tahun ke-t
n = umur ekonomis proyek (5 tahun)
i = tingkat suku bunga yang berlaku (9%)
t = tahun ke-t
Keterangan:
NPV1 = NPV yang bernilai positif
NPV2 = NPV yang bernilai negatif
i1 = tingkat suku bunga saat NPV bernilai positif
i2 = tingkat suku bunga saat NPV bernilai negatif
4. Break Even Point (BEP)
Untuk mengetahui titk impas yang harus dilampaui oleh hasil penjualan
produk, dapat dilakukan pendekatan dengan menggunakan analisis BEP.
Keterangan:
BT = biaya tetap total
BV = biaya variabel
R = total penerimaan (revenue)
5. Payback Period (PP)
Payback period (PP) merupakan jangka waktu/periode yang diperlukan
perusahaan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah
dikeluarkan untuk berinvestasi kerupuk.
6. Analisis Sensitivitas
Suatu rencana proyek yang sudah diputuskan untuk dilaksanakan
berdasarkan pada perhitungan serta berdasarkan pada evaluasi (NPV, PP dan
IRR) namun dalam kenyataan tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan
yang disebabkan oleh kenaikan harga. Dengan adanya kemungkinan tersebut
maka harus diadakan analisis kembali untuk melakukan penyesuaian
perubahan dari kenaikan harga tersebut (Djamin, 1993).
Tujuan dilakukan analisis kepekaan adalah untuk mengetahui
kemungkinan yang akan terjadi terhadap hasil analisis proyek bila ada suatu
kesalahan atau perubahan dalam dasar penghitungan.
Beberapa parameter yang dapat menyebabkan perubahan pada usaha
kerupuk adalah kendala cuaca yang menyebabkan proses pengeringan pada
kerupuk terganggu. Jika cuacanya cerah dan panas dapat memproduksi
kerupuk 3 kwintal perhari, namun jika musim hujan bisa kering selama 3
hari. Hal ini yang menyebabkan pendapatan produksi dan kualitas kerupuk
juga menurun. Selain itu, yaitu dengan menggunakan kenaikan biaya
operasional dan penurunan penerimaan sebesar 10%, 15% dan 20% serta
gabungan antara kenaikan biaya operasional 10% dan penurunan
penerimaan sebesar 10% ; peningkatan biaya operasional sebesar 15% dan
penurunan pendapatan sebesar 20%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisi Cash Flow
Biaya Investasi
Total biaya investasi yang dikeluarkan oleh home industri kerupuk THR
Kabupaten Jember sebesar Rp. 100.000.000. Sumber biaya tersebut berasal dari
dana sendiri.
Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi
setiap tahunnya. Dengan biaya total sebesar 1,190,600,000. Biaya tersebut terdiri
dari biaya produksi yang dibutuhkan pertahunnya yaitu Rp. 1.180.980.000
pertahun. Biaya perawatan yang dikeluarkan sebesar Rp. 9.620.000 pertahun.
Biaya Pendapatan
Biaya pendapatan (pemasukan) didapatkan dari penjualan kerupuk yaitu sebesar
1.620.000.000/tahun.
Tabel 4. diatas menunjukkan bahwa NPV > 0, Net B/C ratio > 1 dan
nilai IRR > 9% sehingga dapat disimpulkan bahwa industri kerupuk layak
untuk dilanjutkan. Industry kerupuk THR ini tidak peka terhadap penurunan
suku bunga 15%.
Tabel 5. Menunjukkan bahwa nilai NPV > 0, Net B/C ratio > 1, dan nilai
IRR > 9% sehingga dapat disimpulkan bahwa industry kerupuk THR tidak peka
terhadap kenaikan biaya operasional sebesar 10% dan penurunan sebesar 10%
sehingga layak untuk dilanjutkan. Industry kerupuk THR ini peka terhadap
penurunan dan kenaikan suku bunga 10%.
Saran
Perusahaan diharapkan lebih peka dalam perencanaan pengembangan kedepan
sehingga tidak terjadi perubahan biaya operasional maupun penurunan
penerimaan hingga mencapai titik kritis.
DAFTAR PUSTAKA