Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI RETINOPATI

Oleh :
ELISABET ELCHIAFINA DUA NURAK
PO7142011610202
Tingkat IV A

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN KEPERAWATAN
D IV KEPERAWATAN
MAKASSAR
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan : Komplikasi Retinopati

Waktu : 30 menit

Sasaran : Pasien Diabetes Melitus

Hari/tanggal : Jumat 3 April 2020

Tempat : Aula Puskesmas Mekar Kasih

Penyuluh : Elisabet Elchiafina Dua Nurak

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang Diabetes Melitus dengan komplikasi
retinopati selama 30 menit, peserta diharapkan mampu memahami tentang
retinopati diabetik.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :

1. Menjelaskan pengertian retinopati diabetik


2. Menyebutkan tanda dan gejala retinopati diabetik
3. Menyebutkan penanganan retinopati diabetik
4. Menyebutkan pencegahan retinopati diabetik
III. Materi
Materi penyuluhan terlampir.

IV. Metode
Ceramah dan tanya jawab

V. Media
Power Point & Leaflet

VI. Susunan Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu

1. Pra 1. Memberikan 1. 5 menit


interaksi salam kepada 2.
peserta penyaji
2. Memperkenal 3.
kan diri pertanyaan
3. Menjelaskan
maksud dan tujuan
penyuluhan
4. Menanyakan
pengetahuan
mengenai
hipoglikemia
5. Menyampaika
n pokok bahasan
6. Menyepakati
waktu kegiatan
2. Kerja Menjelaskan: 1. Memperhatika 20 menit
n dengan
1. Menjelaskan seksama
Pengertian retinopati
diabetik
2. Menjelaskan tanda
dan gejala retinopati
diabetik
3. Menyebutkan
penanganan
retinopati diabetik
4. Menyebutkan
pencegahan
retinopati diabetik
3. Terminasi 1. Memberikan 1. Menjawab 5 menit
kesimpulan pertanyaan
2. Memberikan 2. Menjawab
pertanyaan kepada salam
peserta
3. Memberi
pujian atas jawaban
yang disampaikan
4. Mengucapkan
salam

VII. Evaluasi
1. Persiapan
a. Penyuluh dan peserta berada pada posisi yang sudah direncanakan
b. Semua peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
c. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
d. Pre Planning telah disetujui
e. Leaflet, materi dalam bentuk power point dan LCD telah tersedia
f. Peran dan tugas penyuluh sesuai dengan perencanaan
2. Proses
a. Peserta penyuluhan tampak antusias
terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mampu berkonsentrasi dan
mendengarkan penyuluhan dengan baik
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara baik dan benar sesuai penyampaian materi
3. Hasil
a. 80% dari peserta penyuluhan mengetahui pengertian retinopati
diabetik
b. 80%  mengetahui tanda dan gejala retinopati diabetik
c. 80% peserta penyuluhan dapat menjelaskan penanganan retinopati
diabetik
d. 80% peserta penyuluhan dapat menyebutkan cara pencegahan
retinopati diabetik
VIII. Lampiran Materi Penyuluhan

RETINOPATI DIABETIK

A. Pengertian
Retinopati adalah kelainan pembuluh darah yang menuju ke mata
berupa perdarahan, tidak adekuatnya pasokan darah dan penyumbatan
pembuluh darah. Akibat yang serius adalah kerusakan retina, yang
kadang-kadang menetap dan menyebabkan penurunan fungsi
penglihatan bahkan kebutaan.
Penyakit retinopati adalah penyakit lanjutan dari seseorang yang
telah mengalami diabetes melitus atau hipertensi.  Faktor yang
diperkirakan penting dalam perkembangan retinopati adalah seseorang
yang yang sudah dinyatakan terserang diabetes melitus dan hipertensi.
Dalam suatu kasus,seseorang yang telah lama mengalami diabetes
melitus,80% kepastiannya diperkirakan mengalami retinopati.
Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di
mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula
dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. Diabetes Mellitus / DM
dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau kencing manis
yang mempunyai jumlah penderita yang cukup banyak di Indonesia juga
di seluruh dunia. Penyakit Diabetes Melitus terjadi ketika kadar gula
(glukosa) dalam darah berlebih. Kelebihan gula tersebut menjadi racun
bagi tubuh penderita.
Retinopati diabetik adalah salah satu bentuk komplikasi diabetes
melitus, di mana kadar gula yang tinggi pada akhirnya mengakibatkan
kerusakan pada pembuluh darah retina mata, terutama di jaringan-
jaringan yang sensitif terhadap cahaya. Kondisi ini dapat diderita oleh
siapapun yang menderita diabetes tipe 1 maupun 2, terutama mereka
yang gula darahnya tidak terkontrol dan telah menderita diabetes dalam
jangka waktu yang lama. Pada awalnya, retinopati diabetik seringkali
hanya menunjukkan gejala ringan, atau bahkan tidak menimbulkan
gejala sama sekali. Namun apabila tidak ditangani, retinopati diabetik
dapat menyebabkan kebutaan. Maka dari itu, penderita diabetes melitus
selalu disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata rutin setidaknya
satu kali dalam setahun meskipun tidak merasakan keluhan apapun pada
mata.
Retinopati Hipertensi (hypertensive retinopathy)adalah
kerusakanpada retina akibattekanan darah tinggi.Kelainan pembuluh
darah dapat berupa penyempitan umum atausetempat, percabangan
pembuluh darah yang tajam, fenomena crossingatau sklerose
pembuluhdarah.Kelainan pembuluh darah ini dapat mengakibatkan
kelainan pada retina yaitu retinopatihipertensi.Retinopati hipertensi dapat
berupa perdarahan atau eksudat retina yang pada daerahmakula dapat
memberikan gambaran seperti bintang (star figure).
B. Tanda dan Gejala
Pada tahap awal, retinopati diabetik dapat menimbulkan gejala
yang khas seperti:
1. Penglihatan kabur dan ganda.
2. Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata
3. Melihat lingkaran-lingkaran cahaya ataupunmelihat bintik gelap dan
cahaya kelap-kelip.
4. Tidak dapat melihat sesuatu yang ada pada salah satu sisi.
5. Kesulitan dalam membaca.
6. Mata merah dan gatal.
7. Kehilangan penglihatan warna.
8. Sesuatu yang lurus tidak keliahatan lurus.
C. Penanganan
Retinopati diabetik dapat di tangani dan disembuhkan. Penanganan
terbaik yang di ketahui adalah :
a. Bedah laser
Laser digunakan untuk pembakaran kecil pada retina,
untuk menambal pembuluh darah ekstra, dan menghindari
tumbuhnya pembuluh darah baru yang rapuh. Edema macular
juga dapat di tangani dengan bedah laser. Sebagai tambahan,
alat bantu penglihatan kurang, seperti lensa pembesar (untuk
close up) dan lensa telescopic (untuk jarak) dapat membantu.
Apabiloa ada perdarahan vitreous atau operasi untuk
mengangkat pembuluh darah yang pecah dan jaringan scar
(jaringan bekas luka), untuk menghentikan perdarahan, untuk
mengganti sebagian cairan vitreous dalam mata dengan cairan
garam, dan kadang-kadang di perlukan tindakan operasi untuk
memperbaiki detached (ablasio) retina. Ada pila cara
penanganan retinopati diabetik dengan menyuntikan obat
(biasanya obat anti fakta pertumbuhan) ke dalam retiana.
b. Foto coagulasi
Penyinaran dengn sinar laser (xenon ARC) membuka area
baru dalam pengobatan retinopati. Khususnya pada diabetes
retinopati grade II (DR II) jelas terjadi perbaikan pada retina
dan penglihatan. Pada DR II lanjut dan DR III kelaianan ini
menetap, sehingga tidak terjadi kemunduran penglihatan.

Cara kerja dan kegunaan foto coagulasi ini adalah :

1) Membekukan dan merusak kapiler sumber perdarahan.


2) Mencegah pembentukan pembuluh darah baru.
3) Mencegah perlengketan retina dan pertumbuhan jaringan
ikat.
D. Pencegahan
Prinsip utama  penatalaksanaan dari retinopati diabetik adalah
pencegahan. Pencegahan maksimal dapat dicapai dengan
memperhatikan berbagai hal yang dapat mempengaruhi
perkembangan retinopati diabetik. Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan guna mencegah retinopati diabetik antara lain:
a. Pemeriksaan Mata
Prinsip utama dalam menangani retinopati diabetik adalah
pencegahan dengan deteksi dini sebelum terjadi gangguan
penglihatan yang berat. Walaupun belum mengeluh dan tanpa
melihat berapa lama pasien menderita diabetes, seorang pasien
harus dirujuk ke dokter mata untuk menjalani pemeriksaan mata
awal (skrinning).
Pemeriksaan mata rutin pada pasien dengan DM sangat
dianjurkan. Pemeriksaan mata pertama kali dianjurkan
dilakukan pada saat pasien didiagnosis DM atau maksimal 5
tahun setelah terdiagnoisis DM. Pemeriksaan mata selanjutnya
dilakukan secara berkala setiap satu tahun sekali.
Dalam pemeriksaan, mata akan ditetes supaya pupil
menjadi lebih lebar dan dokter dapat mengamati retina secarra
seksama. Sebaiknya dilakukan untuk dokumentasi dengan foto
fundus, atau pencitraan lain yang diperlukan.
b. Kontrol Kadar Glukosa Darah
Kontrol kadar glukosa darah dengan mengkonsumsi obat
sesuai anjuran dokter Anda. Lakukan pengecekan kadar glukosa
darah secara rutin minimal 1 bulan sekali, dan lakukan
pemeriksaan kadar HbA1C minimal 6 bulan sekali. Berdasarkan
penelitian Diabetic Control and Complication Trial (DCCT)
diketahui bahwa gula darah yang terkontrol selama 3 tahun pada
pasien DM dapat menurunkan resiko terjadinya retinopati
diabetik hingga 60% dan mencegah perburukan retinopati
diabetik hingga 54%. Pada penelitian yang dilakukan United
Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) diketahui
bahwa setiap penurunan HbA1C sebesar 1% akan diikuti
dengan penurunan resiko komplikasi mikrovaskular sebesar
35%. Kontrol optimum glukosa darah / HbA1c sebesar < 7%
diketahui dapat mempertahankan atau menunda terjadinya
retinopati diabetik.
c. Perbaiki Pola Hidup
Retinopati diabetik merupakan komplikasi dari DM. Oleh
karena itu, memperbaiki faktor-faktor risiko penyakit DM akan
membantu mencegah terjadinya retinopati diabetikum.
Dalam memperbaiki pola hidup, hal-hal yang perlu
dihindari pasien Retinopati Diabetik adalah sebagai berikut :
1) Merokok
Merokok telah lama diketahui menyebabkan penyakit
jantung, kanker paru-paru hingga impotensi. Namun,
banyak orang tidak menyadari bahwa merokok dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan. Merokok
meningkatkan kesempatan terkena diabetes. Jangan tunggu
sampai terkena diabetes, karena komplikasi diabetes
menyebabkan retinopati diabetik, penyakit jantung, stroke,
penyakit pembuluh darah, kerusakan saraf dan masih
banyak lainnya. Saat menghisap asap rokok, sedikitnya ada
60 bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker dan lebih
dari 4000 zat yang berbahaya bagi tubuh ikut terhisap. Zat
berbahaya tersebut antara lain nikotin, amonia, dan karbon
monoksida. Pada perokok terdapat peningkatan kadar gula
darah dan juga peningkatan distribusi lemak perut,
tambahan lagi keduanya ini merupakan penanda yang dapat
menyebabkan terjadinya resistensi hormon Insulin.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan oleh
American Journal of Epidemiology, seorang perokok berat
yang merokok sebanyak 16–25 batang atau lebih setiap
harinya memiliki risiko dua kali lipat lebih banyak
menderita Diabetes Mellitus jika dibandingkan dengan
orang yang tidak merokok. The Cancer Prevention Study
menemukan bahwa perempuan yang merokok lebih dari 40
batang per hari memiliki risiko terkena Diabetes Mellitus
74% lebih tinggi daripada perempuan yang tidak merokok,
sedangkan risiko terkena Diabetes Mellitus bagi laki-laki
perokok meningkat sebesar 45%. Maka, dapat disimpulkan
bahwa dengan semakin seringnya merokok, risiko
seseorang untuk menderita Diabetes Mellitus akan semakin
bertambah. Bagi penderita Diabetes Mellitus, sadari bahwa
kebiasaan merokok dapat memperburuk penyakit Diabetes
Mellitus karena merokok dan Diabetes Mellitus saling
membahayakan satu sama lain.
2) Obesitas
Komplikasi lain yang berhubungan dengan diabetes
melitus dan obesitasadalah retinopati diabetik. Hubungan
antara diabetes melitus dan obesitas dengan kejadian
retinopati diabetik salah satunya adalah terjadinya
neovaskularisasi pada retina yang rentan pecah dan dapat
menjadi retinopati.
Orang yang menderita obesitas lebih berisiko
terhadap diabetes. Untuk dapat mengurangi risiko diabetes
yaitu dengan menurunkan berat badan. Jaga berat badan
agar tetap ideal agar terhindar dari bahaya diabetes. Bahkan
mengurangi berat badan sekitar 5 persen saja dapat
menurunkan risiko diabetes hingga 70 persen.
3) Kebiasaan mengkonsumsi junk-food (makanan cepat saji)
Hindari kebiasaan mengkonsumsi makan cepat saji.
Orang yang gemar makan makanan cepat saji lebih
terancam mengalami obesitas dan mengembangkan tingkat
resistensi insulin hingga 2 kali lipat. Selain itu, banyak
makanan cepat saji yang sarat akan lemak trans yang tidak
sehat dan karbohidrat olahan. Hal tersebut dapat membuat
berat badan tidak stabil dan meningkatkan risiko diabetes.
4) Gizi seimbang
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk memenuhi gizi
seimbang adalah sebagai berikut :
a) Makanlah beraneka ragam makanan, untuk menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.
b) Makanlah untuk memenuhi kecukupan energi (capai
dan pertahankan berat badan normal) agar dapat
melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti bekerja,
belajar, berolahraga dan kegiatan lain.
c) Makanlah sumber makanan karbohidrat, pilihlah
karbohidrat kompleks dan serat seperti padi-padian
(beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong, ubi
jalar, kentang), sagu, dan lain-lain. Kemudian makanlah
sumber makanan karbohidrat sederhana alamiah seperti
buah-buahan, sayuran dan susu serta karbohidrat
sederhana yang diproses seperti gula, madu, sirup, bolu,
selai, dan lain-lain.
d) Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai
seperempat kecukupan energi. Lemak dan minyak
dalam makanan berguna untuk memenuhi kebutuhan
energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K
serta menambah lezatnya makanan.
e) Gunakan garam beryodium.
5) Olahraga secara teratur
Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan
menjaga kadar gula darah tetap normal. Prinsipnya tidak
perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara
teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
Beberapa contoh olah raga yang disarankan yaitu jalan atau
lari pagi, bersepeda, berenang. Olahraga aerobik ini paling
tidak dilakukan selama total 30-40 menit per hari didahului
dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan
antar 5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak jumlah
dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh
dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.

Anda mungkin juga menyukai