Alitas Hadis Menurut Ulama Hadis
Alitas Hadis Menurut Ulama Hadis
Ketika Hajar gelisah dan terperanjat dengan keadaan yang sangat menyedihkan
dengan ketiadaan air, tumbuhan dan penduduk, ia bertanya kepada suaminya:
“Kepada siapakan, kami ditinggalkan di tempat seperti ini? “Kepada Allah swt,” jawab
Nabi Ibrahim. “Kami rela dan pasrah dengan Allah”, sahut Hajar. Kemudian Nabi
Ibrahim meyakinkan istrinya bahwa apa yang dilakukannya adalah atas peritah Allah
swt. Akhirnya, keduanya ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim dan melakukan perjalanan ke
dekat Baitullah. Sesampainya di Baitullah, ia berdoa kepada Allah untuk keselamatan,
kecukupan rezeki, dan perlindungan terhadap keduannya: “Ya Tuhan kami,
sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya
Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati
sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-
buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”.[6]
Setelah beberapa lama ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim, Hajar merasakan anaknya,
Isma’il mengalami kehausan yang demikian parah, lalu keduanya lari mondar-mandir
antara Shafa dan Marwa mencari sumber air, sampai pada akhirnya muncul keajaiban
sumur zam-zam dalam sejarah dari hasil tendangan atau injakan kaki Nabi Isma’il
yang pada saat itu masih dalam keadaan bayi. Injakan inilah yang menghantarkan
adanya kekuatan bantuan Jibril atas perintah Allah, sehingga mengalir air dari sumur
yang kemudian dikenal dengan sumur zam-zam.[7]
Munculnya sumur ini di tengah bebatuan padang pasir yang senantiasa berubah-ubah
dan tidak stabil, dengan kepadatan batu yang sudah sangat mengkristal, tidak
bercelah dan berlubang sama sekali, bahkan umumnya tidak tertembus dan terembesi
air merupakan suatu hal yang sangat menakjubkan dan membetot pandangan. Lebih
menakjubkan dan mencengangkan lagi, ternyata sumur itu terus memancarkan fresh
pure water (al-ma’ al-zulal) dalam jangka 4000 tahun[8], kendati telah tertimbun tanah
dan digali berkali-kali sepanjang masa ini. Rata-rata pencaran sumur sam-sam setiap
hari mencapai 11 sampai 18,5 liter perdetik.
Sumur itu benar-benar sumur yang berkah. Sumbernya muncul dengan penuh
kemukjizatan sebagai anugerah bagi Nabi Ibrahim AS, istrinya, dan anaknya Nabi
Ismail AS. Sumber air zam-zam yang memancar ke sumur zam-zam baru diketahui
setelah penggalian terowongan di sekitar Mekah al-Mukarramah. Para pekerja
memperhatikan pencaran air yang begitu deras di dalam terowongan tersebut dari
belahan-belahan kapiler sangat kecil yang membentang sampai jarak yang sangat luar
biasa jauhnya dari Mekah al-Mukarramah, dan seluruh kawasan di sekitarnya.
Hal ini mempertegas sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa sumur zam-zam
muncul dari galian dahsyat yang dideskripsikan Rasulullah SAW
sebagai Hazmah Jibril AS dan suqyah Allah SWT untuk Ismail AS.
Sebab hazmah menurut arti bahasa berarti galian yang dahsyat.
Bertolak dari kemuliaan tempat dan kedalaman keimanan orang-orang yang
dimuliakan di dalamnya, muncullah kekeramatan dan khasiat ampuh air zam-zam yang
dideskripsikan Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya: Air zam-zam tergantung
maksud diminumnya. Dalam sabda lain, beliau juga menyatakan: Sebaik-baik air yang
terdapat di muka bumi adalah air zam-zam yang di dalamnya terdapat makanan yang
lezat dan obat penyembuh untuk berbagai macam penyakit.
Diriwayatkan dari Ummul Mukminin Aisyah RA. bahwasanya ia selalu membawa air
zam-zam setiap kali berziarah ke Mekah al-Mukarramah. Rasulllah SAW sendiri juga
suka membawanya untuk diminumkan pada orang-orang yang sakit dan dibasuhkan
pada bagian-bagian tubuh yang sakit, sehingga mereka sembuh dari sakit dan bagian
tubuh mereka pun pulih kembali dengan izin dan kehendak Allah SWT.
Setiap komposisi dari sekian banyak komposisi kimia ini masing-masing mempunyai
peran yang sangat penting dalam meningkatkan vitalitas sel-sel tubuh manusia dan
mengganti kekurangan komposisi kimia di dalam sel-sel tersebut. Dan sudah terbukti
bahwa ada keterkaitan yang erat antara kekurangan komposisi kimia tubuh manusia
dengan berbagai macam penyakit.
Sudah diketahui pula bahwa air mineral yang layak maupun tidak layak diminum telah
digunakan untuk terapi pengobatan dari berbagai macam penyakit sejak berabad-abad
yang lalu. Air mineral yang layak diminum telah membuktikan perannya dalam
penyembuhan sejumlah penyakit, misalnya keasaman perut, kesulitan percernaan dan
berbagai penyakit pembuluh darah koroner (angina pectoris – nyeri dada yang
mencekam dan pembekuan atau penggumpalan pada pembuluh darah), dan lain-lain.
Sedangkan air mineral yang tidak layak diminum tetap bermanfaat untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit, reumatik, radang otot dan urat, dan
lain-lain. Secara umum, peran air mineral tersebut adalah untuk meningkatkan
kelancaran peredaran darah atau berperan sebagai pengganti kerusakan berbagai
unsur di dalam tubuh pasien pengidap penyakit.[12]
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan demikian, air zam-zam yang secara sains mengandung unsur/zat yang sangat
bermanfaat memiliki kaitan yang sangat erat dengan penyembuhan penyakit. Oleh
karena itu, pengertian dari kalimat lima syuriba lah dalam hadis tersebut lebih tepat
dimaknai dengan ikhtiar medis, baik sebagai tindakan preventif maupun terapis.
Jadi, hadis tentang air zam-zam tidak bertentangan dengan sains, justru memiliki
kaitan yang sangat erat dengan sains. Hadis tersebut menginformasikan kelebihan air
zam-zam yang dapat dikonsumsi untuk kepentingan kesehatan, karena kadar
kandungan zat dalam air tersebut melebihi air mineral yang paling bagus sekalipun, di
samping untuk tujuan peningkatan keimanan dengan merasakan, menyelami, dan
menghayati tanda kebesaran ciptaan Allah swt, sehingga memiliki kesadaran spiritual
dalam setiap langkah dalam kehidupan di dunia. [13]