Abstrak
PT. “X” (Persero) adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan pesawat terbang di
Indonesia dan memiliki kompetensi dalam perancangan, produksi dan pengembangan produk.
Untuk memroduksi pesawat terbang dibutuhkan banyak part/komponen dari bagian produk
tersebut yang membutuhkan banyak mesin dalam pembuatannya. Untuk itu, dibutuhkan sistem
perawatan mesin yang tepat. Sistem perawatan mesin di PT. “X” terdiri dari sistem perawatan
perbaikan (corrective maintenance) dan pencegahan (preventive maintenance). Namun sistem
perawatan preventive maintenance tidak dilakukan pada semua komponen, yang
memungkinkan mesin rusak dalam pembuatan sebuah komponen kritis. Pada penelitian ini
akan dibuat sistem perawatan preventive untuk komponen kritis yang terdapat pada mesin
kritis di PT. “X” yaitu komponen Coller Thrust pada mesin milling AABD06, dengan
menghitung interval penggantian pencegahan komponen, sehingga diharapkan dapat
mencegah terjadinya kerusakan komponen secara tiba-tiba dan dapat meminimasi downtime.
Dari hasil penelitian diperoleh interval waktu penggantian pencegahan yang optimal untuk
komponen kritis Collar Thrust adalah setiap 450 jam. Sedangkan interval waktu pemeriksaan
optimal untuk komponen tersebut adalah 412 jam. Terjadi penurunan total downtime yang
diakibatkan kerusakan komponen dari 54,50 jam menjadi 6,94 jam. Dihasilkan pula
penurunan total biaya dengan perawatan dari Rp. 197.427.088,94 menjadi Rp.
119.902.134,59.
PENDAHULUAN
PT. “X” (Persero) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang produksi dan
perawatan pesawat terbang di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di departemen Facility
Maintenance. Departemen ini memiliki tugas untuk melakukan perawatan pada mesin-
mesin yang ada di perusahaan. Sistem perawatan di perusahaan ini terdiri dari sistem
perawatan perbaikan (corrective maintenance) dan sistem perawatan pencegahan
(preventive maintenance). Namun sistem perawatan pencegahan yang ada dinilai masih
kurang efektif karena tidak semua komponen memiliki penjadwalan preventive. Dengan
kerusakan mesin secara tiba-tiba sehingga memerlukan perbaikan, maka sistem akan
berhenti. Padahal, untuk komponen kritis yang sedang dibuat, kerusakan mesin secara tiba-
tiba akan menyebabkan kerugian perusahaan yang tidak sedikit. Oleh karen itu, perumusan
masalah yang dihadapi pada penelitian ini adalah bagaimana menentukan interval
perawatan pencegahan komponen kritis di mesin milling tertentu guna meminimasi
downtime dan bagaimana menghitung biaya perawatan pencegahan kerusakan komponen
kritis di mesin milling tertentu tersebut.
TI-174
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI X) 2016
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Jakarta, 21-22 April 2016
Mulai A
Studi Lapangan
Menentukan Parameter Distribusi
Waktu Antar Kerusakan
Studi Pustaka
Uj Kecocokan Distribusi Kolmogorov-Smirnov
Weibull 2 Parameter
Identifikasi Perumusan Masalah
Pengolahan Data
Menentukan Interval Waktu Pemeriksaan Komponen
A Selesai
TI-175
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI X) 2016
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Jakarta, 21-22 April 2016
TI-176
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI X) 2016
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Jakarta, 21-22 April 2016
akan didapatkan koefisien-koefisien regresi yaitu a dan b, maka kemudian dapat dicari
distribusi parameter θ dan β.
Perhitungan parameter distribusi Weibull dilakukan dengan menggunakan rumus:
( ) (1)
(2)
Dari perhitungan parameter distribusi waktu antar kerusakan untuk distribusi Weibull
didapatkan nilai θ (parameter skala) = 1.106,84 dan β (parameter bentuk) = 1,95.
5. Uji Kecocokan Distribusi
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui data berdistribusi Weibull.
Pengujian ini dilakukan menggunakan uji statistik yaitu uji distribusi non parametrik
Kolmogorov-Smirnov. Adapun formulasi uji hipotesis pengujian ini adalah:
Distribusi waktu antar kerusakan mengikuti distribusi Weibull.
Distribusi waktu antar kerusakan tidak mengikuti distribusi Weibull
6. Perhitungan Mean Time To Failure (MTTF) dan Mean Time To Repair (MTTR)
Untuk menentukan rata-rata waktu antar kerusakan (MTTF) didasarkan pada
distribusi yang terbentuk dari data yang terkumpul berkenaan waktu kerusakan. Untuk
menghitung nilai MTTF distribusi weibull adalah sebagai berikut:
( ) (3)
( )
( )
Dimana nilai ( ) didapat dari tabel fungsi gamma dengan nilai 0,88659.
Untuk menentukan waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan perbaikan (MTTR)
adalah sebagai berikut:
(4)
( )
TI-177
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI X) 2016
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Jakarta, 21-22 April 2016
TI-178
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI X) 2016
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Jakarta, 21-22 April 2016
Adapun perbandingan total downtime sebelum dan sesudah penggantian pencegahan dapat
dilihat pada Tabel 6.
(10)
jam
4) Waktu rata-rata pemeriksaan
(11)
(12)
jam
5) Rata-rata kerusakan
(13)
6) Frekuensi Pemeriksaan
√ (14)
TI-179
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI X) 2016
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Jakarta, 21-22 April 2016
8) Downtime pemeriksaan
( ) (16)
( )
( )
Tabel 7. Perbandingan total biaya sebelum dan sesudah tindakan perawatan pencegahan
Biaya Sebelum Sesudah
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400.000,00 Rp 1.440.000,00
Biaya Pembelian Komponen Rp 55.903.375,00 Rp 100.626.075,00
Biaya Kehilangan Produksi Rp 140.123.713,94 Rp 17.836.059,59
Total Biaya Rp 197.427.088,94 Rp 119.902.134,59
Selisih Total Biaya Rp 77.524.954,35
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan pemecahan masalah serta hasil pengumpulan dan pengolahan
data serta analisa dan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan yang
berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan dan dapat mencapai tujuan
pemecahan masalah. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian di PT. “X”
adalah sebagai berikut
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penentuan interval perawatan ini
menggunakan model age replacement. Model tersebut digunakan untuk mengetahui
interval penggantian pencegahan komponen dengan kriteria minimasi downtime.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan kriteria ini, dihasilkan interval waktu
penggantian pencegahan dan interval waktu pemeriksaan, dimana interval penggantian
pencegahan komponen Collar Thrust dilakukan pada saat komponen mencapai umur
450 jam, sedangkan interval pemeriksaan komponen Collar Thrust dilakukan setiap
412 jam.
2. Untuk total biaya sebelum dan sesudah dilakukan perawatan pencegahan, didapatkan
hasil bahwa total biaya sebelum perawatan pencegahan pada komponen Collar Thrust
adalah Rp. 197.427.088,94. Sedangkan total biaya sesudah perawatan pencegahan pada
komponen Collar Thrust adalah Rp. Rp. 119.902.134,59. Maka terjadi penurunan total
biaya perawatan dengan selisih dari total biaya sebelum dan sesudah dilakukan
penggantian pencegahan adalah Rp. 77.524.954,35.
DAFTAR PUSTAKA
1. Assauri. Sofjan. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
2. Aristiono. F.A. Purwaningsih. Isti. & Dania W.A.P. (2011). Aplikasi Optimal
Preventive Replacement Age Model Untuk Menentukan Jadwal Penggantian
Komponen Dumping Grate Pada Mesin Ketel Uap. Jurnal Teknologi Pertanian.
TI-180
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI X) 2016
Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional
Jakarta, 21-22 April 2016
TI-181