BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemeliharaan
Menurut Corder (1996) pemeliharaan (maintenance) merupakan suatu
kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam
atau untuk memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Dari
pengertian diatas disimpulkan pemeliharaan merupakan suatu kegiatan atau
aktifitas yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi aset agar dapat bekerja
sebagaimana mestinya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan BMN/D Bab VII Pengamanan dan Pemeliharaan Bagian kedua Pasal
46: pemeliharaan adalah suatu rangkaian kegiatan untuk menjaga kondisi dan
memperbaiki semua barang milik negara/daerah agar selalu dalam keadaan baik
dan layak serta siap digunakan secara bedaya guna dan berhasil guna.
Pemeliharaan merupakan kombinasi berbagai aktivitas untuk
mempertahankan suatu peralatan atau sistem yang bekerja sesuai dengan
fungsinya (Duffuaa, 1999).
Menurut Assauri (2004), pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara
dan menjaga fasilitas/peralatan dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan adalah
sebuah kegiatan atau aktivitas yang harus dilakukan secara berkelanjutan dengan
tujuan untuk menjaga dan mengurangi kerusakan dengan sumber daya yang ada
agar aset berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
Fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis
dari mesin dan peralattan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan
peralatan produksi tersebut selalu dalam kondisi optimal dan siap pakai saat
pelaksanaan proses produksi.
8
2.2 Jenis Pemeliharaan
Menurut Corder (1996) pemeliharaan secara umum terdiri dari
pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana. Berikut ini adalah
penjelasannya:
9
- Reparasi minor : merupakan aktivitas perbaikan kecil yang bukan
ditemukan saat inspeksi.
- Overhaul terencana
2.3 Perancangan
Menurut Ladjamudin (2005), perancagan adalah suatu kegiatan yang
memiliki tujuan untuk mendesign hal baru yang dapat menyelesaikan masalah-
masalah
yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif yang
terbaik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian rancangan adalah
sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana; program; desain.
Sedangkan arti kata perancangan adalah proses, cara, perbuatan merancang.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan merupakan
suatu pola yang dibuat untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh suatu
organisasi.
10
c. Systems & Technology
Di dalam elemen systems & technology menjelaskan mengenai inventory
& stores, computerized maintenance management system (CMMS),
Preventive maintenance, equipment condition monitoring, decision suppor
& expert systems.
d. Materials & Physical Plant
Di dalam elemen materials & physical plant menjelaskan mengenai asset
condition/wellness, tooling/shops/cribs, stores & spares,housekeeping dan
capital planning.
11
12
2.4.1 Leadership and People
Leadership and people merupakan elemen penting untuk mencapai keunggulan
dalam pemeliharaan. Dalam suatu organisasi peranan dari karyawan banyak
diandalkan
serta dengan kepercayaan terhadap kekuatan karyawan perusahaan
membuat suatu perubahan. Indikator dari leadership and people yaitu:
1. Strategy and Business Planning
Tingkat keunggulan strategi and business planning perusahaan dapat
dilihat
dari lima tingkat kedewasaan dibawah ini:
a. Excellence
Strategy and Business Planning dinyatakan excellence apabila strategi
berhubungan dengan misi, visi, jangka panjang, dan tujuan. Tujuan bersifat
spesifik, terukur, dapat dicapai dan realistis dan tepat waktu. Tindakan yang
dilakukan sesuai dengan perkataan. Strategi yang dibuat berkaitan dengan
tujuan perusahaan.
b. Competence
Strategy and Business Planning dinyatakan competence apabila strategi tidak
berhubungan dengan tujuan perusahaan serta tindakan yang dilakukan tidak
sesuai dengan perkataan yang diucapkan.
c. Understanding
Strategy and Business Planning dinyatakan understanding apabila perusahaan
menetapkan beberapa tujuan untuk jangka panjang serta rencana tahunan yang
digunakan oleh perusahaan.
d. Awareness
Strategy and Business Planning dinyatakan awareness apabila terdapat
program preventive maintenance (PM) yang dilakukan pada saat kegiatan
pemeliharaan serta manfaat dari PM diakui.
e. Innocence
Strategy and Business Planning dinyatakan innocence yaitu pemeliharaan
dilakukan apabila terjadi breakdown serta tidak dinyatakannya suatu tujuan.
13
Menurut Solihin (2012) di dalam buku Manajemen Strategis, strategi
merupakan berbagai cara untuk mencapai tujuan. Tujuan yang baik menurut
Solihin (2012) adalah :
a. Dapat diukur
14
c. Understanding
Dinyatakan dengan understanding apabila ada pelaporan dari tim khusus
untuk pemeliharaan dan struktur pusat dari perusahaan.
d. Awarness
Sentralisasi organisasi/struktur terbentuk berdasarkan adanya kerusakan.
Pengontrolan dilakukan melalui supervisor pemeliharaan/pemimpin dalam
menanggapi tuntutan produksi.
e. Innocence
Sentralisasi organisasi/struktur terbentuk berdasarkan adanya kerusakan.
15
Tabel 2.1
Keuntungan dan Keuntungan Organisasi
Sentralisasi Desentralisasi
Keuntungan Kerugian Kekurangan Kerugian
1. Berfokus pada 1. Respon lebih 1. Sangat 1. Sulit untuk
sasaran lambat responsive melakukan
2. Pengendalian 2. Ownership terhadap prioritas
personil dan individu lebih kebutuhan 2. Sulit
kualitasnya rendah setiap area mempertahan
lebih mudah 2. Ownership kan
3. Penggunaan kuat keterampilan
alat bantu 3. Penggunaan
lebih efisien peralatan
bantu kurang
Sumber : Mitchell (2006)
16
b. Competence
Sebagian besar pekerja memiliki beragam keterampilan dan secara teratur
menggunakan keterampilan yang dimiliki. Staf produksi melakukan beberapa
tugas pemeliharaan. Waktu pelatihan 1-2 minggu per pekerja dalam setahun.
c. Understanding
Pekerja memiliki beragam keterampilan dan sering menggunakan
keterampilan yang dimiliki. Minimal staf produksi melakukan tugas
pemeliharaan minor. Waktu pelatihan kurang dari satu minggu per pekerja
dalam setahun. Dilakukannya analisis kebutuhan untuk setiap pelatihan
pekerja.
d. Awareness
Di dalam tingkat ini tidak ada ragam kemampuan yang digunakan. Staf
produksi tidak melakukan pemeliharaan peralatan. Waktu untuk pelatihan
dilakukan kurang dari satu minggu per pekerja dalam setahun. Beberapa
pelatihan membutuhkan analisis kebutuhan.
e. Innocence
Tidak ada keterampilan yang digunakan. Staf produksi tidak melakukan
pemeliharaan peralatan. Pelatihan hanya dilakukan ketika dibutuhkan saja.
17
c. Pelatihan harus terintegrasi dengan standar operasi prosedur
d. Harus ada kesempatan untuk melakukan pelatihan On Job Training
e. Evaluasi teratur setelah pelatihan diperlukan untuk menilai kecakapan dan
kelancaran bekerja
Menurut Mitchell (2006), program pelatihan memiliki beberapa ciri
sebagai
berikut :
a. Pelatihan teratur dalam cara kerja yang aman, identifikasi bahaya, dan
pencegahannya
b. Fokus dalam menyediakan semua yang diperlukan dalam mencapai target
perusahaan
c. Sistem untuk memastikan pengembangan skill dan knowledge karyawan
berlangsung terus menerus
d. Pelatihan dibuat sesuai dengan kebutuhan skill
e. Sebagai cara untuk mencapai kepuasan karyawan, penghargaan untuk
kontribusi nyata
f. Re- training dan Re-sertifikasi untuk memastikan skill serta kualitas kerja
tetap terjaga
18
manajemen dan kebutuhan untuk perubahan dijelaskan diawal dan diterima
secara luas. Perubahan yang dilakukan biasanya sukses.
c. Understanding
Beberapa pekerjaan dilakukan dengan cara kerjasama antara manajemen dan
tenaga kerja, ada tingkat kepercayaan yang moderat. Alasan untuk perubahan
biasanya dijelaskan diawal, namun perubahan yang dilakukan terkadang
gagal.
d. Awareness
Manajemen menjelaskan motivasi ketika ada pertanyaan. Beberapa muncul
19
Menurut Mitchell (2006), menyebutkan bahwa kepuasan karyawan dapat
didasarkan atas pengakuan atas kesuksesan/hasil, perlakuan jujur, terbuka dan
adil, rasa ownership, kompensasi, dorongan inisiatif, dan pengontrolan yang
cukup
untuk semua kondisi. Mitchell mengemukakan bahwa nilai dari
kompensasi yang diterima oleh sesorang harus berkaitan dengan keberhasilan
yang dicapai. Risiko yang diterima saat hasil tidak sesuai dengan target yaitu
kompensasi yang diterima tidak akan sebesar yang diharapkan.
5. Autonomy, teamwork
Tingkat keunggulan autonomy, teamwork perusahaan dapat dilihat dari lima
tingkat kedewasaan dibawah ini:
a. Excellence
Tim khusus merupakan pembuat keputusan yang mandiri dan berdasarkan
kebutuhan bisnis. Adanya kerjasama yang sangat baik antar bagian
pemeliharaan dan produksi di semua tingkat. Kerja tim merupakan ciri yang
terlihat dari seluruh organisasi.
b. Competence
Beberapa pekerja ada yang bekerja secara mandiri dan tim. Kerjasama yang
baik antar bagian produksi dan pemeliharaan di semua tingkatan. Tim kerja
mungkin fitur pada seluruh organisasi.
c. Understanding
Tenaga kerja diarahkan dengan beberapa kerjasama tim namun tidak ada
pelatihan untuk tim. Beberapa pekerjaan dilakukan kerjasama antara
pemeliharaan dan produksi pada tingkat kerja.
d. Awareness
Tenaga kerja tidak berupaya untuk bekerja sama dengan tim diluar struktur.
Kerjasama yang baik antara kepemimpinan bagian produksi dan
pemeliharaan.
e. Innocence
Tenaga kerja tidak berupaya untuk bekerja sama dengan tim di luar struktur.
Hubungan antara pemeliharaan dan produksi bersifat tegang.
20
Menurut Wijayanto (2012), tim adalah sekumpulan orang yang saling
berinteraksi, memiliki tujuan yang sama dan bersinergi untuk mencapai sasaran
bersama. Tracy (2006) menyatakan bahwa teamwork merupakan kegiatan yang
dikelola
dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi.
Teamwork dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara
bagian - bagian perusahaan. Menurut Johnson-Johnson (dalam Smither, Houston
and Mclntire, 1996), terdapat 9 (sembilan) dimensi dalam model efektifitas tim.
Dengan menggunakan dimensi ini, maka dapat melakukan evaluasi anggota tim
dan mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu:
a. Pemahaman, relevansi dan komitmen pada tujuan
Setiap anggota harus memahami tujuan tim secara jelas, sehingga
mendorong terwujudnya kerjasama dalam tim yang pada akhirya tim akan
mampu meningkatkan prestasi, produktivitas dan menciptakan hubungan
kerja yang positif.
b. Komunikasi mengenai ide dan perasaan
Komunikasi di antara anggota tim harus melibatkan penyampaian dan
penerimaan informasi tentang ide-ide dan perasaan
c. Kepemimpinan yang berpartisipasi
d. Fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan
e. Manajemen konflik yang konstruktif
f. Kekuasaan berdasarkan keahlian dan kemampuan
g. Strategi pemecahan masalah
h. Efektivitas interpersonal
21
1. Work management
Tingkat keunggulan work management perusahaan dapat dilihat dari lima tingkat
kedewasaan dibawah ini:
a. Excellence
Perencanaan dan penjadwalan tersusun dengan baik. Pekerjaan yang
dikerjakan paling utama pada instruksi kerja harus dilaksanakan dengan baik.
Pekerjaan biasanya dijadwalkan paling lambat satu minggu sebelum pekerjaan
dilakukan. Kekurangan material adalah penyebab sedikitnya pekerjaan yang
diselesaikan. Waktu kerja lapangan sangat tinggi, sedangkan waktu darurat
sangat sedikit. Suasana tertib dan terkendali. Jeda pekerjaan ditentukan 2-4
minggu pada waktu kerja. Pekerjaan jangka panjang untuk proyek besar juga
harus ditentukan.
b. Competence
Bahan dan sumberdaya sudah direncanakan sebelum dilakukan pekerjaan.
Supervisor dapat melakukan beberapa perencanaan tetapi pekerja berfokus
pada alat. Program PM dan inspeksi diubah dengan lebih menekankan pada
pemeriksaan. Perencana terlibat dalam sumber daya material tetapi tidak untuk
pembelian. Kapasitas bersih digunakan dalam penjadwalan. Prioritas perintah
kerja (work order) umumnya dapat dihormati. Rapat perencanaan harian
hanya menangani beberapa penyesuaian untuk perencanaan.
c. Understanding
Planner atau kelompok perencanaan berada pada tempat yang sama.
Tersedianya dukungan teknis apabila diperlukan tetapi sebagian besar masih
berfokus pada proyek. Penjadwalan dilakukan secara mingguan dan harian.
Pertemuan yang diadakan mingguan dan harian untuk membahas tentang
“perencanaan” yang banyak disesuaikan dengan sehari-hari. Prioritas kerja
sering berubah atau diabaikan. Sedikitnya pementasan sumberdaya sebelum
pekerjaan dimulai. Perencanaan sumber daya yang tersisa untuk supervisor
dan pekerja.
22
d. Awareness
Adanya usaha untuk penjadwalan harian, tetapi sangat ditentukan oleh
tingginya tingkat permintaan pemeliharaan. Terdapat beberapa bantuan teknis
dalam pemecahan masalah. Pekerjaan inspeksi dan PM dijadwalkan.
e. Innocence
Tidak ada upaya serius pada penjadwalan atau perencanaan pekerjaan sehari-
hari.
23
Menurut Ngadiyono (2010), dalam melakukan kegiatan berdasarkan
jadwal pekerjaan perlu memperhatikan :
a. Prioritas kegiatan harus berdasarkan kategori kerusakan
b. Penjadwalan harian, mingguan dan seterusnya berdasarkan petunjuk manual
c. Pemeliharaan harus dilakukan oleh orang yang kompeten
Menurut Duffuaa (1991:162), penjadwalan adalah proses dimana
pekerjaan yang cocok dengan sumber daya dan urutan untuk dieksekusi pada titik-
titik tertentu dalam waktu. Jadwal pemeliharaan dapat disiapkan pada tiga
tingkatan yaitu:
a. Jadwal jangka panjang mencakup periode 3 bulan sampai 1 tahun;
Jadwal jangka panjang didasarkan pada perintah kerja perawatan yang ada,
termasuk backlog, pemeliharaan preventif dan perawatan darurat yang
diantisipasi. Jadwal ini harus menyeimbangakan permintaan untuk pekerjaan
pemeliharaan dengan sumber daya yang tersedia. Jadwal jangka panjang
biasanya tunduk pada revisi dan memperbaharui untuk mencerminkan
perubahan dalam rencana dan menyadari pekerjaan pemeliharaan.
b. Jadwal mingguan meliputi 1 minggu
Jadwal perawatan mingguan dihasilkan dari jadwal jangka panjang dan
memperhitungkan jadwal operasi saat ini dan mempertimbangkan ekonomi.
Jadwal mingguan harus memungkinkan untuk sekitar 10% sampai 15% dari
tenaga kerja akan tersedia kembali diurutkan berdasarkan prioritas
c. Jadwal harian yang meliputi pekerjaan yang harus diselesaikan setiap hari.
Jadwal harian yang dihasilkan dari jadwal mingguan dan biasanya
dipersiapkan sehari sebelumnya, jadwal ini sering terganggu untuk melakukan
perawatan darurat. Prioritas didirikan untuk menjadwalkan pekerjaan. Pada
beberapa organisasi, jadwal diserahkan kepada pengawas yang memberikan
pekerjaan sesuai dengan prioritas yang didirikan.
24
a. Excellence
Shutdown (penghentian) direncanakan selama enam bulan dengan menutup
lingkup pekerjaan agar dapat menyediakan waktu yang cukup untuk
melakukan pembelian. Dilakukannya perencanaan penghentian dan proses
manajemen pada area tersebut. Keterlibatan dari bagain produksi, teknisi dan
pemeliharaan sangat besar pada proses tersebut. Hanya pekerjaan darurat yang
harus dilakukan selama diadakanya penghentian. Apabila penghentian dapat
selesai dari waktu yang dijadwalkan dan dapat mencapai pekerjaan penuh
berarti lingkup pekerjaan telah terpenuhi.
b. Competence
Bagian produksi dan gudang terlibat dalam proses perencanaan penghentian.
Penjadwalan produksi berada di bawah pengawasan, adanya kepastian dalam
penetapan waktu penghentian. Penghentian biasanya diselesaikan pada jadwal
downtime tetapi tidak semua pekerjaan dapat selesai dengan sukses. Pekerjaan
yang bersifat minimal ditambahkan pada menit terakhir, tetapi beberapa
ditambahkan selama dilakukan penghentian. Apabila pekerjaan kru telah
selesai biasanya digunakan untuk mendapatkan pekerjaan ekstra
memperpanjang durasi resiko pada penghentian.
c. Understanding
Pekerjaan penghentian timbul dari (PM) dan inspeksi yang ditambahkan ke
pekerjaan penghentian. Beberapa pekerjaan PM dan pekerjaan inspeksi
ditambahkan ke pekerjaan penghentian. Bagian perencanaan mendukung
supervisor dalam perencanaan sumber daya dan pemebelian untuk pekerjaan
penghentian. Tahap pemeliharaan material penghentian sebelum dilakukan
pekerjaan penghentian. Tahap perencanaan mungkin dilakukan satu sampai
dua bulan sebelumnya.
d. Awareness
Adanya jadwal penghentian rutin tahunan atau yang lainnya untuk menangani
penggantian peralatan, pemeriksaan umum dan proyek modal yang
berhubungan. Perencanaan minimal dilakukan oleh supervisor pemeliharaan
dengan beberapa masukan dari bagian produksi. Kegiatan peghentian biasanya
25
dimulai atau selesai tidak tepat waktu dan tidak semua dikerjakan. Namun
terdapat beberapa konsekuensi pada saat penghentian dilakukan.
e. Innocence
Kegiatan penghentian tahunan dengan lingkup pekerjaan yang sama setiap
Menurut Duffua (1999) shutdown adalah pemeliharaan periodik dimana
mesin berada pada kondisi berhenti untuk dilakukannya inspeksi, perbaikan,
penggantian dan pemeriksaan yang dapat dilakukan hanya saat aset sedang tidak
memberikan layanan.
Penjadwalan shutdown menurut Duffua (1999) terdiri dari:
a. Legal atau kontrak
b. Jadwal operasi
c. Sifat proses
d. Memliki cukup lead time untuk mempersiapkan rencana keseluruhan,
permintaan dan memastikan staf memadai
e. Jadwal pengoperasian peralatan.
Laporan kegiatan shutdown menurut Duffua (1999), terdiri dari :
a. Laporan kemajuan pada kegiatan monitoring dan kontrol
b. Laporan pemeliharaan shutdown secara rinci mengenai semua pekerjaan
yang dilakukan
c. Laporan biaya
3. Materials Management
Tingkat keunggulan material management perusahaan dapat dilihat dari lima
tingkat kedewasaan dibawah ini:
26
a. Excellence
Inventory control secara otomatis dan analisis digunakan dalam sistem yang
terintegrasi. Tingkat persediaan ditetapkan berdasarkan analisis berhemat
dengan masukan dari bagian pemeliharaan. Fitur manajemen secara otomatis
27
tempat penyimpanan. Sangat sulit untuk menambahkan item ke persediaan.
Pengelola mulai menerima tunjangan persediaan.
e. Innocence
Pada tingkat ini berhemat sesedikit mungkin. Terdapat banyak barang yang
sudah usang atau barang tidak terpakai. Sebagian merupakan barang simpanan
yang bisa digunakan. Barang rongsokan yang tidak tertata disatukan dengan
barang yang tidak terdaftar dari proyek sebelumnya. Sebagian barang yang
tidak ada tempat penyimpanan ditangani oleh pengurus. Pengurus mengurusi
barang tersebut tanpa katalog.
28
digunakan dengan target perbaikan. Langkah – langkah proses pengukuran
yang efektif dapat mendorong suatu perilaku. Standar yang digunakan untuk
mengukur eksternal digunakan untuk mendorong adanya target perbaikan.
b. Competence
Adanya gambaran pengukuran kinerja manajemen yang ditempelkan pada
papan pengumuman untuk dibaca oleh semua pengelola. Pengukurannya
meliputi biaya, hasil, dan proses. Biaya dipecah berdasarkan tenaga kerja,
material dan kontrak. Beberapa digunakan untuk membuat pengukuran untuk
mendorong inisiatif perbaikan.
c. Understanding
Biaya ditaksir oleh tenaga kerja, material dan kontrak jasa tetapi tidak
dianalisis. Downtime diukur secara keseluruhan berdasarkan area dan
penyebab downtime. Perseturuan terjadi antara produksi dan pemeliharaan
tentang “ siapa yang harus disalahkan “ untuk downtime. Kinerja proses tidak
diukur tetapi dinilai secara kualitatif.
d. Awareness
Beberapa catatan downtime terdapat pada peralatan yang kritis. Biaya
diketahui tapi tidak dilakukan pengontrolan. Anggaran yang dikeluarkan
biasanya membengkak.
e. Innocence
Pada tingkat ini tidak ada pengukuran kinerja. Anggaran pemeliharaan yang
berlebih merupakan hal yang wajar.
29
b. Organisasi
Indikator pengukuran kinerja pemeliharaan ini digunakan untuk mengukur
keefektifan suatu organisasi dan ativitas perencanaan pemeliharaan.
c. Efisiensi Pemeliharaan
5. Reliability Management
Tingkat keunggulan reliability management perusahaan dapat dilihat dari lima
tingkat kedewasaan dibawah ini:
a. Excellence
Kehandalan dari pabrik tinggi. CMMS digunakan sebagai alat yang efektif
untuk mengidentifikasi masalah untuk mendapatkan resolusi. Data yang
digunakan dari CMMS dan sistem dukungan ahli/keputusan untuk
mengoptimalkan keputusan dalam pemeliharaan. Sistem ini digunakan oleh
insinyur, perencana dan tim pemantauan kondisi. Adanya analisis penuh yang
dilakukan untuk memantau kondisi dan tugas PM dapat diselesaikan ke
30
seluruh area pabrik. Frekuensi tugas dan tugas yang disempurnakan melalui
umpan balik dari perintah kerja. Root Cause Failure Analysis (RCFA)
digunakan pada semua kegagalan.
b. Competence
Kehandalan dapat menjadi lebih baik dengan beberapa keuntungan utama
yang diketahui dan mungkin didokumentasikan. Target program perbaikan
umumnya dianggap sebagai kesuksesan dalam mencapai tujuan. Beberapa tren
peningkatan keandalan muncul. CMMS digunakan untuk membantu
mengidentifikasi masalah. Analisis yang digunakan untuk target pemantauan
kondisi dan tugas PM di area pabrik yang kritis. Beberapa RCFA yang
diterapkan berhasil.
c. Understanding
Kehandalan pada tingkat ini dikatakan rendah. Target program perbaikan
didorong oleh data yang dikumpulkan dalam database yang gagal oleh
pengelola.
d. Awareness
Pada tahap ini tingkat kehandalan rendah. Sedikitnya penggunaan catatan
downtime dalam menargetkan pemecahan masalah. Setiap pencatatan
diangggap bukan sebagai nilai tambah.
e. Innocence
Tidak ada yang dilakukan untuk meningkatkan kehandalan.
31
b. Failure reporting and corrective action system (FRACAS)
Sistem ini merupakan sistem formal dimana berbagai parameter yang
ditentukan dilaporkan ketika terjadi kegagalan dan pendekatan sistematis
tertentu untuk pengambilan tindakan korektif.
c. Pareto Analysis
Analisis pareto diterapkan pada kegagalan peralatan dengan cara membuat
peringkat pada kegagalan melalui frekuensi dan biaya. Frekuensi kegagalan
yang paling sering dan biaya tertinggi dapat diatasi.
d. Failure Mode and Effects Analysis
Teknik ini melakukan penilaian terhadap semua cara dimana produk mungkin
megalami kegagalan, menilai penyebab dan dampak dari kegagalan, dan
melaksanakan peringkat resiko berdasarkan numerik. Rekomendasi untuk
memperbaiki kegagalan atau mengurangi dampak tersebut dibuat dan
ditindaklanjuti
e. Root Cause Analysis
Merupakan pendekatan formal untuk menentukan akar penyebab kegagalan,
dengan maksud mencegah kegagalan di masa depan, dengan melibatkan
penyebab langsung dan penyebab tindakan atau kondisi yang berhubungan
dengan kondisi sebelumnya.
f. Condition Monitoring
Pemantauan kondisi melibatkan pengecekan terus menerus atau berskala
terhadap kondisi mesin.
32
a. Excellence
Pada tingkat ini persediaan terintegrasi dengan kegiatan pemeliharaan,
pembelian, keuangan dan sistem perusahaan lainnya. Eksploitasi penuh atau
fitur otomatis untuk menghapus upaya manual.
b. Competence
Pada tingkat ini persediaan dihubungkan dengan sistem pemeliharaan dan
pembelian. Beberapa fitur dan analisis statistik yang digunakan.
c. Understanding
Rekaman atau catatan persediaan menggunakan sistem komputerisasi. Sistem
33
a. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian
b. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
c. Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan kebutuhan.
2. Computerized Maintenance Management Systems
Computerized Maintenance Management Systems (CMMS) digunakan untuk
melakukan pengukuran, analisa dan mengelola seluruh siklus pemeliharaan
(Mitchell,
2006, hal 254). Tingkat keunggulan CMMS perusahaan dapat dilihat
dari lima tingkat kedewasaan dibawah ini:
a. Excellence
Pemeliharaan sepenuhnya terintegrasi dengan persediaan, pembelian, dan
sistem lainnya. Informasi yang didapat dikelola dan digunakan sebagai aset
oleh pemeliharaan dan teknik dan produksi.
b. Competence
Pada tingkat ini CMMS berkaitan dengan persediaan, pembelian, dan
terintegrasi dengan sistem lainnya yang direncanakan untuk akses yang luas
terhadap sistem dengan pengelola di gudang. Apabila pelatihan yang
dilakukan telah selesai, maka para pengguna mampu mengaplikasikan hasil
pelatihannya.
c. Understanding
Pada tingkat ini CMMS dilaksanakan dengan bantuan dari luar yang bersifat
professional. Sistem pemeliharaan tidak terkait dengan persediaan atau
pembelian, meskipun hal ini dapat direncanakan.
d. Awareness
Pada dasarnya kegiatan penjadwalan dan pelacakan dilaksanakan berdasarkan
perintah kerja. Tidak terdapat kemampuan untuk memeriksa persediaan suku
cadang atau kebutuhan sumber lainnya. CMMS
e. Innocence
Pada tingkat ini tidak terdapat sistem sama sekali. Sebagian besar pekerjaan
dilakukan atas dasar permintaan. Jeda pekerjaan dikelola dalam memori
supervisor atau dalam spreadsheet dan catatan-catatan di buku.
34
CMMS adalah sistem yang digunakan untuk melakukan pengukuran,
analisa, dan mengelola seluruh siklus pemeliharaan. Fungsi dari CMMS itu
sendiri adalah mengelola proses kerja, memfasilitasi aliran informasi, melacak
biaya
dan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan (Mitchell, 2006).
3. Preventive maintenance
Tingkat keunggulan preventive maintenance, perusahaan dapat dilihat dari lima
tingkat kedewasaan dibawah ini:
a. Excellence
Pada tingkat ini PM hanya digunakan dimana ada perintah untuk menganalisis
kegiatan PM yang ditargetkan untuk pencegahan kegagalan yang memakan
waktu atau penggunaan terkait.
b. Competence
Beberapa kegiatan PM dibuat untuk mendukung pemantauan kondisi.
Overhaul jarang terjadi
c. Understanding
Pengalaman digunakan untuk memodifikasi rekomendasi untuk frekuensi PM.
35
d. Awareness
Adanya ketergantungan pada peralatan yang direkomendasikan untuk PM.
e. Innocence
Overhaul digunakan secara luas. Kegiatan tahunan hanya untuk melakukan
36
b. Competence
Daerah kritis peralatan dianalisis untuk menentukan kebutuhan terkait
pemantauan kondisi peralatan. PM lebih digunakan untuk pemantauan
kondisi. Kegiatan inspeksi berguna dalam mengungkapkan masalah pada
pengalaman.
d. Awareness
Kegiatan inspeksi peralatan berdasarkan waktu diluar kerusakan.
e. Innocence
Tidak ada yang dilakukan.
37
d. Awareness
Pada tingkat ini pengalaman digunakan untuk menentukan tindakan
berdasarkan inspeksi yang berbasiskan pada waktu.
e. Innocence
Tidak ada yang dilakukan.
Pengambilan keputusan adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternative
yang
mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu denga harapan
38
yang bersangkutan (Campbell, 2011). Indikator dari materials and physical plant
adalah sebagai berikut:
1. Asset Condition and Wellness
Tingkat
keunggulan asset condition and wellness perusahaan dapat dilihat dari
lima tingkat kedewasaan sebagai berikut::
a. Excellence
Pada tingkat ini peralatan dianggap dapat diandalkan, kondisi peralatan
terlihat baru meskipun peralatan tersebut sudah tua. Teknologi telah
ditingkatkan. Kebersihan peralatan produksi mengungkapkan rasa
kepemilikan dari diri pekerja.
b. Competence
Perbaikan tetap diminta meskipun kehandalan peralatan yang baik. Peralatan
pabrik tampaknya berada dalam kondisi operasi yang baik. Untuk
penggantian aset perlu melihat satu tahun ke dapan pada kondisi peralatan
sebagai input untuk mengambil suatu keputusan.
c. Understanding
Kehandalan peralatan membaik dengan cepat di pabrik. Peralatan pabrik
terlihat sedikit menurun tetapi masih digunakan/beroperasi. Penggantian aset
dianggap hanya jika dirasa perlu dan dipicu oleh adanya siklus anggaran
tahunan. Perbaikan dilakukan untuk standar “seperti baru”
d. Awareness
Pada tingkat ini kehandalan peralatan rendah. Penggantian aset dilakukan
ketika aset tidak ekonomis untuk diperbaiki lagi. Perbaikan dilakukan untuk
aset menjadi lebih baik seperti sebelumnya sesuai dengan standar bukan
menjadikan aset seperti dalam kondisi baru. Peralatan pabrik menurun.
Adanya pertanyaan dari staf “ mengapa peralatan ini tetap digunakan?”.
Adanya kebocoran memungkinkan bertambahnya pencemaran dan dapat
membuat masalah peralatan lainnya.
e. Innocence
Pada tingkat ini kehandalan peralatan rendah. Peralatan rusak. Banyak
tambalan. Teknologi sudah lewat dari tanggalnya. Penjaga keamanan mungkin
39
telah keluar dari tempat tersebut. Peralatan yang bocor diabaikan atau lambat
untuk diperbaiki.
Menurut Hariyono (2007), suatu aset harus dapat digunakan secara aman
dan efektif. Hal ini berarti bahwa aset perlu dipelihara agar berada dalam kondisi
yang memadai untuk digunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan
memenuhi standar kesehatan dan keamanan yang relevan. Apabila aset tersebut
tidak
mengalami masalah, maka kemampuan aset untuk memberikan pelayanan
akan sesuai dengan standar yang disyaratkan. Dalam mengetahui kondisi fisik
suatu aset perlu diperhatikan aspek yang mempengaruhi.
Penilaian kondisi fisik ini dijelaskan pada SNI ISO/IEC 17025:2008
bahwa peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk pengujian, kalibrasi dan
pengambilan contoh (sample) harus mampu menghasilkan akurasi yang
diperlukan dan harus sesuai dengan spesifikasi yang relevan dengan pengujian
dan/atau kalibrasi yang dimaksud. Peralatan tersebut harus dicek dan/atau
dikalibrasi sebelum digunakan. Hasil penilaian kondisi fisik aset dapat
dikategorikan dalam kondisi baik, layak pakai secara teknis, rusak ringan, rusak
berat dapat diperbaiki dan rusak berat tidak dapat diperbaiki.
40
online ke sistem manajemen pemeliharaan. Terdapat tempat penyimpanan
yang bersifat khusus dan terdapat sistem untuk keluarnya suatu alat.
c. Understanding
Pada tingkat ini, tata cara penyimpanan barang dengan tempat penyimpanan
barang harus dilakukan sesuai dengan mekanisme, tertib dan terkontrol pada
setiap perpindahannya. Barang yang tertera sebagai barang yang disimpan.
Gudang diperuntukkan untuk area produksi atau transaksi untuk area masing-
masing. Tata letak gudang harus mengikuti arah keluarnya material. Gudang
harus memiliki tata letak dan sirkulasi yang baik. Gudang mempunyai sedikit
41
c. Menggantungkan alat-alat yang sering digunakan di tempat yang mudah
dijangkau
d. Menentukan tempat penyimpanan barang persediaan.
3. Stores and Spares
Tingkat keunggulan stores and spares perusahaan dapat dilihat dari lima tingkat
kedewasaan dibawah ini:
a. Excellence
Akses ke gudang dikendalikan tetapi tetap terbuka untuk pengelola. Ada
bagian yang mengatur persediaan untuk perintah kerja yang bersifat spesifik
atau proyek yang diprioritaskan untuk dikirim ke perusahaan atau pengelola.
Modal terbesar dari suku cadang berlokasi dekat dengan titik penggunaan atau
tempat penyimpanan khusus.
b. Competence
Akses ke gudang dikendalikan tetapi tetap terbuka untuk pengelola. Gudang
sebagai tempat pemisahan alat dari keseluruhan yang dipesan untuk pekerjaan
tertentu atau proyek tertentu. Adanya kotoran menunjukkan beberapa barang
telah using. Gudang hanya digunakan untuk peralatan yang besar dan barang
yang tahan cuaca.
c. Understanding
Barang persediaan yang siap digunakan atau siap dikeluarkan dan sering
dipakai dengan harga murah disimpan di dalam gudang. Perdagangan
persediaan turun dan akses dikendalikan dengan baik. Gudang dalam keadaan
rapi sehingga suku cadang dapat ditemukan dengan cepat. Gudang, tempat
pengiriman, dan penerimaan barang berguna untuk keperluan gudang sendiri.
Tempat yang terpisah untuk item yang sedang dikarantina, barang garansi,
penerimaan, dan pengiriman dan perbaikan untuk menunggu pekerjaan.
Tempat berangkal menggunakan katalog dan tertata dengan rapi.
d. Awareness
Gudang tampak teratur, namun sebagian material atau alat tidak dapat
ditemukan tanpa adanya bantuan. Terdapat sistem di lokasi gedung. Akses
42
dikendalikan tetapi dapat diakses secara bebas. Banyaknya pemeliharaan yang
“diperdagangkan” di perusahaan. Gudang berdekatan dengan gudang yang
menghubungkan bagian pemeliharaan dan memungkinkan menerima
pengiriman dan penerimaan. Bahan berbahaya dipisahkan. Beberapa bagian
dipisahkan. Bagian tidak dikemas dengan baik atau kemasan yang buruk.
Pencahayaan sedikit. Lokasi terpisah dari penerimaan, pengiriman, dan temapt
usaha yang melakukan pemeliharaan. Tempat berangkal berantakan.
4. Housekeeping
Tingkat keunggulan housekeeping perusahaan dapat dilihat dari lima tingkat
kedewasaan dibawah ini:
a. Excellence
Pemeliharaan peralatan produksi dan gudang terjaga dengan baik dan bersih.
Tim area bangga dengan peralatan yang dipelihara. Kegiatan pembersihan
dipandang sebagai alat yang efektif dalam menjaga perlataan dalam kondisi
baik.
b. Competence
Area produksi dan pemeliharaan menerima pembersihan setiap hari.
Pembersihan merupakan tugas dan dilakukan sesuai dengan standar.
Kompensasi untuk pekerja yang membersihkan mungkin ada. Rutinitas
43
kegiatan pembersihan khusu dilakukan secara mingguan atau bulanan untuk
membawa area kembali ke kondisi baik.
c. Understanding
Pembersihan area produksi dan pemeliharaan yang digunakan dilakukan setiap
44
5. Capital Planning
Perencanaan modal mencakup penganggaran mesin baru dan penggantian mesin.
Tingkat keunggulan capital planning perusahaan dapat dilihat dari lima tingkat
kedewasaan
dibawah ini:
a. Excellence
Jangka panjang dari strategi penggantian aset digunakan untuk perencanaan
modal. Proses anggaran tahunan menyaring perencanaan jangka panjang.
b. Competence
Kebutuhan anggaran modal direncanakan dengan melihat satu tahun ke depan
dan didukung oleh penilaian kondisi peralatan. Sejarah dari belanja modal
digunakan untuk meramalkan dan pengganti untuk memperbaharui peralatan.
Proyek perbaikan diperlakukan sebagai proyek yang dapat berdiri sendiri.
c. Understanding
Penggantian aset diidentifikasi hanya ketika siklus perkiraan anggaran.
d. Awareness
Tidak ada penganggaran modal untuk penggantian aset. Saat muncul kasus
pada peralatan baru ditangani.
e. Innocence
Tidak ada penganggaran modal untuk penggantian aset. Saat muncul kasus
pada peralatan baru ditangani. Penggantian dilakukan dengan alternatif
termurah dan tersedia.
45
bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan
pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam
rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada
masyarakat.
Berdasarkan pengertian di atas, maka peralatan laboratorium merupakan
berbagai jenis benda atau alat yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu di
ruangan tertutup atau terbuka untuk kegiatan pengujian, kalibrasi dan/atau
produksi berdasarkan metode keilmuan tertentu.
2.6 Akreditasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, akreditasi adalah pengakuan terrhadap
suatu lembaga yang diberikan oleh badan yang berwenang setelah dinilai bahwa
lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu. Untuk melakukan
pengajuan akreditasi laboratorium pengujian, maka laboratorium harus
menerapkan sistem mutu berdasarkan pedoman SNI ISO/IEC 17025:2008.
Pedoman ini merupakan persyaratan umum kompetensi laboratorium penguji dan
laboatorium kalibrasi. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh laboratorium
berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008, adalah sebagai berikut:
a. Persyaratan Manajemen
Persyaratan manajemen yang harus dipenuhi adalah :
1. Organisasi
2. Sistem mutu
3. Pengendalian dokumen
4. Kaji ulang permintaan, tender dan kontrak,
5. Subkontrak pengujian dan kalibrasi,
6. Pembelian jasa dan perbekalan,
7. Pelayanan kepada pelanggan,
8. Pengaduan
9. Pengendalian pekerjaan pengujian dan atau kalibrasi yang tidak sesuai
46
10. Tindakan perbaikan tindakan pencegahan
11. Pengendalian rekaman, audit internal dan kaji ulang manajemen.
b. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi adalah
1. Bagian umum,
2. Personil,
3. Kondisi akomodasi dan lingkungan,
4. Metode pengujian, metode kalibrasi, dan validasi metode
5. Peralatan
6. Ketelusuran pengukuran,
7. Pengambilan sampel, penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi
8. Jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi
9. Pelaporan hasil.
47
pemeliharaan, rekaman kerusakan, kegagalan pemakaian, modifikasi dan
perbaikan pada peralatan.
b. Klausul Kondisi Akomodasi dan kondisi lingkungan
Laboratorium harus memastikan kondisi lingkungan tidak menyebabkan
ketidakabsahan hasil yang berpengaruh buruk pada mutu setiap
pengukuran yang disesuaikan.
2.8 Penelitian Sebelumnya
Berikut ini penelitian sebelumnya yang telah dilakukan mengenai pemeliharaan,
dapat dilihat pada tabel II.1.
48
Tabel 2.3
Penelitian Sebelumnya
No Judul Penulis
Hasil Metode
1. Perencanaan dan Yazmendra Rosa,
Peningkatan penggunaan peralatan laboratorium terlaksana dengan baik Menggunakan
penerapan (2005) dengan jalan menerapkan preventive maintenance secara total. PM dapat metode penelitian
preventive meningkatkan efisiensi peralatan yang ada karena dapat menanggulangi kuantitatif.
maiantenance kerusakan secara dini. Preventive maintenance yang direncanakan akan
peralatan menghasilkan inventaris semua komponen alat yang digunakan di
laboratorium laboratorium dengan jadwal tahunan, semesteran, bulanan dan harian.
2. Penerapan Sistem Supandi (2008) Dalam penelitian ini disebutkan bahwa dengan pelaksanaan perawatan Penelitian ini
Perawatan peralatan workshop dan laboratorium dapat mengurangi kerugian. menggunakan
Terpadu Dalam Dengan diterapkannya program Total Productive Maintenance ini, akan metode penelitian
Upaya dapat dicapai tingkat efektivitas kerja perawatan yang ekonomis (Total deskriptif.
Meningkatkan Effectiveness ), pencegahan kerusakan alat yang merugikan dan
Kondisi membahayakan ( Total Preventive Maintenance), dan adanya partisipasi
Operasional dari seluruh fungsi yang terkait dalam kegiatan perawatan mandiri yang
Peralatan menguntungkan.
Workshop dan
Laboratorium
3 Effective Hasnida Ab- Implementasi dari preventive maintenance telah membuktikan bahwa Analisis yang
Preventive Samat, Livendran tigkat kegagalan mesin atau perlaatan dapat dikurangi dan dapat digunakan adalah
maintenance Nair Jeikumar, dipastikan produksi tidak terganggu. Dalam penelitian ini hasil analisis root cause analysis.
Schedulling – A Ernnie Illyani data downtime menunjukan daftar mesin yang dalam kondisi kritis dan
Case Study Basri, Nurul Aida ketidakpastian dari jadwal pemeliharaan yag ada tidak spesifik antara
Harun dan Shahrul mesin yang kritis dan tidak kritis.
Kamarudin (2012)
Sumber :data olah peneliti (2015)
49
50
51
52
53