KAJIAN PUSTAKA
apakah sistem masih berada dalam keadaan yang memenuhi persyaratan yang
diinginkan.
Pada kenyataanya suatu mesin pasti akan mengalami breakdown pada saat
penanganan secepatnya agar proses produksi tidak terhenti terlalu lama akibat
keadaan peralatan sebelum peralatan itu menjadi rusak. Pada dasarnya yang
akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi yang
siap digunakan untuk setiap proses waktu. Selain itu kebijakan preventive
mengurangi biaya perawatan yang besar (Chen, 2005). Hal ini memerlukan
suatu rencana dalam jadwal perawatan yang sangat cermatdan rencana yang
lebih tepat.
Hubungan antara berbagai jenis perawatan dapat dilihat pada Gambar 2.1 :
Perawatan
Perawatan Darurat
Perawatan Pencagahan Perawatan Korektif
MTTF, MTTR, dan keandalan pada mesin kritis. tetapi tidak menganalisis biaya
modularity. Selain itu, penelitian dalam sistem perawatan juga dilakukan oleh
dan Dekker, yaitu sebuah model yang terdiri dari satu mesin yang beroperasi dan
didukung oleh (n-1) unit mesin cadangan. Metode ini menggabungkan model
yang didapat dari Availability, downtime, ideal cycle time dan waktu operasi
mesin. Tujuan dari TPM ini adalah untuk memperoleh zero brewkdown dan zero
11
karena Jika breakdown dan defect dapat dikurangi, equipment operation rates
meningkat, cost berkurang, inventory minimal, dan sebagai akibatnya
produktifitas pekerja naik.
ke-n
- =Frekwensi
Frekwensi kerusakan
Keruso—
F • sentase frekwensi kerusakan
-sebaga,eontohperhitunean—atbe*,
::::"::-•———-~
mesm yant> .
frekwensi kerusakan
CT >Kumulatifdari persentase frekwen
Dimana: rKn
ke-«
Xk„
atau komponen ke-n (%)
a,ri frekwensi kerusakan mesin atau
n = persentase dan tre^
Xk(n - 1) , • kerusakan
komponen sebe.umnya C—t
mes,„a,au komponen sebelumnya).
„ ,r serta persentase kumulatif to
d«iri 5/OP ^0Mr'
^^ riya sama dengan yang *- °- ~
roembedakandatanyasa)a.datay
2.5Keandalan
2.5.1 Definisi Keandalan
bbilitas) bahwa suatu item
"™;,":i,.-———--
fungsional tanpa ite^fe
periode tertentu.
si
1 o
I CJ
r/>
I 1 CJ 1
r/> CJ.
CD P^
"3 3
03 03 CJ
i
o "3
.p
<A
CD
OS
3
I 03
p- •^
OD I CD
o
o .2. e5
o3
CJ
-t3
03
05
1/1
I P-
"S I
2-
O 03 CJ
03
•4 cd
ci
05
CJ
tA
CJ CJ
cj
3. CJ
cj
Si
-3
1
% 03
•a -d
o
p-
•8
P-
05
03
05
!
•a •a
p» "3 CJ 5 s -a 03 t3 P-
I % p*
a 03
c
I 05
03
^^*
CJ
a to -3 P.
cj
1 C3
3
.p
CJ
I 05 t3
03
03
8
"p
t
05 P- «->
I s3 CJ.
05
05 •S 1 cd
P
"oJ
03
05
P-
I
CJ
3
a i CJ
r/l
aCJ
p-
P 3 9
t5
p^
a 2 3
O
oD 1-a ^
a 3 CJ
03
•a 03
s^ 05
CJ CD
-a 03
-t-i 3 03 CJ
t3
03 x 3
o3
-d
£
p<
o
I CJ
05
s
t3 03
CJ
'Si
03
CD
03 .P
I 05
P CJ
05 1
P
.P
CJ
I P.
O
-d
oJ
a
CJ
•71
P-
9*
-d
ail -a
"3
03
P-
<Si
CJ
a CD
i CJ
a
I V Si 05
r/i
-a
03
% r/l
^. CJ
P-
CJ
P-
05
CD
03
-o
%
P. Iw
1 I
CD
% in
05
1 -^ «J
CD CJ
cD
•-A
1 1 o 03 r/)
P-
CD
\
1
IS
cj
9-
•8
£
Ci
CD
I
03
I 03
t/2
CJ,
<s
CJ
4
^4
! CJ
•a
a 03
CJ
p-
1
xA
Z5 CJ
e
CJ
P-
r/l
c^
3 «.
05
oJ
% a,
i CD
CD ts
s CD
1 CD
I
en 4 p-
CJ
%
P
'•3 03 P-
"5
CJ
m
! CO
%
CJ
1 CJ
r/l
CJ
I CJ
Ja4
r/l
2 p-
p-
o
i-*
CJ
I a
16
4. Kondisi Lingkungan
peiuang. Sementara masa transisi peralatan dari kondisi baik ke kondisi rusak
fit)-
F(l)=\f(t)dt ...(3)
-co
P(X>t)-R(t),t>0 ...(4)
R(t)-l-F(t)
R{t)-\-P{X<t) ...(5)
maka :
R(t)-l-F(t)
R(t) =\-\f(t)dt
18
sistem lainya di dalam dua jalur utama, tidak terkecuali serial atau pararael
konfigurasi. Dalam series semua komponen harus berfungsi untuk suatu sistem
komponen harus berfungsi dalam sistem fungsi. Itu berarti, semua komponen
diartikan sebagai kritis yang mana fungsinya harus ditunjukan dalam suatu
Dimana \$ = ^"_ Xt . Dari (2.10) jelas sistem juga mempunyai kerusakan yang
Frekuensi rata - rata dari di dalam beberapa peralatan yang gagal / rusak
waktu untuk gagal (time of failure) setiap komponen dicatat. Perkiraan laju
kegagalan setiap komponen untuk titik waktu adalah rasio dari jumlah item
yang gagal dalam interval waktu terhadap populasi awal pada waktu operasi
dimulai. Maka laju kegagalan sebuah perawatan pada waktu / adalah peiuang
peralatan tersebut akan gagal dalam interval waktu selanjutnya dengan syarat
dapat digolongkan menjadi 3 bagian. Misalnya untuk setiap harga t2> t;, maka
apabila:
Kurva bak mandi (Bath Tub Curve) atau kurva laju kerusakan
merupakan suatu kurva yang menunjukkan pola laju kerusakan sesaat yang
umum bagi suatu produk. Pada umumnya laju kerusakan suatu sistem selalu
berubah sesuai dengan bertambahnya waktu. Bentuk umum dari kurva tersebut
Kegagalan ini dapat terjadi pada awal kondisi yang disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya adalah:
baik, sehingga dapat digunakan sesuai dengan kondisi dan waktu operasi
yang telah ditentukan serta tidak sering menimbulkan masalah yang dapat
Kegagalan acak ini dapat terjadi pada saat mesin sedang dalam keadaan
Kegagalan ini disebabkan oleh umur mesin yang sudah tua, sehingga
berakhir.
diantaranya adalah :
melakukan fungsi yang diharapkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Dimana :
melaksanakan pekerjaannya.
untuk waktu kerusakan karena distribusi iini dapat digunakan baik untuk laju
kerusakan yang meningkat maupun laju kerusakan yang menurun. Dua
23
parameter yang digunakan dalam distribusi ini adalah 6 yang disebut dengan
diatasi
Distribusi ini dimengerti hanya untuk t positif dan lebih sesuai dari distribusi
normal dalam hal kekuasaan. Dua parameter yang digunakan dalam distribusi
ini adalah tmea yang disebut dengan parameter lokasi dan 5 yang disebut
parameter bentuk.
cocok ketika komponen yang masih digunakan secara statistik masih sebagus
ketika baru pertama kali dipakai. Distribusi ini mempunyai laju kerusakan
yang tetap terhadap waktu dan tidak tergantung dengan umur komponen
24
xi = ti ...(10)
„, .. (/-0.3)
F(t° =7[n + 0.4)
rd\ -(12)
n
J^xiyi
parameter: X= — ... (13)
;=i
xi = In ti ...(14)
*=^wm -(15)
_.. (/-0.3)
F(")= («
/ + 0.4)
n A\ -(16)
ri
( " a "
I
..(17)
( n
»z-2 - V X> XI
a = y - bx ...(18)
6 = parameter skala
P = parameter bentuk
xi = ti (20)
F(ti)
Q-0-3) (21)
(m +0.4)
n I n n
ny,xiyi- ]T*']£]?'
b=__j L l^I (23)
n ( n \~
nYx/'2 - /,xi
I \ I J
a= y-bx (24)
parameter a - (25)
M (26)
P rata- rata
xi = In ti (27)
(28)
(« +0.4)
1 (\
yi = Zi = O '[F{ti)] =-In/ \ntmcd (29)
s \s
parameter: .(32)
s = parameter bentuk
r =
/=i 1=1 ...(35)
"Zx/2~(Zx/)~' "Z-^^Z-^2
1=1 '=1
3) Gradien :
f n
n^xiyi- Z^Z^'
b = _J k_i !__^_ untuk distribusi Weibull, Normal dan
( " \
»Zx/2_ VZx/
' )
Zx/>''
/> =
(=1
untuk distribusi Eksponensial ... (37)
z
1=1
xi
Mean Time To failure adalah nilai rata- rata atau nilai yang diharapkan
MTTF= \t.f(t)dt
dengan total downtime terbesar. Untuk penentuan mesin kritis ini, langkah
pertama yang dilakukan adalahdengan mengukur lamanya waktu downtime
produksi dari tiap-tiap mesin yang ada (Pratiwi, 2007).
Program perawatan untuk peralatan maupun mesin harus dilakukan secara
terencana. Namun demikian, disadari pula bahwa tidak mungkin membuat
Dan untuk mengetahui mesin kritis serta komponen kritis dari suatu mesin
dilakukan analisa terhadap frekwensi kerusakan, persentase dari frekwensi
kerusakan, persentase kumulatif dari persentase frekwensi kerusakan, Jumlah
stop hour, persentase dari stop hour, serta persentase kumulatif dari persentase
stop hour terhadap mesin dan komponen mesin yang diteliti.
Analisa frekwensi kerusakan mesin atau komponen ke-* (Fn) didapat dari
menjumlahkan semua kerusakan yang terjadi terhadap mesin dan komponen
mesin selama periode penelitian. Sedangkan analisa jumlah stop hour
didapatkan dari menjumlahkan waktu dari mulai mesin dan komponen dari
mesin tersebut rusak atau Break Down sampai waktu selesai diperbaiki.
Perhitungan persentase dari frekwensi kerusakan dapat dicontohkan
sebagai berikut :
Xkn==TFxl00% -0)
Dimana : Xkn =Persentase dari frekwensi kerusakan mesin
atau komponen ke-n (%)
f i \
D(n) = X{n)T, + nT
Dimana :
waktu.
waktu
Sehinoaa
"toto1-
:
^. . A(n) n n. . k n
D(n) = -±-± + - atau D(n) = +-
// i nop i
D(n) =—£- +- =0
n~p i
31
jk.i
Sehingga frekuensi pemeriksaan : n- j— ••• (45)
lebih baik dari pada Repair Maintenance bila diliat dari segi biaya perawatan.
Cm = Biaya pekerja per orang per jam x Waktu pemeriksaan Blade ... (47)