Bab 5. Ijin-Ijin Pembangunan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

BAB 5

IJIN- IJIN PEMBANGUNAN

Pengantar
Dalam pekerjaan bangunan masalah perijinan termasuk bagian yang penting. Dikatakan
penting karena ijin mendirikan bangunan misalnya merupakan suatu dasar dan keharusan
sebelum bangunan didirikan.
Ada beberapa perijinan yang berkaitan denngan pelaksanaan pembangunan dan
penggunaan bangunan. Ijin-ijin tersebut antara lain :
1. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
2. Ijin Pengunaan Bangunan (IPB)
3. Ijin Perencanaan Bangunan.

Tujuan umum :
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami
persoalan perijinan dalam bidang pembangunan proyek.

Tujuan khusus :
Dengan mempelajari bab 5 ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menyebutkan syarat-syarat dalam permohonan Ijin Mendirikan Bangunan.
2. Menuliskan urutan dalam mendapatkan Ijin Perencanaan Bangunan.

Uraian kuliah :
IJIN-IJIN PEMBANGUNAN

Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)


Ijin-ijin tersebut diperlukan agar keberadaan bangunan sebagai tempat kegiatan/ aktivitas
tidak akan mengganggu pihak-pihak lain. Ijin Mendirikan Bangunan misalnya,
diperlukan agar keamanan penghuni, keamanan bangunan dan lingkungan sekitar dapat
terjamin.

IMB diberlakukan untuk seluruh propinsi. Pelaksanaan pemberian IMB ditangani oleh
Suku Dinas Pengawasan Pembangunan Kota di wilayah yang terdapat di lingkungan
walikota setempat.
Untuk mendapatkan IMB para pemohon harus :
1. Mengisi formulir permohonan yang disediakan.
2. Menyiapkan data tentang perencanaan bangunan dan kondisi lapangan yang diisi
oleh perencana/ arsitek.
3. Melengkapi surat-surat yang menyatakan hak atas tanah yang akan dibangun.
Dapat berupa :
a. Sertifikat tanah atau
b. Fatwa tanah atau surat keterangan dari lurah / camat mengenai hasil
pengumuman Agraria.
c. Surat kavling yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat.
Semua ketentuan diatas masih harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Rencana Kota
yang dikeluarkan oleh Suku Dinas Tata kota setempat yang terdiri dari :
1. Keterangan/ peta rencana kota (2 lembar asli ditambah 5 fotokopi)
2. Keterangan pengarahan tata bangunan (2 lembar asli ditambah 5 fotokopi dari
pemohon) untuk daerha yang direncanakan berdasarkan ketenuan pengarahan tata
bangunan.
3. Memasukkan gambar rencana arsitektur sebanyak 7 set beserta fotokopi Surat Ijin
Bekerja Perencana (SIBP). Arsitektur dan arsiteknya yang sudah ditandatangani
dan dituliskan nama dan lokasi bangunan dimohon.
4. Memasukkan gambar rencana konstruksi dan perhitungannya sebanyak tiga set
beserta SIBP konstruksi dari ahli Kostruksi yang sudah ditandatangani dan
dituliskan nama dan lokasi bangunan dimohon.

Ijin Penggunaan Bangunan (IPB)


Ijin Penggunaan Bangunan adalah ijin tertulis dari instalasi berwenang untuk penggunaan
suatu bangunan dan atau kelayakan bangunan.
IPB yang harus dimiliki oleh setiap pemilik bangunan sebelum bangunan itu digunakan,
dimaksudkan sebagai alat kendali dalam pengawasan penggunaan dan kondisi
bangunan,baik bangunan umum, bangunan rumah tinggal atau gedung-gedung lainnya.
Pada prinsipnya IPB diterbitkan bilamana pelaksanaan pembangunan di lapangan sesuai
dengan IMB. Oleh karena itu perlu dihindari kemunginan terjadinya penyimangan dari
rencana semula dan menaati ketentuan dalam IMB, seperti:
- Memasang papan nama proyek sesuai dengan ketentuan
- Melaksanakan pembangnan sesuai IMB dan menaati pengarahan/ petunjuk yang
diberikan petugas.

Ijin Perencanaan Bangunan


Pemilik bangunan darus mempersiapkan surat-surat berikut untuk mendapatkan ijin
pelaksanaan.
Surat-surat tersebut adalah :
1. Sertifikat tanah.
2. Gambar rencana, yang mencakup denah bangunan, potongan dan tampak serta
gmbar arsitektur yang lain.
3. Perhitungan konstruksi yang dibuat oleh ahli konstruksi,
4. Gambar konstruksi yang disahkan oleh ahli yang menghitung konstruksi.
Ijin perencanaan disahkan oleh Kepala Dinas Pengawasan Bangunan.

Ijin Pelaksanaan
Jika kontraktor akan mengerjakan pekerjaan yang penting, maka kontraktor harus
meminta ijin pelaksanaan kepada Pengawas Bangunan. Pekerjaan yang penting tersebut
misalnya :pengecoran beton, penggalian dan pengurugan pondasi, pemasangan rangka
atap dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar apabila terdapat kegagalan konstruksi, maka
bukan hanya kontraktor yang harus bertanggung jawab, tetapi juga perencana dan
konsultan pengawas. Kegagalan dan cacatkonstruksi beton bukan hanya disebabkan oleh
faktor pelaksanaan yang tidak baik, namun juga mungkin karena perencanaannya.
Dalam hal ini pengaws bangunan harus selalu berada di tempat (lapangan) karena harus
memeriksa konstruksi setiap waktu. Jika kontraktor akan melaksanakan pekerjaan,
padahal pengawas tidak berada di tempat, maka tanggung jawab terhadap kegagalan
konstruksi beradadi tangan pengawas.

Latihan :
1. Sebutkan cara-cara mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)?
2. Mengapa perlu adanya ijin pelaksanaan?
3. Apa yang dimaksud dengan SIBP?

Anda mungkin juga menyukai