1
Lapisan tanah dasar (subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang
berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan
mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar
dibedakan atas :
1. Lapisan tanah dasar, tanah galian.
2. Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
3. Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan
sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah
dasar.
Lapisan pondasi bawah
Lapisan pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas
lapisan tanah dasar dan di bawah lapisan pondasi atas.
Berfungsi sebagai :
1. Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke
tanah dasar.
2. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
3. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke
lapis pondasi atas.
4. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat
(akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan
pekerjaan.
5. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
Lapisan pondasi atas
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang
terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis
permukaan.
Berfungsi sebagai :
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan
dibawahnya.
2. Bantalan terhadap lapisan permukaan
Lapisan permukaan/aus/penutup
Lapisan permukaan / penutup adalah lapisan yang bersentuhan
langsung dengan beban roda kendaraan.
Berfungsi sebagai :
1. Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
2. Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan
(lapisan aus).
3. Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak
meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
4. Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga
dapat dipikul oleh lapisan dibawahnya.
PERKERASAN JALAN KAKU
Perkerasan kaku, terdiri dari beton semen portland dan
lapisan pondasi (bisa juga tidak ada) diatas tanah dasar.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus
elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban
terhadap bidang area tanah yang cukup luas, sehingga
kapasitas struktur perkerasan terbesar diperoleh dari
kekuatan slab beton itu sendiri.
Perbedaan dengan perkerasan lentur
Perkerasan Kaku Perkerasan Lentur
1. Desain sederhana namun pada bagian 1. Perancangan sederhana dan dapat
sambungan perlu perhitungan lebih teliti. digunakan untuk semua tingkat volume
Kebanyakan digunakan hanya pada jalan- lalu-lintas dan semua jenis berdasarkan
jalan tinggi, serta pada perkerasan lapangan klasifikasi fungsi jalan raya.
terbang.
2. Rancangan Job Mix lebih mudah untuk 2. Kendali kualitas untuk Job Mix agak rumit
dikendalikan kualitasnya. Modulus karena harus diteliti baik di laboratorium
Elastisitas antara lapis permukaan dan sebelum dihampar, maupun hasil setelah
pondasi sangat berbeda. dihampar di lapangan.
3. Rongga udara didalam beton tidak dapat 3. Rongga udara dapat mengurangi tegangan
mengurangi tegangan yang timbul akibat yang timbul akibat perubahan volume
perubahan volume beton. Pada umumnya campuran aspal. Oleh karena itu tidak
diperlukan sambungan untuk mengurangi diperlukan sambungan. Sulit untuk
tegangan akibat perubahan temperatur bertahan terhadap kondisi drainase yang
Dapat lebih bertahan terhadap kondisi yang buruk.
lebih buruk.
Perbedaan dengan perkerasan lentur (lanjutan)
4. Umur rencana dapat mencapai 15 – 40 tahun. Jika 4. Umur rencana relatif pendek 5 – 10 tahun.
terjadi kerusakan maka kerusakan tersebut cepat Kerusakan tidak merambat ke bagian konstruksi
dan dalam waktu singkat. yang lain, kecuali jika perkerasan terendam air.
5. Indeks Pelayanan tetap baik hampir selama umur 5. Indeks Pelayanan yang terbaik hanya pada saat
rencana, terutama jika transverse joints dikerjakan selesai pelaksanaan konstruksi, setelah itu
dan dipelihara dengan baik. berkurang seiring dengan waktu dan frekuensi
beban lalu-lintasnya.
6. Pada umumnya biaya awal konstruksi tinggi. 6. Pada umumnya biaya awal konstruksi rendah,
terutama untuk jalan lokal dengan volume lalu-
lintas rendah. Tetapi biaya awal hampir sama
untuk jenis konstruksi jalan berkualitas tinggi yaitu
jalan dengan tingkat volume lalu-lintas tinggi.
7. Pelaksanaan relatif sederhana kecuali pada 7. Pelaksanaan cukup rumit disebabkan kendali
sambungan-sambungan. kualitas harus diperhatikan pada sejumlah varian,
termasuk kendali terhadap temperatur.
Perbedaan dengan perkerasan lentur (lanjutan)
8. Sangat penting untuk melaksanakan 8. Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan,
pemeliharaan terhadap sambungan-sambungan mencapai lebih kurang dua kali lebih besar dari
secara tetap. pada perkerasan kaku.
9. Agak sulit untuk menetapkan saat yang tepat 9. Pelapisan ulang dapat dilaksanakan pada
untuk melakukan pelapisan ulang. Apabila semua tingkat ketebalan perkerasan yang
lapisan permukaan akan dilapis ulang, maka diperlukan.Lebih mudah menentukan perkiraan
untuk mencegah terjadinya retak refleksi saat pelapisan ulang harus dilakukan.
biasanya dibuat tebal perkerasan > 10 cm
10. Kekuatan konstruksi perkerasan kaku ditentukan 10. Kekuatan konstruksi perkerasan lentur
oleh kekuatan lapisan beton sendiri (tanah dasar ditentukan oleh kemampuan penyebaran
tidak begitu menentukan). tegangan setiap lapisan dan ditentukan oleh
tebal setiap lapisan dan kekuatan tanah dasar
yang dipadatkan.
11. Yang dimaksud dengan tebal konstruksi 11. Yang dimaksud dengan tebal konstruksi
perkerasan kaku adalah tebal lapisan beton tidak perkerasan lentur adalah tebal seluruh lapisan
termasuk pondasi. yang ada diatas tanah dasar dipadatkan
termasuk pondasi.
Jenis perkerasan kaku
1. Perkerasan beton biasa tanpa tulangan, bersambung, untuk
kendali retak dan transfer beban (kecuali pada sambungan
memanjang).
2. Perkerasan beton dengan tulangan sederhana, bersambung,
dengan siar susut relatif cukup jauh dan transfer beban pada siar
terjadi dengan adanya tulangan dowel. Untuk kendali retak
digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya
independen terhadap adanya tulangan dowel.
3. Perkerasan beton bertulang menerus terdiri dari prosentasi besi
yang relatif cukup banyak dan tidak ada siar kecuali untuk
keperluan pelaksanaan konstruksi dan beberapa siar muai.
4. Perkerasan beton semen dengan tulangan serat baja/ fiber.
5. Perkerasan beton semen prategang / prestress
Susunan lapisan perkerasan kaku
Daya dukung tanah dasar diperoleh dari nilai CBR, dengan menggunakan
nilai k yaitu modulus reaksi tanah dasar.
Modulus reaksi tanah dasar untuk berbagai kelas jalan sebagai berikut:
a. Jalan tol = Ko = k - 2 S
b. Jalan arteri = Ko = k - 1,64 S
c. Jalan kolektor / lokal = Ko = k - 1,28 S
Faktor keseragaman (Fk) =
Dimana :
Ko = modulus reaksi tanah dasar yang mewakili suatu segmen jalan
k = = modulus reaksi tanah datar rata-rata dalam suatu segmen jalan
k= modulus reaksi tanah datar tiap titik dalam suatu segmen jalan
n = jumlah data k
Fungsi lapisan perkerasan kaku (lanjutan)
2. Pondasi Bawah
3. Plat beton
Tebal plat beton pada perkerasan kaku ditentukan oleh
jenis perkerasan, harga k lapisan tanah dasar, konfigurasi
beban sumbu, dan persentase fatiq pada setiap kombinasi
perulangan pembebanan.
Perencanaan perkerasan lentur
Perencanaan perkerasan lentur terbagi menjadi metode Analisa Komponen
No. SNI 1732-1989-F. dan metode AASHTO 1993
Bagan alir prosedur perencanaan perkerasan lentur MAK
Faktor Regional
Tebal
Perkerasan
Indeks Permukaan
1 100
2 80-100
3 60-80
4 50-75
RELIABILITY