Anda di halaman 1dari 32

EVA AZHRA LATIFA

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
PERKERASAN JALAN
Yang dimaksud dengan perkerasan jalan adalah
konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar
(subgrade) yang berfungsi untuk menopang beban lalu
lintas (Hendarsin, 2000)
Perencanaan konstruksi perkerasan dibedakan menjadi
perencanaan jalan baru dan peningkatan jalan lama yang
sudah diperkeras.
Jenis konstruksi perkerasan jalan :
1. Perkerasan lentur (flexible pavement)
2. Perkerasan kaku (rigid pavement)
3. Perkerasan komposit (composite pavement)
PERKERASAN JALAN LENTUR
Jenis dan fungsi lapisan perkerasan

Perkerasan jalan lentur berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan


menyebarkannya ke lapisan di bawahnya.
Didalam pelaksanaannya, perkerasan jalan lentur secara umum terdiri dari beberapa
jenis lapisan perkerasan yaitu :
1. Lapisan tanah dasar (sub grade) 4

2. Lapisan pondasi bawah (subbase course)


3
3. Lapisan pondasi atas (base course)
4. Lapisan permukaan / aus/ penutup (surface course)
2

1
Lapisan tanah dasar (subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang
berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan
mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar
dibedakan atas :
1. Lapisan tanah dasar, tanah galian.
2. Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
3. Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan
sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah
dasar.
Lapisan pondasi bawah
Lapisan pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas
lapisan tanah dasar dan di bawah lapisan pondasi atas.
Berfungsi sebagai :
1. Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke
tanah dasar.
2. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
3. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke
lapis pondasi atas.
4. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat
(akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan
pekerjaan.
5. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
Lapisan pondasi atas
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang
terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis
permukaan.
Berfungsi sebagai :
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan
dibawahnya.
2. Bantalan terhadap lapisan permukaan
Lapisan permukaan/aus/penutup
Lapisan permukaan / penutup adalah lapisan yang bersentuhan
langsung dengan beban roda kendaraan.
Berfungsi sebagai :
1. Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
2. Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan
(lapisan aus).
3. Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak
meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
4. Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga
dapat dipikul oleh lapisan dibawahnya.
PERKERASAN JALAN KAKU
Perkerasan kaku, terdiri dari beton semen portland dan
lapisan pondasi (bisa juga tidak ada) diatas tanah dasar.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus
elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban
terhadap bidang area tanah yang cukup luas, sehingga
kapasitas struktur perkerasan terbesar diperoleh dari
kekuatan slab beton itu sendiri.
Perbedaan dengan perkerasan lentur
Perkerasan Kaku Perkerasan Lentur
1. Desain sederhana namun pada bagian 1. Perancangan sederhana dan dapat
sambungan perlu perhitungan lebih teliti. digunakan untuk semua tingkat volume
Kebanyakan digunakan hanya pada jalan- lalu-lintas dan semua jenis berdasarkan
jalan tinggi, serta pada perkerasan lapangan klasifikasi fungsi jalan raya.
terbang.
2. Rancangan Job Mix lebih mudah untuk 2. Kendali kualitas untuk Job Mix agak rumit
dikendalikan kualitasnya. Modulus karena harus diteliti baik di laboratorium
Elastisitas antara lapis permukaan dan sebelum dihampar, maupun hasil setelah
pondasi sangat berbeda. dihampar di lapangan.
3. Rongga udara didalam beton tidak dapat 3. Rongga udara dapat mengurangi tegangan
mengurangi tegangan yang timbul akibat yang timbul akibat perubahan volume
perubahan volume beton. Pada umumnya campuran aspal. Oleh karena itu tidak
diperlukan sambungan untuk mengurangi diperlukan sambungan. Sulit untuk
tegangan akibat perubahan temperatur bertahan terhadap kondisi drainase yang
Dapat lebih bertahan terhadap kondisi yang buruk.
lebih buruk.
Perbedaan dengan perkerasan lentur (lanjutan)
4. Umur rencana dapat mencapai 15 – 40 tahun. Jika 4. Umur rencana relatif pendek 5 – 10 tahun.
terjadi kerusakan maka kerusakan tersebut cepat Kerusakan tidak merambat ke bagian konstruksi
dan dalam waktu singkat. yang lain, kecuali jika perkerasan terendam air.
5. Indeks Pelayanan tetap baik hampir selama umur 5. Indeks Pelayanan yang terbaik hanya pada saat
rencana, terutama jika transverse joints dikerjakan selesai pelaksanaan konstruksi, setelah itu
dan dipelihara dengan baik. berkurang seiring dengan waktu dan frekuensi
beban lalu-lintasnya.
6. Pada umumnya biaya awal konstruksi tinggi. 6. Pada umumnya biaya awal konstruksi rendah,
terutama untuk jalan lokal dengan volume lalu-
lintas rendah. Tetapi biaya awal hampir sama
untuk jenis konstruksi jalan berkualitas tinggi yaitu
jalan dengan tingkat volume lalu-lintas tinggi.
7. Pelaksanaan relatif sederhana kecuali pada 7. Pelaksanaan cukup rumit disebabkan kendali
sambungan-sambungan. kualitas harus diperhatikan pada sejumlah varian,
termasuk kendali terhadap temperatur.
Perbedaan dengan perkerasan lentur (lanjutan)
8. Sangat penting untuk melaksanakan 8. Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan,
pemeliharaan terhadap sambungan-sambungan mencapai lebih kurang dua kali lebih besar dari
secara tetap. pada perkerasan kaku.
9. Agak sulit untuk menetapkan saat yang tepat 9. Pelapisan ulang dapat dilaksanakan pada
untuk melakukan pelapisan ulang. Apabila semua tingkat ketebalan perkerasan yang
lapisan permukaan akan dilapis ulang, maka diperlukan.Lebih mudah menentukan perkiraan
untuk mencegah terjadinya retak refleksi saat pelapisan ulang harus dilakukan.
biasanya dibuat tebal perkerasan > 10 cm

10. Kekuatan konstruksi perkerasan kaku ditentukan 10. Kekuatan konstruksi perkerasan lentur
oleh kekuatan lapisan beton sendiri (tanah dasar ditentukan oleh kemampuan penyebaran
tidak begitu menentukan). tegangan setiap lapisan dan ditentukan oleh
tebal setiap lapisan dan kekuatan tanah dasar
yang dipadatkan.

11. Yang dimaksud dengan tebal konstruksi 11. Yang dimaksud dengan tebal konstruksi
perkerasan kaku adalah tebal lapisan beton tidak perkerasan lentur adalah tebal seluruh lapisan
termasuk pondasi. yang ada diatas tanah dasar dipadatkan
termasuk pondasi.
Jenis perkerasan kaku
1. Perkerasan beton biasa tanpa tulangan, bersambung, untuk
kendali retak dan transfer beban (kecuali pada sambungan
memanjang).
2. Perkerasan beton dengan tulangan sederhana, bersambung,
dengan siar susut relatif cukup jauh dan transfer beban pada siar
terjadi dengan adanya tulangan dowel. Untuk kendali retak
digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya
independen terhadap adanya tulangan dowel.
3. Perkerasan beton bertulang menerus terdiri dari prosentasi besi
yang relatif cukup banyak dan tidak ada siar kecuali untuk
keperluan pelaksanaan konstruksi dan beberapa siar muai.
4. Perkerasan beton semen dengan tulangan serat baja/ fiber.
5. Perkerasan beton semen prategang / prestress
Susunan lapisan perkerasan kaku

Susunan lapisan perkerasan kaku terdiri dari :


1. Lapisan tanah dasar (subgrade)
2.Lapisan pondasi bawah (sub base)
3. Plat beton (concrete slab)
3
2
1
Fungsi lapisan perkerasan kaku
1. Lapisan tanah dasar

Daya dukung tanah dasar diperoleh dari nilai CBR, dengan menggunakan
nilai k yaitu modulus reaksi tanah dasar.
Modulus reaksi tanah dasar untuk berbagai kelas jalan sebagai berikut:
a. Jalan tol = Ko = k - 2 S
b. Jalan arteri = Ko = k - 1,64 S
c. Jalan kolektor / lokal = Ko = k - 1,28 S
Faktor keseragaman (Fk) =
Dimana :
Ko = modulus reaksi tanah dasar yang mewakili suatu segmen jalan
k = = modulus reaksi tanah datar rata-rata dalam suatu segmen jalan
k= modulus reaksi tanah datar tiap titik dalam suatu segmen jalan
n = jumlah data k
Fungsi lapisan perkerasan kaku (lanjutan)
2. Pondasi Bawah

Alasan dan keuntungan menggunakan lapisan pondasi bawah (sub


base) :
1. Menambah daya dukung tanah dasar
2. Menyediakan lantai kerja yang stabil untuk peralatan konstruksi
3. Untuk mendapatkan daya dukung yang seragam, stabil dan
permanen
4. Mengurangi lendutan pada sambungan sehingga menjamin
penyaluran beban pada sambungan muai pada waktu lama
5. Membantu menjaga perubahan volume lapisan tanah dasar akibat
pemuaian dan penyusutan
6. Mencegah keluarnya air pada tepi plat atau sambungan
(pumping)
Fungsi lapisan perkerasan kaku
(lanjutan)

3. Plat beton
Tebal plat beton pada perkerasan kaku ditentukan oleh
jenis perkerasan, harga k lapisan tanah dasar, konfigurasi
beban sumbu, dan persentase fatiq pada setiap kombinasi
perulangan pembebanan.
Perencanaan perkerasan lentur
Perencanaan perkerasan lentur terbagi menjadi metode Analisa Komponen
No. SNI 1732-1989-F. dan metode AASHTO 1993
Bagan alir prosedur perencanaan perkerasan lentur MAK

Traffic LHR pada awal


umur rencana

Koefisien distribusi Lintas ekivalen


kendaraan permulaan
Lintas ekivalen Lintas ekivalen
tengah rencana

Angka ekivalen Lintas ekivalen


kendaraan akhir

CBR Daya Dukung Tanah Indek Tebal


Perkerasan

Faktor Regional

Tebal
Perkerasan
Indeks Permukaan

Koefisien kekuatan relatif bahan


Bagan alir prosedur perencanaan perkerasan lentur AASHTO
UMUM
Karakteristik perkerasan lentur :
1. Bersifat elastis
2. Umumnya menggunakan bahan pengikat aspal
3. Seluruh lapisan ikut menanggung beban
4. Tanah dasar dianggap stabil selamanya
5. Umur rencana maksimum 20 tahun (MKJI 23 tahun)
6. Diperlukan pemeliharaan berkala
TRAFFIC
Berdasarkan beban ekivalen kumulatif 18 kip Single Axle Load (ESAL)
selama periode analisa (W18).Jika diharapkan sampai akhir tidak dilakukan
rehabilitasi atau resurfacing (pelapisan ulang), maka diperlukan lalu lintas
total selama periode analisa. Namun jika konstruksi bertahap dengan
adanya perbaikan atau pelapisan ulang, maka harus dibuat grafik hubungan
kumulatif lalulintas dengan waktu dalam tahun.
W 18 = DD x DL x W18
Dimana :
W 18 = ESAL kumulatif setelah dikoreksi
DD = faktor distribusi arah yang dinyatakan dalam rasio, misal timur-barat,
utara-selatan.umumnya 0,5 atau 0,3-0,7
DL = faktor distribusi lajur, perhitungan distribusi lalulintas bila lebih dari
dua lajur
W18 = ESAL kumulatif 18 kip dua arah selama periode analisa
Tabel 1. faktor distribusi lajur (DL)

Jumlah lajur Persen 18 kip ESAL


pada tiap arah pada lajur desain

1 100
2 80-100
3 60-80
4 50-75
RELIABILITY

Merupakan perhitungan kemungkinan variasi perkiraan


lalu lintas (W18), dan perkiraan performance,
menyangkut tingkat kepercayaan bahwa perkerasan akan
tahan sesuai dengan peiode yang direncanakan.
Penetapan konsep reliability sebagai berikut :
Tetapkan klasifikasi fungsi jalan apakah rural atau urban
Pilih tingkat reliability pada tabel. Makin besar reliability
maka perkerasan makin tebal.
Standar deviasi ditentukan sesuai dengan kondisi
setempat
RELIABILITY (lanjutan)

Tabel 2. Tingkat reliability

Kualifikasi fungsi Urban Rural

Jalan tol 85-99,9 80-99,9


Arteri 80-99 75-95
Kolektor 80-95 75-95
Lokal 50-80 50-80

Anda mungkin juga menyukai