Sehat adalah kesehatan fisik, mental dan sosial yang lengkap atau terintegrasi bukan
hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan (WHO, 2005)
Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari Jiwa, Raga dan Sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif baik secara ekonomi dan social (Siti
Nafsiah, 2000).
Sakit adalah suatu gangguan dalam fungsi normal setiap orang sebagai totalitas secara
komprehensif termasuk sebagai sistem biologis dan adaptasi (Pemons, 1972) .
Jadi sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial yang dapat
memungkinkan sesorang untuk melakukan aktifitas secara produktif baik ekonomi maupun
social sedangkan sakit adalah suatu keadaan dalam fungsi normal pada setiap manusia
sebagai totalitas yang termasuk dalam system biologis dan adaptasi.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau
masyarakat mampu menolong dirinya sndiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terdapat di lima tatanan,
yaitu rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan fasilitas kesehatan
(Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, 2013).
Berdasarkan data dari Puskesmas bahwa desa yang status PHBS-nya masih dalam strata
sehat utama yaitu Desa Gebangan dan Desa Kebon Gembong. Beberapa penilaian indikator
Perilku Hidup Bersih dan Sehat diantaranya yaitu akses jamban sehat, air bersih, pengelolaan
sampah, dan cuci tangan pakai sabun. Hasil pemantauan PHBS di Desa Gebangan
menunjukkan bahwa yang masih rendah yaitu dari indikator akses terhadap jamban sehat dan
juga pengelolaan sampah .
Di 2 dusun di Desa Gebangan yaitu Dusun Pencar dan Dusun Mrican masih banyak
masyarakatnya yang belum memiliki jamban mandiri. Dari hasil studi pendahuluan yang
telah dilakukan terhadap 10 rumah dengan proporsi 5 rumah pada Dusun Pencar dan 5 rumah
pada Dusun Mrican. Diperoleh hasil bahwa yang memiliki jamban yaitu 70 % atau 7 rumah
dan 30 % tidak memiliki jamban. Hasil wawancara terhadap warga yang tidak memiliki
jamban mandiri yaitu 3 rumah, 2 rumah menyatakan melakukan buang air besar disungai dan
1 rumah menyatakan buang air besar dengan cara sharing (numpang) di jamban milik
saudaranya.
Dari hasil studi pendahuluan juga diperoleh hasil bahwa dari 10 responden yang
diwawancarai apakah mereka selalu mencuci tangan pakai sabun setelah BAB, 6 resonden
mengatakan melakukan cuci tangan pakai sabun dan 4 sisanya hanya mencuci tangan dengan
menggunakan air saja. Selain cuci tangan pakai sabun setelah BAB, responden juga
diwawancarai apakah melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum mengolah makanan dan
sebelum makan, yang menjawab melakukan cuci tangan pakai sabun yaitu 50 % dan sisanya
tidak melakukan cuci tangan pakai sabun.
1. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Perilaku buang air besar sembarangan (BABS) adalah suatu tindakan membuang
kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai atau area terbuka
lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air.
2. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Perilaku cuci tangan pakai sabun yaitu Mencuci tangan membunuh kuman yang ada
di tangan, mencegah penularan penyakit seperti diare, ISPA, penyakit kulit
1) Bakteri.
2) Virus.
3) Parasit.