Anda di halaman 1dari 2

HAKIKAT KURIKULUM (KEDUDUKAN, PENGERTIAN, FUNGSI, DAN

PERANAN)

M. Rizki Sukma Ridha


1505113
Departemen Pendidikan Bahasa Jepang
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
takahashikuroda@gmail.com

Orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan, maka tidak akan asing


dengan yang namanya “kurikulum”. Dari anak SD sampai guru SMA, terlepas paham
atau tidaknya mereka akan makna sesungguhnya, pasti telah mendengar istilah ini
setidaknya sekali selama hidup mereka. Seperti apa kedudukan kurikulum ini dalam
dunia pendidikan, khususnya di tanah air? Menurut Grant P. Wiggins dan Jay McTighe
(2007:38-40), kurikulum dapat diibaratkan sebagai sebuah blueprint atau rancangan
teknis, dan sistem pendidikan sebagai bangunannya. Kokoh tidaknya sebuah bangunan
itu tergantung bukan hanya dari perencanaannya saja, tetapi juga bagaimana sebuah
bangunan itu dibangun, seperti terbuat dari bahan apa, dibuat dengan teknik apa. Begitu
pula dengan kurikulum, apabila sebuah kurikulum telah direncanakan dengan baik
dibarengi dengan pelaksanaannya yang baik pula, maka pendidikan di negara tersebut
akan kuat dan maju.

Sekarang telah kita ketahui kedudukan kurikulum itu sendiri. Lalu adakah
pengertian yang mampu menjelaskan kurikulum itu sendiri? Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia terbitan Depdiknas (2002:617), “kurikulum ialah perangkat mata
pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan/perangkat mata kuliah mengenai
bidang keahlian khusus. Menurut UU RI no. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari kedua pengertian diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum adalah garis besar sebuah sistem pendidikan
serta cara penyelenggaraannya untuk mencapai tujuan sistem pendidikan tersebut.

Secara garis besar, fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman atau acuan dasar
bagi instansi-instansi yang menggunakannya, namun fungsi khususnya kembali lagi
kepada penggunanya. Sebagai contoh, bagi guru, kurikulum dapat menjadi pedoman
dalam menyusun bahan-bahan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswanya.
Kepala sekolah dapat menjadikan kurikulum sebagai pedoman ketika melakukan
pengawasan terhadap kegiatan pembelajaran disekolahnya. Sebagai sebuah pedoman
yang telah dirancang dengan sistematis, kurikulum tentu mempunyai peranan yang
sangat besar. Oemar Hamalik (1990) menjelaskan tiga peranan yang dimiliki oleh
kurikulum yaitu 1)peran konservatif, 2)peran kreatif, dan 3)peran kritis dan evaluatif.
Peran konservatif mengharuskan guru-guru untuk mengajarkan kepada siswa hal-hal
yang baru tanpa melupakan nilai-nilai luhur yang telah ada. Peran kreatif mendorong
guru-guru untuk dapat mengikut perkembangan zaman dengan selalu berinovasi. Peran
kritis dan evaluatif dilaksanakan untuk memberikan penilaian terhadap segala sesuatu
yang telah ada dan bagaimana untuk memperbaikinya apabila ada kekurangan.
Daftar Pustaka:
Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Indonesia.
Hamalik, O. (1990). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung.
Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. No. 1. Sekretariat Negara. Jakarta .
Wiggins, G. P, & McTighe, J. (2007). Schooling by Design: Mission, Action, and
Achievement. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum
Development

Anda mungkin juga menyukai