Disusun Oleh :
190070300111025
Kelompok 3A
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : An. C Tanggal pengkajian :13 April 2020
Umur : 17 tahun Informan : Film The Perks Of
Being A Wallflawer
Pendidikan : SMA
Alamat : Amerika Serikat
III. FISIK
1. Tanda vital :
TD : 120 /80mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,5oC
RR : 20x/menit
TB :170cm
BB :60kg
2. Keluhan fisik : ( ) ya (√) tidak
Pemeriksaan fisik :
1. Kepala&Leher
a. Kepala :
Bentuk simetris, tidak terdapat massa, tidak terdapat nyeri tekan, rambut merata
berwarna pirang.
2
b. Mata:
Bentuk simetris, konjungtiva un-anemis, pupil isokor, tidak menggunakan kacamata,
fungsi penglihatan normal
c. Hidung:
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat bengkak, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada
perdarahan, tidak ada keluhan sinusitis
d. Mulut&tenggorokan:
Warna bibir pink, mukosa lembab, tidak terdapat ulkus/lesi, tidak terdapat massa,
warna lidah pink, tidak terdapat perdarahan gusi, tidak terdapat karies gigi, tidak
ada gangguan bicara.
e. Telinga:
Bentuk simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat massa, tidak terdapat nyeri tekan
f. Leher:
Tidak terdapat kekakuan pada leher, tidak terdapat benjolan, tidak terdapat distensi
vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan
2. Thorak& Dada:
Jantung
- Inspeksi: terlihat simetris ,tidak ada pembedahan,tidak edema, tidak terdapat
pulsasi ictus cordis
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi: bunyi dullness
- Auskultasi : S1 S2 reguler
Paru
- Inspeksi: pergerakan dinding kanan kiri simetris
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan
- Perkusi: terdengar bunyi sonor
- Auskultasi: tidak ada terdengar bunyi tambahan
3. Payudara&Ketiak
Inspeksi: tidak terdapat lesi
Palpasi: tidak terdapat benjolan
4. Punggung&TulangBelakang
Tidak ada perubahan bentuk, tidak terdapat keluhan pada tulang belakang
5. Abdomen
Inspeksi: simetris,tidak ada riwayat pembedahan,tidak ada luka
Palpasi:tidak ada nyeri tekan
Perkusi: terdengar suara timpani
3
Auskultasi: Bising usus normal 10x/ menit
6. Genetalia& Anus
Tidak terkaji
7. Ekstermitas ( kekuatan otot, kontraktur, deformitas, edema, luka, nyeri/ nyeritekan,
pergerakan)
Atas: pergerakan otot normal,tidak ada kelemahan
Bawah: Pergerakan otot normal dan tidak ada kelemahan.
5 5
5 5
IV. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Body image/gambaran diri
( ) cacat fisik ( ) pernah operasi
( ) perubahan ukuran fisik ( ) proses patologi penyakit
( ) fungsi alat tubuh terganggu ( ) kegagalan fungsi tubuh
( ) perubahan fisiologis tumbuh kembang
( ) prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh
( ) keluhan karena kondisi tubuh ( ) gangguan struktur tubuh
4
( ) transplantasi alat tubuh ( ) menolak berkaca
Jelaskan: Klien saat ini tidak memiliki gangguan pada gambaran diri sendiri dan tidak
ada keluhan fisik apapun
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
*Pertanyaaan untuk konsep diri
P: “ apakah klien memiliki kecacatan fisik?”
P: “ apakah terjadi perubahan ukuran fisik?”
P:”apakah ada fungsi tubuh yang terganggu?”
P: “apakah sedang menjalani pengobatan yang mengubah fungsi angggota tubuh?”
P: “apakah ada keluhan pada kondisi tubuh?”
P:”apakah pernah mendonorkan atau menerima organ tubuh dari orang lain?”
P: “ apakah terdapat riwayat operasi sebelumnya?”
P:” apakah terdapat gannguan struktur tubuh?”
b. Role/peran
( ) transisi peran karena sakit ( ) konflik peran ( ) keraguan peran
( ) overload peran ( ) perubahan peran
Jelaskan: Pasien saat ini tidak mengalami masalah dalam peran, karena klien tinggal
bersama anggota keluarganya yang masih lengkap. Namun masih merasa kehilangan
sosok yang disayanginya yaitu tante Helen
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
*Pertanyaan tentang peran :
P: “apakah terjadi transisi/ pergantian peran karena sakit?”
P : “ apakah pernah terjadi konflik peran?”
P : “ apakah pernah terjadi perubahan peran karena sakit?
P: “apakah pernah terdapat keraguan peran?”
*Pertanyaan untuk overload peran:
P : “Peran sebagai apa yang sedang dijalani oleh klien sekarang dalam keluarga?”
P : “Apakah klien merasa nyaman dengan peran yang dijalani sekarang?”
P : “Apakah klien merasakan beban pada peran yang dijalani sekarang dalam
keluarga?”
P: “Apakah klien merasa ada kelebihan beban kerja sekarang?”
P: “Apakah klien merasakan ada overload peran/ peran yang berlebihan diluar
kemampuan klien?”
c. Identity/identitas diri
( √ ) kurang percaya diri ( √ ) merasa kurang memiliki potensi
( ) merasa terkekang ( ) kurang mampu menentukan pilihan
( ) tidak mampu menerima perubahan ( ) menolak menjadi tua
5
Jelaskan: kurang percaya diri dalam kemampuan yang dimiliki dan merasa kurang
memilki potensi padahal bisa dibuktikan dengan klien dapat menjawab pertanyaan dari
gurunya namun kurang percaya diri dalam menjawab
Masalah Keperawatan: Ketidakberdayaan
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang terdekat: keluarga dan teman SMA klien (Sam dan Patrick)
b.Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat : klien adalah seorang pelajar,
namun dia tidak mengikuti kegiatan esktrakulikuler di sekolah maupun kegiatan
kemasyarakatan
c.Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien pernah mengalami
hambatan saat ingin mencari teman baru di sekolah karena klien merasa minder
dan terkadang dibully oleh temannya
Jelaskan: klien adalah seorang yang pemalu dan minder untuk berteman karena
merasa memiliki masa lalu dalam dirinya, namun akhirnya dapat bertemu teman-
teman yang mau menerima dia apa adanya disamping keluarganya
Masalah Keperawatan: Ketidakberdayaan
6
3. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan: tidak terkaji
b. Kegiatan ibadah: tidak terkaji
Jelaskan : tidak dijelaskan secara mendetail tentang keyakinan dan kegiatan
keagamaan klien. Jadi perlu dikaji lebih dalam lagi dengan pertanyaan seputar
kehidupan spiritual klien
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
*Pertanyaan tentang spiritual :
P : “ apa keyakinan yang dianut oleh klien?”
P: “kegiatan keagamaan apa yang biasa dilakukan klien?”
4. KECEMASAN
a. Perilaku
( ) hiperaktif (√ ) gelisah ( ) tremor
( √) gugup ( ) agitasi ( ) hiperventilasi
( ) cenderung mendapat celaka ( ) menarik diri
( ) menghalangi ( ) menghindar ( ) melarikan diri dari masalah
Jelaskan: klien mengatakan terkadang gelisah memikirkan halusinasinya yang
muncul setiap kali dia merasa sedih dan sendiri. Klien juga sering merasa gugup
untuk memuluai berbicara dengan orang lain
Masalah Keperawatan: Ansietas
b. Kognitif
( ) perhatian terganggu ( ) konsentrasi buruk ( ) pelupa
( ) salah dalam memberikan penilaian ( ) pre-okupasi
( ) hambatan berfikir ( ) persepsi menurun ( ) kreativitas menurun
( v ) bingung ( ) sangat waspada ( ) kehilangan obyektivitas
( ) takut cidera/kematian ( ) takut kehilangan control
Jelaskan: selama proses interaksi klien tampak bingung memikirkan apa yang
terjadi pada dirinya, namun klien tidak berdaya menahan halusinasinya yang
muncul sewaktu-waktu
Masalah Keperawatan: ketidakberdayaan
c. Afektif
( ) mudah terganggu ( ) tidak sabar ( √ ) gelisah
( ) tegang (√ ) khawatir ( √ ) ketakutan
7
( ) gugup ( ) terror ( ) alarm
Jelaskan: klien terlihat gelisah, merasa ketakutan dan khawatir saat halusinasinya
muncul lagi teringat akan tantenya yang telah meninggal
Masalah Keperawatan: Ansietas
. Fisiologis d
( ) ketakutan fisik ( ) bicara cepat ( ) tekanan darah meningkat
( ) persepsi menyempit ( ) nadi cepat ( ) mulut kering
( ) menggigil ( ) sering kencing ( ) kepala pening
( ) mual ( ) diare ( √ ) sukar tidur
( ) otot tegang ( ) penglihatan kabur ( ) palpitasi
( ) rasa sakit di dada ( ) iritabel ( ) gangguan pola makan
Jelaskan: klien terkadang sukar tidur disebabkan karena faktor pikiran yang
mengganggunya, kepikiran akan tidak punya teman dan halusinasi tantenya
Masalah Keperawatan: Ansietas
5. KEHILANGAN
a. Tahap Denial/Penolakan
( √ ) penolakan terhadap situasi ( ) merasa tertekan
( ) tidak percaya pada orang lain ( ) wawasan sempit
Jelaskan: klien masih terlihat menolak kematian tantenya dengan terus
memikirkannya dan menyalahkan dirinya, terus berandai-andai jika tantenya masih
ada pasti bisa memberikannya kasih sayang
Masalah Keperawatan: berduka
b. Tahap Anger/Marah
( √ ) marah pada diri sendiri ( ) marah pada orang lain
( ) meningkatnya kesadaran klien pada realita
Jelaskan:klien sering marah pada diri sendiri, klien menganggap kematian tante
Helen merupakan kesalahannya di masa lampau
Masalah Keperawatan: berduka
c. Tahap bargaining /tawar menawar
( v ) Ingin menunda kehilangan ( ) Wawasan mulai terbuka
Jelaskan: klien sering berandai tantenya tetap ada di sampingnya untuk
mendengarkan semua ceritanya. Klien berandai-andai jika tantenya dulu tidak
mengambil kadonya, tidak akan pernah terjadi kecelakaan yang menyebabkan
tantenya meninggal
Masalah Keperawatan: berduka
8
d.Tahap depression / depresi
( √ ) Suasana berkabung ( √ )Tidak banyak bicara
( √ ) Sering menangis ( ) Sedih dan putus asa
Jelaskan :klien masih merasa sedih atas kematian tantenya, sesekali menangis karena rindu
dengan tantenya. Klien juga merupakan orang yang tidak banyak bicara dan menjadi sosok
pendiam semenjak kejadian tersebut
Masalah Keperawatan : berduka
e.Tahap Acceptance/Penerimaan
( ) Menerima kenyataan ( ) Mulai timbul rasa tanggung jawab
( ) Sering bertanya ( ) Mudah koordinasi
Jelaskan :klien belum menerima kenyataan sepenuhnya atas kematian tantenya
Masalah Keperawatan : berduka
*pertanyaan : apakah klien sudah menerima dengan ikhlas akan kepergian tentenya?”
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Fisik: rambut tampak rapi, wajah tampak tidak kusam, masih lengkap semua anggota
tubuh dapat berfungsi dengan baik
Pakaian: pakaian pasien terlihat rapi, penampilan pasien tampak rapi
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Kesadaran
Kwantitatif/ penurunan kesadaran
√ compos mentis apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma
Secara kuantitatif: Kesadaran pasien compos mentis dibuktikan dengan GCS: E: 4, V: 5,
M: 6
Kwalitatif
√ tidak berubah berubah
meninggi gangguan tidur: sebutkan.....
hipnosa disosiasi: sebutkan....
Jelaskan : secara kwalitatif kesadaran pasien tidak berubah
Relasi : Pasien mau berkomunikasi dengan dokter, kontak mata pasien adekuat
Limitasi : Pasien menjawab pertanyaan dengan sopan.
Realitas : Pasien merespon pertanyaan orang lain dengan baik
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
9
3. Disorientasi
waktu tempat orang
- Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik
TIK √grimase √tremor gagap
stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia
command automatism atomatisma nagativisme
reaksi konversi verbigerasi berjalan kaku/ rigit kompulsif
lain-2 sebutkan
Jelaskan: pasien sering menunjukkan mimik wajah yg berubah-rubah karena gelisah dan
juga terkadang tremor
Masalah keperawatan: Ansietas
*Berikut pen jelasannya :
10
Peningkatan aktivitas terjadi dimana secara umum gerakan dan reaksi motorik terhadap
rangsangan menjadi lebih cepat/meningkat, peningkatan aktivitas seperti:
Hiperkinesia/hiperaktivitas yaitu gerakan atau aktivitas yang berlebihan.
Gaduh-gelisah katatonik yaitu gerakan motorik yang meningkat, tidak bertujuan, tidak
dipengaruhi oleh rangsangan dari luar dan menunjukkan kegelisahan.
TIK/TIC yaitu gerakan kecil involunter/tidak terkontrol, sekejap dan berkali-kali
mengenai sekelompok otot atau bagian badan yang relatif kecil (otot muka).
Grimasen yaitu gerakan otot muka/mimic yang aneh berubah-ubah, tidak dapat
dikontrol klien sendiri dan berulang-ulang.
Tremor yaitu jari-jari gemetar ketika klien menjulurkan tangan/merentangkan jari-
jarinya.
Stereotipe yaitu gerakan salah satu anggota badan yang berulang-ulang dan tidak
bertujuan.
Mannarism/pelagakan yaitu gerakan atau lagak yang stereotipi, teatrikal dan dibuat-
buat seperti pada suatu pertunjukkan.
Ekhopraxia yaitu meniru gerakan orang lain pada saat dilihatnya secara langsung.
Echolalia yaitu mengulangi/meniru gerakan dari apa yang diucapkan oleh orang lain
secara langsung.
Otomatisme yaitu berbuat sesuatu secara ototmatis sebagai pernyataan atau
skspresi simbolik daripada aktivitas yang tidak disadarinya.
Otomatisme perintah (commond automatism) yaitu menuruti sebuah perintah secara
otomatis tanpa memikirkan terlebih dahulu,
Negativisme yaitu menentang nasihat atau permintaan orang lain untuk beraktivitas
atau melakukan aktivitas yang berlawanan.
Katapleksi yaitu tonus otot menghilang mendadak untuk beraktivitas dan sejenak,
diikuti atau tidak diikuti oleh penurunan kesadaran yang disebabkan oleh keadaan
emosi.
Gagap yaitu berbicara terhenti-henti/tersendat-sendat karena adanya spasme otot-
otot untuk berbicvara seperti terlihat sangat ragu-ragu sampai eksplosif (terucap).
Bersikap aneh yaitu sengaja mengambil sikap/posisi badan yang aneh, tidak wajar
atau cenderung bizar (berlebihan).
Berjalan kaku/rigid yaitu gerakan-gerakan lambat, kaku, tidak tegap dan terputus-
putus.
Komulsif yaitu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang (pre-okupasi) seperti
berulangkali mencuci tangan, muka atau mandi, karena adanya dorongan yang
mendesaknya agar berbuat sesuatu yang bertentangan dengan keinginan sehari-
hari, kebiasaan atau norma-norma yang berlaku.
5. Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar √labil
inadequat anhedonia √marasa kesepian eforia
ambivalen apati marah √depresif/ sedih
cemas: ringan sedang √berat panik
Jelaskan: Afek emosi pasien masih merasa sedih dan kesepian karena ditinggalkan oleh
Tantenya. Terkadang juga merasa depresi seakan tak berdaya, juga sering merasa
cemas karena halusinasi tantenya sering muncul
Masalah Keperawatan: berduka, ketidakberdayaan, ansietas
6. Persepsi
√halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi
11
Macam Halusinasi
√pendengaran √penglihatan √perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan........
Jelaskan : pasien mengalami halusinasi bertemu tantenya, bisa mendengar suaranya,
dan merasakan pelukannya karena masih tidak bisa menerima kenyataan jika tantenya
telah meninggal
Masalah Keperawatan: berduka
7. Proses Pikir
Arus Pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
fligt of ideas v blocking pengulangan pembicaraan/
persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi assosiasi bunyi lain2 sebutkan..
Jelaskan : saat diajak berbicara terkadang klien blocking karena teringat dengan
mendiang tantenya
Masalah Keperawatan: berduka
*berikut penjelasan :
Sirkumtansial: pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai dengan tujuan
pembicaraan.
Tangensial: pembicaraan yang berbelit-belit tetapi tidak sampai dengan tujuan
pembicaraan.
Kehilangan asosiasi: pembicaraan tidak ada hubungannya antara satu kalimat satu
dengan kalimat lainnya dan pasien tidak menyadarinya.
Flight of ideas: pembicaraan meloncat dari satu topik ke topik lainnya, masih ada
hubungan yang tidak logis, dan tidak sampai pada tujuan.
Blocking: pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
Isi Pikir
obsesif ekstasi √fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi isolaso sosial rendah diri
preokupasi pesimisme fobia sebutkan................
waham: sebutkan jenisnya
agama somatik, hipokondrik kebesaran curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir
kejaran dosa
Jelaskan : pasien terkadang berfantasi jika tantenya masih hidup. Belum bisa
menerima kenyataan
Masalah Keperawatan: berduka
Bentuk Pikir
realistik Önonrealistik
autistik dereistik
Jelaskan : pasien berpikir secara nonrealistik tentang kematian Tantenya
Masalah Keperawatan: berduka
8. Memori
12
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan.........................
paramnesia, sebutkan jenisnya........................................................
hipermnesia, sebutkan ...................................................................
*Pertanyaan :
- Daya ingat saat ini
P : “Tadi masih ingat tidak keluarga mas menjenguk jam berapa?”
P: “ jam berapa dokter memberikan obat kepada mas?”
- Daya ingat jangka menengah
P : “mas ingat dimana tempat kuliahnya?
- Daya ingat jangka pendek
P : ”kapan mas dibawa ke RS?
- Daya ingat jangka panjang
P : “mas ingat tanggal lahir mas/ulang tahun mas?”
Masalah Keperawatan: -
Mudah beralih : tidak berdaya melawan halusinasinya saat muncul, mudah beralih ke
dunia fantasi saat kesepian
*Pertanyaan Kemampuan berhitung:
P : “sudah berapa hari mas dirawat di RS?”
P: “ apabila saya punya 5 apel, diberikan 2 ke saudara, tinggal berapa apelnya?”
Masalah keperawatan : ketidakberdayaan
MEKANISME KOPING
Adaptif: Maladaptif
14
bernama Ny. Helen. Klien merasa sangat kehilangan
sosok yang disayangi dan diidolakannya. Klien
sering merasa sedih teringat mendiang tante Helen.
Psikososial :
Self esteem
merasa bersalah akan kematian tantenya. Klien terus
menyalahkan diri sendiri karena menganggap yang
membuat tantenya meninggal adalah dirinya
Tahap denial : klien masih terlihat menolak
kematian tantenya dengan terus memikirkannya dan
menyalahkan dirinya terus berandai-andai jika
tantenya masih ada pasti bisa memberikannya kasih
sayang
Tahap anger : klien sering marah pada diri sendiri,
klien menganggap kematian tante Helen merupakan
kesalahannya di masa lampau
Tahap bergaining : klien sering berandai tantenya
tetap ada di sampingnya untuk mendengarkan
semua ceritanya. Klien berandai-andai jika tantenya
dulu tidak mengambil kadonya, tidak akan pernah
terjadi kecelakaan yang menyebabkan tantenya
meninggal
Tahap depresi : klien masih merasa sedih atas
kematian tantenya, sesekali menangis karena rindu
dengan tantenya. Klien juga merupakan orang yang
tidak banyak bicara dan menjadi sosok pendiam
semenjak kejadian tersebut
Tahap Acceptance : klien belum menerima
kenyataan sepenuhnya atas kematian tantenya
Status mental
Afek emosi : pasien masih merasa sedih dan
kesepian karena ditinggalkan oleh Tantenya.
Persepsi : pasien mengalami halusinasi bertemu
tantenya, bisa mendengar suaranya, dan merasakan
pelukannya karena masih tidak bisa menerima
kenyataan jika tantenya telah meninggal
Arus pikir : saat diajak berbicara terkadang klien
blocking karena teringat dengan mendiang tantenya
Isi pikir : pasien terkadang berfantasi jika tantenya
masih hidup. Belum bisa menerima kenyataan
Bentuk pikir: pasien berpikir secara nonrealistik
tentang kematian Tantenya
Daya tilik diri : pasien menginkari kematian
tantenya, pasien masih menyalahkan dirinya dan hal
diluar itu atas kematian tantenya. Bahkan pasien
sempat menyalahkan orang yang pernah melakukan
15
kekerasan fisik pada tentenya
DO:
Ekspresi wajah sedih
Sesekali terlihat menangis
Terlihat pendiam tidak banyak bicara
2 DS: Ansietas
Alasan kunjungan : Klien cemas jika halusinasinya
sering muncul menghampirinya.
Psikososial :
Kecemasan : klien mengatakan terkadang gelisah
memikirkan halusinasinya yang muncul setiap kali
dia merasa sedih dan sendiri
Afektif : klien terlihat gelisah, merasa ketakutan dan
khawatir saat halusinasinya muncul lagi
Fisiologis : klien mengatakan terkadang sukar tidur
disebabkan karena faktor pikiran
Status mental :
Aktivitas motorik : pasien sering menunjukkan
mimik wajah yg berubah-rubah karena gelisah dan
juga terkadang tremor
Afek / emosi : pasien juga sering merasa cemas
karena halusinasi tantenya sering muncul
DO :
Wajah terlihat gelisah, gugup, bingung, dan khawatir
3 DS : Ketidakberdayaan
Psikososial :
Identitas diri : klien merasa tidak berdaya dalam
menghadapi lingkungan sekolah yang sering
membulinya, dan klien merasa tidak berdaya dalam
mengendalikan halusinasinya
Ideal diri : klien merasa tidak berdaya dalam
menghadapi lingkungan sekolah yang sering
membulinya, dan klien merasa tidak berdaya dalam
mengendalikan halusinasinya. Klien depresi atas
kematatian tantenya
Hubungan sosial : klien pernah mengalami
hambatan saat ingin mencari teman baru di sekolah
karena klien merasa minder dan terkadang dibully
oleh temannya
16
Kognitif : selama proses interaksi klien tampak
bingung memikirkan apa yang terjadi pada dirinya
Status mental
Afek emosi : Terkadang pasien juga merasa
depresi seakan tak berdaya
Tingkat konsentrasi dan berhitung : tidak berdaya
melawan halusinasinya saat muncul, mudah beralih
ke dunia fantasi saat kesepian
Interaksi selama wawancara : selama proses
wawancara kontak mata pasien kurang karena
sering menunduk karena minder
DO :
Klien terlihat sering menunduk
Effect
Ansietas Ketidakberdayaan
17
Berduka
Tante An.C meninggal saat masih kecil Saat masuk SMA, An.C susah mendapatkan
yang bernama tante Helen. Beliau adalah teman dan pernah dibully oleh temannya
sosok yang disayangi dan diidolakan An.C
18
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
25
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. SP Berduka
Strategi Pelaksanaan Untuk Strategi Pelaksanaan Untuk Keluarga
Pasien
Pasien
SP 1 SP 1
26
2. SP Ansietas
SP 1 SP 1
SP 2 SP 2
SP 3 SP 3
SP 4 SP 4
27
ansietas ansietas
2. Evaluasi kemampuan distraksi, 2. Evaluasi kemampuan distraksi,
relaksasi nafas dalam dan relaksasi nafas dalam dan relaksasi
relaksasi otot otot
3. Melatih hipnotik limajari 3. Melatih hipnotik limajari
4. Latihan hipnotik 5 jari 4. Latihan hipnotik 5 jari
5. Latih sampai membudaya 5. Latih sampai membudaya
6. Nilai kemampuan mengatasi 6. Nilai kemampuan mengatasi
anxietas anxietas
7. Nilai apakah anxietas teratasi 7. Nilai apakah anxietas teratasi
3. SP Ketidakberdayaan
SP 1 SP 1
SP 2 SP 2
SP 3 SP 3
28
dalam melakukan tindakan sehari- klien
hari 2. Mengajarkan mengembangkan
3. Mengembangkan rasa kemandirian klien dalam melakukan
tindakan sehari-hari
kemandirian dalam melakukan
3. Melatih mengembangkan kemandirian
tindakan sehari-hari dan klien dalam melakukan tindakan
mengontrol rasa ketidakberdayaan sehari-hari. Memberikan pujian
SP 1 Berduka
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
29
“Selamat pagi Bu. Perkenalkan nama saya Ziadah, saya mahasiswa
keperawatan dari Universitas Brawijaya. Nama mas siapa? Sukanya dipanggil
apa? Oh baik kalau begitu saya panggi mas saja ya”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini? Semalam bisa tidur atau tidak mas?”
c. Kontrak Topik, Waktu, dan Tempat
“Hari ini saya ingin mengobrol dengan mas. Jika berkenan topik obrolan kita kali
ini tentang pendekatan budaya untuk mengatasi masa berduka mas agar tidak
sedih lagi. Apa mas bersedia?”.
“Ngobrolnya sekitar 10-15 menit”. “Tempatnya di sini saja ya mas? Bagaimana?
Baik kita mulai ya mas”
2. Kerja
- “Bagaimana perasaannya hari ini?”
- “Apa yang mas pikirkan sekarang?”
- “mas tahu tidak sekarang hari apa? Tanggal berapa? Tahun berapa?”
- “mas sudah makan atau belum? Habis semua ya makanannya?
- “saya lihat mas murung dan bersedih , apakah mas mau cerita kepada saya?
Coba ceritakan ke saya pelan-pelan mas apa yang membuat mas sedih!.
- Oooh begitu ya kejadiannya ya mas, saya turut berduka cita.”
- “setiap orang adalah titipan , kita berdoa tantenya mas sudah bahagia di surga”
- “ kalau boleh saya tau apa yang mas lakukan pada saat itu?
- “mas sampai tidak mau makan? Apa mas tidak lapar? Apa mas tidak sakit?
- “Apakah mas tau yang dilakukan itu dapat membuat mas sakit?”
- “tante mas bakal sedih jika melihat mas seperti ini, mas boleh saja bersedih tapi
jangan sampai terlalu lama dan jangan sampai lupa makan ya mas”
- “mas dan keluarga apakah sudah mendoakannya? Tante akan tenang di surga
apabila masnya juga tidak sedih”
- “Apakah di kampung tempat mas tinggal ada semacam kegiatan kebudayaan
seperti mendoakan orang yang sudah meninggal?
- “ Apabila ada, Apakah mas pernah mengikutinya?
- “Apakah mas mau mencoba lagi untuk ikut kegiatan tersebut bu?”
- Nah, sekarang apakah mas mau mengikuti kegiatan tsb untuk mendoakan tente
mas? Wah bagus sekali mas jika mau melakukannya
- “kegiatan tersebut dapat membuat mas tidak sedih lagi karena dapat bertemu
orang banyak dan kegiatan tersebut bertujuan untuk mendoakan tante mas
juga”
- Apakah mas mau kegiatan ini kita masukkan pada jadwal kegiatan mas?
30
-Wah bagus sekali mas, mari kita buat jadwalnya bersama-sama
3. Terminasi
a. Evaluasi
- Subjektif :
“mas kita tadi kita sudah ya ngobrol-ngobrolnya. Bagaimana perasaannya
setelah banyak ngobrol dengan saya tadi ?”
- Objektif :
“Sekarang coba mas sebutkan lagi nama saya siapa? Masih ingat kita sekarang
ada dimana? Apakah mas bisa menyebutkan tadi kita ngorol-ngobrol tentang
apa saja selama 15 menit?”
“Wah Bagus sekali, kalau mas masih ingat.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Jadi kita tadi sudah ngobrol-ngobrol banyak ya mas, saya harap dengan tadi
membuat daftar kegiatan, mas jadi tidak sedih lagi, nanti ketika kegiatan sudah
dilakukan dicentang di jadwal yang sudah mas dan saya tulis tadi ya”.
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : “Besok kita ngobrol lagi ya tentang jadwal kegiatan hari ini dan tentang
pendekatan agama untuk mengurangi kesedihan mas, bagaimana mas
bersedia atau tidak?”
- Waktu : “bagaimana jika hari selasa tanggal 14 April 2020 kita ngobrol sekitar
10-15 menit jam 10.00 bagaimana mas ?”
- Tempat : “Tempatnya di ruang ini saja ya? Biar enak ngobrolnya tidak pindah-
pindah tempat. Saya pamit dulu, selamat pagi mas”
SP 1 ANSIETAS
ORIENTASI
1. Salam terapeutik
““Selamat pagi mas. Perkenalkan nama saya Ziadah, saya mahasiswa keperawatan
dari Universitas Brawijaya. Nama mas siapa? Sukanya dipanggil apa? Oh baik kalau
begitu saya panggi mas saja ya”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaannya hari ini, mas?”
31
3. Kontrak
Topik :
“Apakah mas tidak keberatan untuk mengobrol dengan saya?” “Pada pertemuan kali
ini, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang apa yang mas rasakan?
Tujuannya agar mas dapat mengetahui cara mengatsi kecemasan yang mas rasakan ”
Waktu:
“Berapa lama kira-kira bisa ngobrol? mas maunya berapa menit?Bagaimana kalau
sekitar 15 menit?
Tempat:
“Dimana kita akanberbincang? Mungkin mas punya tempat kesukaan, bagaimana jika
kita berbincang-bincang disini saja?”
KERJA
“Coba sekarang mas ceritakanapa yang mas rasakan hari ini?”
“Tadi mas katakan merasa cemas dan khawatir karena sering memikirkan tente mas?
Boleh mas ceritakan gejala yang muncul jika mulai cemas?”
”Baik mas, jadi gejala yang muncul seperti itu ya mas. Kira-kira apa akibatnya jika rasa
cemas mas tak kunjung hilang?”
”nah bedasarkan cerita mas, saya tarik kesimpulan bahwa mas mengalami kecemasan”
”Apa sebelumnyamas juga sering mengalami perasaan cemas seperti ini?”
”Apa yang mas lakukan jika perasaan seperti itu muncul?”
”nah benar yang mas lakukan”
”Bagaimana jika sekarang kita berlatih cara mengatasi kecemasan mas dengan
melakukan teknik distraksi. Contohnya ngobrol dengan orang lain. Sehingga mas bisa
lebih lega dan tidak cemas lagi”
”mas ingin memilih cara distraksi yang mana?
”bagaimana sekarang kalau kita praktekan cara distraksi yang mas pilih”
”wah.. bagus sekali mas bisa mempraktekan dengan sangat baik”
”bagaimana jika kegiatan distraksi untuk mengurangi kecemasan ini kita masukan ke
dalam jadwal kegiatan harian ?”mas
”mas ingin melakukan distraksi di jam berapa saja bu? Baik mas ini jadwalnya ya mas”
TERMINASI
a. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan mas setelah kita mengobrol tadi?
b. Evaluasi objektif
“Tadi jika mas mulai merasa cemas yang berlebihan mas bisa mengatasinya dengan
cara apa mas bisa diulangi?”
32
c. Rencana tindak lanjut
“Jam berapa saja sm akan berlatih lagi melakukan cara distraksi ini?” “iya benar mas,
jangan lupa dilakukan ya agar bisa mengatasi kecemasan mas”
d. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Bu, bagaimana kalau minggu depan mempraktekkan tentang mengatasi cemas
dengan cara tarik nafas dalam?”
Waktu:
“Kira-kira waktuya kapan ya? Bagaimana kalau hari Rabu jam 16.00 WIB, bisa?”
Tempat:
“Kira-kira tempat yang enak untuk kita latihan teknik relaksasi nafas dalam dimana
mas? Bagaimana kalau di sini saja?”
“Sampai jumpa minggu depan ya mas”.
SP 1 Ketidakberdayaan
FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu. Perkenalkan nama saya Ziadah, saya mahasiswa
keperawatan dari Universitas Brawijaya. Nama mas siapa? Sukanya dipanggil
apa? Oh baik kalau begitu saya panggi mas saja ya”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini? Semalam bisa tidur atau tidak mas?”
c. Kontrak Topik, Waktu, dan Tempat
33
“Hari ini saya ingin mengobrol dengan mas. Jika berkenan topik obrolan kita kali
ini tentang menggali harapan dan aspek positif dalam diri mas. Apa mas
bersedia?”.“Ngobrolnya sekitar 10-15 menit”. “Tempatnya di sini saja ya mas?
Bagaimana?Baik kita mulai ya mas”
FASE KERJA
“Apa yang membuat mas memiliki perasaan seperti itu?”
“Sejak kapan muncul perasaan seperti itu mas?”
“Apa saja yang telah mas lakukan untuk mengatasi perasaan tersebut?”
“Coba mas ceritakan kegiatan apa saja yang biasanya mas lakukan dirumah?”
“Apa mas memiliki banyak teman?”
“Apa mas pernah merasakan kehilangan yang teramat sangat?”
“Kehilangan siapa mas?”
“Sejak kapan mas merasakan hal itu?”
“Apa sampai saat ini mas masih merasakan hal yang sama?”
“Nah menurut mas apakah baik jika perasaan kehilangan yang mas rasakan terus mas
alami sampai saat ini?” apa dampak yang mas rasakan?”
“sampai muncul halusinasi ya mas?”
“mas tidak berdaya melawan ketika halusinasi muncul?”
“Menurut mas sebaiknya apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan perasaan tidak
berdaya tersebut?
“Apa mas pernah memiliki perasaan tidak puas dengan apa yang mas miliki saat ini?”
“Apa kira-kira alasan mas merasa tidak puas?”
“Apa harapan terbesar mas dalam hidup ini?”
“Menurut mas apa yang seharusnya dilakukan jika ada harapan dalam hidup yang belum
dapat terwujud?”
“Lalu menurut mas apakah dengan merasa tidak puas dan mengalami kehilangan yang
teramat sangat sehingga mas terus-menerus merasa tidak berdaya dalam hidup mas?”
“Apa mas tidak pernah berpikir bahwa mas sedang menyia-nyiakan waktu hidup mas
yang hanya sebentar?”
“Suster lihat mas masih sangat mampu untuk dapat lepas dari perasaan mas itu, coba
mas lebih berpikir positif tentang diri mas sendiri..”
“mas selama ini punya hobby apa?”
“wah mas jago menulis, menyanyi, dan berdansa ya?” itu hebat sekali mas”
“Bagus mas karena telah berani mengungkapkan perasaan mas….”
TERMINASI
a. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan mas setelah kita mengobrol tadi?
34
b. Evaluasi objektif
“Tadi jika mas mulai merasa tidak berdaya lagi, mas bisa mengatasinya dengan
cara apa mas bisa diulangi?”
c. Rencana tindak lanjut
“Jam berapa saja sm akan berlatih lagi melakukan cara ini?” “iya benar mas,
jangan lupa dilakukan ya agar bisa mengatasi ketidakberdayaan mas”
d. Kontrak yang akan datang
Topik:
“Bu, bagaimana kalau minggu depan mempraktekkan tentang kegiatan positif ya
Waktu:
“Kira-kira waktuya kapan ya? Bagaimana kalau hari Rabu jam 16.00 WIB, bisa?”
Tempat:
“Kira-kira tempat yang enak untuk kita latihan teknik relaksasi nafas dalam
dimana mas? Bagaimana kalau di sini saja?”
“Sampai jumpa minggu depan ya mas”.
35
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
36
dan berduka yang dialami
- Mendorong penetapan rencana yang realistik A:
6. Melatih cara mengatasi berduka dengan melakukan
pendekatan budaya (mengikuti pengajian) untuk - Diagnosa keperawatan: Berduka
menyelesaikan fase berduka - Tindakan: SP 1 Berduka
7. Memasukan pada jadwal harian klien mengatasi 1. Membina hubungan saling percaya
berduka 2. Perluas kesadaaran diri melaluiidentifikasi
8. Menjelaskan kondisi klien kepada pihak keluarga pengalaman berduka (mengidentifikasi
9. Memberi edukasi keluarga terkait perawatan yang kehilangan yang dialami, mengidentifikasi
dibutuhkan klien hubungan dengan objek yang hilang,
10. Memberikan pilihan fasilitas kesehatan yang mudah mengkaji reaksi awal terhadap kehilangan,
diakses oleh klien dan berkolaborasi dengan tenaga dan mengkaji strategi koping yang digunakan
medis dalam memberikan terapi oleh klien saat kehilangan terjadi)
3. Eksplorasi perasaan diri terkait kehilangan
dan berduka yang dialami
4. Dorong penetapan rencana yang realistik
5. Dorong klien untuk melakukan pendekatan
budaya untuk menyelesaikan fase berduka
6. Buat jadwal kegiatan bersama klien
P:
- Pasien:
Klien dapat menyelesaikan fase berduka dengan
melakukan pendekatan budaya yaitu mengikuti
pengajian satu minggu sekali pada hari Rabu
pukul 15.00-16.30
- Perawat:
Evaluasi kemampuan menyelesaikan fase
berduka dengan pendekatan budaya
lanjutkan intervensi SP 2 menyelesaikan fase
berduka dengan pendekatan agama
37
Tgl No. Dx SP Implementasi Evaluasi
2 1 1. Membina hubungan saling percaya S:
Ansietas - Menyapa klien dengan ramah baik verbal maupun - Klien mengatakan masih tiba-tiba cemas
non verbal dan gelisaah teringat mendiang tantenya
- Memperkenalkan diri dengan sopan - Klien merasa khawatir ketika halusinasinya
- Menanyakan nama lengkap klien dan nama muncul saat tidak ada orang didekatnya untuk
panggilan yang disukai klien diajak mengobrol
- menjelaskan tujuan pertemuan - Klien mengatakan masih berusaha
- menunjukkan sikap empati dan menerima apa beradaptasi dengan tidak adanya tante bagi
adanya dirinya, namun klien sudah merasa senang karena
- memberi perhatian pada kebutuhan dasar klien keluarganya masih lengkap dan terus
- mendengarkan dengan seksama masalah yang mendukungnya
dihadapi klien - Klien akan berusaha mengatasi ansietas
2. Melakukan kontak sering dan singkat secara bertahap dengan melakukan teknik distraksi dengan cara
3. Melakukan observasi tingkah laku klien terkait dengan mengajak ngobrol orang lain
mengidentifikasi ansietas meliputi tanda, gejala, O:
penyebab, akibat - Kesadaran kwantitatif : GCS 456
4. Membantu klien mengeidentifikasi pengalaman - Kesadaran kwalitatif : tidak berubah
berduka : - TD: 110/80 mmHg
- Menanyakan ansietas yg dialami
- Ekspresi wajah gelisah namun berusaha
- Membantu mengenal tanda gejala ansietas
tampak tersenyum
- Membantu mengenal penyebab ansietas
- Klien kooperatif memberikan respon positif
- Membantu mengenal akibat ansietas
- Bicara klien jelas
5. Mendiskusikan dengan klien cara mengatasi ansietas
- Klien tampak antusias dengan perawat saat
dengan pengalihan situasi/distraksi
berdiskusi mengenai cara ngatasi ansietas
6. Melatih cara mengatasi ansietas dengan teknik
A:
pengalihan / distraksi
7. Menjelaskan kondisi klien kepada pihak keluarga
8. Memberi edukasi keluarga terkait perawatan yang - Diagnosa keperawatan: Ansietas
dibutuhkan klien - Tindakan: SP 1 Ansietas
9. Memberikan pilihan fasilitas kesehatan yang mudah 1. Membina hubungan saling percaya
diakses oleh klien dan berkolaborasi dengan tenaga 2. Perluas kesadaaran diri melalui identifikasi
38
medis dalam memberikan terapi ansietas yang dialami
3. Dorong klien untuk melakukan teknik
pengalihan situasi/ distraksi
P:
- Pasien:
Klien dapat mengatasi ansietas dengan
melakukan teknik distraksi yaitu dengan
mengobrol dengan anggota keluarga saat
ansietas muncul
- Perawat:
Evaluasi kemampuan mengatasi ansietas dengan
teknik distraksi
lanjutkan intervensi SP 2 mengatasi ansietas
dengan teknik napas dalam
39
Tgl No. Dx SP Implementasi Evaluasi
40
oleh klien dan berkolaborasi dengan P:
tenaga medis dalam pemberian - Pasien:
terapi Klien lebih berfikir positif dan menyadari bahwa
keluarga menyayanginya dg tulus.
- Perawat:
Evaluasi SP 1 Ketidak berdayaan
Melanjutkan SP 2 yaitu melakukan kegiatan positif
yang disetujui klien
41
DAFTAR PUSTAKA
Conrad & Roth, 2015. Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Ansietas
Dan Peningkatan Kualitas Tidur Pasien Neurosa. Malang : FKUB
Farida. 2015. Teknik Distraksi Audio Visual Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Usia
Sekolah Yang Menjalani Sirkumsisi.Malang: FIK Muhammadiyah Malang
Ghovur & Purwoko. 2017. Penerapan Teknik Napas Dalam Pada Pasien Diagnosis
Keperawatan Ansietas Dengan Diabetes Mellitus Serta Tubercolosis Paru. Depok :
FIK UI
Norma, 2019. Pengaruh Teknik Distraksi Guidance Imagery Terhadap Tingkatan Ansietas
Pada Pasien Pra Bedah Di Rsud Linggajati Kabupaten Kuningan. Depok : FIK UI
Nurul & Yossie. 2015. Penerapan Teknik Berpikir Positif Dan Afirmasi Positif Pada Klien
Ketidakberdayaan Dengan Gagal Jantung Kongestif. Depok : FIK UI
Rossi, 2015. Pengalaman Kehilangan Dan Berduka Pada Ibu Yang Kehilangan
Bayinya.Jakarta : FIK UI
Pudjiastuti & Utomo. 2017. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kehilangan
Pada Pasien Hiv/Aids Di Poliklinik.Semarang: Stikes Karya Husada
Salwa & Ice. 2018. Afirmasi Positif Sebagai Intervensi Ketidakberdayaan Pada Masalah
Kesehatan Perkotaansystemic Lupus Erythematosus. Depok : FIK UI
42