Anda di halaman 1dari 4

PERTANIAN MASA DEPAN

( Wujud Visi Indonesia Emas 2045 )

Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata


pencaharian di sektor pertanian. Oleh karena itu, sektor pertanian menjadi sangat penting
untuk mengukur kesejahteraan bangsa dan rakyatnya. Pada era baru ini di mana laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak seimbang dengan luas lahan pertanian yang sudah
ada. Hal ini akan berdampak besar terhadap krisisnya pangan di Negara kita. Krisis pangan
akan menjadi masalah serius di masa depan. Bumi tidak berubah, sedangkan populasi
manusia terus bertambah. Penduduk Indonesia saat ini telah mencapai 245 juta orang dengan
pertumbuhan sebesar 1.49% per tahun (Atang Trisnanto, 2014).

Dengan pertumbuhan populasi tersebut, kebutuhan akan pangan dipastikan


meningkat. Di sisi lain, pertambahan penduduk juga akan mengurangi ketersediaan lahan
pertanian akibat konversi ke perumahan, industri, sarana publik, dan berbagai kepentingan
lain di luar sektor pertanian.

Dengan kondisi tersebut, upaya peningkatan produksi pangan yang merupakan upaya
yang mutlak dilakukan. Kebijakan pangan yang dicerminkan melalui kebijakan UU No 18
tahun 2012 tentang pangan menugaskan tercapainya Ketahanan Pangan Nasional dengan
capaian berupa terpenuhinya pangan bagi Negara dan perseorangan dengan tersedianya
pangan yang cukup (jumlah dan mutu), beragam, bergizi, aman, seimbang, dan tidak
bertentangan dengan keyakinan dan agama masyarakat. Pada masa Bapak Susilo Bambang
Yudhoyono menjabat sebagai Presiden RI beliau merancang Program Revitalisasi Pertanian
dengan agenda pokok dari revitalisasi pertanian adalah mempercepat peningkatan produksi
dan nilai tambah produk pertanian.Tetapi, pada pelaksanaannya kita menghadapi banyak
persoalan seperti sumber daya yang semakin sedikit terutama lahan, investasi, kelembagaan
dan skala usaha yang masih kecil. Walaupun itu semua merupakan tugas pemerintah tetapi
kita sebagai warga Negara harus turut bahu membahu membangun pertanian Indonesia.

Namun apabila kita melakukan usaha pembangunan terhadap sektor pertanian itu pun
akan memunculkan masalah-masalah yang akan memperlambat laju pertumbuhan pertanian
di Indonesia. Masalah yang muncul seperti kerusakan alam akibat oleh pelaku produksi dan
konsumen pertanian hingga minimnya pendidikan pertanian.
Melihat kondisi pertanian di Indonesia yang mengkhawatirkan dan semakin
berkurangnya generasi muda yang menambatkan hatinya untuk mengabdi di bidang ini, maka
tidak ada lagi generasi yang secara kapasitas intelektual memenuhi dan bisa memberikan
perubahan terhadap sektor pertanian di Indonesia kecuali Mahasiswa Pertanian. Mengapa
harus mahasiswa pertanian? karena mahasiswa yang bergelut di bidang ilmu pertanian sudah
menjadi sebuah idealismenya untuk membangun pertanian dengan kerja keras dan konsisten
pada jalan yang kita tempuh dengan kesabaran. Peningakatan pendidikan juga dapat
dilakukan oleh mahasiswa pertanian seperti ikut terjun menjadi seorang asisten dosen atau
pengajar bimbingan belajar. Upaya lain yang dapat dilakukanya itu dengan mencoba
membuat varietas-varietas unggul yang dapat meningkatkan output pertanian Indonesia.

Akan tetapi, alangkah baiknya para mahasiswa pertanian tersebut dapat membantu
bangsa ini yang semakin lama semakin mengkhawatirkan khususnya dalam sektor pertanian
tidak hanya dalam hal pengajaran dan meningkatkan produksi tetapi dalam hal pemanfaatan
sumber yang ada menjadi sesuatu yang menghasilkan dan memperkecil hambatan-hambatan
peningkatan bidang pertanian atau bias disebut juga dengan suatu inovasi yang baru demi
kesejahteraan pertanian di Indonesia

Diantara tantangan pembangunan pertanian yang harus diatasi adalah meningkatnya


ancaman degradasi dan konversi lahan, variabilitas dan ketidakpastian iklim, erosi sumber
daya genetik yang disebabkan oleh hama dan penyakit, pengurangan jumlah pekerja di
bidang pertanian, ketersediaan air, rendahnya kapasitas sumber daya manusia dan
kelembagaan pertanian, serta mulai berlakunya sistem pasar bebas (Atang Trisnanto, 2014 )

Ditengah banyaknya hambatan dan tantangan tersebut, setidaknya Negara kita masih
memiliki berbagai keunggulan yang bisa terus dikelola dan dioptimalkan. Potensi sumber
daya genetik yang tinggi, unggul dan beragam, kesuburan lahan yang relatif masih cukup
tinggi, budaya kerja keras petani, hasil-hasil riset teknologi, dan potensi lahan terlantar dan
lahan pekarangan, serta sumber daya infrastruktur existing yang masih dapat dioptimalkan
pemanfaatannya. Dengan berbagai potensi tersebut, kita perlu melakukan terobosan dalam
menggunakan IPTEK yang lebih maju untuk pertanian seperti biosains, bioteknologi,
bioproses, bioindustri, dan teknologi informasi.

Sistem pembangunan pertanian yang mengoptimalkan sumber daya lokal melalui


penerapan integrated farming dan asas zero waste perlu digalakkan dan menjadi model
pertanian ke depan. Salah satu contoh konsep penerapan bioindustri yang menganut sistem
integrated farming dan zero waste adalah usaha budi daya sereh wangi dan integrasi ternak di
Kabupaten Subang Jawa Barat. Dari mulai hulu sampai hilir, semuanya terintegrasi dan tidak
ada yang terbuang. Pakan ternak dari sisa pemanfaatan tanaman sereh wangi, pemanfaatan
sereh wangi untuk biosolar, dan pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan pupuk organik
menjadikan sistem budi daya tani menjadi lebih efisien, ramah lingkungan, dan bernilai
ekonomi tinggi. Pemerintah ke depan perlu mengembangkan sistem integrated farming ke
berbagai produk dan komoditas dengan dukungan kebijakan, anggaran, dan political will
yang kuat mulai dari Pemerintah Pusat, Propinsi, sampai Kabupaten/Kota (Atang Trisnanto,
2014).

Selain inovasi teknologi yang telah diuraiakan diatas, tantangan pertanian yang
semakin kompleks harus dikelola dengan baik melalui keberpihakan kebijakan pemerintah,
baik itu regulasi, anggaran, maupun instrumen yang lain. Pembangunan pertanian jangan lagi
hanya bertumpu pada orientasi peningkatan produksi, namun juga harus diikuti dengan
pendekatan peningkatan kesejahteraan petani. Dengan karakteristik petani dalam negeri yang
masih menggunakan pola usaha tani subsistem dan tidak terpadu, kepemilikan lahan yang
sempit, tingkat pendidikan yang ratarata masih rendah, kelembagaan petani yang belum kuat,
dan akses teknologi dan informasi pasar serta modal yang terbatas, pemerintah harus ekstra
kerja keras berada pada pihak terdepan dalam melakukan pemberdayaan petani.

Dua upaya penting yang harus dilakukan oleh pemerintah di masa mendatang adalah
masalah penguatan kebijakan dan penguatan anggaran. Konsep basis pembangunan yang
bertumpu pada industri dan perdagangan harus kembali direposisi menjadi basis agribisnis
dengan dukungan industri. Kebijakan tersebut bisa tercermin dari kebijakan realokasi lahan,
peraturan perdagangan, pengembangan industri pertanian dalam negeri, dan proteksi produk
pangan dalam negeri. Aturan pasar bebas dapat disiasati dengan aturan teknis seperti
karantina pertanian, serta pembinaan peningkatan mutu produk pangan dalam negeri.

Kebijakan lain yang sudah diundangkan, yaitu UU No. 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani harus diimplementasikan dalam kebijakan setiap
Kementerian. Penyediaan prasarana dan sarana produksi pertanian; jaminan kepastian usaha;
penciptaan kondisi yang menghasilkan harga komoditas pertanian yang menguntungkan
petani; penghapusan praktik ekonomi biaya tinggi; ganti rugi akibat gagai panen; asuransi
pertanian; pendidikan dan pelatihan; penyuluhan dan pendampingan; pengembangan sistem
dan sarana pemasaran hasil pertanian; konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian; serta
penyediaan fasilitas pembiayaan dan permodalan harus diperkuat oleh kebijakan fiskal
Pemerintah. Sudah saatnya, kesalahan berupa underinvestment anggaran fiskal di bidang
pertanian diperbaiki di masa yang akan datang. Dan satu hal lagi yang tak kalah penting,
jangan sampai anggaran investasi Pemerintah tersebut dialokasikan pada program-program
yang salah dan tidak signifikan dalam meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan
petani.

Nama : Muhammad Fikri Haikal

NIM : G84180091

Nama Saga : Saga Ambara

Nama Legiun : Legiun Tarakan

Anda mungkin juga menyukai