Anda di halaman 1dari 3

1.

PENGERTIAN PANCA SRADHA : Agama Hindu disebut pula dengan Hindu


Dharma, Vaidika Dharma ( Pengetahuan Kebenaran) atau Sanatana Dharma ( Kebenaran
Abadi ). Untuk pertama kalinya Agama Hindu berkembang di sekitar Lembah Sungai
Sindhu di India. Agama Hindu adalah agama yang diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi
Wasa, yang diturunkan ke dunia melalui Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta kepada
para Maha Resi untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia di dunia.

PEMBAGIAN PANCA SRADHA

Panca Sradha terdiri dari :

1. Brahman, artinya percaya akan adanya Sang Hyang Widhi


2. Atman, artinya percaya akan adanya Sang Hyang Atman
3. Karma, artinya percaya akan adanya hukum karma phala
4. Samsara, artinya percaya akan adanya kelahiran kembali
5. Moksa, artinya percaya akan adanya kebahagiaan rokhani.

2. A. konsep manusia hindu : Konsep Manusia pertama menurut Hindu adalah Svambhu
manu, yang artinya makhluk berpikir pertama yang menjadikan dirinya sendiri. Jadi Svambhu
bukanlah nama seseorang. Secara etimologi kata manusia berasal dari kata manu yang artinya
pikiran atau berpikir, dalam bentuk genetif menjadi kata “manusya”, artinya ia yang berpikir
atau menggunakan pikirannya. Menurut konsep Hindu, manusia adalah kesatuan antara badan
jasmani dan jiwa (atman) menjadikan ia secara psikopisik terus berkembang. Secara kosmologis,
manusia ( yang berupa kesatuan jiwa badan jasmaninya ) yang sering disebut mikrokosmos
( bhuana alit ) yang merupakan perwujudan dari makrokosmos ( bhuana agung )

B. Hakikat manusia hindu : Hakikat Hindu mengatakan bahwa manusia terdiri dari dua unsur,
yaitu jasmani dan rohani. Jasmani adalah badan, tubuh manusia sedangkan rohani merupakan
hakekat Tuhan yang abadi, kekal, yang disebut dengan Atman. Manusia memiliki tiga lapisan
badan yang disebut Tri Sarira yang terdiri dari Stula Sarira, Suksma Sarira, dan Anta Karana
Sarira. Stula Sarira atau raga manusia dalam konsep Hindu terdiri dari unsur-unsur Panca Maha
Bhuta yaitu Pertiwi, Apah, Teja, Bayu, Akasa. Tubuh manusia merupakan Bhuana Alit atau
Bhuana Sarira. Proses terbentuknya pun sama seperti proses terjadinya Bhuana Agung atau
alam semesta. Sedangkan Suksma Sarira yaitu badan halus yang terdiri tiga unsur yang disebut
Tri Antahkarana terdiri dari manas atau alam pikiran, Buddhi atau kesadaran termasuk
didalamnya intuisi dan Ahamkara atau keakuan atau ego. Dalam Suksma Sarira terdapat unsur
halus dari Panca Maha Bhuta yang disebut Panca Tan Matra yaitu ; Sabda, Sparsa, Rupa, Rasa,
Gandha membentuk berbagai indriya (Panca Buddhindriya dan Panca Karmendriya). Sedangkan
Anta Karana Sarira merupakan unsur rohani yaitu jiwatman sendiri yang sifatnya sama seperti
paramaatman, kekal abadi.

C. Martabat Manusia Hindu : Martabat manusia selalu dikaitkan dengan penguasaan mereka
pada masalah keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Sang Hyang Widi Wasa, maupun
masalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga tingkatan mastabat manusia
Hindu, juga dilihat dari masalah tersebut seperti : tingkat pendidikan dikaitkan dengan
penguasaan ilmu dan pengetahuan dan teknologi; Profesi, swadarma dalam implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi di masyarakt; Peran dalam hidup bermasyarakat; dan penguasaan
serta implementasi keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Gak nemu jawaban nya


4. Ada 4 faktor terjadinya konflik antara umat beragama yakni :

 A. Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental : Semua pihak umat beragama yang sedang
terlibat dalam bentrokan masing-masing menyadari bahwa justru perbedaan doktrin
itulah yang menjadi penyebab dari benturan itu. faktor perbedaan doktrin dan sikap
mental dan kelompok masyarakat Islam dan Kristen punya andil sebagai pemicu konflik.

 B. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama : Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan
ras dan agama memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras
ditambah dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan
perpecahan antar kelompok dalam masyarakat.

 C. Perbedaan Tingkat Kebudayaan: Agama sebagai bagian dari budaya bangsa


manusia. Kenyataan membuktikan perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia tidak
sama. Secara sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya dalam masyarakat, yakni
budaya tradisional dan budaya modern.

 D. Masalah Mayoritas da Minoritas Golongan Agama : Fenomena konflik sosial


mempunyai aneka penyebab. Tetapi dalam masyarakat agama pluralitas penyebab
terdekat adalah masalah mayoritas dan minoritas golongan agama.

Cara untuk penanggulangan nya yakni :

1. Menurut Jusuf Kalla, dalam menangani konflik antaragama, jalan terbaik yang
bisa dilakukan adalah saling mentautkan hati di antara umat beragama,
mempererat persahabatan dengan saling mengenal lebih jauh, serta
menumbuhkan kembali kesadaran bahwa setiap agama membawa misi
kedamaian.
2. Tidak memperkenankan pengelompokan domisili dari kelompok yang sama
didaerah atau wilayah yang sama secara eksklusif. Jadi tempat tinggal/domisili
atau perkampungan sebaiknya mixed, atau campuran dan tidak mengelompok
berdasarkan suku (etnis), agama, atau status sosial ekonomi tertentu.

3. Masyarakat pendatang dan masyarakat atau penduduk asli juga harus berbaur
atau membaur atau dibaurkan.
4. Segala macam bentuk ketidakadilan struktural agama harus dihilangkan atau
dibuat seminim mungkin.

5. Kesenjangan sosial dalam hal agama harus dibuat seminim mungkin, dan
sedapat – dapatnya dihapuskan sama sekali.

6. Perlu dikembangkan adanya identitas bersama (common identity) misalnya


kebangsaan (nasionalisme-Indonesia) agar masyarakat menyadari pentingnya
persatuan dalam berbangsa dan bernegara.

5. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera yang dikaitkan dengan ajaran
agama hindu :

 Dalam agama hindu kita di ajarkan Susila berasal dari kata “su” dan “sila”. Su
adalah awalan yang berarti amat baik, atau sangat baik, mulia, dan indah.
Sedangkan kata sila berarti tingkah laku atau kelakuan. Jadi Susila berarti tingkah
laku atau kelakuan yang baik atau mulia yang harus menjadi pedoman hidup
manusia. Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai
individu manusia mempunyai kemauan dan kehendak yang mendorong ia berbuat
baik dan bertindak. Berbuat yang baik (Susila) yang selaras dengan ajaran agama
atau dharma adalah cermin dari manusia yang Susila. Manusia Susila adalah
manusia yang memiliki budhi pekerti tinggi yang bisa diterima oleh lingkungan di
mana orang itu berada. Maka , masyarakat Indonesia harus mewujudkan sikap
keharmonisan hubungan antarmanusia. Agar tidak terjadinya konflik antara umat
beragama

Anda mungkin juga menyukai