Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

SPONDILITIS TUBERKULOSIS (TB TULANG)

DISUSUN OLEH :

DWI KAMALA

17.156.01.11.058

STIKes MEDISTRA INDONESIA

BEKASI, JAWA BARAT

2019/2020
A Definisi
Tuberculosis Tulang adalah Peradangan granulomatosa yang bersifat kronis
destruktif oleh mycobacterium tuberculosis dan merupakan infeksi sekunder dari fokus
jauh di tempat lain dalam tubuh. (Arif Muttaqin, 2008)
Tuberkulosis Tulang adalah Infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi
granulomatosis di sebabkan oleh kuman spesifik yaitu mycobacterium tuberculosis yang
mengenai tulang vertebra. (Abdurrahman, 1994)

B Klasifikasi
Proses radang tersebut merusak badan ruas tulang belakang sampai membentuk
tulang agak runcing ke depan. Tekanan gaya berat mengakibatkan tulang belakang
membengkok ke belakang pada tempat rusaknya badan ruas tulang belakang. Biasanya
radang tersebut menyerang daerah punggung yang kemudian mengakibatkan daerah
tersebut menonjol atau melengkung ke belakang. Peristiwa tersebut disebut gibbus atau
kifosis. Akibat lain, tulang sumsum belakang biasanya ikut tergencet, sehingga penderita
spondilitis dapat mengalami kelumpuhan pada kedua kaki yang bersifat kaku (spastik),
dan kehilangan perasaan pada bagian bawah kedua kaki sampai setinggi daerah di mana
saraf tersebut tergencet.[1] Spondilitis juga diakibatkan oleh gangguan defekasi dan miksi.

C Etiologi
Tuberculosis tulang belakang adalah infeksi sekunder dari tuberculosis di tempat
lain dalam tubuh 90-95% di sebabkan oleh mycobacterium tuberculosis tipik (2/3 dari
tipe human dan 1/3 dari tipe bovine) dan 5-10% oleh mycobacterium tuberculosis atipik.
(Arif Muttaqin, 2008).

D Patofisiologi
Perjalanan penyakit Tuberculosis tulang dalam 5 stadium, yaitu :
1. Stadium Implantasi
Setelah bakteri berada dalam tulang, bila daya tahan tubuh klien menurun bakteri
akan berduplikasi membentuk koloni yang berlangsung selama 6-8 minggu.
Keadaan ini umumnya terjadi pada daerah paradiskus dan pada anak-anak
umumnya terjadi pada daerah sentral vertebra.
2. Stadium Destruksi awal
Setelah stadium implantasi terjadi destruksi korpus vertebra serta penyempitan
yang ringan pada diskus. Proses ini berlangsung selama 3-6 minggu.
3. Stadium Destruksi lanjut
Pada stadium ini terjadi destruksi yang masif, kolaps vertebra, dan terbentuk
massa kaseosa serta pus yang berbentuk cold abses yang terjadi 2-3 bulan setelah
stadium destruksi awal. Selanjutnya dapat terbentuk sekuestrum serta kerusakan
diskus invertebralis. Pada saat ini terbentuk tulang baji terutama di sebelah depan
(wedging anterior) akibat kerusakan korpus vertebra yang menyebabkan
terjadinya kifosis atau gibus.
4. Stadium Gangguan neurologis
Gangguan neurologis tidak berkaitan dengan beratnya kifosis yang terjadi, tetapi
terutama ditentukan oleh tekanan abses ke kanalis spinalis. Gangguan ini di
temukan 10% dari seluruh komplikasi spondilitis tuberculosa. Vertebra thorakalis
mempunyai kanalis spinalis yang lebih kecil sehingga gangguan neurologis lebih
mudah terjadi pada daerah ini.
5. Stadium Deformitas residual
Stadium ini terjadi kurang lebih 3-5 tahun setelah timbulnya stadium implantasi.
Kifosis atau gibus bersifat permanen karena kerusakan vertebra yang masif di
sebelah depan.(Arif Muttaqin, 2008)
E Manifestasi klinis
1. Bengkak
2. Terasa sakit pada tulang punggung
3. Terasa kaku
4. Mengalami abses
5. Nyeri dan keterbatasan lingkup gerak sendi
6. Kulit di atas daerah yang terkena teraba panas
7. Badan lemah, lesu
8. Napsu makan berkurang
9. Berat badan menurun
10. Pucat, di sebabkan karena salah satu fungsi dari tulang adalah sebagai produksi sel
darah merah di mana apabila adanya invasi kuman mycobacterium tuberculosis
menyebabkan akan menghambat produksi sel darah merah sehingga gejala yang
muncul adalah pucat.
1. Suhu tubuh meningkat/ febris
2. Gangguan pergerakan tulang belakang akibat spasme/gibus

F Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
a. Peningkatan LED dan mungkin di sertai dengan leukositosis
b. Uji mantoux positif
c. Pada pemeriksaan biakan kuman mungkin di temukan mycrobacterium
d. Biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional
e. Pemeriksaan histopatologis dapt di temukan tuberkel
2. Radiologis
a. Pemeriksaan foto thoraks untuk melihat adanya tuberkulosis paru
b. Foto polos vertebra, di temukan osteoporosis, osteolitik dan destruksi korpus
vertebra di sertai penyempitan diskus invertebralis yang berada di korpus tsb
dan mungkin dapat di temukan adanya massa abses paravertebral.
c. Pada foto AP, abses paravertebral di daerah servikal berbentuk sarang
burung, di daerah thorakal berbentuk bulbus dan pada daerah lumbal abses
berbentuk fusiform
d. Pada stadium lanjut terjadi destruksi vertebra yang hebat sehingga timbul
kifosis
e. Pemeriksaan foto dengan zat kontras
f. Pemeriksaan mielografi di lakukan bila terdapat gejala-gejala penekanan
sumsum tulang
g. Pemeriksaan CT scan dan MRI membantu menunjukkan perluasan infeksi
pada jaringan paraspinal.

G Proses keperawatan
1. Terapi konservatif berupa :
a. Tirah baring
b. Memperbaiki keadaan umum penderita
c. Pemasangan brace pada penderita yang di operasi maupun yang tidak di
operasi
Pemberian obat anti tuberkulosa, terdiri dari :
a. INH dengan dosis oral 5 mg/kg BB per hari dengan dosis maksimal 300 mg.
Dosis oral pada anak-anak 10 mg/kg BB.
b. Asam para-amino salisilat, dosis oral 8-12 mg/kg BB.
c. Etambutol, dosis oral 15-25 mg/kg BB per hari
d. Rifampisin, dosis oral 10 mg/kg BB untuk anak-anak dan pada orang dewasa
300-400 mg per hari
e. Streptomisin, pada saat ini tidak di gunakan lagi.
2. Terapi operatif
Walaupun pengobatan kemoterapi merupakan pengobatan utama bagi penderita
tuberkulosis tulang belakang namun tindakan operatif masih memegang peranan
penting dalam beberapa hal yaitu bila terdapat cold abses, lesi tuberkulosa,
paraplegia dan kifosis.
H. Anatomi TB Tulang
I. Path Way TB Tulang
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tuberculous arthritis. Didapat dari http://www.


pennhealth.com/ency/article/000417.htm. Diakses tanggal 9 Maret 2005.
Banerjee A, Tow DE. Tuberculous spondylitis Didapat dari http://www.med. harvard.edu
/JPNM/BoneTF /Case14/ WriteUp14.html. Diakses tanggal 27 April 2005).
Hidalgo A. Pott disease (tuberculous spondylitis). Didapat dari http://
www.emedicine.com/med/topic1902.htm. Diakses tanggal 9 Maret 2005.

Anda mungkin juga menyukai