Anda di halaman 1dari 32

GEOLOGI

MINERALOGI DAN KRISTALOGI


PRINSIP GEOLOGI

Prinsip Unformitarianisme :

Keadaan dan proses-proses geologi yang terjadi di bumi pada waktu sekarang ini juga terjadi
hampir sama pada masa lampau tetapi pada tempat yang berbeda. Prinsip ini dicetuskan oleh
seorang geolog dari Skotlandia, James Hutton, yaitu "the present is the key to the past."
menurutnya, keadaan bumi pada masa lalu dapat dijelaskan dengan apa yang terlihat dan terjadi
pada saat ini.

Superposisi

Prinsip Initial horizontality :

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 1
Pada awal proses kejadiannya, perlapisan batuan pada umumnya akan menempati posisi
horisontal di dasar cekungan sejajar dengan permukaan bumi, sehingga kalau dijumpai
perlapisan sudah dalam posisi miring, maka perlapisan tersebut sudah mengalami proses tektonik
(gerakan kulit bumi) yang memiringkan perlapisan tersebut.

Prinsip Cross-cutting relationship :

Apabila suatu urutan perlapisan terpotong oleh sesar / patahan, maka sesar tersebut berumur
lebih muda dari perlapisan termuda yang mengalami penyesaran dan lebih tua dari lapisan tertua
yang tidak mengalami penyesaran tersebut.

Prinsip Faunal Succession :

Karena terjadinya evolusi, berbagai fosil yang terawetkan di dalam sekuen betuan, kenampakan
fisiknya berubah secara gradual dan teratur sejalan dengan waktu. Kelompok-kelompok fosil dan
betuan yang mengandung fosil tersebut dapat digunakan untuk mengkorelasikan secara geografik

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 2
antara suatu daerah dengan daerah lain.

Prinsip Inklusi :
Apabila suatu fragmen batuan masuk kedalam tubuh batuan lain sebagai inklusi, maka batuan
yang menjadi inklusi tersebut lebih tua dari batuan yang diinklusinya. Sebagai contoh yaitu
ketika xenolit ditemukan di dalam batuan beku, maka xenolit tersebut berumur lebih tua daripada
batuan yang di masukinya.

Ilmu geologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu yang berhubungan secara langsung dengan
bumi.
Geologi mempelajari segala aspek yang berhubungan dengan bumi, seperti batuan, kegempaan,
gunungapi, geologi teknik. Bagiilmu pertanian, mengenal bebatuan dan mineral merupakan basis
untuk memahami lebih lanjut tentang tanah dan proses pembentukannya.

Ada tiga aspek utama yang dipelajari di geologi, yaitu petrologi, stratigrafi dan struktur geologi.
Geomorfologi mempelajari bentuk permukaan yang menjadi cerminan dari ketiga aspek utama
tersebut.
Petrologi mempelajari tentang semua aspek bebatuan (beku, sedimen dan malihan), dari
komponen penyusun batuan (mineralogi), macam-macam batuan, dan asal mula (petrogenesis).
Stratigrafi mempelajari proses pengendapan serta urutan pengendapan dari suatu batuan
sedimen, sedangkan struktur geologi mempelajari proses deformasi setelah batuan terbentuk,
meliputi perlipatan, patahan dan kekar/retakan.
Ilmu yang berhubungan dengan geologi yang lain :
1. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perairan darat.
2. Oseanografi ilmu yang mempelajari tentang sifat fisik dan kimia air laut.
3. Klimatologi ilmu yang mempelajari tentang iklim.
4. Meteorologi ilmu yang mempelajari tentang cuaca.
5. Vulkanologi ilmu yang mempelajari tentang gunung api.
6. Seismologi ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi.
7. Pedologi ilmu yang mempelajari struktur tanah
8. Geofisika ilmu yang mengkaji sifat-sifat bumi bagian dalam dengan metode fisika.
9. Biogeografi studi tentang penyebaran mahkluk hidup secara geografis dipermukaan bumi.
10. Paleontologi ilmu yang mempelajari tentang fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan di
masa purba.
11. Geografi Historik cabang geografi yang mempelajari bumi ditinjau dari sudut sejarah dan
perkembangannya.
12. Geografi Regional adalah cabang geografi mengkaji kawasan tertentu secara khusus.
13. Potalogi ilmu yang mempelajari sungai.
14. Limnologi ilmu yang mempelajari danau.

Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari sistem-sistem kristal.
Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai pola difraksi
tertentu.
Jadi, suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang berulang secara tiga
dimensional yang dapat mendifraksi sinar X.
Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom
atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa
bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu.

Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih tinggi dan
koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi
4 macam, yaitu:
ionik, kovalen, logam dan van der Waals.
Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal.
Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:
1. jumlah sumbu kristal,
2. Letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 3
3. parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal

Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah:


1 Sistem isometrik
Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem kubus/kubik .
Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing
sumbu sama panjangnya.
2 Sistem tetragonal
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing
saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c
berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
3 Sistem rombis
Sistem ini disebut juga orthorombis dan mempunyai 3 sumbu kristal yang saling tegak lurus satu
dengan yang lain. Ketiga sumbu kristal tersebut mempunyai panjang yang berbeda.
4 Sistem heksagonal
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu
yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut 120° satu terhadap yang
lain . Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat
lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
5 Sistem trigonal
Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal. Demikian pula cara
penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar,
yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga degnan menghubungkan dua titik sudut yang
melewati satu titik sudutnya.
6 Sistem monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya.
Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus
terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya
sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang paling pendek.
7 Sistem triklin
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian
juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.

Dari masing-masing sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi klas-klas kristal yang
jumlahnya 32 klas.
Penentuan klasifikasi kristal tergantung dari banyaknya unsur-unsur simetri yang terkandung di
dalamnya. Unsur-unsur simetri tersebut meliputi:
1. bidang simetri
2. sumbu simetri
3. pusat simetri

1 Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian yang
sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang lain.
Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri
menengah.
Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu
kristal). Bidang simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri vertikal, yang
melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus terhadap sumbu c.
Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui satu sumbu kristal. Bidang
simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang siemetri diagonal.

2 Sumbu simetri

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 4
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal
diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali
kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan menjadi tiga, yaitu gire, giroide dan sumbu
inversi putar. Ketiganya dibedakan berdasarkan cara mendapatkan nilai simetrinya.
Gire, atau sumbu simetri biasa, cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar kristal
pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali kenampakan yang sama
dinamakan digire, bila tiga trigire (4), empat tetragire (3), heksagire (9) dan seterusnya.
Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal
pada porosnya dan memproyeksikannya pada bidang horisontal.
Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan
memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya melalui pusat kristal. Penulisan nilai
simetrinya dengan cara menambahkan bar pada angka simetri itu.

3 Pusat simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan tiap-
tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang lain
pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis
bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka
kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut
berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat
kristal dari bidang pasangannya.

Mineral
Mineral primer terbentuk saat batuan terbentuk
Mineral Sekunder terbentuk setelah batuan terbentuk
Mineral Aksesoris terbentuk pada saat batuan terbentuk dalam jumlah sedikit.
Syarat suatu materi disebut mineral:
1. Terbentuknya alami
2. Memiliki sistem kristal tertentu
3. Mempunyai fisik tertentu
4. memiliki komposisi kimia tertentu
5. Anorganik
Contoh mineral yang terbentuk dari kristalisasi larutan :
Halit (garam), kalsit (kapur), Gipsum
Ditinjau dari bentuk butirnya kemas dibedakan menjadi:
euhedral (bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna)
Subhedral (bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang
smpurna)
Anhedral berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang kristal yang tidak
sempurna/ melonjong)
Mineral batuan piroklastika
1. Mineral Sialis
a. Kuarsa (SiO2) banyak ditemukan pada batuan gunung api kaya silika bersifat asam.
b. Feldspar kelompok mineral yang terjadi kondisi larutan magma dalam keadaan kurang
jenuh kandungan silika (paling banyak di muka bumi)
2. Mineral Ferromagnesia
Merupakan kelompok mineral yang kaya akan kandungan ikatan Fe-Mg, silikat dan kadang-
kadang disusul dengan Ca-silikat.
Contoh:
a. Piroksen merupakan mineral penting dalam batuan gunung api
b. Olivin, mineral yang kaya akan besi dan magnesium

Sifat-sifat fisik mineral


Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 5
Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral antara
mineral yang satu dengan mineral yang lainnya.
Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi:
warna, kilap (luster),
kekerasan (hardness),
cerat (streak),
belahan (cleavage),
pecahan (fracture),
struktur/bentuk kristal,
beratjenis,
sifat dalam (tenacity),
dan kemagnetan.

Warna adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral
yang tidak tembus cahaya (opak), seperti galena, magnetit, pirit; dan alokromatik, bila warna
mineral tidak tetap, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-
mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit.
Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan
menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap bukan logam.
Kilap logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai
pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas, galena, pirit,
kalkopirit. Kilap bukan-logam tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap
jenis ini dapat dibedakan menjadi:
-Kilap kaca (vitreous luster) memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya, misalnya:
kalsit, kuarsa, halit.
-Kilap intan (adamantine luster) memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan
-Kilap sutera (silky luster) memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral
yang mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum
-Kilap damar (resinous luster) memberikan kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resin
-Kilap mutiara (pearly luster) memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari
kulit kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
-Kilap lemak (greasy luster) menyerupai lemak atau sabun, contonya talk, serpentin
-Kilap tanah kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit.

Tingkat Kekerasan Mineral (Wajib Hafal)


Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Secara relatif sifat fisik ini
ditentukan dengan menggunakan skala Mohs,
yang dimulai dari skala 1 yang paling lunak hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras.
Skala Mohs tersebut meliputi:

(1) talk,
(2) gipsum,
(3) kalsit,
(4) fiuorit,
(5) apatit,
(6) feldspar,
(7) kuarsa,
(8) topaz,
(9) korundum, dan
(10) intan.

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 6
Beberapa kenampakan warna mineral, diantaranya:
• PUTIH : gypsum, kuarsa, kalsit
• KUNING EMAS : pirit, kalkopirit, arsenopirit, markasit, pirrhotit, emas
• HIJAU : klorit, epidot, tremolit, diopsit
• ABU-ABU : galena, sfalerit, grafit, hematit
• BIRU : beril, korundum (saphir), azurit
• KUNING : belerang
• HITAM : magnetit, augit, sfalerit
• MERAH : hematit, korundum (rubi), garnet
• COKLAT : biotit, limonit, garnet, k.feldspar
• TIDAK BERWARNA : kuarsa, kalsit, diamond

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Cerat dapat sama atau berbeda dengan warna
mineral. Umumnya warna cerat tetap.
Belahan adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-
bidang belahan yang rata dan licin.
Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut.
Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak
teratur. Pecahan dapat dibedakan menjadi:
(a) pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan
(b) pecahan berserat/fibrus, bila menunjukkan kenampakan seperti serat, contohnya asbes, augit;
(c) pecahan tidak rata, bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar, misalnya
pada garnet;
(d) pecahan rata, bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya: mineral lempung;
(e) pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing,
contohnya mineral kelompok logam murni;
(f) tanah, bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.

Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai bidang kristal yang
jelas, dan disebut amorf bila tidak mempunyai batas-batas kristal yang jelas.
Mineral-mineral di alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalin atau amorf yang ideal, karena
kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain.
Struktur mineral dapat dibagi menjadi beberapa, yaitu:
@Granular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama,
isometrik.
@Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya ramping. Bila prisma
tersebut memanjang dan halus, dikatakan mempunyai struktur fibrus atau berserat.
@Struktur lembaran atau lamelar, mempunyai kenampakan seperti lembaran. Struktur ini
dibedakan menjadi: tabular, konsentris, dan foliasi.
@Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti asikular, filiformis,
membilah, dll.

Dana membagi mineral menjadi delapan golongan (Klein & Hurlbut, 1993), yaitu:
1. Unsur murni (native element), yang dicirikan oleh hanya memiliki satu unsur kimia, sifat
dalam umumnya mudah ditempa dan/atau dapat dipintal, seperti emas, perak, tembaga,
arsenik, bismuth, belerang, intan, dan grafit.
2. Mineral sulfida atau sulfosalt, merupakan kombinasi antara logam atau semi-logam dengan
belerang (S), misalnya galena (PbS), pirit (FeS2), proustit (Ag3AsS3), dll
3. Oksida dan hidroksida, merupakan kombinasi antara oksigen atau hidroksil/air dengan satu
atau lebih macam logam, misalnya magnetit (Fe3O4), goethit (FeOOH).
4. Haloid, dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenida yang elektronegatif, seperti Cl, Br,
F, dan I. Contoh mineralnya: halit (NaCl), silvit (KCl), dan fluorit (CaF2).
5. Nitrat, karbonat dan borat, merupakan kombinasi antara logam/semilogam dengan anion
komplek, CO3 atau nitrat, NO3 atau borat (BO3). Contohnya: kalsit (CaCO3), niter (NaNO3),
dan borak (Na2B4O5(OH)4 8H2O).

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 7
6. Sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat, dicirikan oleh kombinasi logam dengan anion sulfat,
kromat, molibdat, dan tungstat. Contohnya: barit (BaSO4), wolframit ((Fe,Mn)Wo4)
7. Fosfat, arsenat, dan vanadat, contohnya apatit (CaF(PO4)3), vanadinit (Pb5Cl(PO4)3)
8. Silikat, merupakan mineral yang jumlah meliputi 25% dari keseluruhan mineral yang dikenal
atau 40% dari mineral yang umum dijumpai.
Kelompok mineral ini mengandung ikatan antara Si dan O. Contohnya: kuarsa (SiO2), zeolit-Na
(Na6[(AlO2)6(SiO2)30] 24H2O).

Batuan sebagai bahan induk tanah


Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk, dimodifikasi,
ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses
internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu dan tidak pernah
berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi
dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan
energi panas yang datang dari Matahari.

Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami transformasi
menjadi regolit melalui proses yang melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya,
proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai sedimen.
Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan kemudian
menjadi batuan sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan
pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami deformasi. Penimbunan
yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan penimbunan yang
lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang dari magma ini
kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus batuan ini, tektonik dapat
mengangkat kerak bumi dan menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami
pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini akan terus berlanjut tanpa henti.

Dari kesimpulan diatas, jika kita hubungkan siklus batuan dengan sedimentologi, maka batua
sedimen itu bisa berasal dari batuan apa saja, baik itu batuan beku, batuan metamorf, ataupun
batuan sedimen itu sendiri

BATUAN
Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agregat) mineral baik yang
terkonsolidasi maupun yang tidak terkonsolidasi yang merupakan penyusun utama kerak bumi
serta terbentuk sebagai hasil proses alam.

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 8
Batuan bisa mengandung satu atau beberapa mineral. Sebagai contoh ada yang disebut sebagai
monomineral rocks (batuan yang hanya mengandung satu jenis mineral), misalnya marmer, yang
hanya mengandung kalsit dalam bentuk granular, kuarsit, yang hanya mengandung mineral
kuarsa.
Di samping itu di alam ini paling banyak dijumpai batuan yang disebut polymineral rocks
(batuan yang mengandung lebih dari satu jenis mineral), seperti granit atau monzonit kuarsa
yang mengandung mineral kuarsa, feldspar, dan biotit.
Atas dasar cara terbentuknya, batuan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. batuan beku : sebagai hasil proses pembekuan atau kristalisasi magma
2. batuan sedimen : sebagai hasil proses sedimentasi
3. batuan metamorf : sebagai hasil proses metamorfisme

Untuk membedakan ketiga jenis batuan di atas tidak lah sulit. Secara sederhana dapat dilakukan
algoritma pengamatan sebagai berikut:
@Bedakan apakah batuan itu terdiri atas klastika/detritus atau kristal?
@Jika batuan terdiri atas klastika/detritus, dapat dipastikan sebagai batuan sedimen. Arahkan
pikiran anda ke deskripsi batuan sedimen klastik.
@Jika batuan terdiri atas kristal, amati apakah terdiri atas satu macam mineral (mono-mineralic)
atau bermacam-macam kristal (poly-mineralic).
@Jika batuan merupakan batuan kristalin yang monomineralik, amati lebih detail bagaimana
kontak antar kristal. Apakah merupakan kontak belahan atau kontak suture. Jika batuan yang
monomineralik ini mempunyai kontak belahan maka dapat dipastikan sebagai batuan sedimen
non-klastik. Kontak suture disebabkan oleh tekanan dan reaksi antar kristal ketika terkena
proses metamorfisme.
@Jika batuan merupakan batuan kristalin yang polimineralik, amati apakah kontaknya
interlocking (saling mengunci) ataukah suture.
@Batugamping yang tersusun oleh material karbonat dimasukkan ke dalam kelompok batuan
sedimen.
Setelah diketahui dengan pasti jenis batuan yang diamati, sesuaikan kerangka deskripsi
berdasarkan jenis batuannya.
Kesalahan dalam deskripsi dapat menyebabkan perlakuan lebih lanjut terhadap batuan yang
diamati menjadi tidak tepat.

Macam-macam bebatuan
1 Batuan beku
A. Proses pembentukan
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan atau kristalisasi magma.
Proses ini merupakan proses perubahan fase dari fase cair (lelehan, melt) menjadi fase padat,
yang akan menghasilkan kristalkristal mineral primer atau gelas.
Proses pembekuan magma (temperatur dan tekanan) akan sangat berpengaruh terhadap tekstur
dan struktur primer batuan, sedangkan komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma
asal.
Karakteristik tekstur dan struktur pada batuan beku sangat dipengaruhi oleh waktu dan energi
kristalisasi. Apabila terdapat cukup energi dan waktu pembentukan kristal maka akan terbentuk
kristal berukuran besar, sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang
berukuran halus.
Bila pendinginan berlangsung sangat cepat, maka kristal tidak sempat terbentuk dan cairan
magma akan membeku menjadi gelas.
Proses ini sangat identik dengan pembuatan gula pasir, di mana untuk membuat gula yang
berukuran kasar diperlukan waktu pendinginan relatif lebih lama dibandingkan gula yang
berukuran halus.

Secara umum batuan beku memiliki cirri-ciri sebagai berikut ;


Massive
Maksudnya batuan tersebut memiliki struktur yang kompak dan keras.
Terdiri dari paduan mineral-mineral pembentuk batuan, yaitu mineral primert (mineral utama
dan mineral aksesoris).

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 9
Tidak ada perlapisan
Maksudnya batuan tersebut tidak menunjukkan adanya bidang perpisahan pada strukturnya.
Berikut ini bentuk-bentuk badan batuan beku (Rock body)
Batuan beku luar, berupa produk ekstrusif (bukit, gunung dan planteau).

Berdasarkan kecepatan pendinginan ini, maka batuan beku dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
batuan beku plutonik, hipabisal dan batuan beku volkanik yang berturut-turut mempunyai ukuran
kristal dari yang paling kasar ke halus.
Urutan mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma seiring dengan penurunan suhu dapat
dilihat pada Bowen's reaction series.

Pada seri reaksi Bowen terdapat 2 kelompok, yaitu:


1. seri terputus (discontinuous series), dimana mineral yang terbentuk mempunyai struktur
kristal dan komposisi yang berbeda-beda
2. seri berkesinambungan (continuous series), dimana mineral yang terbentuk mempunyai
struktur kristal yang sama, namun komposisi kimia penyusunnya yang berbeda.
Akhirnya pada cairan magma akan tersisa silika, potasium dan sodium yang akan kemudian akan
membentuk mineral-mineral K-feldspar, muskovit dan kuarsa.
Batuan beku berdasarkan atas genesa dapat dibedakan menjadi batuan beku intrusif, yang
terbentuk di bawah permukaan bumi, dan batuan beku ekstrusif, yang membeku di atas
permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif masih dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu batuan
aliran (efusif) dan ledakan (eksplosif).

Mineral-mineral pembentuk batuan beku


a. Mineral-mineral utama
1. Mineral terang (salic mineral)
a. Kwarsa yaitu bening tak berclevage.
b. Kalium feldspar / kelompok ortoklas :
- Sanidin : putih keabuan
- Adular : putih kekuningan
- Miroklin : hijau muda
- Ortoklas : Merah muda / kecoklatan
c. Kelompok Plagioklas :
- Albit - Anorit
- Oligoklas - Labradorit
- Andesin
d. Voiden (feldspartoid)
- Leusit : putih tulang
- Neplin : abu-abu kecoklatan
e. Mika terang
- Muscovit : putih mengkilap, berupa suatu lembaran tipis seperti sisisk
- Phlogopit : kuning kecoklatan mengkilap berupa lembaran tipis
2. Mineral Gelap (mafic salic)
a. Amfibol : hitam mengkilap
b. Piroksen : hitam kusam
c. Olivin : hijau muda transparan
d. Biotit : hitam mengkilap tipis seperti mika
b. Mineral-mineral aksesoris
1. Pyrit : kuning emas
2. Gelena : abu-abu timbal
3. zircon : coklat pudar atau bening
4. Apatit : hijau atau coklat
5. Magnetit : hiaju metalik
6. Traumalin : Hitam
7. Ilmenit : hitam metalik
Karakteristik
1. Sifat fisik
Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 10
Pengamatan fisik yang perlu diamati adalah warnanya saja. Warna dapat mencerminkan proporsi
kehadiran mineral terang (felsik) terhadap mineral berwarna gelap (mafik). Dari pengamatan
warna ini, dapat memberikan penafsiran kepada tipe batuan asam, menengah, basa dan ultrabasa.
Batuan beku asam memiliki warna relatif lebih terang dibandingkan dengan batuan beku
menengah atau basa.

2. Tekstur
Pengamatan tekstur meliputi, tingkat kristalisasi, keseragaman kristal dan ukuran kristal yang
masing-masing dapat dibedakan menjadi beberapa macam.

1. Tingkat kristalisasi
#Holokristalin, seluruhnya terdiri atas kristalin
#Holohyalin, seluruhnya terdiri atas gelas
#Hypohyalin, sebagian kristal dan sebagian gelas.

2. Keseragaman kristal
#Equigranular, mempunyai ukuran kristal yang relatif seragam. Sering dipisahkan menjadi
idiomorfik granular (kristal berbentuk euhedral), hypidiomorfik granular (kristal berbentuk
subhedral) dan allotriomorfik granular (kristal berbentuk anhedral).
#Inequigranular (porfiritik), mempunyai ukuran kristal yang tidak seragam.
Kristal yang relatif lebih besar disebut sebagai fenokris (kristal sulung), yang terbentuk lebih
awal. Sedangkan kristal yang lebih halus disebut sebagai massa dasar.
#Afanitik, jika batuan kristalin mempunyai ukuran kristal yang sangat halus dan jenis mineralnya
tidak dapat dibedakan dengan kaca pembesar.

3. Ukuran kristal
< 1mm !halus
1 . 5mm !sedang
> 5mm !kasar

B.3. Komposisi
Mineral pada batuan beku dapat dikelompokkan menjadi mineral utama dan mineral asesori.
Mineral utama merupakan mineral yang dipakai untuk menentukan nama batuan berdasarkan
komposisi mineralogi, karena kehadirannyapada batuan melimpah.
Contoh: ortoklas, plagioklas, kuarsa, piroksen dan olivin.
Mineral asesori adalah mineral yang keberadaannya pada batuan tidak melimpah, namun sangat
penting dalam penamaan batuan, misalnya biotit atau hornblende pada granit biotit atau granit
hornblende.
Mineral yang sangat halus, misalnya pada batuan yang bertekstur afanitik, cukup disebutkan
kelompok mineralnya saja, misalnya mineral felsik, intermediat atau mineral mafik. Contoh:
Riolit tersusun oleh mineral felsik.

B.4. Struktur
Struktur pada batuan beku adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang
berbeda. Struktur ini sangat penting di dalam menduga karakteristik keteknikan, misalnya pada
batuan beku yang berstruktur kekar tiang (columnar joint) akan mempunyai karakteristik
keteknikan yang berbeda dengan batuan beku yang berstruktur kekar lembaran (sheeting joint).
Kedua struktur ini hanya dapat diamati di lapangan.
Macam-macam struktur yang sering dijumpai pada batuan beku adalah:
# Masif : bila batuan pejal tanpa retakan atau lubang gas
# Teretakkan : bila batuan mempunyai retakan (kekar tiang atau kekar lembaran)
#Vesikuler : bila terdapat lubang gas.
Skoriaan, jika lubang gas tidak saling berhubungan;
Pumisan, jika lubang gas saling berhubungan; Aliran, bila ada kenampakan aliran pada orientasi
lubang gas.
#Amigdaloidal : bila lubang gas terisi oleh mineral sekunder.

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 11
STRUKTUR BATUAN BEKU
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan
intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing
batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang
harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku

1. Struktur batuan beku ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang
memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut.

Struktur ini diantaranya:


a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang
pensil.
d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini
diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini
terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit,
kuarsa atau zeolit
g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah
tertentu akibat aliran

2. Struktur Batuan Beku Intrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah
permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya
struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

Konkordan Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis
dari tubuh batuan ini yaitu :
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.
b. Laccolith,
tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya
datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya
tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
c. Lopolith,
Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 12
bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan
yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu
puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk
sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer

DiskordanTubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya.

Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:


a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular
atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan
panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan
membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil

Kesamaan senyawa kimia dari batuan ekstrusi dengan instrusi:

Reaksi Bowen

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 13
TEKSTUR BATUAN BEKU

Magma merupakan larutan yang kompleks. Karena terjadi penurunan temperatur, perubahan
tekanan dan perubahan dalam komposisi, larutan magma ini mengalami kristalisasi. Perbedaan
kombinasi hal-hal tersebut pada saat pembekuan magma mengakibatkan terbentuknya batuan
yang memilki tekstur yang berbeda.

Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang tinggi di bawah
permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-mineral penyusunya memiliki
waktu untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan ukuran mineral yang relatif besar.
Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan temperatur dan tekanan permukaan yang rendah,
mineral-mineral penyusun batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu, sehingga
terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral yang terbentuk
biasanya berukuran relatif kecil. Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan
berdasarkan :

1. Tingkat kristalisasi
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas

2. Ukuran butir
a) Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-mineral yang
berukuran kasar.
b) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus.

3. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya berbentuk
sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga
bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.

4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya


a) Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau
bentuk kristal euhedral (sempurna)
b) Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan
subhedral.
c) Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk
anhedral.

5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya


a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama
b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama

KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan
mineraloginya.

a. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :

1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.
2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari permukaan bumi
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi
Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral mafic (gelap)

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 14
seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang) seperti Feldspar,
muskovit, kuarsa dan feldspatoid.

b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:

1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%


2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% – 60%
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% – 90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%

c. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku diklasifikasikan


menjadi empat yaitu:

1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.
2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% – 52%. Contohnya Diorit,Andesit
3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% – 45%, contohnya Gabbro, Basalt
4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%

PENGELOMPOKAN BATUAN BEKU

Untuk membedakan berbagai jenis batuan beku yang terdapat di Bumi, dilakukan berbagai cara
pengelompokan terhadap batuan beku (gambar). Pengelompokan yang didasarkan kepada
susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan
mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi. Dan yang sering digunakan adalah yang
didasarkan kepada tekstur dipadukan dengan susunan mineral, dimana keduanya dapat dilihat
dengan kasat mata.

Gabro adalah batuan beku dalam dimana sebagian besar mineral-mineralnya adalah olivine dan
piroksin. Sedangkan Felsparnya terdiri dari felspar plagioklas Ca. Teksturnya kasar atau
phanerik, karena mempunyai waktu pendinginan yang cukup lama didalam litosfir. Kalau dia
membeku lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku yang terjadi adalah
basalt dengan tekstur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya mempunyai susunan mineral yang
sama, tetapi teksturnya berbeda. Demikian pula dengan Granit dan Rhyolit, atau Diorit dan
Andesit. Granit dan Diorit mempunyai tekstur yang kasar, sedangkan Rhyolit dan Andesit, halus.
Basalt dan Andesit adalah batuan beku yang banyak dikeluarkan gunung-berapi, sebagai hasil
pembekuan lava.

Berdasarkan kejadiannya (genesanya), batuan beku dapat dikelompokkan sebagai berikut:


1) Batuan Volcanic adalah batuan beku yang terbentuk dipermukaan atau sangat dekat
permukaan bumi dan umumnya berbutir sangat halus hingga gelas.
2) Batuan Hypabysal adalah batuan beku intrusive yang terbentuk dekat permukaan bumi dengan
ciri umum bertekstur porphyritic.
3) Batuan Plutonic adalah batuan beku intrusive yang terbentuk jauh dibawah permukaan bumi
dan umumnya bertekstur sedang hingga kasar.
4) Batuan Extrusive adalah batuan beku, bersifat fragmental atau sebaliknya dan terbentuk
sebagai hasil erupsi ke permukaan bumi.
5) Batuan Intrusive adalah batuan beku yang terbentuk dibawah permukaan bumi.

Batuan Beku menurut komposisinya


1. Batuan Asam (Felsik) mengandung banyak kuarsa (SiO2) dan jumlah kandungan ortoklas
feldsparnya lebih dari dua dari jumlah feldspar total.
Contoh: granit
2. Batuan menengah (Intermidet) bila kandungan ortoklas feldsparnya hampir sama dengan
feldspar total. Dan kuarsa kurang dari batuan asam. Warna terang
Contoh: diorit dan andesit
3. Batuan Basa (Basic) kandungan plagioklas lebih dari dua pertiga dan kuarsa dalam
jumlah sedikit. Warna gelap
Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 15
Contoh: Grabbo
4. Ultrabasa (Ultrabasic) tidak adak kuarsa dan feldstar banyak didominasi piroksin dan
olovin. Warna hitam atau hijau tua.
Contoh: Piroksenit dan dunit.

Mineral Batuan Beku
Mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan beku, yaitu plagioclase feldspar, K-feldspar,
quartz, muscovite mica, biotite mica, amphibole, olivine, dan calcite.
Mineral mineral tersebut mudah dikenali, baik secara makroskopis maupun mikroskopis
berdasarkan dari sifat sifat fisik mineral masing-masing.
Olivine
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium
(Mg). Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang tinggi.
Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang keseluruhan
mineralnya terdiri dari mineral olivine dikenal dengan batuan Dunite.
Amphibole/Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto
yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan
beku dan batuan metamorf.
Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku dan merupakan
bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam
atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai
kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.
Plagioclase feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung
unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih
hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral
Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.
Potassium feldspar (Orthoclase)
Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar,
potassium feldspars adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk
kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.
Mica
Mica  adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari
potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).
Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini
tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan belahan (cleavage) tidak
teratur (uneven) concoidal.
Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya berwarna putih transparan
dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari calcite atau mineral
yang berhubungan dengan ‘lime’ dari batugamping.

Batuan sedimen
Proses pembentukan

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 16
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan (lithifikasi)
yang melibatkan proses pemadatan (compaction), sementasi (cementation) dan diagenesa dan
lithifikasi.

Ciri-ciri batuan sedimen adalah:


(1). Berlapis (stratification),
(2) Mengandung fosil,
(3) Memiliki struktur sedimen, dan
(4). Tersusun dari fragmen butiran hasil transportasi.

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses sedimentasi, yang meliputi
pelapukan, erosi, transportasi dan deposisi (pengendapan).
Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Proses
erosi dan transportasi terutama dilakukan oleh media air dan angin.
Proses pengendapan terjadi jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut detritus
tersebut. Material yang lepas ini akan diubah menjadi batuan dengan proses diagenesis dan
litifikasi, yang termasuk di dalamnya kompaksi dan sementasi.
Secara umum batuan sedimen dapat dibedakan menjadi dua golongan besar berdasarkan cara
pengendapannya, yaitu batuan sedimen klastik dan nonklastik.

#Batuan sedimen klastik tersusun atas butiran-butiran (klastika) yang terbentuk karena proses
pelapukan secara mekanis dan banyak dijumpai mineral-mineral alogenik. Mineral-mineral
alogenik adalah mineral yang tidak terbentuk pada lingkungan sedimentasi atau pada saat
sedimentasi terjadi. Mineral ini berasal dari batuan asal yang telah mengalami transportasi dan
kemudian terendapkan pada lingkungan sedimentasi.
Pada umumnya berupa mineral yang mempunyai resistensi tinggi, seperti kuarsa, plagioklas,
hornblende, garnet dan biotit.

#Batuan sedimen non-klastik, terbentuk karena proses pengendapan secara kimiawi dari
larutan maupun hasil aktivitas organik dan umumnya tersusun oleh mineral-mineral autigenik.
Mineral-mineral autigenik adalah mineral yang terbentuk pada lingkungan sedimentasi, seperti
gipsum, anhidrit, kalsit dan halit.

B. Karakteristik

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 17
B.1. Sifat fisik
Pengamatan fisik meliputi pengamatan warna dan derajat kompaksi. Warna batuan sedimen
dapat mencerminkan komposisi dominan atau jenis semen penyusunnya, misalnya batuan
sedimen yang berukuran pasir berwarna kuning atau kemerahan dapat diduga bahwa batuan
tersebut disemen oleh material yang tersusun oleh oksida besi.

B.2. Tekstur
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang berhubungan dengan butiran
penyusunnya, seperti ukuran butir, bentuk butir, hubungan antar butir (kemas).
Secara umum tekstur batuan sedimen dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu klastik dan non-
klastik.
Pada tekstur klastik, yang diamati meliputi:
#Ukuran butir yang dapat dipisahkan berdasarkan skala Wentworth,
seperti bongkah (> 256 mm),
berangkal (64 . 256 mm),
kerakal (4 . 64mm),
kerikil (2 . 4 mm),
pasir (0,063 . 2 mm),
lanau (0,004 . 0,063 mm)
dan lempung (< 0,004 mm).

Atau:

Nama butir Ukuran (mm) Nama Butir Ukuran

Bongkah (boulder) Lebih besar 256 Pasir sedang 1-1/2

Brangkal (Couble) 256 - 64 Pasir halus ½ - 1/4

Krakal 64 - 4 Pasir sangat halus ¼ - 1/8

Pasir sangat kasar 4-2 Lanau 1/8 – 1/256

Pasir kasar 2-1 Lempung Lebih kecil 1/256

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 18
#Sortasi (pemilahan) dapat berupa sortasi baik, jika besar butiran penyusunnya relatif sama dan
sortasi buruk, jika besar butiran penyusunnya tidak sama.
#Bentuk butir dibedakan atas bentuk menyudut (angular) dan membundar (rounded) serta
menyudut/membulat tanggung (subangular atau subrounded).
#Kemas dibedakan menjadi 2 macam, yaitu kemas terbuka (matrix supported), jika butiran yang
berukuran besar (fragmen) tidak saling bersentuhan atau mengambang dalam matrik.
Kemas tertutup (class supported) jika butiran penyusunnya saling bersentuhan satu sama lain.

Pada batuan sedimen yang berukuran > 2 mm, masih dapat dideskripsi lebih detail mengenai
fragmen (butiran yang lebih besar dari ukuran pasir), matrik (butiran yang berukuran lebih kecil
dari fragmen dan diendapkan bersamasama fragmen), dan semen (material halus yang menjadi
pengikat antara matrik dan fragmen. Semen dapat berupa silika, karbonat, sulfat, atau oksida
besi.

Pada batuan yang bertekstur non-klastik umumnya memperlihatkan kenampakan mozaik dari
kristal penyusunnya. Kristal penyusun biasanya terdiri dari satu macam mineral
(monomineralik), seperti gipsum, kalsit, dan anhidrit.
Macam-macam tekstur non-klastik adalah:
$ Amorf : berukuran lempung/koloid
$ Oolitik : kristal berbentuk bulat yang berkumpul, ukurannya 0,25 . 2 mm
$ Pisolitik : sama seperti oolitik, ukuran butir kristalnya > 2 mm

B.3. Struktur
Struktur pada batuan sedimen sangat penting baik untuk geologi maupun geologi teknik. Pada
analisis geologi struktur ini dapat digunakan untuk menganalisis kondisi tektonik dari daerah
dimana batuan sedimen tersebut dijumpai.
Di samping itu pada bidang batas struktur sedimen secara keteknikan merupakan bidang lemah.
Macam struktur sedimen yang dapat dijumpai,misalnya:
$ Perlapisan atau laminasi sejajar, bentuk lapisan yang pada awalnya terbentuk secara
horizontal. Posisi lapisan ini dapat berubah jika terkena proses tektonik, misalnya perlapisan
miring atau terkena patahan.

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 19
$ Perlapisan silang-siur, perlapisan batuan saling potong-memotong pada skala kecil, biasanya
melengkung.

$ Perlapisan bergradasi (graded bedding), yang dicirikan oleh perubahan ukuran butiran pada
satu bidang perlapisan. Masif, apabila tidak dijumpai lapisan atau laminasi.

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 20
Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 21
B.4. Komposisi

Pengamatan komposisi pada batuan sedimen lebih kompleks daripada pada batuan beku, karena
batuan sedimen dapat tersusun oleh fragmen batuan maupun mineral. Namun pada pengamatan
komposisi yang ditekankan cukup pada pengamatan komposisi fragmen dan semen.
Fragmen dapat berupa butiran mineral yang berukuran lebih dari 2 mm maupun batuan lain
(beku, sedimen, dan metamorf).
Semen biasanya tersusun oleh mineral-mineral berukuran halus, seperti lempung, gipsum,
karbonat, oksida besi dan/atau silika. Jenis semen ini akan berpengaruh terhadap karakteristik
keteknikan dari batuan sedimen.
Batuan yang tersemen silika akan mempunyai karakteristik keteknikan yang lebih baik daripada
batuan yang tersemen karbonat. Jenis semen ini bisa diperkirakan dengan menggunakan alat
bantu, misalnya HCl untuk menentukan hadirnya material karbonat. Semen gipsum biasanya
mempunyai warna hampir sama dengan karbonat, hanya tidak bereaksi dengan HCl. Semen
oksida besi biasanya berwarna kuning atau merah. Sedangkan semen silika biasanya sangaT
keras.Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sedimen evaporit (evaporites), karbonat
(carbonates), batugamping dan dolomit (limestones and dolostone), serta batuan bersilika
(siliceous rocks), rijang (chert).

Batuan Sedimen Evaporit


Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 22
Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk sebagai hasil proses penguapan (evaporation)
air laut. Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia yang
pada akhirnya akan menghablur apabila hampir semua kandungan air manjadi uap.
Proses pembentukan garam dilakukan dengan cara ini. Proses penguapan ini memerlukan sinar
matahari yang cukup lama.
1. Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl).
2. Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa gypsum (CaSO4.2H20)
3. Travertine yang terdiri dari calcium carbonate (CaCO3), merupakan batuan karbonat.
Batuan travertin umumnya terbentuk dalam gua batugamping dan juga di kawasan air panas
(hot springs).

Batuan Sedimen Karbonat


Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan juga proses biokimia.
Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batu gamping dan dolomit. Mineral utama
pembentuk batuan karbonat adalah: Kalsit (Calcite) (CaCO3) dan Dolomit (Dolomite)
(CaMg(CO3)2)

Nama-nama batuan karbonat:

1. Mikrit (Micrite) (microcrystalline limestone), berbutir sangat halus, mempunyai warna


kelabu cerah hingga gelap, tersusun dari lumpur karbonat (lime mud) yang juga dikenali
sebagai calcilutite.
2. Batugamping oolitik (Oolitic limestone) batugamping yang komponen utamanya terdiri
dari bahan atau allokem oolit yang berbentuk bulat
3. Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone) merupakan batuan karbonat hasil dari
proses biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit atau dolomit merupakan
bahan utama yang membentuk batuan ini.
4. Kokina (Coquina) cangkang fosil yang tersimen
5. Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithophores; fizzes readily
in acid
6. Batugamping kristalin (Crystalline limestone)
7. Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari proses
kimia
8. Batugamping intraklastik (intraclastic limestone), pelleted limestone

Batuan Silika
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses kimiawi
dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silika seperti
diatomae, radiolaria dan sponges.
Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan bersilika apabila terjadi reaksi kimia,
dimana mineral silika mengganti kalsium karbonat. Kelompok batuan silika adalah:

 Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari
organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
 Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan, masif
atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap. Rijang
dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika, atau dapat juga dari
proses diagenesis batuan karbonat.

Batuan Organik
Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang akhirnya mengeras menjadi
batu. Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun dan batang tumbuhan yang tebal
dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan), apabila mengalami
tekanan yang tinggi akan termampatkan, dan akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon
batubara.

Macam-macam Batuan Sedimen


Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 23
Berdasarkan tempat terjadinya pengendapan:
a.Batuan sedimen kontinental/ Teristris, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya
terjadi di darat. misalnya, tanah los dan tanah gurun pasir.
b.Batuan sedimen marine, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di laut.
misalnya, endapan radiolaria di laut dalam, lumpur biru di pantai, dan lumpur merah.
c.Batuan sedimen lakustre, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di danau.
misalnya, tuf danau dan tanah liat danau.
d. Batuan sedimen Limnis, merupakan batuan sedimen yang diendapkan di danau
misal: tanah gambut, tanah rawa.
e. Batuan sedimen Glasial yaitu batuan sedimen yang diendapkan di daerah es
misal : batu morena
f. Batuan Fluvial yaitu batuan yang diendapkan di sungai.
misalnya: pasir, tanah liat

Ditinjau dari perantara atau mediumnya,


a. Batuan sedimen aquatis (aqua = air)
1) Batu pasir,
2) Konglomerat, merupakan batuan sedimen yang berbentuk batu bulat yang berdekatan
satu sama lain.
3) Breksi, merupakan batuan sedimen yang bersudut-sudut tajam yang berekatan satu
sama lain.
b. Batuan sedimen glasial, merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena lapukan
batuan beku yang diangkut oleh es.
contohnya: moraine.
c. Batuan sedimen aeris atau aeclis, merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena lapukan
batuan beku yang diangkut oleh angin.
Contohnya: tanah pasir di gurun, tanah tuf, dan tanah los.

Berdasarkan proses pengendapannya


a) Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik, adalah sedimen yang susunan kimianya sama dengan susunan kimia
batuan asal.
b) Batuan sedimen kimiawi
Jika dalam pengendapan itu terjadi proses kimia, seperti pelarutan, penguapan, oksidasi,
dehidrasi, dan sebagainya, hasilnya dinamakan batuan sedimen kimiawi, contohnya hujan di
gunung kapur.

c) Batuan sedimen organik


Batuan sedimen organik, terjadi karena selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari
organisme, yaitu sisa, rumah atau bangkai binatang laut yang tertimbun di dasar laut seperti
kerang, terumbu karang, tulang belulang, kotoran burung guano yang menggunung di Peru,
lapisan humusdi hutan, dan sebagainya.

Batuan metamorf
A. Proses pembentukan
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfosa pada batuan yang telah
ada sebelumnya sehingga mengalami perubahan komposisi mineral, struktur, dan tekstur tanpa
mengubah komposisi kimia dan tanpa melalui fase cair.
Proses ini merupakan proses isokimia (tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan),
yang disebabkan oleh perubahan suhu, tekanan dan fiuida, atau variasi dari ketiga faktor tersebut.
Secara umum terdapat tiga macam tipe metamorfosa, yaitu:
Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 24
@ Metamorfosa termal, yang disebabkan oleh adanya kenaikan suhu akibat terobosan magma
atau lava. Proses yang terjadi adalah rekristalisasi dan reaksi antara mineral dan larutan
magmatik serta penggantian dan penambahan mineral.
@ Metamorfosa regional, terjadi pada daerah yang luas akibat pembentukan pegunungan.
Perubahan terutama disebabkan dominan oleh tekanan.
@ Metamorfosa dinamik, yang terjadi pada daerah yang mengalami dislokasi atau deformasi
intensif akibat patahan.
Proses yang terjadi adalah perubahan mekanis pada batuan, tidak terjadi rekristalisasi kecuali
pada tingkat filonitik.

Mineral yang umum dijumpai pada batuan metamorf adalah kuarsa, garnet, kalsit, feldspar,
mika, dan amfibol.
a. Batuan Malihan Kontak/ Thermal yaitu batuan malihan yang terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi.
Contoh: batuan marmer dari batuan kapur.
b. Batuan malihan Dinamo/ Burial/ Beban yaitu batuan malihan yang terjadi karena tekanan yang tinggi.
Contoh : Batu sabak (batu tulis) berasal dari tanah liat.
c. Batuan malihan pnemumotolistis yaitu pembentukan batuan malihan yang disusupi oleh unsur lain.

B. Karakteristik
Sifat fisik
Pengamatan fisik pada batuan metamorf meliputi pengamatan warna batuan. Warna batuan dapat
mencerminkan ukuran butiran. Warna yang gelap cenderung mempunyai ukuran butiran yang
halus yang tersusun oleh mineral-mineral mika yang berukuran halus. Warna yang terang
biasanya tersusun oleh kuarsa atau karbonat.

B.2. Tekstur
Pengamatan tekstur pada batuan metamorf relatif hampir sama dengan pada batuan beku, karena
sama-sama terdiri atas kristal.
Macam-macam pengamatan tekstur pada batuan metamorf adalah sebagai berikut:
@ Tektstur berdasarkan bentuk individu kristal: idioblast (jika mineral penyusunnya dominan
berbentuk euhedra), hypidioblast (jika mineral penyusunnya berbentuk anhedra).
@ Berdasarkan bentuk mineral, tekstur batuan metamorf dapat dibagi menjadi:
Lepidoblastik (terdiri dari mineral berbentuk tabular seperti mika),
Nematoblastik (terdiri dari mineral berbentuk prismatik, seperti hornblende/ amfibol),
Granoblastik (terdiri dari mineral yang berbentuk granular, anhedra, dengan batas-batas
suture),
Porfiroblastik (terdiri dari mineral-mineral yang berukuran tidak seragam, beberapa mineral
ditemukan berukuran lebih besar daripada yang lain).

Struktur

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 25
Struktur pada batuan metamorf lebih penting daripada tekstur, karena merupakan dasar dari
penamaan batuan metamorf. Struktur ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu struktur foliasi dan
struktur non-foliasi.
#Struktur foliasi adalah struktur paralel yang disebabkan oleh adanya penjajaran mineral-
mineral penyusunnya.
Umumnya tersusun oleh mineral-mineral pipih dan/atau prismatik, seperti mika, horblende atau
piroksen.
Struktur foliasi dapat dibedakan menjadi slaty cleavage (adanya bidang-bidang belah yang
sangat rapat, teratur dan sejajar; batuannyadisebut slate/batusabak),
phyllitic (hampir sama dengan slaty cleavage, tetapi tingkatannya lebih tinggi daripada batu
sabak, sudah terlihat adanya pemisahan mineral pipih dan dan mineral granular; batuannya
disebut filit),
schistosic (adanya penjajaran mineral-mineral pipih yang menerus dan tidak terputus oleh
mineral granular; batuannya disebut sekis),
dan gneissic (adanya penjajaran mineral-mineral granular yang berselingan dengan mineral-
mineral prismatik, mineral pipih memiliki orientasi tidak menerus; batuannya disebut gneis).

# Struktur non-foliasi dicirikan oleh tidak adanya penjajaran mineral pipih atau prismatik.
Struktur ini terdiri atas:
Hornfelsic (dibentuk oleh metamorfosa termal, dimana butiran mineralnya berukuran relatif
seragam; batuannya disebut hornfels [tersusun oleh polimineralik],

kuarsit [tersusun dominan oleh kuarsa],


dan marmer [tersusun oleh kalsit]),

cataclastic (terbentuk karena metamorfosa kataklastik, misalnya akibat patahan; nama batuannya
adalah kataklasit),

mylonitic (mirip dengan kataklastik, tetapi mineral penyusunnya berukuran halus dan dapat
dibelah seperti skis; nama batuannya disebut milonit),

dan pyllonitic (struktur ini mirip dengan milonitik, tetapi sudah mengalami rekristalisasi
sehingga menunjukkan kilap sutera; nama batuannya disebut filonit).

Komposisi
Komposisi mineral pada batuan metamorf hampir sama dengan pada batuan beku atau sedimen
non-klastik. Perbedaannya jenis mineralnya lebih kompleks karena merupakan hasil rekristalisasi
dari mineral-mineral pada batuan asalnya. Komposisi mineral pada batuan metamorf berfoliasi
biasanya polimineralik, sedangkan pada non-foliasi biasanya monomineralik, kecuali hornfels.

Macam-macam metamorf
1. Berdasarkan area dan volume
• Metamorfisme local, merupakan metamorfisme pada volume batuan yang relative kecil (kurang
dari 100 km²)
• Metamorfisme regional, merupakan metamorfisme yang terjadi pada volume batuan yang relative
besar (ribuan kilometer kubik)

2. Klasifikasi ini di tinjau dari unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam batuan metamorf yang
akan mencirikan batuan asalnya. Berdasarkan komposisi kimianya batuan metamorf terbagi menjadi
5 kelompok, yaitu :
Calcic Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kalsik (kaya unsur Al), umumnya
terdiri atas batulempung dan serpih. Contoh: batusabak dan Phyllite.

Quartz Feldsphatic Rock


adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur kuarsa dan feldspar.

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 26
Contoh : Gneiss
Calcareous Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batugamping dan dolomit. Contoh : Marmer
Basic Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa, semibasa dan menengah, serta tufa dan
batuan sedimen yang bersifat napalan dengan kandungan unsur K, Al, Fe, Mg.
Magnesia Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan Mg. Contoh : serpentit, sekis

Teksture pada batuan metamorf:


1) Teksture foliasi, yaitu adanya kesejajaran orientasi mineral yang memperlihatkan adanya perlapisan
dan kenampakan kelurusan.

Contoh tekstur ini, yaitu:


• Tekstur slaty, butirannya sangat halus (< 0,1 mm), kelurusan pada orientasi planardan subplanar,
pecahannya berlembar. Contoh batuannya adalah slate.
• Tekstur phylitic, berbutir sangat halus sampai halus (kurang dari 0,5 mm), contoh batuannya adalah
phylite.
• Tekstur schistose, berbutir halus sampai sangat kasar (>1 mm), contoh batuannya adalah schist.
• Tekstur gneissose, berbutir halus sampai sangat kasar, memperlihatkan perlapisan karena adanya
perbedaan mineralogi.
• Tekstur foliasi porphyroblastik, berbutir sangat halus sampai sangat kasar dengan ukuran kristal
yang besar (porphyroblastik) tertanam didalam matriks berfoliasi berukuran halus
• Tektur mylonite.

2) Tekstur diablastik, tekstur yang dicirikan dengan tidak adanya kesejajaran buturan, berorientasi
radial sampai acak, contoh tekstur ini adalah:
• Tekstur sheaf, tekstur yang memperlihatkan kelompok butiran yang bercabang.
• Tekstur spherolublastik, yaitu tekstur yang memperlihatkan kelompok butiran yang radial.
• Tekstur fibroblastic, tekstur diablastik yang berukuran sama

3) Tekstur grano blastik

• Tekstur homogranular, merupakan tekstur yang memperlihatkan ukuran butir yang hamper sama.
• Tekstur heterogranular, merupakan teksture yang memperlihatkan ukuran butir yang tidak seragam.
• Tekstur heterogranoblastik, merupakan tekstur yang dicirikan oleh kumpulam mineral yang sama
taapi dengan ukuran yang beragam.
• Tekstur tekstur nodularblastik, merupakan tekstur yang memiliki nodular yang tersusun oleh
mineral kecil dengan satu atau dua mineral dalam matrik yang memiliki komposisi berbeda

KEADAAN BUMI
Data dan Fakta BUMI
a. Geodesi ilmu yang mempelajari pengukuran bumi dan sebagian permukaan bumi.
b. Jari-jari bola bumi pada equator 6.378, 4 km
c. Jari-jari bumi pada kutub 6.356,9 km.
d. Geodia bentuk bumi yang pepat di kedua kutubnya.
e. Keliling bumi dari equator 40.077 km (biasa dibulatkan 40.000 km)
f. Keliling dari meredian 40.000 km
g. 1° equator 111,32 km (biasa dibulatkan 111 km)
h. Luas permukaan laut 510.000.000 km²
i. Volume bumi 1,083 x 1027 cm
j. Umur bumi 4.500.000.000 tahun.
k. Gradien Geothermal (peningkatan suhu yang berangsur ke arah dalam bumi, besar
gradien 3°C setiap turun 100 m).
l. Berdasarkan geothermal maka suhu di inti bumi adalah 190.000°C

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 27
m. Suhu inti bumi kenyataanya: 4000°C
n. Penyebab adanya gradien geothermal adalah:
1. Semakin dekat dengan mantel bumi
2. Semakin besarnya tekanan dalam bumi
3. Semakin kompaknya batuan
4. Semakin besarnya densitas bumi.
o. Lama rotasi bumi 23 jam, 56 menit, 4,09 ditik) dari barat ke timur.
p. Kecepatan rotasi bumi: 1672 km/jam.
Q 1 tahun siderik 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik
r. 1 tahun tropik 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik
s. Gravitasi bumi pada katulistiwa 978 cm/s2
t. Gravitasi kutub bumi 983,2 cm/s2.

Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut.
1) Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. Tumbukan
antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara
lempeng benua dan lempeng dasar samudra.
Zona subduksi (subduction zone), adalah tabrakan dua lempeng yang salah satu lempengnya
masuk ke dasar samudera contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng
dasar Samudra Pasifik.
2) Divergensi, yaitu gerakan saling menjauh antar lempeng tektonik, contohnya gerakan saling
menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan.
3) Sesar Mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antar
lempeng tektonik. Contohnya gesekan antara lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan
Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang
sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan
Amerika Serikat.

Pada dasarnya Planet Bumi memiliki struktur utama sebagai berikut.


1) Litosfer (Lapisan Batuan Pembentuk Kulit Bumi atau Crust)
Litosfer berasal dari kata lithos berarti batu dan sfhere (sphaira) berarti bulatan (lapisan).
Dengan demikian, litosfer diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam pengertian lain
litosfer adalah lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 66 km tersusun atas
batuan penyusun kulit bumi. Karena merupakan bagian paling keras seperti kerak maka disebut
juga kerak bumi.
Litosfer terdiri dari:
a. Lapisan Sial (Silisium –Almunium).
Senyawa batuan ini SiO2 dan Al2O3
Batuan-batuan yang terdapat di Sial adalah sedimen, granit, andesit dan metamorf.
Kerak Benua (30 – 50 km) terdiri dari batuan granit di atas dan batuan beku basalt di bawah.
Kerak Samudera (7 km) terdiri dari grabo dan peridolit.
b. Lapisan sima (Silisium magnesium) SiO2 dan MgO
Lapisan ini mengandung besi dan magnesium, mineral ferromagnesium dan batuan basalt.

2) Astenosfer (Lapisan Selubung atau Mantle) merupaka lapisan tertebal


Astenosfer adalah lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km
berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000° C.

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 28
Astenosfer merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat, dan gas dengan
suhu tinggi.

3) Barisfer (Lapisan Inti Bumi atau Core)


Barisfer adalah lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam tersusun atas
lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan atas
dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam.

a) Inti Luar (Outer Core) adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan mencapai
2.200 km, tersusun dari besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas yang berpijar
dengan suhu sekitar 3.9000 C.
b) Inti Dalam (Inner Core) adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar
2.500 km. Inti dalam tersusun atas besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi, yaitu sekitar
4.800° C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3.

Lapisan Mohorovicic adalah bidang diskontinuitas membatasi kerak bumi dengan selubung
atas.
Conrad membatasi kerak benua dengan kerak samudera
Guttenberg Wizart membatasi mantel dan inti bumi.

GEMPA (SEISME/ Earthquake)


Gempa bumi (earthquake) adalah getaran yang berasal dari dalam bumi dan merambat sampai
ke permukaan bumi disebabkan oleh adanya tenaga endogen.
Ilmu yang secara khusus mempelajari gempa disebut seismologi,
sedangkan ilmuwan yang mengkhususkan diri untuk mempelajari gempa disebut seismolog.

Jenis Gempa
Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa bumi dapat dibedakan antara lain sebagai berikut.
a) Gempa Bumi Runtuhan/ Terban (Fall Earthquake), terjadi akibat runtuh nya batu-batu
raksasa di sisi gunung, atau akibat runtuhnya gua-gua besar. Radius getarannya tidak begitu
luas dan tidak begitu terasa di tempat jauh.
b) Gempa Bumi Vulkanik (Volcanic Earthquake), terjadi akibat adanya aktivitas gunungapi.
Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini mendahului terjadinya erupsi gunungapi, tetapi lebih
sering terjadi dalam waktu bersamaan. Getaran gempa vulkanik lebih terasa jika dibandingkan
getaran gempa runtuhan, getarannya terasa di daerah yang lebih luas.
c) Gempa Bumi Tektonik (Tectonic Earthquake), terjadi akibat proses tektonik di dalam
litosfer yang berupa pergeseran lapisan batuan. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat
besar dan sebarannya meliputi daerah sangat luas. Salah satu contohnya seperti gempa bumi
yang terjadi di bumi Nanggroe Aceh Darussalam.

Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya, gempa dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu
sebagai berikut.
a) Gempa Dangkal, memiliki kedalaman hipo sentrum kurang dari 100 km di bawah
permukaan bumi.
b) Gempa Menengah, memiliki kedalaman hiposentrum antara 100 km–300 km di
bawah permukaan bumi.

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 29
c) Gempa Dalam, memiliki kedalaman hipo sentrum antara 300–700 km di bawah permukaan
bumi. Sampai saat ini tercatat gempa terdalam yaitu 700 km.
Berdasarkan jarak episentrum
(a) Gempa setempat, berjarak kurang dari 10.000 km.
(b) Gempa jauh, berjarak 10.000 km.
(c) Gempa jauh sekali, berjarak lebih dari 10.000 km.
Tiga macam gelombang gempa,yaitu sebagai berikut:
(1) Gelombang longitudinal atau gelombang primer (P), yaitu gelombangyang merambat dari
hiposentrum ke segala arah dan tercatat pertama kali oleh seismograf dengan kecepatan
antara 7 - 14 km per detik dan periode gelombang 5 - 7 detik.
(2) Gelombang transversal atau gelombang sekunder (S), yaitu gelombang yang merambat dari
hiposentrum ke segala arah dan tercatat sebagai gelombang kedua oleh seismograf dengan
kecepatan antara 4 - 7 km per detik dan periode gelombang 11 - 13 detik.
(3) Gelombang panjang atau gelombang permukaan, yaitu gelombang yang merambat dari
episentrum menyebar ke segala arah di permukaan bumi dengan kecepatan antara 3,5 - 3,9
km per detik dan periode gelombang relatif lama.

CARA MENGHITUNG JARAK GEMPA


Jarak stasion ke episentrum dapat dihitung dengan menggunakan Hukum Laska berikut:

Δ = {(S – P) – 1} × 1 megameter

Δ = Delta, menunjukkan jarak ke episentrum


S = Saat tibanya gelombang S pada seismograf
P = Saat tibanya gelombang P pada seismograf
r = 1 menit; 1 megameter = 1.000 km.
Contoh soal:
Gempa Gunung Tangkubanperahu tercatat pada seismograf stasion di Garut sebagai berikut:
a. Gelombang longitudinal tercatat pada jam 08 25’ 25"
b. Gelombang transversal tercatat pada jam 08 26’ 40"
Berapa jarak Garut dari episentrum gempa?
Jawab:
Delta = {(08 26’ 40” – 08 25’ 25”) – 1’} × 1.000 km
= ( 01’ 15” – 1’) × 1.000 km
15
= –– × 1.000 km
60
= 250 km. Jarak dari episentrum ke Garut adalah sekitar 250 km.

Macam-macam skala pengukur kekuatan gempa:


1. Skala Marcalli yaitu penentuan skala gempa berdasarkan apa yang dirasakan dan yang dilihat
(12 Skala)
2. Skala Omori yaitu derajad kekuatan gempa berdasarkan tingkat kerusakan. (ada 7)
3. Skala Richter yaitu skala gempa yang menggunakan basis logaritma.

GELOMBANG GEMPA

Gelombang gempa (Seismic Waves) adalah gelombang-gelombang yang menjalar di bumi,


biasanya dihasilkan oleh gempa tektonik. 

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 30
Secara umum, gelombang gempa dikategorikan menjadi Body Wave dan Surface Wave.
1. Body Wave
 gelombang yang merambat di interior bumi. Terdiri atas:
a) P-Wave/Compressional Wave/gelombang primer, ciri-ciri:

- gelombang longitudinal (arah gerak partikel searah dengan arah rambatan)


- kecepatan 330 m/s di udara, 1450 m/s di air, dan sekitar 5000 m/s di granit
- Bisa merambat di segala jenis medium (padat, cair, gas)
- relatif paling “lembut” dibandingkan dengan S-Wave dan Surface Wave yang sangat merusak
- Amplitudo terkecil

b) S-Wave/Shear Wave/gelombang sekunder, ciri-ciri:

-  gelombang transversal (arah gerak partikel tegak lurus dengan arah rambatan)
-  kecepatan 60% dari P-Wave
- Bisa merambat di medium padat saja
- efek kerusakan lebih besar dari P-wave
- Amplitudo lebih besar dari P-wave

2. Surface Wave
gelombang yang merambat di sepanjang permukaan bumi. Terdiri atas:
a) Love Wave

- gelombang transversal (arah gerak partikel tegak lurus dengan arah rambatan)
Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 31
- kecepatan 70% dari S-wave
- Paling merusak, terutama di daerah dekat episentrum
- Getaran yang dirasakan manusia pertama kali
- Ditemukan oleh A.E.H Love pada 1911

b) Rayleigh Wave

- gerakan eliptik retrograde/ “ground roll” (tanah memutar ke belakang tapi secara umum
gelombangnya merambat ke depan—analog dengan gelombang laut)
- Sedikit lebih cepat dari Love Wave (90% dari kecepatan S-wave)
- ditemukan oleh Lord Rayleigh pada 1885

Materi OSN Kebumian 2013/2014 SMA YPK Bontang Untuk Kalangan sendiri Hal 32

Anda mungkin juga menyukai