Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No.

2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-123

Optimasi Penggunaan Lahan Perkotaan di


Kawasan Perkotaan Mejayan Kabupaten Madiun
Ainun Dita Febriyanti, Putu Gede Ariastita
Pogram Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
Email :ariastita@urplan.its.ac.id
Abstrak— Pengembangan wilayah Kabupaten Madiun ke Mejayan merupakan kawasan yang diprediksi bertumbuh
Perkotaan Mejayan menuntut adanya penyediaan lahan yang dengan cepat sebagai pusat pelayanan perkotaan [4,5].
lebih untuk pelayanan perkotaan. Penggunaan lahan yang ada Permasalahan yang dihadapi perkotaan Mejayan saat ini
belum mampu mencukupi kebutuhan pelayanan kota yang adalah meningkatnya kebutuhan pelayanan perkotaan,
semakin meningkat seiring dengan peran Mejayan sebagai
sedangkan luasan wilayah yang telah ditetapkan sebagai
kawasan perkotaan. Untuk mencukupi kebutuhan kebutuhan
lahan perkotaan, maka perlu dilakukan optimasi penggunaan Ibukota Kabupaten belum mampu mengakomodasi berbagai
lahan melalui alokasi luas lahan yang optimal. Penelitian ini kegiatan perkotaan, sehingga terjadi perubahan fungsi lahan
bertujuan untuk mendapatkan alokasi luas lahan optimal yang non terbangun menjadi lahan terbangun untuk memenuhi
dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama, mengidentifikasi kebutuhan lahan perkotaan tersebut. Di satu sisi, dalam
ketersediaan penggunaan lahan perkotaan di Kawasan mendukung perannya sebagai ibu kota kabupaten, perkotaan
Perkotaan Mejayan dengan menggunakan analisis overlay. Mejayan dituntut untuk menyediakan space yang lebih dalam
Kedua, merumuskan kriteria penentu pemanfaatan lahan di memenuhi kebutuhan penduduk yang terus meningkat dari
Perkotaan Mejayan melalui analisis Delphi. Ketiga, merumuskan tahun ke tahun. Di sisi lain, kebutuhan tersebut tidak didukung
model optimasi penggunaan lahan dengan menggunakan Linear
dengan penyediaan lahan untuk kegiatan permukiman,
progamming. Dari hasil penelitian menggunakan Linear
progamming, diperoleh lima alternatif dalam penyelesaian perdagangan dan jasa, maupun industri.
optimasi penggunaan lahan perkotaan di Kawasan Perkotaan Berangkat dari pemindahan Ibukota Kabupaten Madiun
Mejayan. Dari kelima alternatif tersebut, alternatif ketiga ke perkotaan Mejayan serta demand dari penggunaan lahan
merupakan alternatif dengan kombinasi luas lahan perkotaan perkotaan yang tidak didukung dari supply yang ada, maka
yang paling optimal untuk dikembangkan dengan kombinasi luas penelitian ini perlu dilakukan untuk memperoleh penggunaan
lahan permukiman sebesar 2.315,46 Ha, perdagangan jasa seluas lahan yang optimal melalui alokasi luas lahan perkotaan,
990,223 Ha, industri seluas 482, dan fasilitas umum seluas 309,38 sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam
Ha. penataan ruang di wilayah perkotaan Mejayan akibat adanya
Kata Kunci— Lahan Perkotaan, Linear progamming,
pengembangan wilayah yang terjadi.
Optimasi

II. METODE PENELITIAN


I. PENDAHULUAN
erkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah
P
2.1 Metode Pengumpulan Data
berimplikasi terhadap pertumbuhan dan kepadatan Dalam melakukan pengumpulan data, dilakukan melalui
penduduk. Pertambahan penduduk yang terus-menerus survei primer dan survei sekunder. Survei primer terdiri dari
tersebut membawa konsekuensi spasial yang serius bagi observasi langsung ke wilayah penelitian dan melalukan
kehidupan kota, yaitu adanya tuntutan akan space dalam wawancara semi terstrukturuntuk mendapatkan data yang
rangka pemenuhan kebutuhan. Salah satu wilayah yang kerap dibutuhkan.
kali berkembang adalah wilayah perkotaan. Perkembangan Survei sekunder terdiri dari survei instansional dan survei
kota saat ini memiliki penduduk yang padat, sehingga literatur. Survei instansionaldilakukan untuk memenuhi data-
menuntut ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang data yang diperlukan seperti data sekunder atau data-data yang
aktivitas dan kebutuhannya. Keterbatasan lahan menjadi salah bersifat pelengkap. dengan meninjau isi dari literatur yang
satu kendala dalam pemenuhan hal tersebut, khususnya pada bersangkutan dengan tema penelitian ini, di antaranya berupa
perkotaan yang diakibatkan peningkatan kawasan industri, buku, hasil penelitian, dokumen rencana tata ruang, tugas
pembangunan fisik, dan pertumbuhan ekonomi [1-3]. akhir, serta artikel di internet dan media masa. Studi literatur
Hal ini juga terjadi pada kawasan perkotaan Mejayan. dilakukan dengan membaca, merangkum dan kemudian
Akibat dari pengembangan wilayah Kabupaten Madiun, menyimpulkan semua referensi tentang optimasi penggunaan
dimana kawasan perkotaan Mejayan ditetapkan menjadi Ibu lahan.
Kota Kabupaten Madiun, menuntut adanya penyediaan lahan
yang lebih untuk mendukung fungsinya sebagai ibu kota
kabupaten salah satunya melalui pusat penyelenggaraan
pemerintahan Ibukota Kabupaten Madiun, dimana perkotaan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-124

2.2 Metode Analisis Tabel 3.


Klasifikasi Kerentanan Tanah Berdasarkan Tingkat Kesesuaiannya
Untuk memperoleh optimasi penggunaan lahan perkotaan
di Kawasan perkotaan Mejayan, maka dilakukan beberapa Variabel Besaran Klasifikasi Skor Keterangan
tahapan analisis. Berikut tahapan analisis yang dilakukan: Deskripsi
Kerentanan 25 Dinilai
A. Identifikasi Ketersediaan Penggunaan Lahan Perkotaan Sangat sesuai
gerakan tanah berdasarkan tinggi
Identifikasi ketersediaan penggunaan lahan perkotaan sangat rendah rendahnya
dilakukan melalui overlay beberapa peta/variabel yang Kerentanan 20 gerakan tanah,
Sesuai
gerakan tanah semakin rendah
berpengaruh terhadap kesesuaian lahan perkotaan yang kerentanan
rendah
diperoleh dari tinjauan pustaka dengan menggunakan gerakan
Kerentanan Agak sesuai 15
Geographic Information System (GIS). Dalam analisa ini, Kerentanan tananhnya,maka
gerakan tanah
Tanah semakin sesuai
teknik overlay yang digunakan adalah metode overlay menengah
wilayah tersebut
weighted sum. Prinsip dari analisis ini yakni dengan Kerentanan Kurang sesuai 10
untuk peruntukan
mengalikan bobot dari masing-masing variabel dengan skor gerakan tanah
kawasan
tinggi
yang diperoleh dari standar yang ada. Berikut adalah standar perkotaan.
Kerentanan Tidak sesuai 5
yang digunakan. gerakan n
Tabel 1. tanah sangat
Klasifikasi Topografi Berdasarkan Tingkat Kesesuaiannya tinggi
Variabel Besaran Klasifikasi Skor Keterangan Sumber: SK. Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980
Deskripsi
50-100 mdpl Sangat sesuai 25 Dinilai
Dari hasil analisa yang ada akandihasilkan kesesuaian
berdasarkan lahan perkotaan berdasarkan lima kelas yakni sangat sesuai,
100-500 mdpl Sesuai 20 tinggi sesuai, agak sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai. Tingkatan
rendahnya kesesuaian lahan perkotaan ini akan menjadi lingkup lokasi
suatu wilayah
500-1000 mdpl Agak sesuai 15 dari
untuk menjawab sasaran berikutnya. Wilayah yang cocok
permukaan dikembangkan untuk kawasan perkotaan, dalam hal ini
1000-1500 Kurang sesuai 10 air laut. wilayah dengan klasifikasi sesuai diasumsikan bahwa wilayah
mdpl Semakin tersebut dapat dioptimalkan sebagai kawasan perkotaan,
Topografi
rendah
>1500 mdpl Tidak sesuai 5 sehingga output dari sasaran ini dipergunakan sebagai
topografi
wilayah batasan luasan lahan perkotaan yang harus dioptimalkan
tersebut, dalam sasaran berikutnya.
maka
semakin B. Merumuskan Kriteria Penentu Pemanfaatan Lahan
sesuai untuk Perkotaan
peruntukan
kawasan Untuk mencapai sasaran ini digunakan analisis Delphi,
perkotaan. yaitu suatu usaha untuk memperoleh konsensus
Sumber: SK. Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980 groups/expertyangdilakukan secara kontinu sehingga
diperoleh konvergansi opini [6].
Tabel 2. Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan yakni
Klasifikasi Kelerengan Lahan Berdasarkan Tingkat Kesesuaiannya
kriteria yang diperoleh dari hasil pustaka kemudian
Variabel Besaran Klasifikasi Skor Keterangan disesuaikan dengan fakta di Perkotaan Mejayan, sehingga
Deskripsi menghasilkan kriteria yang menentukan pemanfaatan lahan
0–8% Sangat sesuai 25 Dinilai perkotaan di Kawasan Perkotaan Mejayan. Kriteria tersebut
berdasarkan antara lain:
8 – 15 % Sesuai 20 tingkat kecuraman
suatu wilayah. 1. Kriteria Sosial Demografi
Semakin kecil
Kelerengan 15 – 25 % Agak sesuai 15 sudut
Kriteria ini dilihat dari aspek jumlah penduduk dan
Lahan tenaga kerja yang terserap. Adapun jumlah penduduk yang
kelerangannya,
25 – 40 % Kurang sesuai 10 maka semakin dimaksud dalam penelitian ini berkaitan dengan penyediaan
semakin cocok lahan sebagai permukiman, yang diasumsikan bahwa
peruntukannya
> 40 % Tidak sesuai 5
untuk kawasan
pemenuhan kebutuhan akan lahan permukiman dalam satu KK
perkotaan setidaknya membutuhkan luasan lahan sebesar 300 m2,
Sumber: SK. Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980 sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan pada
tahun proyeksi minimal melebihi atau sama dengan
11.577.300 m2 atau setara dengan 1.157,73 Ha.
Sedangkan pada aspek tenaga kerja, kriteria yang
digunakan yakni penggunaan lahan yang ada harus dapat
memberikan dampak terhadap kesejahteraan penduduk
perkotaan Mejayan melalui penyediaan lapangan kerja
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-125

sekurang-kurangnya atau minimal sama dengan jumlah usia Keterangan :


Min D : Meminimalkan demand
produktif pada tahun proyeksi.
X1, X2,...X4 : Luas tiap jenis penggunaan lahan (Ha)
2. Kriteria Ekonomi a, b, ....d : Luasan eksisting masing-masing penggunaan lahan
(Ha)
Untuk mendapatkan kriteria ekonomi, dilihat dari
Persamaan fungsi tujuan diperoleh dengan menggunakan
kontribusi PDRB dan besarnya nilai investasi yang berkaitan
pendekatan melalui luasan eksisting pada masing-masing
dengan land rent. Pada nilai kontribusi
penggunaan lahan perkotaan, dengan mengasumsikan
PDRBdirepresentasikan dengan tujuan untuk memberi
bahwa lahan perkotaan yang tersedia tersebut dapat
gambaran mengenai peran sektor-sektor kegiatan yang ada di
mencukupi kebutuhan pelayanan perkotaan di wilayah
Perkotaan Mejayan. Sektor yang termasuk dalam sektor
penelitian.
strategis berpotensi untuk dikembangkan dan diharapkan
2. Merumuskan fungsi kendala yang diperoleh dari
dapat meningkatkan pendapatan daerah. Adapun kriteria
perhitungan matematis yang terdiri dari hal-hal yang
penentuan sektor strategis yang digunakan sebagai berikut:
membatasi keputusan yang diambil. Adapun bentuk umum
 Laju pertumbuhan ekonomi pada tiap sektor di Perkotaan
fungsi kendala sebagai berikut.
Mejayan lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Madiun
 Kontribusi untuk masing-masing sektor terhadap total …….(2) 
PDRB Perkotaan Mejayan lebih besar dari 10% : : : :
 Nilai LQ sektor lebih besar dari 1, yang menunjukkan ….…(3) 
sektor tersebut merupakan sektor basis Keterangan:
Berdasarkan kriteria di atas, sektor ekonomi di Perkotaan A dan B : Koefisien fungsi kendala
Mejayan dikelompokkan menjadi 3, yaitu: X1, X2,...Xn : Variabel keputusan
 Sektor strategis prioritas, yakni sektor yang memenuhi 3 3. Permodelan linear progamming dan uji sensitivitas hasil
kriteria sekaligus. Uji sensitivitas bertujuan untuk mengetahui efek perubahan
 Sektor potensial strategis, yakni sektor yang memenuhi 2 parameter linier programming pada solusi optimal yang
kriteria. telah dicapai. Adapun uji sensitivitas yang dilakukan dalam
 Sektor strategis, yakni sektor yang hanya memenuhi 1 penelitian ini yaitu uji sensitivitas terhadap fungsi kendala
kriteria. untuk mengukur seberapa besar pengaruh tersedianya
 Sektor statis, yakni sektor yang tidak termasuk dalam sumberdaya suatu kendala terhadap kondisi optimal yang
kategori tersebut di atas. dicapai.
Pada nilai investasi, kriteria yang digunakan ditentukan
melalui nilai ekonomi yang ditimbulkan oleh tiap hektar III. HASIL DAN DISKUSI
penggunaan lahan. Untuk mengetahui nilai ekonomi tersebut,
dalam penelitian ini menggunakan rasio land rent, yakni A. Analisa Ketersediaan Penggunaan Lahan Perkotaan
perbandingan sewa lahan dengan mengusahakan lahan untuk
Ketersediaan lahan perkotaan di kawasan perkotaan
sawah dengan penggunaan lainnya [7].
Mejayan yang diketahui melalui kesesuaian lahan dari overlay
3. Kriteria Institusi/kelembagaan peta topografi, kelerengan lahan, dan kerentanan tanah yang
Kriteria yang digunakan dalam institusi kelembagaan memiliki masing-masing skor pada tiap variabelnya
yaitu: berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
 Penggunaan lahan yang ada harus memperhatikan regulasi 7/KPTS/II/1980.
yang telah ditetapkan, yakni tidak mengubah kawasan Melalui hasil overlay peta tersebut dihasilkan peta
konservasi yang ada. kesesuaian lahan perkotaan dengan tiga klasifikasi kelas
 Beberapa penggunaan lahan yang ada dibatasi kesesuaian lahan perkotaan yakni agak sesuai 4,9%, sesuai
penggunaannya sebesar alokasi pada tahun proyeksi 42,81%, dan sangat sesuai 52,29%. Klasifikasi yang
digunakan dalam menentukan kesesuaian lahan perkotaan
C. Merumuskan Model Optimasi Penggunaan Lahan adalah klasifikasi sangat sesuai yakni seluas 4.097,063 Ha.
Perkotaan Kelas tersebut sebagian besar terdapat di wilayah Perkotaan
Untuk memperoleh permodelan optimasi penggunaan Mejayan bagian utara yakni Desa Wonoayu, Desa
lahan, dilakukan denganmenggunakan linear Kedungrejo, Desa Purworejo, Desa Tapelan, Desa Bulakrejo,
programmingdengan untuk memecahkan persoalan optimasi Desa Buduran, Desa Ngampel, Desa Bajulan, Desa Klitik,
(maksimisasi atau minimisasi) dengan menggunakan model Desa Purwosari, Desa Pandeyan, Desa Bangunsari, Desa
matematik dalam rangka mencari pemecahan dengan Ngepeh, Desa Bongsopotro, Desa Krajan, Desa Mejayan,
memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada [8]. Desa Kuncen, Desa Sidodadi, dan sebagian Desa Kaliabu,
Adapun tahapannya sebagai berikut. Klecorejo, serta Kaligunting.
1. Merumuskan fungsi tujuan yang diperoleh dari persamaan
linear matematis yaitu.
(1) 
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-126

mengingat ke depannya Perkotaan Mejayan akan


menjadi Ibukota Kabupaten Madiun.
b. Investasi
Berkembangnya Perkotaan Mejayan di masa
mendatang kerapkali berdampak terhadap peningkatan
nilai lahan (land rent), mengingat wilayah ini ke
depannya dijadikan sebagai Ibukota Kabupaten yang
notabene kegiatan utamanya bertumpu pada sektor
perdagangan dan jasa. Sehingga banyak para investor
yang melirik Perkotaan Mejayan untuk
mengembangkan sektor komersil di wilayah ini,
akibatnya land rent di wilayah Mejayan meningkat
yang nantinya akan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat sekitar.
c. Kriteria Institusi/Kelembagaan
Gambar. 1. Peta Kesesuaian Lahan Perkotaan Dasar utama dalam menentukan pemanfaatan lahan di
Perkotaan Mejayan berpedoman pada kebijakan
Tabel 4. rencana tata ruang serta masalah perijinan. Perijinan
Luas Wilayah Berdasarkan Tingkat Kesesuaian Lahan Perkotaan
memiliki peran dominan dalam pengalokasian jenis
No Prosentase
Tingkat Kesesuaian
Luas (Ha)
(%) penggunaan lahan yang diperbolehkan atau tidak untuk
1 Sangat sesuai 4.097,063 52,29 dikembangkan di Perkotaan Mejayan.
2 Sesuai 3.354,432 42,81
3 Agak sesuai 384,1353 4,9
7.835,63 100
C. Analisa Model Optimasi Penggunaan Lahan
Total
Sumber: Hasil Analisis, 2013 Analisa model optimasi penggunaan lahan menggunakan
output dari hasil analisa kriteria penentu pemanfaatan lahan
B. Analisa Kriteria Penentu Pemanfaatan Lahan Perkotaan perkotaan yang berfungsi sebagai fungsi pembatas.
Analisa kriteria yang menentukan pemanfaatan lahan Berdasarkan prinsip teknik analisa linear progamming
perkotaanmenggunakan input hasil tinjauan pustaka yang tahapan sebagai berikut.
kemudian dicross check melalui analisis Deplhi dan 1. Perumusan fungsi tujuan
menghasilkan 3 kriteria dalam analisa ini. Adapun kriteria Persamaan fungsi tujuan yang dibentuk melalui asumsi
yang dihasilkan sebagai berikut. bahwa kebutuhan lahan perkotaan tetap terpenuhi melalui
1. Kriteria Sosial Demografi pengoptimalan lahan yang ada. Demand dalam penelitian
a. Jumlah Penduduk ini merupakan luasan penggunaan lahan yang disesuaikan
Perkembangan jumlah penduduk harus diimbangi dengan rencana tata ruang dan dibedakan menjadi
dengan penyediaan kebutuhan akan perumahan. Akibat permukiman (X1), perdagangan dan jasa (X2),
dari perkembangan tersebut, sesuai arahan rencana tata perindustrian (X3), dan fasilitas umum dan sosial
ruang, perumahan yang ada di Perkotaan Mejayan (X4).Tujuan dari permodelan ini yakni agar
mengalami perluasan, dengan demikian diharapkan pengembangan lahan perkotaan dalam masa mendatang
dengan meluasnya perumahan yang ada tersebut dapat dapat terpenuhi, sehingga fungsi tujuannya yaitu.
menampung segala macam aktivitas penduduk di Min D = 1140,16X1 + 16,76X2 + 5,74X3 + 2,97X4
Perkotaan Mejayan yang diprediksikan pada tahun 2. Perumusan fungsi pembatas
2031 akan mencapai 154.362 jiwa. Perumusan fungsi pembatasditurunkan dari faktor-faktor
b. Tenaga kerja yang menjadi faktor batasan. Selain itu juga terdapat
Dengan adanya pengembangan lahan sebagai akibat constraint teknis dan mutlak dipenuhi yakni berupa
dari perkembangan wilayah Perkotaan Mejayan ketentuan untuk hasil keputusan non negatif atau memiliki
tersebut, diharapkan dapat menyerap penduduk usia nilai ≥ 0. Fungsi pembatas yang digunakan dapat dilihat
produktif dalam mencari lapangan pekerjaan. pada tabel berikut.
2. Kriteria Ekoomi
Tabel 5.
a. Kontribusi PDRB Sintesa Persamaan Constraint
Sektor-sektor yang memiliki kontribusi cukup besar Constraint Asumsi
terhadap Produk Domestik Regional Bruto Perkotaan Ekonomi
Mejayan akan didorong pertumbuhannya, sehingga Sektor potensial strategis Sektor perdagangan dan jasa
sektor tersebut dapat berkembang dan mampu X2 ≥ 16,76 berpotensi untuk dikembangkan
menjadi sektor strategis setelah sektor
meningkatkan pendapatan daerah. Selain itu, sesuai pertanian di Perkotaan Mejayan, oleh
arahan RDTR Ibukota Kabupaten Madiun 2011-2031, karena itu luasan minimal sektor ini
sektor komersiil merupakan sektor strategis dalam tetap dipertahankan, paling tidak
menyokong pertumbuhan ekonomi Perkotaan Mejayan, sesuai dengan luas eksisting.
Investasi Penggunaan lahan yang akan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-127

Constraint Asumsi Berdasarkan hasil komparasi dapat diketahui


Ekonomi bahwaalokasi luasan lahan pada kelima hasil optimasi
5.454.038X1+5.454.038X2+4 dikembangkan harus dapat menjamin
.384.275.000X3+5.454.038X peningkatan perekonomian wilayah
memiliki keberagaman yang sudah memenuhi syarat
4 ≥ 557.658.060.000 dengan adanya land rent melalui constraint(batasan variabel kendala sudah terpenuhi).
peningkatan nilai PDRBpada tiap Apabila dilihat dariconstraint yang telah ditentukan,
sektornya. yakni batasan sosial demografi,dilihat dari tenaga kerja yang
Sosial Demografi
terserap, serta pemenuhan akan lahan permukiman sebagai
Kependudukan Penggunaan lahan yang ada
X1 ≥ 1.157,73 setidaknya dapat menjamin akibat dari pengembangan wilayah Perkotaan Mejayan, dan
tersedianya kebutuhan perumahan batasan ekonomi dilihat dari besarnya nilai investasi yang
penduduk hingga tahun proyeksi 2031 dihasilkan, skenario ketiga merupakan skenario yang layak
dengan rata-rata luas rumah untuk untuk digunakan.
setiap KK 300 m².
Ketenagakerjaan Penggunaan lahan yang Hal tersebut dapat diketahui dari luas lahan permukiman
74X2 + 150X3 + 36X4 ≥ dikembangkan harus bisa memberikan yang dihasilkan sebesar 2.315,46 Ha, yang mampu menyerap
47.852 dampak terhadap kesejahteraan jumlah tenaga kerja sebanyak 156.714 jiwa. Adanya
penduduk Perkotaan Mejayan melalui pengembangan lahan permukiman seluas 2.315, 46 Ha
penyediaan lapangan kerja.
Institusi/kelembagaan tersebut diprediksikan mampu menghasilkan investasi sebagai
Luas Lahan Optimal Penggunaan lahan yang akan akibat dari pengembangan lahan sebesar Rp.
X1+X2+X3+X4 =4.097,063 dikembangkan harus tetap menjamin 2.132.937.240.974.
tersedianya luas lahan yang optimal Jika dilihat dari luas lahan permukiman yang dihasilkan
untuk kawasan perkotaan.
X3 ≤ 241 Konversi lahan untuk industri dibatasi pada skenario kelima memiliki angka yang lebih besar dari
sebesar alokasi pada tahun proyeksi. skenario ketiga. Namun jika dilihat dari sisi penyerapan
X4 ≤ 154,69 Jaminan terhadap keberadaan fasilitas jumlah tenaga kerja, pada skenario kelima hanya mampu
pendukung adanya kegiatan menghasilkan angka sebesar 133.523 jiwa, serta besarnya nilai
permukiman dalam skala besar.
Faktor Teknis  
investasi yang dihasilkan jauh di bawah investasi yang
X1, X2, X3, X4 ≥ 0 Hasil optimasi yang diperoleh berupa dihasilkan pada skenario ketiga.Hal ini berarti bahwa skenario
luas lahan nilainya harus di atas atau kelima kurang layak untuk digunakan. Karena selain faktor
sama dengan nol (boleh negatif). luas lahan yang dihasilkan, faktor lain yang terdapat dalam
Sumber: Hasil Analisis, 2013 batasan constraint juga diperhatikan untuk menentukan
3. Permodelan Linear progamming dan Uji Sensitivitas skenario dengan luas lahan yang paling optimal, dalam hal ini
Permodelan linear progamming diperoleh dari batasan- batasan tenaga kerja dan investasi.
batasan yang telah ditentukan serta fungsi tujuan yang telah Berdasarkanpenjelasan yang ada dapat disimpulkan
dibentuk ke dalam softwareLINGO 11untuk diolah, sehingga bahwa optimasi penggunaan lahan pada alternatif ketiga
didapatkan output berupa solusi alokasi luas lahan yang paling baik dan sesuai dengan kondisi lapangan serta
optimal.Proses simulasi optimasi dilakukan dengan beberapa perkembangan yang terjadi di wilayah penelitian, sehingga
perlakuan yang berbeda, berdasarkan perubahan constraint dapat menjadi alternatif atau masukan dalam mengarahkan
yang telah ditentukan. pengelolaan serta pengembangan lahan yang optimal di
Sedangkan untuk menguji kevalidan dari output yang Perkotaan Mejayan.
dihasilkan, dilakukan uji sensitivitas untuk melihat seberapa
besar pengaruh perubahan masing-masing variabel dalam IV. KESIMPULAN
model terhadap fungsi tujuan dan fungsi constraint. Untuk
lebih jelasnya mengenai hasilpermodelan optimasi Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah
penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel berikut. dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dilihat dari overlay kesesuaian lahan perkotaan, maka
Tabel 6.
Komparasi Hasil Penyelesaian Optimasi Penggunaan Lahan
wilayah di Perkotaan Mejayan yang sesuai untuk
Batasan Skenario Skenario Skenario Skenario Skenario dikembangkan penggunaan lahannya menjadi lahan
I II III IV V perkotaan seluas 4.097,063 Ha, sehingga luasan lahan
Luas Lahan (Ha) yang dihasilkan merupakan luasan lahan perkotaan yang
Permukiman 1.157,73 1.736,595 2.315,46 2.315,46 2460,762 optimal.
Perdagangan 2.543,643 1.887,433 990,223 1.385,913 1.240,611
dan jasa
2. Dari hasil analisis Delphi, terdapat tiga kriteria penentu
Industri 241 241 482 241 241 pemanfaatan lahan yang digunakan dalam penelitian ini,
Fasilitas umum 154,69 232,035 309,38 154.69 154.69 yaitu: (a) Kriteria sosial demografi dengan variabel (sub
Jumlah 229.948 184.173 156.714 144.276 133.523 kriteria) jumlah penduduk dan tenaga kerja, (b) Kriteria
Tenaga Kerja
(jiwa)
ekonomi dengan variabel sektor yang merupakan sektor
Nilai investasi 1.077.641. 1.077.641. 2.132.937. 1.077.641. 1.077.641. strategis dilihat dari nilai PDRB dan investasi, serta (c)
(Rp) 389.132 389.132 240.974 389.132 280.052 Kriteria kelembagaan/institusi dengan variabel regulasi
atau rencana tata ruang terkait dengan wilayah Perkotaan
Sumber: Hasil Analisis, 2013 Mejayan.
3. Berdasarkan hasil optimasi melalui formulasi linier
progamming terdapat lima alternatif penyelesaian
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-128

optimasi penggunaan lahan yang nantinya dapat


dikembangkan. Dari kelima hasil optimasi yang ada,
terdapat hasil yang paling optimal untuk dikembangkan,
yakni pada skenario ketiga. Hasil skenario ini diperoleh
luasan lahan permukiman sebesar 2.315,46 Ha,
perdagangan jasa seluas 990,223Ha, industri seluas 482
Ha, dan fasilitas umum seluas 309,38Ha.

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
berkah, karunia dan tuntunan-Nya sehingga laporan Tugas
Akhir dengan judul “Optimasi Penggunaan Lahan
Perkotaan di Kawasan Perkotaan Mejayan Kabupaten
Madiun” ini dapat terselesaikan.
Dengan terselesaikannya laporan penelitian ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepadaBappeda Kabupaten
Madiun yang telah memberikan bantuan dalam proses
penyelesaian Tugas Akhir.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Rustiadi, Ernan. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Bogor: Yayasan Obor.
[2] Yunus. H. S. 2005. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
[3] Widiastuti, Lidya. 2012. Evaluasi Pengelolaan Lanskap Permukiman
Kawasan Sentul City, Bogor. Institut Pertanian Bogor.
[4] Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2010 Tentang Pemindahan Ibu
Kota Kabupaten Madiun dari Wilayah Kota Madiun ke Wilayah
Kecamatan Mejayan
[5] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2011. Rencana Detail
Tata Ruang Ibukota Kabupaten Madiun 2011-2031, Madiun : Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Madiun.
[6] Tarigan, Robinson. 2001. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta
: PT Bumi Aksara
[7] Irawan, Bambang. 2005. Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola
Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
[8] Nasendi, B., dan A. Anwar. 1985. Program Linear dan Variasinya
Jakarta : PT. Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai