Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMAMFAATAN BATUBARA

“gasifikasi batubara (coal gasification)”

Disusun Oleh:

FUJI KURNIANSYAH

17137007

Dosen Pengampu:

Ansosry ST, M.T

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “gasifikasi batubara
(coal gasification)” dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Dosen Pengampu mata kuliah pemamfaatan batubara , Bapak Ansosry ST,
M.T telah mengajarkan dan membagi ilmu mengenai pemamfatan batubara

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang, 21 April 2020

Fuji kurniansyah

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara
termokimia menjadi gas, dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari
udara yang digunakan untuk proses pembakaran. Selama proses gasifikasi
reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis (diperlukan panas dari luar
selama proses berlangsung). Media yang paling umum digunakan pada proses
gasifikasi ialah udara dan uap. Produk yang dihasilkan dapat dikategorikan
menjadi tiga bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang dapat
dikondensasikan) dan gas permanen. Media yang paling umum digunakan
dalam proses gasifikasi adalahudara dan uap. Gas yang dihasilkan dari
gasifikasi dengan menggunakan udara mempunyai nilai kalor yang lebih
rendah tetapi disisi lain proses operasi menjadi lebih sederhana.
Proses gasifikasi batubara adalah proses yang mengubah batubara dari
bahan bakar padat menjadi bahan bakar gas. Dengan mengubah batubara
menjadi gas, maka material yang tidak diinginkan yang terkandung dalam
batubara seperti senyawa sulfur dan abu, dapat dihilangkan dari gas dengan
menggunakan metode tertentu sehingga dapat dihasilkan gas bersih dan dapat
dialirkan sebagai sumber energi. Sebagaimana diketahui, saat bahan bakar
dibakar, energi kimia akan dilepaskan dalam bentuk panas. Pembakaran
terjadi saat Oksigen yang terkandung dalam udara bereaksi dengan karbon
dan hidrogen yang terkandung dalam batubara dan menghasilkan CO2 dan air
serta energi panas. Dalam kondisi normal, dengan pasokan udara yang tepat
akan mengkonversi semua energi kimia menjadi energi panas.
Namun kemudian, jika pasokan udara dikurangi, maka pelepasan energi
kimia dari batubara akan berkurang, dan kemudian senyawa gas baru akan
terbentuk dari proses pembakaran yang tidak sempurna ini (sebut saja
pembakaran “setengah matang”). Senyawa gas yang terbentuk ini terdiri atas
H2, CO, dan CH4 (methana), yang masih memiliki potensi energi kimia yang

3
belum dilepaskan. Dalam bentuk gas, potensi energi ini akan lebih mudah
dialirkan dan digunakan untuk sumber energi pada proses lainnya, misalnya
dibakar dalam boiler, mesin diesel, gas turbine, atau diproses untuk menjadi
bahan sintetis lainnya (menggantikan bahan baku gas alam). Dengan
fungsinya yang bisa menggantikan gas alam, maka gas hasil gasifikasi
batubara disebut juga dengan syngas (syntetic gas). Dengan proses lanjutan,
syngas ini dapat diproses menjadi cairan. Proses ini disebut dengan coal
liquefaction (pencairan batubara). Untuk dapat menghasilkan gas dari
batubara dengan maksimal, maka pasokan oksigen harus dikontrol sehingga
panas yang dihasilkan dari pembakaran “setengah matang” ditambah energi
yang terkandung pada senyawa gas yang terbentuk setara dengan energi dari
batubara yang dipasok.

1.2 Rumusan masalah


1.    Apa pengertian batubara?
2.    Apa gasifikasi batubara?
3.    Bagaimana teknologi gasifikasi?
4. Bagaimana proses gasifikasi?
5. Bagaimana perkembangan teknologi gasifikasi?
6. Apa saja manfaat dari proses gasifikasi?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian batubara.
2.  Untuk mengetahui gasifikasi batubara.
3.   Untuk mengetahui macam-macam teknologi gasifikasi.
4. Untuk mengetahui proses gasifikasi.
5. Untuk mengetahui perkembangan teknologi gasifikasi.
6. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari proses gasifikasi.

4
BAB II
ISI

2.1Pengertian Batubara

Istilah batubara merupakan hasil terjemahan dari “coal”. Disebut batubara


karena dapat terbakar seperti halnya arang kayu. Batubara adalah batuan
sedimen yang secara kimia dan fisika adalah heterogen dan mengandung
unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen sebagai unsur utama dan belerang
serta nitrogen sebagai unsur tambahan. Zat lain, yaitu senyawa organik
pembentuk “ash” tersebar sebagai partikel zat mineral dan terpisah-pisah di
seluruh senyawa batubara. Beberapa jenis batu meleleh dan menjadi plastis
apabila dipanaskan, tetapi meninggalkan residu yang disebut kokas. Batubara
dapat dibakar untuk membangkitkan uap atau dikarbonisasikan untuk membuat
bahan bakar cair atau dihidrogenisasikan untuk membuat metan. Gas sintetis
atau bahan bakar berupa gas dapat diproduksi sebagai produk utama dengan
jalan gasifikasi sempurna dari batubara dengan oksigen dan uap atau udara dan
uap.
Batubara awalnya merupakan bahan organik yang terakumulasi dalam rawa-
rawa yang dinamakan peat. Pembentukan batubara memerlukan kondisi-
kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah
geologi. Zaman karbon kira-kira 340 juta tahun yang lalu (Jtl) adalah masa
pembentukan Batubara yang paling produktif.

2.2 Gasifikasi Batubara


Gasifikasi adalah suatu teknologi proses yang mengubah batubara dari
bahan bakar padat menjadi bahan bakar gas. Berbeda dengan pembakaran
batubara, gasifikasi adalah proses pemecahan rantai karbon batubara ke
bentuk unsur atau senyawa kimia lain. Secara sederhana, batubara
dimasukkan ke dalam reaktor dan sedikit dibakar hingga menghasilkan
panas. Sejumlah udara atau oksigen dipompakan dan pembakaran dikontrol

5
dengan uap agar sebagian besar batubara terpanaskan hingga molekul-
molekul karbon pada batubara terpecah dan dirubah menjadi ”coal gas”.
Coal Gas merupakan campuran gas-gas hidrogen, karbon monoksida,
nitrogen serta unsur gas lainnya. Gasifikasi batubara merupakan teknologi
terbaik serta paling bersih dalam mengkonversi batubara menjadi gas-gas
yang dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik

Ada perbedaan antara gas batubara dan campuran gas yang terjadi
dari gasifiksai batubara. Gas batubara dihasilkan dari destilasi destruktif
batubara dan hasil sampingan proses karbonisasi batubara. Perolehan gas
dan komposisinya tergantung pada peringkat batubara dan temperature
karbonisasi.Proses gasifikasi mengubah semua material organic batubara
menjadi bentuk gas, peringkat batubara dan temperature hanya
mempengaruhi laju gasifikasi dan jika diinginkan bias diperoleh gas yang
kesemuanya mengandung CO, CO2, dan H2 disamping pengotor hydrogen
sulfide. Perbedaan yang mencolokini disebabkan pada proses gasifikasi
terjadi raihan yang jauh dan interaksi lebih lanjut yang dapat dikendalikan
antara volatile matter dan char atau kokas dengan oksigen.

2.3 Teknologi Gasifikasi

Banyak system gasifikasi yang secara komersial diperoleh atau


mempunyai potensi untuk dikomersialkan. Ada sejumlah cara untuk
mengkarakteristikan sistem-sistem yang berbeda tersebut, diantaranya
dibedakan antara karakteristik bebas dan tak bebas. Karakteristik bebas
yaitu metoda pemasokan panas, media gasifikasi, dan jenis reactor.
Karakteristik tak bebas yaitu apakah residu padat berupa kerak, komposisi
gas bahan baku dan nilai kalor.

1. Metoda Pemasokan Panas


Pada kebanyakan gasifier, panas yang dibutuhkan untuk menjalankan
reaksi endotermis karbon-uap dan reaksi Boudouard dihasilkan secara
langsung oleh pembakaran batubara atau char dalam gasifier. Satu

6
permasalahan dengan cara pemasokan panas seperti ini adalah jika udara
digunakan maka gas-gas produk akan terlarut dengan nitrogen dan nilai
kalor yang rendah. Jika digunakan gas medium-Btu, metoda pemasokan
panas secara langsung dilakukan untuk menghilangkan nitrogen sebelum
proses. Juga bias dilakukan dengan menggunkan oksigen murni. Saat ini,
tidak ada system gasifier yang telah dikembangkan didasarkan pada
penghilangan nitrogen dari aliran produk pemasokan oksigen relative murni
bagaimanapun juga sangat mahal, teknik pemanasan tak langsung yang
dikembangkan untuk menghilangkan nitrogen selama proses gasifikasi
dilakukan agar konversi batubara menjadi gas berlangsung sempurna

2. Jenis Reaktor ( Gasifier )

Di bidang teknik kimia, gasifikasi digunakan sebagai teknik untuk


mengkonversi bahan bakar padat menjadi gas. Gas yang dihasilkan pada
gasifikasi disebut gas produser yang kandungannya didominasi oleh gas
CO, H2, dan CH4. Bahan bakar yang umum digunakan pada gasifikasi
adalah bahan bakar padat, salah satunya adalah batubara. Jika ditinjau dari
produk yang dihasilkan, pengolahan batubara dengan gasifikasi lebih
menguntungkan dibandingkan pengolahan dengan pembakaran langsung.
Dengan teknik gasifikasi, produk pengolahan batubara lebih bersifat
fleksibel karena dapat diarahkan menjadi bahan bakar gas atau bahan baku
industri kimia yang tentunya memiliki nilai jual yang lebih tinggi.Untuk
melangsungkan gasifikasi diperlukan suatu suatu reaktor. Reaktor tersebut
dikenal dengan nama gasifier. Ketika gasifikasi dilangsungkan, terjadi
kontak antara bahan bakar dengan medium penggasifikasi di dalam gasifier.
Kontak antara bahan bakar dengan medium tersebut menentukan jenis
gasifier yang digunakan.

Secara umum pengontakan bahan bakar dengan medium


penggasifikasinya pada gasifier dibagi menjadi tiga jenis, yaitu entrained
bed, fluidized bed, dan fixed atau moving bed. Jenis reactor yang keempat

7
yaitu reactor molten media dapat dikelompokkan bersama dengan reactor
entrained bed, tetapi operasinya dibedakan tersendiri. Jenis reactor sangat
mempengaruhi distribusi temperature, produk gas dan residu. Temperatur
reaksi bervariasi mulai dari 815 0C sampai 1025 0C, masing-masing jenis
reactor memiliki rentang temperature yang spesifik. Pengecualian untuk ini
adalah molten media gasifier, dimana karakteristik temperature operasi dan
lainnya ditentukan oleh lelehan yang dipakai. Perbandingan ketiga jenis
gasifier tersebut ditampilkan pada Tabel 1.

a). Fixed bed gasifier


Operasi fixed-bed gasifier berlangsung dengan aliran bolak-balik
(countercurrent) dan menggunakan uap dan oksigen atau uap dan udara.
Residu berupa terak atau abu kering ditambah karbon yang tidak
terkonversi. Bahan bakar masuk dari atas dan bergerak kebawah
menggantikan bahan bakar yang terkonsumsi oleh gasifikasi. Aliran
bahan bakar dari atas kebawah dan pertukaran panas dengan produk
gasifikasi ke atas melalui empat zona yang terpisah walaupun tidak jelas.
Keuntungan fixad bed gasifier adalah efisiensi konversi yang tinggi
dengan kehilangan panas minimum. Keterbatasan fixed bed gasifier
adalah tidak mudah menggunakan batubara caking dan swelling tanpa
dilakukan pre-treatment terlebih dulu agar menjadi batubara non-
agglomerating atau tanpa perubahan design mekanis. Fraksi batubara
harus diperhatikan terlebih pada sistem penambangan dengan

8
menggunakan mesin skala besar yang banyak menghasilkan batubara
yang halus.
b). Fluidized-bed Gasifier
Fluidized bed gasifier diumpankan dengan batubara pulverized dan
dalam gasifier, batubara tersebut diangkat oleh umpan dan gas-gas
produk. Pada gasifier satu tahap yang dipanaskan secara langsung, uap
atau oksigen atau campuran uap atau udara di injeksikan didekat dasar
reactor, baik secara concurrent maupun countercurrent terhadap aliran
fluida. Gas-gas yang naik bereaksi dengan batubaradan pada saat yang
sama menjaganya dalam keadaan terfluidakan. Selama batubara
tergasifikasi partikel-partikel batubara yang berukuranlebih besar turun
kebawah melewati lapisan terfluidakan bersama-sam dengan partikel-
partikel charyang lebih besar.
Keuntungan Fluidized-bed Gasifier antara lain terjadinya
pencampuran padatan yang baik, temperatur relatif seragam, terjadi
kesetimbangan temperatur yang cepat antara padatan dan gas. Fluidized-
bed Gasifier mempunyai keuntungan yanglain yaitu efisiensi perpindahan
panas dari daerah eksotermis ke endotermis dan oleh karenanya reaksi-
reaksi gasifikasi mencapai kesetimbangan dengan cepat sehingga
masukan cukup tinggi. Selanjutnya tidak ada hot spots yang
menyertaipembentukan partikel-partikel abu yang melebur, yang disebut
klinker.
Kerugian Fluidized-bed Gasifier adalah bahwa tanpa pre-treatment
okdisatif pada batubara atau konfigurasi desain yang khusus, gasifier
mengalami kesulitan dalampenanganan batubara caking dan swelling,
yang beragglomerasi dan membentuk
partikel-partikel yang lebih besar keterbatasan yang lain adalah
terbawanya padatan pada gas produk sehingg doperlukan peralatan
khusus pembersihan padatan dalam gas produk.
c). Entrained-Bed Gasifier

9
Selama Entrained-Bed Gasifier menggunakan batubara pluverized
dengan ukuran sekitar 75 µm. Oksigen atau udara, bersama-sama dengan
uap, biasanya digunakan untuk memasuki batubara, yang diinjeksikan
melalui nozzle kedalam blumer dari gasifier. Gas produk panas, atau
hidrogen panas pada kasus hidrogenasi, dapat juga dugunakan untuk
memasuki batubara dan pada saat yang sama menggasifikasi batubara
tersebut.Gasifier ini beroperasi pada suhu yang sangat tinggi. Karena
suhu yang tinggi ini, semua volattile matter dalam batubara teroksidasi
sehingga konsumsi oksigen relatif tinggi. Gas-gas produk umumnya
mengandung sedikit atau tidak mengandung tar, minyak, atau metan.
Volatile matter cepat sekali tergasifikasi begitu bahan bakar memasuki
zona reaksi temperatur tinggi.pembentukan metan rendah membuat
Entrained-Bed Gasifier cocok untuk memproduksi hidrogen.
Kerugian utama Entrained-Bed Gasifier berasal dari rendahnya
konsentrasi bahan
bakar dalam media gasifikasi dan aliran concurrent dari reaktan, hal ini
mengemliminasi kemungkinan pertukaran panas internal antara gas
produk dan bahan bakar yang baru masuk, menghasilkan tingginya
temperatur gas keluaran dibanding dengan proses fluidized bed gasifier
dan proses fixed bed.
d). Molten Bath Gasifier
Kebanyakan proses Molten Bath Gasifier meliputi gasifikasi
batubara yang berlangsung dengan adanya kontak langsung batubara
dengan uap dan udara atau oksigen dalam suatu wadah leburan terak,
logam, dan garam. Temperatur yang tinggi dibutuhkan untuk menjaga
leburan dalam bak sehingga memberikan laju reaksi yang tinggi dan oleh
karenanya jumlah masukan yang tinggi. Gasifikasi juga didorong oleh
sifat-sifat katalitik dari logam. Kapasitas termal yang tinggi dari leburan
menyebabkan pemanasan yang cepat dari bahan bakar yang dimasukkan
ke gasifiersehingga tidak sempat terbentuk tar dan minyak. Cepatnya

10
volatile matter lepas dari batubara menyebabkan batubara terdisintegrasi,
memperluas permukaan kontak sehingga menaikkan laju reaksi.
Kerugian utama pada proses molten bath yaitu kehilangan panas
yang relatif tinggi dan permasalahan menyangkut tertahannya leburan
dan pembersihan terak dan abu. Masalah serangan korosi juga terjadi
akibat garam lebur temperatur tinggi juga oleh logam-logam lebur.

2.4 Proses Gasifikasi


Tahapan gasifikasi batubara meliputi pengeringan, devolatilisasi,
oksidasi, dan reduksi. Pada gasifier jenis ini, kontak yang terjadi saat
pencampuran antara gas dan padatan sangat kuat sehingga perbedaan zona
pengeringan, pirolisis, oksidasi, dan reduksi tidak dapat dibedakan. Salah satu
cara untuk mengetahui proses yang berlangsung pada gasifier jenis ini adalah
dengan mengetahui rentang temperatur masing-masing proses, yaitu:
 Pengeringan: T > 150 °C
 Pirolisis/Devolatilisasi: 150 < T < 700 °C
 Oksidasi: 700 < T < 1500 °C
 Reduksi: 800 < T < 1000 °C

Skematik Prinsip Gasifikasi batubara  dalam gasifier dan zona reaksi


berdasarkan temperatur dapat diligat pada gambar di bawah.

Zona Reaksi Batubara Pada Gasifier Tipe Updraft

11
Proses pengeringan, pirolisis, dan reduksi bersifat menyerap panas
(endotermik), sedangkan proses oksidasi bersifat melepas panas (eksotermik).
Pada pengeringan, kandungan air pada bahan bakar padat diuapkan oleh
panas yang diserap dari proses oksidasi. Pada pirolisis, pemisahan volatile
matters (uap air, cairan organik, dan gas yang tidak terkondensasi) dari arang
atau padatan karbon bahan bakar juga menggunakan panas yang diserap dari
proses oksidasi. Pembakaran mengoksidasi kandungan karbon dan hidrogen
yang terdapat pada bahan bakar dengan reaksi eksotermik, sedangkan
gasifikasi mereduksi hasil pembakaran menjadi gas bakar dengan reaksi
endotermik. Penjelasan lebih lanjut mengenai proses-proses tersebut
disampaikan pada uraian berikut ini.
Pirolisis
Pirolisis atau devolatilisasi disebut juga sebagai gasifikasi parsial. Suatu
rangkaian proses fisik dan kimia terjadi selama proses pirolisis yang dimulai
secara lambat pada T < 350 °C dan terjadi secara cepat pada T > 700 °C.
Komposisi produk yang tersusun merupakan fungsi temperatur, tekanan, dan
komposisi gas selama pirolisis berlangsung. Proses pirolisis dimulai pada
temperatur sekitar 230 °C, ketika komponen yang tidak stabil secara termal,
seperti lignin pada biomassa dan volatile matters pada batubara, pecah dan
menguap bersamaan dengan komponen lainnya. Produk cair yang menguap
mengandung tar dan PAH (polyaromatic hydrocarbon). Produk pirolisis
umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu gas ringan (H 2, CO, CO2, H2O, dan
CH4), tar, dan arang. Secara umum reaksi yang terjadi pada pirolisis beserta
produknya adalah:
Oksidasi (Pembakaran)
Oksidasi atau pembakaran arang merupakan reaksi terpenting yang
terjadi di dalam gasifier. Proses ini menyediakan seluruh energi panas yang
dibutuhkan pada reaksi endotermik. Oksigen yang dipasok ke dalam gasifier
bereaksi dengan substansi yang mudah terbakar. Hasil reaksi tersebut adalah
CO2 dan H2O yang secara berurutan direduksi ketika kontak dengan arang

12
yang diproduksi pada pirolisis. Reaksi yang terjadi pada proses pembakaran
adalah:
C + O2 -> CO2 + 393.77 kJ/mol karbon
Reaksi pembakaran lain yang berlangsung adalah oksidasi hidrogen yang
terkandung dalam bahan bakar membentuk kukus. Reaksi yang terjadi adalah:
H2 + ½ O2 -> H2O + 742 kJ/mol H2

Reduksi (Gasifikasi)
Reduksi atau gasifikasi melibatkan suatu rangkaian reaksi endotermik
yang disokong oleh panas yang diproduksi dari reaksi pembakaran. Produk
yang dihasilkan pada proses ini adalah gas bakar, seperti H 2, CO, dan CH4.
Reaksi berikut ini merupakan empat reaksi yang umum telibat pada
gasifikasi.
 Water-gas reaction
Water-gas reaction merupakan reaksi oksidasi parsial karbon oleh
kukus yang dapat berasal dari bahan bakar padat itu sendiri (hasil pirolisis)
maupun dari sumber yang berbeda, seperti uap air yang dicampur dengan
udara dan uap yang diproduksi dari penguapan air. Reaksi yang terjadi
pada water-gas reaction adalah:
C + H2O -> H2 + CO – 131.38 kJ/kg mol karbon
Pada beberapa gasifier, kukus dipasok sebagai medium penggasifikasi
dengan atau tanpa udara/oksigen.
 Boudouard reaction
Boudouard reaction merupakan reaksi antara karbondioksida yang
terdapat di dalam gasifier dengan arang untuk menghasilkan CO. Reaksi
yang terjadi pada Boudouard reaction adalah:
CO2 + C -> 2CO – 172.58 kJ/mol karbon
 Shift conversion
Shift conversion merupakan reaksi reduksi karbonmonoksida oleh
kukus untuk memproduksi hidrogen. Reaksi ini dikenal sebagai water-gas
shift yang menghasilkan peningkatan perbandingan hidrogen terhadap

13
karbonmonoksida pada gas produser. Reaksi ini digunakan pada
pembuatan gas sintetik. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CO + H2O -> CO2 + H2 – 41.98 kJ/mol
 Methanation
Methanation merupakan reaksi pembentukan gas metan. Reaksi yang
terjadi pada methanation adalah:
C + 2H2 -> CH4 + 74.90 kJ/mol karbon
Pembentukan metan dipilih terutama ketika produk gasifikasi akan
digunakan sebagai bahan baku indutri kimia. Reaksi ini juga dipilih pada
aplikasi IGCC (Integrated Gasification Combined-Cycle) yang
mengacu pada nilai kalor metan yang tinggi.Batubara muda merupakan
alternatif yang baik terutama batubara muda yang mempunya kandungan
air hingga 35%, yang tidak ekonomis untuk diangkut dan diperdagangkan.
Batubara keberadaannya hampir merata dibanding dengan sumber minyak
bumi. Gas metan memang lebih mudah untuk dipergunakan pada proses
FT, namun gas ini telah mempunyai harga mahal. Bahkan gas ini dapat
pula diproduksi dari batu bara dengan proses FT memerlukan biaya 3-3,5
USD per MMBtu, bandingkan dengan harga gas alam jenis yang sama
mempunyai harga bisa dua kali lipat.

2.5 Perkembangan Teknologi Gasifikasi


Perkembangan terbaru gasifikasi saat ini adalah dengan ditemukannya
sistem Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC). IGCC merupakan
suatu sistem teknologi yang mengubah batu bara menjadi gas, yang lebih
tepatnya ialah gas sintesis (syngas). IGCC selanjutnya menghilangkan
pengotor yang terdapat pada batu bara sebelum di bakar dan dapat mengubah
polutan-polutan menjadi suatu re-usable produk sampingan. Hal ini
menyebabkan berkurangnya emisi sulfur dioksida, raksa dan partikel-partikel
lainnya. Kalor yang dibuang dari ruang pembakaran dan pembangkit utama
akan dialihkan ke suatu steam cycle, atau bisa juga seperti dialihkan ke
combined cycle gas turbine. Pengalihan ini juga berdampak pada peningkatan

14
efisiensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan batu bara yang di-
pulverized. Akibat dari tetapnya harga batu bara dunia pada beberapa tahun,
sekitar 50 persen listrik di pasok oleh pembangkit tenaga batu bara. Dengan
munculnya IGCC yang memiliki emisi yang lebih rendah ketimbang
pembangkit tenaga batu bara yang lainnya, maka teknologi ini akan menjadi
peranan penting dalam pasar pembangkit tenaga batu bara sejalan dengan
makin ketatnya regulasi emisi global.

2.6 Manfaat dari Proses Gasifikasi

1) Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten yang dapat digunakan


sebagai pembangkit listrik.
2) Mampu memproses beragam input bahan bakar termasuk batu bara,
minyak berat, biomassa, berbagai macam sampah kota dan lain
sebagainya.
3) Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang
bernilai lebih tinggi.
4) Mampu mengurangi jumlah sampah padat.
5) Gas yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioxin yang berbahaya

15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Batubara adalah batuan sedimen yang secara kimia dan fisika adalah
heterogen dan mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
sebagai unsur utama dan belerang serta nitrogen sebagai unsur tambahan
2. Proses gasifikasi batubara adalah proses yang mengubah batubara dari
bahan bakar padat menjadi bahan bakar gas. Dengan mengubah batubara
menjadi gas, maka material yang tidak diinginkan yang terkandung dalam
batubara seperti senyawa sulfur dan abu, dapat dihilangkan dari gas
dengan menggunakan metode tertentu sehingga dapat dihasilkan gas
bersih dan dapat dialirkan sebagai sumber energi.
3. Untuk melangsungkan gasifikasi diperlukan suatu reaktor. Reaktor
tersebut dikenal dengan nama gasifier. Jenis gasifier diantaranya Fixed bed
gasifier, Fluidized-bed Gasifier, Entrained-Bed Gasifier, dan Molten Bath
Gasifier.
4. Proses atau tahapan gasifikasi batubara meliputi pengeringan,
devolatilisasi(pirolisis), oksidasi, dan reduksi.
5. Perkembangan teknologi gasifikasi yang terbaru saat ini ialah dengan
ditemukannya sistem Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC),

16
yang merupakan suatu sistem teknologi yang mengubah batu bara menjadi
gas.
6. Banyak manfaat yang didapat dari proses gasifikasi, salah satunya ialah
mampu menghasilkan produk gas yang konsisten yang dapat digunakan
sebagai pembangkit listrik.

DAFTAR PUSTAKA

https://ardra.biz/sain-teknologi/ilmu-dan-teknologi-terapan/proses-gasifikasikonversi-
batubara-menjadi-gas/

https://www.cnbcindonesia.com/news/20191227194210-4-126196/proyek-gasifikasi-
batu-bara-ri-beroperasi-di-2024

https://www.google.com/search?
q=PROSES+GASIFIKASI+BATURA&rlz=1C1CHBD_idID890ID890&oq=PROSES+GASIFIKASI+
BATURA&aqs=chrome..69i57j0l6.10936j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

17

Anda mungkin juga menyukai