KEPERAWATAN DASAR
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENSI DAN ASMA
Oleh
Tingkat : 1A
Nama Kelompok: 2
1. Hana Sajidah 2019016
2. Leni Nurmala 2019022
3. Irma Indawati 2019045
4. Meli Oktaviani 2019026
5. Mega JuliaHutagalung 2019025
6. Rapita Wardah 2019029
7. Rama Pala 2019030
8. Rubi Melati 2018052
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah KEPERAWATAN DASAR yang
berjudul “KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENSI DAN ASMA” ini
dengan baik. Sholawat dan salam kami haturkan kepangkuan Nabi Agung Muhammad
SAW yang telah menunjukkan ajaran Islam dan memberikan tauladan yang baik untuk
kita semua, semoga kita semua mendapatkan Syafaatul Ummahnya kelak di hari kiamat.
Dan kamiucapkan terima kasih kepada Ns. IDAYATUN KHOMSAH M.Kep yang
telah membimbing dan memberikan tugas ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu selama pembuatan makalah ini sampai selesai dengan tepat waktu. Sudah
pasti makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, mohon kritik dan saran
yang membangun untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memberikan pelajaran yang baik untuk penulis dan pembacanya.
Penyusun
Kelompok
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Oksigensi.....................................................................7
2.2 Pengertian Oksigensi.................................................................................................10
2.3 Pengertian Asma........................................................................................................15
2.4 Anatomi fisiologi paru...............................................................................................15
2.5 Macam-Macam Pernapasan.................................................................................. ....16
2.6 Tanda dan Gejala.......................................................................................................17
2.7 Pemicu Asma.............................................................................................................17
2.8 Tekanan yang berperan dalam Ventilasi...................................................................18
2.9 Komponen penting....................................................................................................18
2.10 Patofisiologi.............................................................................................................19
2.11 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................20
2.12 Penatalaksana Media...............................................................................................22
2.13 Konsep asuhan keperawatan asma..........................................................................31
2.14 Coontoh Asuhan Keperawatan asma.......................................................................36
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................37
3.2 Saran..........................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Dengan demikian berarti memutus salah satu faktor pencetus asma dan
memutus keadaan cemas yang disebabkan oleh asma. Sehingga dapat memperpendek
masa serangan dan memperkecil frekwensi kekambuhan. Untuk itu perawatan asma
untuk lansia haruslah komprehensif mengingatkomplikasi seperti gagal nafas,
hipoksemia, yang dapat menyebabkan kematian,serta harus melibatkan beberapa elemen
seperti individu, keluarga dan perawat.Maka sebagian perawat harus mampu
memberikan asuhan keperawatan secaralangsung kepada individu dan keluarga tentang
asma agar mampu meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta kemauan dalam
melaksanakan tugas kesehatankeluarga. Lima tugas tersebut yaitu, mengenal masalah
asma, memutuskan pengobatan yang baik, merawat penderita asma, memodifikasi
lingkungan, sertamemanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah
sakit, dan dokter klinik.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Oxygen adalah udara (O2), oxygen dibutuhkan untuk pembentukan energy yang
diperlukan bagi aktivitas sel. Oxygen diperlukan untuk jaringan pada system
persyarafan, system pernafasan dan system kardiovaskuler. System tubuh yang berperan
dalam kebutuhan oksigenasi:
1. Saluran pernapasan bagian atas:
a. Hidung
b. Faring
c. Laring
d. Epiglottis : masuknya udara pada saluran atau sebagai jembatan masuknya udara
pada saluran
2. Saluran pernapasan bagian bawah
a. Trakea
6
b. Bronkus
c. Bronkhiolus
d. Alveolus : sebagai penangkap partikel- partikel
3. Paru-Paru
a. organ utama dalam system respirasi
b. Terletak dalam rongga thoraks setinggi tulang selangka s.d Diafragma
c. Terdiri atas beberapa lobus diselaputi oleh pleura visceral dan partikel
dilindungi oleh cairan pleura
d. Dilindungi oleh cairan pleura
INSPIRASI
7
2.2 Konep Asuhan Keperawatan Oksigensi
1. Riwayat keperawatan klien
a. Data demografi meliputi: nama, alamat, umur, jenis kelamin, support system
yang ada pendidikan
b. Riwayat keluarga
c. Pekerjaan
d. Keadaan lingkungan meliputi keadaan kumuh, rawa,berdebu, penuh asap
e. Kebiasaan merokok,aktivitas
f. Ada tidaknya riwayat gangguan pernapasan ( gangguan hidung dan
tenggorokan), obstruksi napas (polip, hipertropi tulang hidung, tumor, influenza)
g. Perlu diperhatikan juga keadaan infeksi kronis dari hidung sakit pada daerah
sinus, otitis media, keluhan nyeri pada tenggorokan, kenaikan suhu, sakit kepala,
lemas, faring berwarna merah dan adanya edema.
2. Pola batuk & sputum
a. Batuk ada/tidak nyeri saat batuk, sputum, sesak, jenis batuk ( produktif / tidak),
kapan terjadi batuk dan waktu timbulnya batuk ( saat makan, merokok, atau
malam hari), bercampur darah
b. Sputum meliputi warna, bau, konsistensi, kental, cair , jumlah, darah, dan
berbusa
3. Sakit dada/ nyeri dada
a. Observasi untuk mengetahui: bagian yang sakit
b. Luas
c. Intensitas
d. Factor yang menyebabkan sakit
e. Perubahan nyeri dada apabila posisi berubah
f. Ada atau tidaknya hubungan antara waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa
sakit
Tingkat Dispnea
8
III : terengah-engah ( 100mtr) atau setelah beberapa menit berjalan
9
3. Perkusi
Pengkajian ini bertujuan untuk mnilai normal atau tidaknya suara perkusi
paru. Suara perkusi normal adalah sonor ( seperti kata “ dug dug”Suara perkusi
abnormal adalah :
1. Redup ( efusi pleura )
2. Pekak ( sama dengan bila kita memperkusi paha, bila rongga pleura diisi
cairan nanah, tumor pada permukaan paru )
3. Hipersonor, bila udara relative lebih padat ( pneumotoraks)
4. Timpani, seperti ucapan “ dang-dang-dang” ( terdapat penimbunan udara,
pada pneumotoraks)
4. Auskultasi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilaia adanya suara napas dasar dan
suara napas tambahan Suara napas dasar ( paru sehat )
a. Vesikuler
b. Bronchial
c. Bronkhovesikuler
10
5. Endoskopi
6. Radio isotope
7. Mediastinoskopi
11
b. Atur posisi sesuai kebutuhan ( semifowler)
c. Berikan oksigenasi
d. Ajarkan teknik bernapas dan relaksasi yang bena
6. evaluasi
klien mampu mempertahankan pola nafas secara efektif yang ditujukan dengan
adanya kemampuan untuk bernapas, frekuensi, irama dan kedalaman, nafas normal,
tidak ditemukan tanda- tanda hipoksia, kemampuan paru berkembang dengan baik.
Intervensi :
12
9. Diagnosa keperawatan : gangguan perfusi jaringan b.d
1. Adanya perdarahan
2. Adanya edema
3. Imobilisasi
4. Menurunnya aliran darah
5. Vasokontriksi
6. Hipovolemik
Intervensi :
13
f. Kemudian disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk
mulut mencucu atau seperti orang meniup
g. Catat respon yang terjadi
h. Cuci tangan
1. Kanula
2. Nasal
3. Masker
14
1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
2. Nasal kateter, kanula, atau maser
3. Vaselin / jel
Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter & humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur pasien pada posisi semifowlwer atau sesuai dengan kondisi pasien
6. Berikan oksigen melalui kanul atau masker
7. Apabila menggunakan kateter, terlebih dahulu ukur jarak hidung dengan telinga
,setelah itu beri jeli dan masukan ke luabng hidung pasien
8. Catat pemberian dan lakukan observasi
9. Cuci tangan
Asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang
bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan
nafas.
15
Paru-paru adalah dua organ yang berbentuk seperti bunga karang
besar yangterletak di dalam torak pada sisi lain jantung dan pembuluh darah besar.
Paru paru memanjang mulai dari dari akar leher menuju diafragma dan secara kasar
berbentuk kerucut dengan puncak di sebelah atas
mediastinumterdapat jantung, dan pembuluh darah besar, trakea dan esofagus, dustuk to
rasik dankelenjar timus. Paru-paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru-paru sebelah
kirimempunyai dua lobus, yang dipisahkan oleh belahan yang miring. Lobussuperior
terletak di atas dan di depan lobus inferior yang berbentuk kerucut.Paru-paru sebelah
kanan mempunyai tiga lobus. Lobus bagian bawah dipisahkanoleh fisura oblik dengan
posisi yang sama terhadap lobus inferior kiri. Sisa parulainnya dipisahkan oleh suatu
fisura horisontal menjadi lobus atas dan lobustengah. Setiap lobus selanjutnya dibagi
menjadi segmensegmen yang disebut bronko pulmoner, mereka di pisahkan satu sama
lain oleh sebuah dinding jaringan koneknif, masing-masing satu arteri dan satu vena,
masing-masing sigmen juga dibagi menjadi unit-unit yang di sebut lobulus Fungsi
utama paru adalah sebagai alat pernapasan yaitu
melakukan pertukaran udara (ventilasi), yang bertujuan menghirup masuknya udara dari
atmosfer kedalam paru-paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara dari alveolar keluar
tubuh(ekspirasi).Secara fungsional saluran pernapasan dibagi atas bagian yang berfungs
i sebagai konduksi (pengantar gas) dan bagian yang berfungsi sebagairespirasi
(pertukaran gas). Pernapasan dapat berarti pengangkutan oksigen (O2)ke sel dan
pengangkutan CO2 dari sel kembali ke atmosfer
16
2. Parenkim paru yang terdiri dari saluran nafas, alveoli dan pembuluh darah.
3. Pleura viseralis dan pleura parietalis.
4. Beberapa reseptor yang berada di pembuluh arteri utama.
17
4. Infeksi bakteri pada saluran napas.
Infeksi bakteri pada saluran napas kecuali sinusitis mengakibatkaneksaserbasi
pada asma.
5. Stress
Stres / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain
itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
6. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin seringmempengaruhi Asma.
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan
asma.
2.9 Patofisiologi
Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma
adalahspasme otot polos edama dan inflamasi memakan jalan nafas dan eksudasi
muncul selera dengan menyebabkan pertambahan resistensi jalan udara yang
merendahkan volume ekspiraksi paksa dan kecepatan aliran penutupan prematur jalan
udara,, hiperenflasi .Walaupun
jalan nafas bersifat difusi, obstruksi menyebabkan perbedaan suatu bagian dngan bagian
lain ini berakibat perfusi bagian paru tidakcukup mendapat ventilasi dan menyebabkan
kelainan gas-gas terutama penurunan CO2 akibat hiperventilasi, respon alergi disaluran
nafas antibodi COE berikatan dengan alergidegrenakulasi sel mati, akibat degrenakulasi
tersebut histomin dilepaskan.Histomin menyebabkan konstruksi otot polos bronkiolus.
Apabila responhistamin juga merangsang
meningkatkan permiabilitas kapiler maka juga akan terjadi kongesti dan pembanguan ru
ang intensium paru.
18
6. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada
disertai pernafasan lambat.
7. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi.
8. Sionss sekunder
9. Gerak-gerak retensi karbon dioksida, seperti berkeringat, takinardi dan pelebaran
tekanan nadi.
10. Serangan dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan dapathilang
secara spontan.
19
1. Edukasi penderita
2. Menilai dan memonitor besarnya penyakit secara obyektif denganmengukur
fungsi paru.
3. Mengurangi pengobatan jangka panjang untuk pencegahan.
4. Merencanakan pengobatan untuk serangan akut.
5. Menghindari dan mengendalikan pencetus asma bronkial
Komplikasi
1. Phemothora : Keadaan adanya udara di dalam rongga pleura yang dicurigai.
2. Phemothoran : Dikenal juga sebagai enfisema mediustrum adalah kondisidimana
udara hadir di mediastrium.
3. Bronkitis : Lapisan bagian dalam dari saluran pernafasan di paru-paru
yangmasih mengalami bengkak
1. Pekajian
20
1) Gejala : Mual, muntah, Perubahan pola tidur.
2) Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsangan.
h. Makanan Cairan
1) Gejala : Mual, muntah, Nafsu makan burukanoreksia,Ketidakmampuan
untuk makan karena distress pernapasan.
2) Tanda : Turgor kulit buruk, edema dependen, Berkeringat, penurunan
berat badan
i. Hygiene
1) Gejala : Penurunan kemampuan, Penurunan kebutuhan
bantuanmelakukan aktivitas
2) Tanda : Kebersihan tubuh kurang, Bau badan
j. Pernapasan
1) Gejala : Nafas pendek, dispenea husus saat beraktifitas, rasa
dadatertekan, ketidakkmampuan untuk bernafas, Batuk menetap
dengan produksi sputum setiap hari selama 3 bulan berturut-
turut, Episode batuk hilang timbul, Iritan pernafasan dalam jangka panja
ngmisalnya: merokok,debu,sabes,asap,batk,bulu-bulu, serbuk
gergaji.Pengguna oksigen pada malam hari terus menerus,
Faktorketurunan dan keluarga
2) Tanda : Pernafasan biasa capat dan lambat, Peggunaan otot
Bantu pernafasan, Kesulitan berbicara, Pucat, syanosis pada bibir dandas
ar kuku.
k. Keamanan
1) Gejala : Riwayat reaksi alergi atau sensitive terhadap zat
factorlingkungan, adanya berulangnya infeksi.
2) Tanda : Beringat,berkemerahan
l. Seksualitas
1) Gejala : Penurunan libido
m. Intervensi Sosial
1) Gejala : Ketergantungan, Gagal dukungan dari perorangan orangterdekat,
Penyakit.
21
2) Tanda : Ketidakmampuan membuat suara atau mempertahankansuara
karena distres pernafasan, Keterbatasan mobilitas fisik,Kelainan
hubungan dengan anggota keluaga lain
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan serangan asmamenetap.
b. Ansietas berhubungan dengan takut sulit bernafas disebabkan gagalnafas
yang berat.
3. Intervensi
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan serangan
asmamenetap.Tujuan: Mendemonstrasikan perbaikan ventilasi. Dengan
kriteria hasil :Frekuensi napas 12-24/menit, Bunyi nafas bersih, Frekuensi
nadi 60-100/menit, Tidak ada dispnea, GDA Dalam batas-batas
normal.Intervensi Keperawatan:
a. Kaji status pernafasan setiap 4 jam, hasil GDA, fungsi paru dananalisa
sputum.R/ untuk mengidentifikasi indikasi kearah kemajuan
atau penyimpangan dari hasil pasien.
b. Tempatkan pasien pada posisi fowlers.
R/ Posisi tegak memungkinkan ekspansi paru-paru lebih baik.
c. Berikan oksigen melalui kanul nasal.R/ Pemberian oksigen mengurangi
beban kerja otot -otot pernapasan
d. Berikan pengobatan yang telah ditentukan seperti epinefrin,terbutalim,
aminofilin dan kortikosteroid. Evaluasi keektifannya.Konsul Dokter jika
terjadi reaksi yang merugikan.
R/ Epinefrin dan terbutalim menghentikan reaksi alergi dan
dilatasi bronkiolus dengan meniadakan aktifitas histamine. Aminofilinme
lebarkan bronkiolus dengan merangsang peningkatan produksizat kimia
yang menghambat penyempitan otot bronchial.Kortikosteroid membantu
mengurangi peradangan lapiasanmukosa bronchial.
e. Yakinkan bahwa pengobatan paru (fisioterapi paru,terapi
aerosol)diberikan sesuai dengan yang telah diterntukan.
R/ Tindakan ini membantu mengurangi sekresi bronkial.
22
2. Ansietas
Ansietas berhubungan dengan takut sulit bernafas disebabkan
gagalnafas yang berat.Kurang pengetahuan tentang rencana pengobatan yang
pemeriksaanTujuan: Mendemonstrasikan ansietas berkurang dengan kriteria
hasil :Ekspresi wajah terang, Pernafasan 12-24/menit, Rasa takut dan
gugup berkurang.
Intervensi Keperawatan:
a. Tetap berada disamping pasien atau meminta seseorang
untukmendampinginya sampai gawat napas berkurang.
Pertahankan pendekatan yang tenang dan percaya diri.R/ ansiestas akan
berkurang apabila pasien merasa di tangani atautim kesehatan yang
kompeten.2
b. Batasi pengunjung sampai napas gawat teratasi.R/ pengujung dapat
menjadi sumber stres.
c. Gunakan penjelasan yang mudah dan singkat bila memberikaninformasi
contoh duduk, napas dalam dan napas lambat. Jelaskan tentang semua
tujuan pengobatan yang ditentukan. Berikan penjelasan tentang
pemeriksaan diagnostik.R/ tingkat asiestas yang tinggi menghambat
pembelajaran.Penjelasan tentang apa yang diharapkan membantu
mengontrolasiestas
Contoh Kasus
Ny, Leni, umur 58 tahun, seorang ibu ruah tangga, suku jawa, kuning langsat. Dibawa
kerumah sakit mngeluh sesak nafas di bandar lampung setelah pulang umroh , lehernya
seperti tercekik lalu pandangan berkunang-kunang , suhu 36,4˚C, Nadi 90x/menit
mmHg, R 23x/ menit, tinggi badan 156cm, berat badan 56 cm.
23
1. Biodata Klien
a. Nama : Ny Leni
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Unur :58 Tahun
d. Status Perkawinan: Sudah menikah
e. Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
f. Agama : Islam
g. Pendidikan Terakhir : SLTA
h. Alamat : Jl. Jendral Sudirman No. 7 RT. Damai Baru,
Balikpapan Selatan.
i. Diagnosa Medis : Asma Attack
j. No. Register :-
k. Tanggal Masuk : 20 Maret 2020
l. Tgl Pengkajian : 21 Maret 2020
2. Riwayat Kesehatan Klien
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak napas.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. S dirujuk ke RSKD dengan keluhan sesak nafas. Pasien mengatakansaat
di Bandara setelah pulang umroh, pasien minum air putih lalu tiba
tibakeselek. Pasien mengatakan lehernya seperti tercekik dan menjadi
sesaknafas, lalu pandangan mulai berkunang kunang.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan disaat usia kurang lebih 50 tahun menderita
penyakitasma.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit
sepertidirinya dan tidak ada penyakit keturunan.
3. Pola Aktivitas Sehari-hari
1. Pola Tidur/Istirahat
a. Waktu tidur Dirumah: Pasien mengatakan tidur mulai pukul 21.00
b. Di rumah sakit : Pasien mengatakan tidur mulai pukul 22.00
24
2. Waktu bangun
a. Dirumah : Pasien mengatakan bangun pukul 04.30
b. Di rumah sakit : Pasien mengatakan tidak menentu, kadang terbangun
3. Hal- hal yang mempermudah tidur :
a. Suasana yang tenang
4. Hal-hal yang mempermudah bangun
a. Suasana yang ribut, batuk -batuk
5. Masalah tidur
a. Kadang terbangun karena batuk dan sesak nafas
6. Masalah keperawatan : Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak
nafas
4. Pola Eliminasi
1. BAB
a. Dirumah: Pasien mengatakan BAB 1-2 x/hari
b. Di rumah sakit : Pasien mengatakan BAB 1 x/hari
c. Masalah BAB : Tidak ada masalah
2. B.A.K
a. Dirumah: Pasien mengatakan BAK lancar 3-4 x/hari
b. Di rumah sakit : Pasien mengatakan BAK lancar 3-4 x/hari
c. Masalah BAK : Tidak ada masalah
d. Upaya klien untuk mengatasinya : Tidak ada
3. Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
5. Pola Makan dan Minum
1. Jumlah dan jenis makanan :
a. Dirumah: Pasien mengatakan makan nasi, sayur, lauk setengah porsi
b. Di rumah sakit : Pasien mengatakan makan nasi, sop, lauk setengah porsi
2. Waktu pemberian makanan :
a. Dirumah: Pasien mengatakan pukul 07.00, 13.00, 20.00
b. Di rumah sakit : Pasien mengatakan pukul 06.00, 12.00, 18.00
3. Jumlah dan jenis cairan/minum :
a. Dirumah: Pasien mengatakan sering minum air putih 3 gelas/hari
b. Di rumah sakit : Pasien mengatakan minum air putih 3 gelas/hari
25
4. Waktu pemberian cairan :
a. Dirumah: Pasien mengatakan tidak menentu, jika haus
b. Di rumah sakit : Pasien mengatakan tidak menentu
5. Pantangan/alergi : Tidak ada
6. Masalah makan dan minum :
a. Kesulitan mengunyah : Tidak ada
b. Kesulitan menelan : Tidak ada
c. Mual dan Muntah : Tidak ada
d. Tak dapat makan sendiri : Tidak ada
e. Upaya klien mengatasi masalah :Tidak ada
7. Upaya klien mengatasi masalah
Tidak ada
8. Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
6. Pola Hygiene
1. Pemeliharaan badan
a. Dirumah: Pasien mengatakan mandi 1-2 x/hari
b. Di rumah sakit : Pasien mengatakan mandi 1 x/hari
2. Pemeliharaan gigi dan mulut
a. Dirumah: Pasien mengatakan menggosok gigi 1-2 x/hari
b. Di rumah sakit : Pasien mengatakan menggosok gigi 1 x/hari
3. Pemeliharaan kuku
a. Dirumah: Pasien mengatakan memotong kuku jika panjang dan kotor
b. Di rumah sakit : Pasien mengatakan memotong kuku jika panjang
dankotor
4. Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
7. Data Psikososial
1. Pola Komunikasi
a. Pasien sadar penuh dan mengerti dengan jelas dalam berkomunikasi
sertacukup kooperatif
2. Orang Yang Paling Dekat Dengan Pasien
a. Pasien mengatakan orang yang paling dekat adalah anak
3. Rekreasi/Hobby dan Penggunaan Waktu Senggang
26
a. Pasien mengatakan kadang jalan, jalan, bersantai, santai di rumah
4. Dampak Dirawat Di Rumah Sakit
a. Pasien mengatakan tidak bisa berkumpul dengan keluarga
5. Interaksi Sosial
a. Baik
6. Keluarga yang dapat dihubungi
a. Anak
7. Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
8. Pemeriksaan Fisik
1. Kesan umum/Keadaan umum :
a. Compos Mentis, sedang
2. Tanda- tanda vital
a. Suhu tubuh : 36,5°C
b. Nadi : 90x/mt
c. Tekanan darah : 90/60 mmHg
d. Pernafasan : 23x/mt
e. Tinggi Badan : 156cm
f. Berat Badan : 56kg
9. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan Rambut
a. Bentuk kepala : Bulat
1) Tulang kepala : Tidak ada benjolan
2) Kulit kepala : Bersih
b. Rambut
1) Penyebaran : Merata
2) Warna : putih (uban)
3) Kelainan lain : Tidak ada
c. Wajah
1) Struktur wajah : Simetris
2) Warna kulit : Kuning langsat
3) Kelainan lain : Tidak ada
d. Mata
27
1) Kelengkapan dan Kesimetrisan : Mata lengkap dan simetris
2) Kelopak mata/palepebra : Frekuensi reflek berkedip simetris
3) Kornea mata : Jernih
4) Konjungtiva dan sclera : Tidak ada anemia
5) Pupil dan iris : Simetris
6) Ketajaman penglihatan/visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
7) Tekanan bola mata : Simetris
8) Kelainan lain : Tidak ada
e. Hidung
1) Cuping hidung : Normal dan simetris
2) Lubang hidung : Bersih
3) Tulang hidung dan septum nasi : Normal dan simetris
f. Telinga
1) Bentuk telinga : Normal
2) Ukuran telinga : Sedang
3) Ketegangan telinga : Elastis
4) Lubang telinga : Normal
5) Ketajaman pendengaran
a) Test Weber : Tidak dilakukan pemeriksaan
b) Test Rinne : Tidak dilakukan pemeriksaan
c) Test Swabach : Tidak dilakukan pemeriksaan
g. Mulut dan faring
1) Keadaan bibir : Bibir lembab
2) Keadaan gusi dan gigi : Gusi dan gigi bersih
3) Keadaan lidah : Lidah bersih
4) Palatum/langit-langit : Tidak dilakukan pemeriksaan
5) Orifaring : Tidak dilakukan pemeriksaan
h. Leher
1) Posisi trachea : Norma
2) Tiroid : Tidak ada pembesaran
3) Suara : Suara jelas
4) Kelenjar lympe : Tidak ada pembesaran
28
5) Vena jugularis : Tidak terjadi distensi
6) Denyut nadi karotis : Teraba jelas dan teratur
i. Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah KeperawatanMasalah
10. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
1. Ukuran dan bentuk payudara : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Warna payudara dan aerola : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Kelainan- kelainan lain : Tidak ada
4. Axilla dan clavikula : Tidak dilakukan pemeriksaan
5. Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
11. Pemeriksaan thirak/dada/tulang punggung
1. Pemeriksaan paru- paru
a. Inspeksi Thorak
1) Bentuk Thorak : Normal
2) Penggunaan otot bantu pernafasan : Diafragma
b. Palpasi
1) Vokal premitus : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Perkusi
1) Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Auskultasi
1) Suara nafas : Vesikuler
2) Suara ucapan : Jelas
3) Suara nafas tambahan : Wheezing
2. Pemeriksaan jantung :
a. Inspeksi dan palpasi :Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Perkusi batas jantung :
1) Basic jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan
2) Pinggang jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan
3) Apeks jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Auskultasi
1) Bunyi jantung I : S1 lup
2) Bunyi jantung II : S2 dup
29
3) Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
4) Bising/murmur : Tidak ada
5) Frekuensi denyut jantung : Teraba jelas dan teratur
d. Masalah keperawatan : Pola nafas tidak efektif b.d. obstruksi jalan nafas
30
3. KeperawatanMasalah keperawatan : Tidak Ada Masalah
KeperawatanMasalah
14. Pemeriksaan Muskuloskeletal (ekstermitas)
1. Kesimetrisan otot: Simetris di 4 kuadran
2. Pemeriksaan oedema: Tidak ada oedema
3. Kekakuan otot: Tidak ada kekakuan otot
4. Kelainan pada punggung dan ekstremitas dan kuku :Tidak ada
5. Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawata
15. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan: Kulit bersih
2. Kehangatan: Akral hangat
3. Warna: Kuning langsat
4. Turgor : Baik
5. Tekstur : Baik
6. Kelembaban: Kering
7. Kelainan pada kulit/lesi : Tidak ada
8. Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
16. Pemeriksaan Neurologis
1. Tingkat kesadaran: Compos mentis
2. Tanda rangsangan otak (meningeal sign)Baik nilai GCS(E4V6M5)
3. Pemeriksaan saraf otak (NI- XII)
a. N1-Olfaktorius : Pasien dapat memejamkan mata dan dapatmembedakan
bau
b. N2-Optikus : Pasien dapat melihat dengan jelas
c. N3-Okulomotoris : Adanya reflek pupil dapat menggerakan bola mata
d. N4-Trochelaris : Dapat menggerakan mata kebawah dan kedalam
e. N5-Trigeminus : Pasien dapat mengunyah dan menggerakan rahang
f. N6-Abdosen : Adanya reflek pupil gerakan bola mata
g. N7-Facialis : Bisa senyum dan menutup bola mata dengan tahanan
h. N8-Vestibulococlearis : Pasien dapat mendengar dengan baik
i. N9-Glosofarigeus : Pasien dapat membedakan rasa manis dan asam
j. N10-Vagus : Pasien dapat menelan ludah
31
k. N11-Acessoris : Pasien dapat menggerakan bahu
l. N12-Hypoglosus : Pasien dapat menjulurkan lidah
4. Fungsi motorik
a. Baik
5. Fungsi sensorik
a. Penglihatan Pendengaran Penciuman Pengecapan Perabaan baik
6. Reflek
a. Reflek fisiologis: Normal
b. Reflek patofisiologis : Tidak ada kelainan reflek patofisiologis
B. Analisis Data
Nama : Ny Leni Jenis kelamin : Perenpuan
Umur : 58 Tahun Ruangan : Kemuning
N Data Masalah Keperawatan Etiologi
o
1 DS : Pasien mengeluh sesak Pola napas tidak efektif Obstruksi proksimaldari bronkus
napas, Pasien mengatakan padatahap ekspirasi dan inspirasi
agak susah Napas. ↓
DO:Terdapatsputum,terdenga Wheezing, sesaknafas
r ↓
Wheezing Tekanan partial
32
oksigen dialveoli ↓
↓
Penyempitan jalannafas
↓
Peningkatan kerjaotot pernafasan
↓
Pola nafas tidakefekti
C. Perencanaan
Nama : Ny Leni Jenis kelamin : Perenpuan
Umur : 58 Tahun Ruangan : Kemuning
33
a. Medemon dada bila perlu. pernapasa
strasikan 2. Alat bantu
batuk pernapasanmem
efektif, bantu organ
suara pernapasan
nafas memenuhi
yang kebutuhan
bersih, oksigen
tidak ada sehingga
sianosis oksiigen yang
dan diperlukan
despnea tubuh terpenuhi.
(mampu 3. Dapat
mengelua mempermudah
rkan pasien dalam
sputum mengeluarkan
Mampu sekret yang sulit
bernapas dilakukan secara
dengan mandiri.
mudah,
tidak ada
pursed
lips) (5).
b. Tanda-
tanda vital
dalam
rentang
normal
(5)
2. Senin, 21 Maret Gangguan Setelah 1. Jelaskan pentingnya 1. Mengetahui
2020
pola tidur dilakukan tidur yang adekuat pentingnya tidur
berhubungan tindakan 2. Fasiltas untuk untuk pemulihan
dengan sesak keperawatan mempertahankan kesehatan.
napas selama 1x24 aktivitas sebelum 2. Pasien akan
jam, gangguan tidur. mudah tidur
pola tidur 3. Ciptakan lingkungan setelah
teratasi yang nyaman. melakukan
dengan aktivitas.
kriteria hasil : 3. Lingkungan
34
a. Jumlah yang nyaman
tidur dapat
dalam mengurangi
batas beban pikiran
normal pasien dan cepat
(5) tidur.
b. Pola
tidur,kuali
tas
dalam bat
as normal
(5)
c. Perasaan
freshsesu
dah tidur
(5)
d. Mampu
mengiden
tifikasika
n hal-hal
yang
meningka
tkan tidur
(5)
d. Pelaksanaan
35
2. Selasa, 22 1. Melakukan pemeriksaa 1. TD = 100/70mmHg
Maret 2020 n TTV2. T = 36,0 ˚C
2. Mengatur R = 20 x/menit N
posisi pasien danmeng = 80 x/menit2.
anjurkanteknik nafas 2. Pasien mengikutianjuran
dalamdan batuk efektif yangdiberikan
E. Evaluasi
( Catetan Perkembangan Pasien )
Nama : Ny Leni Jenis kelamin : Perenpuan
5Umur : 58 Tahun Ruangan : Kemuning
No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi ( S O A P)
1. Senin, 21 Maret 1. Pola nafas tidak efektif S : Pasien mengatakan sesak.
2020 berhubungan dengan O : RR = 23 X/ Menit
obstruksi jalan nafas. A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutan intervensi
2. Gangguan pola tidur S : Pasien mengatakan susah tidur
berhubungan dengan O : Pasien tampak lemas.
sesak nafas. A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutan intervensi
2. Selasa, 22 Maret 1. Pola nafas tidak efektif S : Pasien mengatak sesak mulai
2020 berhubungan dengan berkurang.
obstruksi jalan nafas. O : RR = 20X/menit.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutan intervensi.
2. Gangguan pola tidur S : Pasien mengatakan sudah bisa tidur.
36
berhubungan dengan O : TD : 100/70 mmHg
sesak nafas. T : 36,0˚C.
R : 20 X/ Menit
N : 80X/Menit.
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutan intervensi
3. Rabu, 23 Maret 1. . Pola nafas tidak efektif S : Pasien mengatakan sesak berkurang
2020 berhubungan dengan O : RR=20 X/Menit
obstruksi jalan nafas. A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutan intervensi.
2. Gangguan pola tidur S : Pasien mengatakan bisa tidur pada
berhubungan dengan malam hari.
sesak nafas. O : TD : 90/60 mmHg
T : 36,2 ˚C
R : 20x/Menit.
N : 84 x/Menit.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
37
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kasus pada pasien Ny. Leni dengan asama, perawat melakukan asuhan
keperawatan mulai dari pekajian dan ditemukannya data-data yang dapat mendukung
untuk menegakkan 2 diagnosa yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi jalan nafas dan gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak nafas. Individu
dapat membuat perencanaan sesuai kebutuhan untuk mengatasi masalah pada Ny. Leni
dan melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan dan sesuai SOP serta individu
dapat mengevaluasi untuk mengetahui perkembangan dan respon dari rencana asuhan
keperawatan yang telah di buat dengan hasil pola nafas tidak efektif belum teratasi,
gangguan pola tidur teratasi
3.2 Saran
Asma dapat di cegah dengan menganjurkan pasien untuk banyak istirahat
(mengurangi aktivitas-aktivitas yang cukup berat), mengkonsumsi makanan yang tidak
menimbulkan alergi, mengurangi stres emosional, serta menghindari polusi udara
seperti asap rokok. Apabila penyakit ini tidak di cegah akan menimbulkan komplikasi
yang lebih lanjut.
Penyakit asama dapat ditangani dengan baik, tergantung dengan motivasi anak
sendiri dan suport dari orang tua serta keluarga. Peran perawat sangat di butuhkan
dalam memberikan penyuluhan akan penyebabnya, cara penanggulangannya dan
komplikasinya untuk menambah pengetahuan anak serta terutama pada orang tua yang
mengasuh anak.
38
DAFTAR PUSTAKA
Manjoer, A dkk. 20007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1Edisi 3 Jakarta : Media
Aesculuplus/
Mubarak, W dkk, 2015 Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap Dalam
Praktik Keperawatan ,Jakarta : Salemba Medika.
Newman, Porland.2012. Kamus Saku Kedokteran, Jakarta : EGC
http;//blognuraziz,blogspot.co.id/2017/05/laporan-pendahuluan-asma-bronchial html
http;//ipkeperawatan,blogspot,co,id2014/01/laporan-pendahuluan-asma-html
http://digilib,unila,ac,id,/2017/01/14/BAB%2011.pdf
39
40