1. Identitas Pasien
Nama pasien :
Usia :
Jenis kelamin :
2. Keluhan Utama
PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Terdapat sumbatan pada jalan nafas oleh sputum/lendir. RR : 28 x/ menit, cepat dan dangkal
2. Breathing
3. Circulation
Tekanan Darah pasien : 100/60 mmHg (kuat dan regular), Nadi : 67 x/menit, capillary refill :
<2 dtk="" sianosis="" span="" terdapat="" tidak="">, EKG menunjukkan sinus bradikardia.
4. Disabiliti
Reaksi pupil kiri/kanan (+) terhadap cahaya, besar pupil kanan 2/kiri 2. Tingkat kesadaran
somnolen.
PENGKAJIAN SEKUNDER
Ibu klien mengatakan bahwa klien muntah 4 jam yang lalu setelah makan tempe bongkrek.
d. Anamnesa singkat
e. Pemeriksaan head to toe
2) Mata : besar pupil kanan kiri 2 dan reaksi pupil keduanya (+)terhadap cahaya kunjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik.
3) Telinga : bersih tidak terdapat serumen dan tidak mengalami gangguan pendengaran
6) Mulut : tampak hipersekrasi kelenjar ludah, mukosa mulut basah, bibir basah.
8) Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, RR 28 x/menit, cepat dan dangkal, HR
55x/menit, suara jantung s1 dan s2 tunggal.
9) Abdomen : tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak asites, tidak ada luka memar,
peristaltik usus 8x/mnit, perkusi hipertimpani.
10) Ekstremitas : Tidak terdapat luka, capilari revil <2 akral="" detik="" dingin.="" span="">
11) Genetalia : Bersih tidak ada kelainan, Tidak terdapat luka/ulkus, tidak terpasang kateter.
Nadi : 67 x/ menit
RR : 28 x/menit
Suhu : 360C
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran menurun
b. Pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. Persarafan
e. Gastrointestinal
Muntah, diare
f. Integumen
Berkeringat
g. Muskuloskeletal
Kelelahan, kelemahan
h. Integritas Ego
Gelisah, pucat
i. Eliminasi
Diare
j. Selaput lendir
Hipersaliva
k. Sensori
d. Kesukaran bernafas
2. Keracunan ringan
a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
f. Pupil miosis
3. Keracunan sedang
a. Nausea
b. Muntah – muntah
d. Hipersalifa
e. Hiperhidrosis
f. Fasikulasi otot
g. Bradikardi
4. Keracunan berat
a. Diare
c. Sesak nafas
d. Sianosis
e. Edema paru
g. Kovulsi
h. Koma
Tindakan Emergensi
Breathing : Berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas spontan atau
pernafasan tidak adekuat
Circulasi : Pasang infus bila keaadaan penderita gawat darurat dan perbaiki perfusi
jaringan.
2. Resusitasi
Setelah jalan nafas di bebaskan dan di bersihkan, periksa pernafasan dan nadi. Infus dextrose
5% kec.15 – 20, nafas buatan, O2, hisap lendir dalam saluran pernafasan, hindari obat –
obatan depresan saluran nafas, kalau perlu respirator pada kegagalan nafas berat. Hindari
pernafasan buatan dari mulut ke mulut, sebab racun orga fhosfat akan meracuni lewat mulut
penolong. Pernafasan buatan hanya di lakukan dengan meniup face masuk atau menggunakan
alat bag – valve – mask.
3. Identifikasi penyebab
Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha mencari
penyebab keracunan tidak sampai menunda usaha – usaha penyelamatan penderita yang
harus segera di lakukan.
4. Mengurangi absorbsi
Upaya mengurangi absorbsi racun dari saluran cerna di lakukan dengan merangsang muntah,
menguras lambung, mengabsorbsi racun dengan karbon aktif dan membersihkan usus
5. Meningkatkan eliminasi
Meningkatkan eliminasi racun dapat di lakukan dengan diuresis basa atau asam, dosis
multipel karbon aktif, dialisis dan hemoperfus.