Anda di halaman 1dari 6

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan
pada gejala sekarang dan gejala yang perna dialami seperti keluhan mudah
lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut
terhadap gaya hidup serta citra tubuh
2. Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka dan leher
3. Kardiovaskular
a. Friction rub pericardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura
b. Lesi eritematous dan purpura yang menjadi nekrotis menunjukkan
gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki, dan
permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi leteral tangan
4. Sistem musculoskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku
pada pagi hari
5. Sistem integument
a. Lesi akut pada kulit terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi
b. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau pelatum durum
6. System pernapasan
Pleuritis atau efusi pleura
7. Sistem vasculer
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler
eritematous dan pepura di ujung jari kaki, tangan, siku, serta permukaan
ekstensor lengan bawah atau sisi lenteral tangan dan berlanjut nekrosis
8. Sistem renal
Edema dan hematuria
9. sistem saraf
sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan lejang-kejang, korea
ataupun manifestasi SSP lainnya
B. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul dari SLE adalah :
1. Nyeri kronik b/d inflamasi atau kerusakan jaringan
2. Kerusakan integritas kulit b/d proses penyakit atau lesi
3. Intoleransi aktivitas b/d komplikasi sekunder terhadap SLE
4. Keletihan/ kelelahan b/d kelesuan fisiologis karena penyakit
5. Perubahan nutrisi b/d ketidak mampuan makan
6. Kurang pengetahuan b/d kurang sumber pengetahuan
7. Gangguan citra tubuh b/d perubahan fungsi tubuh

C. INTERVENSI
Intervensi keperawatan dari diagnosa yang muncul adalah :
1. Dx 1
a. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/ durasi , frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
nyeri dan factor pencetus.
b. Observasi adanya petunjuk yang nonverbal mengenai
ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif .
c. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri.
d. Berikan informmasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan dirasakan , dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat
prosedur.
e. Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
pasien terhadap ketidaknyamanan misalnya ( suhu ruangan,
pencahayaan dan suara bising).
2. Dx 2
a. Periksa kulit dan selaput lender terkait dengan adanya kemerahan,
kehangatan ekstrim, edema, dan drainase.
b. Amati warna, kehangatan, bengkak, pulpasi, tekstur dan ulserasi
ekstremitas.
c. Monitor warna dan suhu kulit.
d. Monitor infeksi , terutama pada area edema.
e. Periksa pakaian yang terlalu ketat
f. Lakukan langkah langkah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
( misalnya melapisi kasur, menjadwalkan reposisi )
g. Ajarkan anggota keluarga /pemberi asuhan mengenai tanda tanda
kerusakan kulit, dengan tepat.
3. Dx 3
a. Gali pengalaman individu sebelumnya menegnai latihan
b. Gali hambatan untuk melakukan latihan
c. Dukung ungkapan perasaan mengenai latihan atau kebutuhan untuk
melakukan latihan.
d. Libatkan keluarga/ orang ynaag member perawatan dalam
merencanakan dan meningkatkan program latihan
e. Instruksikan individu terkait dengan tipe aktivitas fisik yang sesuai
dengan tipe aktivitas fisik yang sesuai dengan derajat kesehatannya,
kolaborasikan dengan dokter dan atau terapi fisik .
f. Ertimbangkan kemampuan klien dalam berpartisipasi melalui aktivitas
spesifik.
4. Dx 4
a. Kaji status fisologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai
dengan konteks usia dan perkembangan.
b. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal
mengenai keterbatasan yang dialami
c. Tentukan persepsi pasien/ orang terdekat dengan pasien mengenai
penyebab kelelahan .
d. Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologis
maupun non farmakologis , dengan tepat.
e. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan.
5. Dx 5
a. Tentukan status gizi pasien dan kemampuana pasien untuk memnuhi
kebutuhan gizi.
b. Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi pasien .
c. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makanan
(misalnya bersih, berventilasi, santai dan bebas dari bau yang
menyengat).
d. Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada suhu
yang paling cocok untuk konsumsi yang optimal.
e. Timbang berat badan pasien
f. Monitor kecenderungan turun dan naiknya berat badan ( misalnya pada
pasie anak anak , pola tinggi dan anak anak sesuai standar growth
chart).
g. Monitor adanya mual dan muntah .
6. Dx 6
a. Bantu individu , keluarga dan masyarakat untuk memperjelas
keyakinan dan nilai nilai kesehatan.
b. Ciptakan lingkungan perawatan keehatan dimana pasien dengan
permasalahan memahami aksara dapat mencari bantuan tanpa merasa
malu atau merasa dicela.
c. Gunakan bahasa yang sesuai dan jelas.
d. Gunakan bahasa yang sederhana.
e. Pertimbangkan status kesadaran kesehatan pasien diawal kontak
melalui pengakajian informal atau formal.
f. Gunakan strategi untuk meningkatkan pemahaman ( yaitu , memullai
dengan informaasi yang paling penting dahulu, focus pada pesan pesan
penting dan diulang , batasi jumlah informasi yang disajikan pada satu
waktu, gunakan contoh untuk mengilustrasikan poin penting,
hubungka dengan engalaman individu , gunakan gaya bercerita )
7. Dx 7
a. Tentukan harapan citra diri pasien didasarkan pada tahap
perkembangan.
b. Gunakan bimbingan antisipatif menyiapkan pasien terkait dengan
perubahan perubahan citra tubuh yang telah ddipreiksikan.
c. Bantu pasien untk mendiskusikan perubahan perubahan bagian tubuh
disebabkan adanya penyakit.
d. Bantu pasien untuk menentukan pengaruh dari peer group terhadap
persepsi pasien mengenai citra tubuh saat ini.
e. Gunakan gambaran mengenai gambaran diri sebagai mekanisme
evaluasi dari persepsi citra diri anak.
f. Instruksikan anak anak mengenai fungsi dari berbagai bagian tubuh
dengan cara yang tepat.
g. Bantu orang tua untuk mengidentifikasi perasaan sebelum
mengintervensi anak, dengan cara yang tepat.

D. Implementasi
Implementasi merupakan pengaplikasian dari intervensi yang ada
E. Evaluasi
Adapun evaluasi yang di harapkan pada klien dengan kasus SLE
(sistemisc lupus erythematosus) ialah:
a. Skala nyeri normal dan nyeri berkurang
b. Aktivitas sehari-hari teratur sesuai kebutuhan dan di sesuaikan dengan
kondisi klien
c. Klien dapat melakukan imobilisasi dalam memenuhi kegiatan sehari-
harinya
d. Integritas kulit kembali normal (elastic halus dan bersih)
e. Klien mengerti dan menerima terhadap penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai