Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AL-QUR’AN SUMBER AJARAN ISLAM DAN HADITS


SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD AZIS 201810215191

AQSHAL PRASETYA 201810215139


Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bekasi, 2 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………… 1


B. Rumusan Makalah………………………………………. 2
C. Tujuan Masalah…………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………. 3

A. Al-Quran Sumber Ajaran Islam………………………… 3


a.Pengertian Al-Quran…………………………………… 3
b.Mu’zijat Al-Quran……………………………………… 5
c.Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan Al-Quran………… 6
d.Kehujjahan Al-Quran…………………………………… 8
B. Hadist Sumber Ajaran Islam Kedua……………………… 9
a.Pengertian Hadist………………………………………. 9
b.Kedudukan Hadistt Sebagai Sumber Hukum Islam……. 9
c.Fungsi Hadist………………………………………….... 11

BAB III PENUTUP……………………………………………… 15


Kesimpulan…….………………………………………….. 15
DAFTAR PUSAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada
Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur’an berarti
bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam
merujuk Al-Qur’an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan
pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.

Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an disampaikan kepada Muhammad melalui


malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610
hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Walau Al-Qur’an lebih banyak ditransfer
melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu
yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini persis sama dengan yang
disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya,
yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur’an tersebut. Secara umum
para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur’an yang ada saat ini, pertama kali
dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang
berkisar antara 650 hingga 656 M. Utsman bin Affan kemudian mengirimkan
duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu
dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.

Al-Qur’an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan
tergantung cara menghitung). Hampir semua Muslim menghafal setidaknya
beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur’an, mereka yang menghafal keseluruhan
Al-Qur’an dikenal sebagai hafiz (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu
yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur’an
diseluruh dunia. Di Indonesia ada lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an yaitu lomba
membaca Al-Qur’an dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut
Qari (pria) atau Qariah (wanita).

Muslim juga percaya bahwa Al-Qur’an hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan
dari Al-Qur’an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur’an itu sendiri. Oleh
karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-
Qur’an ataupun hasil usaha mencari makna Al-Qur’an, tetapi bukan Al-Qur’an itu
sendiri. 
Hadits (bahasa Arab: ‫الحديث‬, ejaan KBBI: Hadis) adalah perkataan dan perbuatan
dari Nabi Muhammad. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki
kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur’an. Hadits
secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah
hadits berarti melaporkan/ mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi
Muhammad. Namun pada saat ini kata hadits mengalami perluasan makna,
sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka bisa berarti segala perkataan (sabda),
perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang
dijadikan ketetapan ataupun hukum. Kata hadits itu sendiri adalah bukan kata
infinitif, maka kata tersebut adalah kata benda.

B.Rumusan Makalah
a.Bagaimana kedudukan Hadits dalam sumber hukum islam dan Al-Qur’an
sebagai sumber hukum islam?

C.Tujuan Masalah
a.Mengetahui sumber Hadits dalam kedudukan hukum dan mengetahui Al-
Qur’an sebagai sumber hukum islam
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Al-Qur’an Sumber Ajaran Islam


a.Pengertian Al-Qur’an
Sebagaimana telah disinggung sebelum ini tentang sumber dalil dalam hukum
Islam, maka Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam pembinaan hukum Islam.

Secara Bahasa (Etimologi)


Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-‘a yang
bermakna Talaa keduanya berarti: membaca, atau bermakna Jama’a
(mengumpulkan, mengoleksi).
Secara Syari’at (Terminologi)
Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-
Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah
dan diakhiri dengan surat an-Naas.

‫ك نَ َّز ْلنَا نَحْ نُ إِنَّا‬


َ ‫تَ ْن ِزيال ْالقُرْ آنَ َعلَ ْي‬

Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an


kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (Al-Insaan:23)

‫ًّا قُرْ آنًا أَ ْنز َْلنَاهُ إِنَّا‬gh‫تَ ْعقِلُونَ لَ َعلَّ ُك ْم َع َربًِي‬

Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan


berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf:2)
Allah ta’ala telah menjaga Al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah,
menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Dia ta’ala telah menjamin
akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya,

‫لَ َحافِظُونَ لَهُ َوإِنَّا ال ِّذ ْك َر نَ َّز ْلنَا نُ نَحْ إِنَّا‬

“Sesungguhnya Kami-lah yang menunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami


benr-benar memeliharanya.” (Al-Hijr:9)

Al-Qur’an disampaikan kepada kita secara mutawatir, baik melalui tulisan atau
bacaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dan terpelihara dari perubahan
dan pergantian . Sebagaimana telah disebutkan bahwa sedikitpun tidak ada
keraguan atas kebenaran dan kepastian isi Al-Qur’an itu, dengan kata lain Al-
Qur’an itu benar-benar datang dari Allah. Oleh karena itu hukum-hukum yang
terkandung di dalam Al-Qur’an merupakan aturan-aturan yang wajib diikuti oleh
manusia sepanjang masa. Banyak ayat-ayat yang menerangkan bahwa Al-Qur’an
itu benar-benar datang dari Allah.

Dalam surah An Nisa ayat 10 yang artinya, “Sesungguhnya telah kami turunkan
kepada engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an dengan membawa kebenaran”.
Surah An Nahl ayat 89, “Dan telah kami turunkan kepada engkau (Muhammad)
kitab Al-Qur’an untuk menjelaskan segala sesuatu dan ia merupakan petunjuk,
rahmat serta pembawa kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. Dan
masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan bahwa Al-Qur’an itu
benar-benar datang dari Allah.

Al-Qur’an turun di dua tempat yaitu:

1. Di Mekkah atau yang disebut Ayat Makkiyah. Pada umumnya berisikan


soal-soal kepercayaan atau ketuhanan, mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya, ayat-ayatnya pendek dan ditujukan kepada seluruh ummat. Banyaknya
sekitar 2/3 seluruh ayat-ayat Al-Qur’an.
2. Di Madinah atau yang disebut Ayat Madaniyah. Ayat-ayatnya panjang,
berisikan peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia mengenai larangan,
suruhan, anjuran, hukum-hukum dan syari’at-syari’at, akhlaq, hal-hal mengenai
keluarga, masyarakat, pemerintahan, perdagangan, hubungan manusia dengan
hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air dan sebagainya.

b.Mu’jizat Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki mu’jizat-mu’jizat yang membuktikan bahwa ia benar-benar
datang dari Allah SWT. Menurut Mana’ Qattan di dalam buku Mabahits Fi Ulumil
Qur’an menyebutkan bahwa Al-Qur’an memilki mujizat pada 4 bidang yaitu:

1. Pada lafadz dan susunan kata. Pada zaman Rasulullah Syair sangat trend
pada saat itu maka Al-Qur’an turun dengan kata-kata dan susunan kalimat yang
maha puitis, sehingga Al-Qur’an memastikan bahwa tak ada seorangpun yang
dapat membuat satu surah sekalipun semisal Al-Qur’an. Seperti yang termaktub
dalam surah Al Isra ayat 88, Hud ayat 13-14, Yunus ayat 38 dan Al Baqarah ayat
23.
2. Pada keterangannya, selain pada kata-katanya Al-Qur’an juga memiliki
mu’jizat pada artinya yang membuka segala hijab tentang hakikat manusiawi.
3. Pada ilmu pengetahuan. Di dalam terdapat sangat banyak pengetahuan baik
hal yang zahir maupun yang gaib, baik masa sekarang maupun yang akan datang.
4. Pada penetapan hukum. Peraturan yang ada di dalam Al-Qur’an bebas dari
kesalahan karena ia berasal dari Tuhan Yang Maha Tahu atas segala ciptaanNya.
Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an

Al-Qur’an pertama kali turun di Gua Hira surah Al Alaq ayat 1-5 dan terakhir kali
turun surah al Maidah ayat 3. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 144 surah, 6.326 ayat,
324.345 huruf . Al-Qur’an berfungsi sebagai:

1. Sumber pokok dan utama dari segala sumber-sumber hukum yang ada. Hal
ini dilandasi oleh ayat Al-Qur’an di dalam surah An Nisa ayat 5.
2. Penuntun manusia dalam merumuskan semua hukum, agar tercipta
kemaslahatan dan keselamatan harus berpedoman dan berwawasan Al-Qur’an.
3. Petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia dengan penuh
rahmat kepada kebahagiaan umat manusia baik didunia maupun diakhirat dan
sebagai ilmu pengetahuan.

c.Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan Al-Qur’an

1. Akidah
Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan. Akidah islam adalah keyakinan atau
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap
muslim.Dalam islam,akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk
diyakini dalam hati seorang muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang
diyakini dalam hati seorang muslim itu harus mewujudkan dalam amal perbuatan
dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.
2. Ibadah dan Muamalah
Kandungan penting dalam Al-Qur’an adalah ibadah dean muamallah.Menurut Al-
Qur’an tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada
Allah.Seperti yang dijelaskan dalam (Q.S Az,zariyat 51:56)
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia
memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan
Allah atau hablum minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan
manusia dengan manusia atau hablum minanas ,seperti silahturahmi,jual
beli,transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut
kegiatan Muamallah,tata cara bermuamallah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah
ayat 82.
3. Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti
hukum perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum
musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
4. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping
memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia,juga menjadi barometer
kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw
berhasil menjalankan tugasnya menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di
sebabkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau
itu dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4.
5. Kisah-kisah umat terdahulu
Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menaruh perhatian
penting terhadap keberadaan kisah di dalamnya.Bahkan,di dalamnya terdapat satu
surat yang di namaksn al-Qasas.Bukti lain adalah hampir semua surat dalam Al-
Qur’an memuat tentang kisah. Kisah para nabi dan umat terdahulu yang
diterangkan dalam Al-Qur’an antara lain di jelaskan dalam surat al-Furqan ayat 37-
39.
6. Isyarat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Al-Qur’an banyak menghimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Seperti dalam surat ar-rad ayat 19 dan al zumar ayat 9.

Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti dalam kedokteran,farmasi,pertanian,dan astronomi yang
bermanfaat bagi kemjuan dan kesejahteraan umat manusia.

Keistimewaan Dan Keutamaan Al-qur’an :

1. Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum


untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruh bangsa di mana pun berada
serta segala zaman / periode waktu.
2. Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci al-
qur’an dapat dipengaruhi jiwanya.
3. Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan
berbagai ilmu.
4. Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama
untuk memahami hukum dunia manusia.
5. Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain
sebagainya. Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah
taqwa.
6. Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan
terhadap makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.

d.Kehujjahan Al-Qur’an
Al-Qur’an dari segi penjelasannya ada 2 macam,

Pertama muhkam yaitu ayat-ayat yang teran artinya, jelas maksudnya dan tidak
mengandung keraguan atau pemahaman lain selain pemahaman yang terdapat pada
lafaznya.
Kedua mutasyabih yaitu ayat yang tidak jelas artinya sehingga terbuka
kemungkinan adanya berbagai penafsiran dan pemahaman yang disebabkan oleh
adanya kata yang memiliki dua arti/maksud, atau karena penggunaan nama-nama
dan kiasan-kiasan.
Ibarat Al-Qur’an dalam menetapkan dan menjelaskan hukum yang berupa perintah
dan larangan ada beberapa model.

1. Suruhan, yang berarti keharusan untuk mengerjakan atau meninggalkan.


Keharusan seperti perintah shalat, Allah berfirman yang artinya,”Dan dirikanlah
shalat dan tunaikanlah zakat”. Larangan contohnya firman Allah dalam surah Al
An’am ayat 151 yang artinya,”Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan
Allah membunuhnya kecuali dengan hak”.
2. Janji baik dan buruk, pahala dan dosa serta pujian dan celaan.
3. Ibarat, contohnya seprti istri yang ditalak harus menjalankan masa iddah.
B. Hadist Sumber Ajaran Islam Kedua

a.Pengertian Hadits
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber hukum
Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati
hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad
SAW dalam haditsnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT: 
Artinya: ” … Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, …” (QS Al Hasyr : 7)

Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi


Muhammad SAW mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan
akhlak mulia. Apabila seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula sikap
dan perbutannya. Hal tersebut dikarenakan Rasulullah SAW memilki akhlak dan
budi pekerti yang sangat mulia. Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua,
juga dinyatakan oleh Rasulullah SAW:

ُ ‫ضلُّوْ ا تَلَ ْن بِ ِه َما َم َّس ْكتُ ْم تَ َما اَ ْم َر ْي ِن فِ ْي ُك ْم تَ َر ْك‬


‫ت‬ َ ‫َرسُوْ لِ ِه ُسنَّةُ َو هللاِ ِكت‬
ِ ‫َاب اَبَدًا‬

Artinya: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu seklian, kalian tidak akan sesat
selama kalian berpegangan kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunah
Rasulnya”. (HR. Imam Malik)
b.Kedudukan Hadist Sebagai Sumber Hukum Islam

Sunah adalah sumber hukum islam (pedoman hidup kaum muslimin) yang kedua
setelah Al-Qur’an Bagi mereka yang telah beriman terhadap Al-Qur’an sebagai
sumber hukum islam, Bagi mereka menolak yang menolak kebenaran sunnah
sebagai sumber hukum islam. Bagi mereka yang menolak kebenaran sunnah
sebagai sumber hukum islam, bukan saja memperoleh dosa, tetapi juga murtad
hukumnya. Ayat-ayat Al-Qur’an sendiri telah cukup menjadi alasan yang pasti
tentang kebeneran Al-Hadists, ini sebagai sumber hukum islam1.Untuk mengetahui
sejauh mana kedudukan hadits sebagai sumber hukum islam, dapat dilihat dalam
beberapa dalil seperti di bawah ini :
a.Al-Qur’an
Banyak ayat Al-Qur’an yang menerangkan mempercayai dan menerima segala
sessuatu yang di sampaikan oleh Rasulullah SAW kepada umat untuk di jadikan
pedoman hidup.2
Diantara adalah : Ali Imran yang artinya “Allah sekali-kali tidak akan membiarkan
orang-orang mukmin seperti keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia
memisahkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali
tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang gaib, akan tetapi,Allah akan
memilih siapa yang di kehendaki-Nya diantara Rasul-Rasulnya. Karena itu,
beriman lah kepada Allah dan Rasul-Rasul-Nya dan jika kamu beriman dan
bertaqwa, maka bagimu pahala yang besar.”

Dalam surat An-Nisa ayat 136 Allah SWT Berfirman, yang artinya sebagai berikut
“Wahai orang-orang yang berfirman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan Kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Bagi siapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-
Malaikat Nya, Rasul-Rasulnya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya”.

1
Mohammad Noer Ichwan,Studi Ilmu Hadits, (Semarang: Rasail Media Group,2007),hal.30
2
Munzier Suparta,Ilmu Hadits, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2008),hal.65
Dalam surat Ali Imran diatas, Allah memisahkan antara orang-orang mukmin
dengan orang-orang munafik. Dia juga aka memperbaiki keadaan orang-orang
mukmin dan memperkuat iman mereka. Oleh karena itu, orang mukmin dituntut
agar tetap beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Pada surat An-Nisa 136, sebagaiman halnya pada surat Ali Imran ayat 179, Allah
menyeru kaum muslimin agar beriman kepada Allah, Rasul-Nya (Muhammad
SAW), Alqur’an, dan kitab yang di turunkan sebelumnya. Kemudian pada akhir
ayat, Allah SWT Mengancam orang-orang yang mengikari seruan-Nya.3

Selain memerintahkan umat Islam agar percaya kepada Rasulullah SAW, Allah
juga menyerukan agar umat-Nya menaati segala bentuk perundang-undangan dan
peraturan yang dibawahnya, baik berupa perintah maupun larangan, Tuntutlah taat
dan patuh kepada Rasulullah SAW.

b.DALIL AL-HADITS
Dalam salah satu pesan Rasulullah SAW Berkenan dengan kewajiban menjadikan
hadits sebagai pedoman hidup di samping Al-Qur’an sebagai pedoman utamanya,
adalah dalam sabdanya :

Artinya :

“Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, dan kalian tidak akan tersesat
selam-lamanya, kalian selalu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah
dan Sunah Rasul-Nya.”(H,R Hakim)
Hadits tersebut di atas, menunjukan kepada kita bahwa berpegang teguh terhdap
hadist atau menjadikan hadist, sebagai pegangan dan pedoman hidup adalah Wajib,
sebagaimana wajibnya berpeganan teguh kepada Al-Qur’an.4

c.KESEPAKATAN ULAMA (IJMA’)


Umat islam telah sepakat menjadikan hadist sebagaisalah satu dasar hukum dalam
amal perbuatan karena sesuai dengan yang di kehendakinya oleh Allah.

3
Mifdhol Abdurrahman, Pengantar Studi Ilmu Hadits, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar,2008),hal.30
4
Mifdhol Abdurrahman, Pengantar Studi…………………...hal.36
Penerimaan hadits sama seperti perimaan mereka terhadap Al-Qur’an, karena
keduanya sama-sama merupakan sumber hukum islam.
Kesepatan umat muslimin dalam mempercayai, menerima, dan mengamalkan
segala ketentuan yang terkandung di dalam hadist telah di lakukan sejak masa
Rasulullah, sepeninggalan beliau, ,masa Khulafaur Ar-Rasyidin hingga masa-masa
selanjutnya dan tidak ada yang mengingkarinya. Banyak di antara mereka yang
tidak hanya memahami dan mengamalkan isi kandungannya,tetapi
menyebarluaskan kepada generasi-generasi selanjutnya.

c.Fungsi Hadist
Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi sebagai
berikut.
Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an, sehingga
kedunya (Al-Qur’an dan Hadits) menjadi sumber hukum untuk satu hal yang sama.
Misalnya Allah SWT didalam Al-Qur’an menegaskan untuk menjauhi perkataan
dusta, sebagaimana ditetapkan dalam firmannya :
Artinya: “…Jauhilah perbuatan dusta…” (QS Al Hajj : 30)
Ayat diatas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan berdusta.

1. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al Qur’an


yang masih bersifat umum.
Misalnya, ayat Al-Qur’an yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan
menunaikan ibadah haji, semuanya bersifat garis besar. Seperti tidak menjelaskan
jumlah rakaat dan bagaimana cara melaksanakan shalat, tidak merinci batas mulai
wajib zakat, tidak memarkan cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah
dijelaskan oleh rasullah SAW dalam haditsnya. Contoh lain, dalam Al-Qur’an
Allah SWT mengharamkan bangkai, darah dan daging babi. Firman Allah sebagai
berikut: 
Artinya: “Diharamkan bagimu bangkai, darah,dan daging babi…” (QS Al Maidah :
3)
Dalam ayat tersebut, bangkai itu haram dimakan, tetap tidak dikecualikan bangkai
mana yang boleh dimakan. Kemudian datanglah hadits menjelaskan bahwa ada
bangkai yang boleh dimakan, yakni bangkai ikan dan belalang. Sabda Rasulullah
SAW:

ْ َّ‫َان لَنَا اُ ِحل‬


‫ت‬ ِ ‫ َد َم‬,‫ ْال َم ْيتَتَا ِن فَا َّما‬:‫ت‬
ِ ‫ان َو َم ْيتَت‬ ُ ْ‫ َو ْال َج َرا ُد ْالحُو‬,‫ ال َّد َما ِن َواَ َّما‬: ‫ال فَ ْال َكبِ ُد‬
ِ ‫َوالطِّ َح‬
Artinya: “Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah.
Adapun dua macam bangkai adalah ikan dan belalalng, sedangkan dua macam
darah adalah hati dan limpa…” (HR Ibnu Majjah)

2. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-


Qur’an.
Misalnya, cara menyucikan bejana yang dijilat anjing, dengan membasuhnya tujuh
kali, salah satunya dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

‫ت َس ْب َع يُ ْغ ِس َل اَ ْن ْال َك ْلبُ فِ ْي ِه َولِ َغ اِ َذا اَ َح ِد ُك ْم اِنَا ِء طُهُوْ ُر‬ ِ ‫بِالتُّ َرا‬


ٍ ‫ب اَوْ لَ ِه َّن َمرَّا‬
Artinya: “Mennyucikan bejanamu yang dijilat anjing adlah dengan cara
membasuh sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah” (HR
Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Baihaqi)

Hadits menurut sifatnya mempunyai klasifikasi sebagai berikut:

1. Hadits Shohih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil,
sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat, dan tidak janggal. Illat
hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat
menodai keshohehan suatu hadits
2. Hadits Makbul, adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang
dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk Hadits Makbul adalah Hadits
Shohih dan Hadits Hasan
3. Hadits Hasan, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, tapi
tidak begitu kuat ingatannya (hafalannya), bersambung sanadnya, dan tidak
terdapat illat dan kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang
makbul biasanya dibuat hujjah untuk sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau tidak
terlalu penting
4. Hadits Dhoif, adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih
syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits dhoif banyak macam
ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak
atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhi
Adapun syarat-syarat suatu hadits dikatakan hadits yang shohih, yaitu:
1. Rawinya bersifat adil
2. Sempurna ingatan
3. Sanadnya tidak terputus
4. Hadits itu tidak berilat, dan
5. Hadits itu tidak janggal
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dalil secara etimologis dengan “sesuatu yang dapat memberi petunjuk kepada apa
yang dikehendaki”. Secara terminologis dalil hukum ialah segala sesuatu yang
dapat dijadikan alasan atau pijakan yang dapat dipergunakan dalam usaha
menemukan dan meneapkan hukum syara atas dasar pertimbangan yang benar dan
tepat. Akan tetapi, dalam perkembangan perkembangan pemikiran ushul fikih yang
terlihat dalam kitab-kitab ushul fikih kontemporer, istilah sumber hukum dan dalil
hukum tidak dibedakan. Mereka menyatakan bahwa apa yang disebut denagan
dalil hukum adalah mencakup dalil-dalil lain yang dipergunakan dalam istinbat
hukum selain Al-Qur’an dan As-Sunnah
Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam pembinaan hukum Islam. Al-Qur’an
yang berasal dari kata qara’a yang dapat diartikan dengan membaca, namun yang
dimaksud dengan Al-Qur’an dalam uraian ini ialah,”kalamullah yang diturunkan
berperantakan ruhul amin kepada Nabi Muhammad saw dalam bahasa arab, agar
menjadi hujjah bagi Rasul bahwa ia adalah utusan Allah dan agar menjadi
pelajaran bagi orang yang mengikuti petunjuknya. Menjadi ibadah bagi siapa yang
membacanya, ia ditulis di atas lembaran mushaf, dimulai dengan surah Al Fatihah
dan di akhiri dengan surah An Naas. Yang disampaikan kepada kita secara
mutawatir, baik melalui tulisan atau bacaan dari satu generai ke generasi
berikutnya. Dan terpelihara dari perubahan dan pergantian.
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber hukum
Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati
hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad
SAW dalam haditsnya. 
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, sulaiman. 1995. Sumber Hukum Islam. Jambi : Sinar Grafika.


Abdurachman, Asmuni. 1985. Filsafat Hukum Islam. Jakarta : Logos Wacana
Ilmu.
Karim, Syafi’i. 2001. Fiqih Ushul Fiqih. Bandung : Pustaka setia.
Qattan, Manna’. 1973 . Mabahits Fi Ulumil Qur’an. Riyadh : Mansyuratul ‘Asril
Hadits.
Ichwan, Mohammad Nor (2007). Studi Ilmu Hadits. Semarang: Rasail Media
Group
Abdurrahman, Mifdhol (2008). Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta: Pustaka Al-
Kausar

Anda mungkin juga menyukai