Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada bagian ke-6 ini, membahas mengenai implementasi pancasila sesuai dengan
undang –undang dasar 1945. Dalam materi tugas ini telah disebutkan bahwa tugas ini
merupakan tugas pancasila dengan judul implementasi pancasila sesuai undang – undang
dasar 1945. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tugas makalah ini secara garis basar
menyagkut tentan pancasila dan undang – undang dasar 1945. Apabila ada perbedaan
dalam pengertian, penerapan, atau maksutnya itu merupakan. Dengan kata lain,
perubahan itu masih dalam lingkup perubahan fonetis. Tetapi, apabila perubahan bunyi
itu sudah sampai berdampak pada pembedaan makna atau mengubah identitas fonem,
maka bunyi-bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain,
perubahan itu disebut sebagai perubahan fonemis.

Jenis-jenis perubahan bunyi tersebut berupa metatesis, disimilasi, asimilasi,


adaptasi. Sebagaimana uraian berikut.

1
2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk member pengetahuan kepada
para pembaca terutama mahasiswa tentang pancasila terutama dalam cabang ilmunya
yaitu implementasi pancasila sesuai dengan undang – undang dasar 1945 berdasarkan
data dan informasi dari berbagai pihak. Diharapkan juga untuk para pembaca apabila
sudah megerti dan paham, diharapkan mampu memberikan atau membagi ilmunya
kepada masyarakat luas.

3. Rumusan masalah
A. Jelaskan mitologi lambang Negara rakyat indonesia ?
B. Apa hubungan pembukuan undang – undang dasar 1945 dengan pasal –
pasalnya ?
C. Implementasi yuridis nilai pancasila dalam undang – undang dasar 1945 ?
D. Implementasi praktis nilai pancasila diera revormasi ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mitologi Burung Garuda

Pilihan burung garuda sebagai lambing Negara adalah penemuan yang cemerlang,
karena burung garuda sudah sejak dulu menghiasi cerita – cerita rakyat di berbagai
daerah. Bentuk burung garuda ada yang dijadikan sebagai motif pada patung dan ukiran,
sebagai sampiran pantun, adapula seniman yang memahat di candi – candi.

Ada 3 buah mitologi tentang burung garuda , yaitu :

1. Mitologi garuda dalam mahabharata.

Dalam mitologi ini diceritakan bahwa, sang garuda adalah anak dari wirata, yang
dimana beliau adalah istri daribhagawan kasyapa. Singkat cerita winata menjadi budak
kadaru (istri dari bhagawan kasyapa yanglain) karena taruhan yang dilakukan oleh kadru
dan wirata. Perjanjiannya, siapa yang kalah harus menjadi budak dari pemenang. Untuk
melepaskan winata dari hukuman, hanya bias dilakukan oleh anaknya yaitu sang garuda.

Dalam perjalanan untuk menyelamatkan ibunya, beberapa tantangan telah


dihadapinya , salah satunya adalah mencari air amerta, perintah atas naga – naga yang
enjadi ibunya. Berkat ketangkasannya ia berhasil mengambil kendi Kamandalu yang
berisi air amerta. Dengan air amerta itu garuda melepaskan ibunya.

Dalam perjalanan garuda menuju tempat ibunya, ia bertemu batara wisnu. Tak di
duga, batara wisnu meminta garuda untuk menjadi kendaraannya dan lambing dai
benderanya. Semenjak saat itu ia resmi menjadi kendaraan wisnu.

3
2. Mitologi Garuda dalam Cerita Dewi Sri

Dalam mitologi ini dceritakan sang garuda winanteja menolon dewi sri yang di
cengkaram oleh burung raksasa, garuda mematuk burung tersebut dan dewi sri
disambarnaya. Namun dewi sri terlepas dari genggamannya dan jatuh ke tanah. Badannya
hancur, namun atas kehendak Sang Hyang Widhi Wasa, Dewi Sri disiram air ameta dan
beliaupun pulih kembali,

Untuk ucapan terima kasih Dewi Sri dan adiknya, raden sedana memberikan
anting – anting dan jambang kepada winanteya. Akhirnya dewi sri dan raden sedane
menjadi dewa dan dewi yangpemurah kepada umat manusia

3. Mitologi Garuda dalam Kaba Rambun Pamenan

Kesimpulan

Dari ketiga mitologi tersebut garuda digambarkan sebagai penolong dan


pembebas.

Kehadiran dalam mitologi, symbol kerajaan/ lukisan di berbagai candi dan benda
perunggu, serta pengaruhnya dalam kesusastraan Indonesia menunjukan bahwa garuda
adalah burung yang dihargai melebihi burung – burung lainnya. Oleh bangsa indoneia,
bahkan dipandang sebagai burung mitos yang bersipan kedewaan.

Dalam garuda pancasila tersimpan semangat juang bangsa Indonesia yang


pantang menyerah untuk mencapai tujuannya.

B. Hubungan Antara Pembukaan Dengan Batang Tubuh UUD


1945

Penjelasan Umum III Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan, bahwa pokok-


pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 meliputi

4
suasana kebathinan dari Undang-Undang Dasar Negara. Pokok-pokok pikiran itu
mewujudkan cita-cita hukum (Rechtside) yang menguasai hukum Dasar Negara, baik
hukum yang tertulis (undang-undang dasar) maupun hukum yang tidak tertulis. Adapun
pokok-pokok pikiran tersebut dijelmakan dalam pasal-pasal oleh Undang-Undang Dasar
1945 merupakan pancaran dari falsafah Pancasila, maka dapat ditegaskan bahwa suasana
kebathinan Undang-Undang Dasar 1945 tiada lain bersumber dan dijiwai oleh dasar
falsafah Pancasila. Pengertian inilah yang menunjukkan kedudukan dan fungsi Pancasila
sebagai dasar negara Republik Indonesia
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembukaan UUD 1945
mempunyai hubungan langsung yang bersifat kausal organis dengan batang tubuh UUD
1945, karena isi dalam Pembukaan dijabarkan ke dalam pasal-pasal Uud 1945. Maka
Pembukaan UUD 1945 yang memuat dasar filsafat negara dan Undang-Undang Dasar
merupakan satu kesatuan, walaupun dapat dipisahkan, bahkan merupakan rangkaian
kesatuan nilai dan norma yang terpadu. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
didalamnya terkandung Pokok-pokok Pikiran Persatuan Indonesia, Keadilan Sosial,
Kedaulatan Rakyat berdasarkan atas Permusyawaratan/Perwakilan, serta Ketuhana Yang
Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang inti sarinya
merupakan penjelmaan dari dasar filsafat Pancasila. Adapun Pancasila itu sendiri
memancarkan nilai-nilai luhur yang telah mampu memberikan semangat kepada UUD
1945.
Semangat dari UUD 1945 serta yang disemangati yakni pasal-pasal UUD 1945
serta penjelasannya pada hakikatnya merupakan satu rangkaian kesatuan yang bersifat
kausal organis. Ketentuan serta semangat yang demikian itulah yang harus diketahui,
dipahami serta dihayati oleh segenap bangsa Indonesia yang mencintai negaranya.
Batang Tubuh (body of constitution) Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari
rangkaian pasal-pasal yang merupakan uraian terinci atau perwujudan dari pokok-pokok
pikiran yang termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pokok-pokok
pikiran itu adalah sila-sila Pancasila. Jika dikatakan bahwa Pembukaan mempunyai
hubungan langsung dengan Batang Tubuh, ini disebabkan Pembukaan yang mengandung
pokok-pokok pikiran merupakan sumber yang menjiwai pasal-pasal dari Batang Tubuh.

5
Hal ini berarti pula bahwa pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
dijelmakan dalam Batang Tubuh, yakni pasal-pasalnya.
Dengan tetap menyadari keluhuran nilai-nilai yang terkandung dengan falsafah
Pancasila serta dengan memperhatikan hubungan antara Pembukaan dan Batang Tubuh
Undang-Undang Dasar 1945, maka dapat dinyatakan bahwa Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 yang memuat falsafah Pancasila dengan Batang Tubuhnya adalah suatu
rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Dengan kata lain, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Negara merupakan
uraian terinci dari nilai-nilai Pancasila atau Undang-Undang Dasar 1945 bersumber dan
atau dijiwai oleh Pancasila.
Rangkaian isi, arti makna yang terkandung dalam masing-masing alinea dalam
Pembukaan UUD 1945, melukiskan adanya rangkaian peristiwa dan keadaan yang
berkaitan dengan berdirinya Negara Indonesia melalui pernyataan Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia. Adapun rangkaian makna yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya negara, yang
merupakan rumusan dasar-dasar pemikiran yang menjadi latar belakang pendorong
bagi Kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam wujud terbentuknya negara Indonesia
(alinea I, II, dan III Pembukaaan).
2. Yang merupakan ekspresi dari peristiwa dan keadaan setelah negara Indonesia
terwujud (alinea IV Pembukaan).
Perbedaan pengertian serta pemisahan antara kedua macam peristiwa tersebut
ditandai oleh pengertian yang terkandung dalam anak kalimat,”Kemudian daripada itu”
pada bagian keempat Pembukaan UUD 1945, sehingga dapatlah ditentukan sifat
hubungan antara masing-masing bagian Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945,
adalah sebagai berikut :
1. Bagian pertama, kedua dan ketiga Pembukaan UUD 1945 merupakan segolongan
pernyataan yang tidak mempunyai hubungan ‘kausal organis’ dengan Batang Tubuh
UUD 1945.

6
2. Bagian keempat. Pembukaan UUD 1945 mempunyai hunbungan yang berisfat ‘kausal
organis’ dengan Batang Tubuh UUD 1945, yang mencakup beberapa segi sebagai
berikut :
 Undang-Undang Dasar ditentukan tidak ada.
 Yang diatur dalam UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan
negara yang memenuhi pelbagai persyaratan dan meliputi segala aspek
penyelenggaraan negara.
 Negara Indonesia ialah berbentuk Republik yang berkedaulatan rakyat.
 Ditetapkannya dasar kerohanian negara (dasar filsafat negara Pancasila).

3. Bahwa bentuk republik yang berkedaulatan rakyat dan pokok dasar kerohanian negara
Pancasila harus tertuang dalam batang tubuh UUD karena telah merupakan ketentuan
Pembukaan.

Atas dasar sifat-sifat tersebut maka dalam hubungannya dengan Batang Tubug
UUD 1945, menempatkan pembukaan UUD 1945 alinea IV pada kedudukan yang amat
penting. Bahkan boleh dikatakan bahwa sebenarnya hanya alinea IV Pembukaan UUD
1945 inilah yang menjadi inti sari Pembukaan dalam arti yang sebenarnya. Hal ini
sebagaimana termuat dalam penjelasan resmi Pembukaan dalam Berita Republik
Indonesia tahun II, No. 7, yang hampir keseluruhannya mengenai bagian keempat
Pembukaan UUD 1945. (Pidato Prof. Mr. Dr. Soepomo tanggal 15 Juni 1945 di depan
rapat Badan Penyelidik Usaha-usaha Persipan Kemerdekaan Indonesia).
5. Kedudukan dan Hubungan Pembukaan UUD 45 Dengan Batang Tubuh UUD 45
 Pembukaan UUD 45 mempunyai kedudukan Lebih tinggi dibanding Batang Tubuh,
alasannya
Dalam Pembukaan terdapat :
 Dasar negara (Pancasila)
 Fungsi dan tujuan bangsa Indonesia
 Bentuk negara Indonesia (republik)
 Pembukaan tidak bisa diubah, mengubah sama saja membubarkan negara, sedangkan
Batang Tubuh bisa diubah(diamandemen)

7
 Dalam sistem tata hukum RI, Pembukaan UUD 45 memenuhi kedudukan sebagai
pokok
kaidah negara yang fundamental, alasan:
1. Dibuat oleh pendiri negara (PPKI)
2. Pernyataan lahirnya sebagai bangsa yang mandiri
3. Memuat asas rohani (Pancasila), asas politik negara (republik berkedaulatan
rakyat), dan tujuan negara (jadi negara adil makmur)
4. Memuat ketentuan yang menetapkan adanya suatu UUD.

C. Implementasi Yuridis Nilai Pancasila dalam Undang –


Undang Dasar 1945

Pertama saya akan menjelaskan apa itu implementasi dan yuridis. Implementasi
adalah suatu tindakan atau pelaksanaan yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
Sedankan yuridis berarti fakta / bukti baik berupa materi atau peristiwa yang dijamin
kebenarannya dan memenuhi syarat berdasarkan hukum. Dari penjelasan tersebut tentu
sudah membuat anda mengerti dari implementasi yuridis nilai pancasila dalam undang –
undang dasar 1945.

Bagaimana cara melaksanakan nilai pancasila dalam undang – undang dasar


1945? Sebenarnya nilai pancasila sangat berkaitan dengan undang – undang dasar 1945,
karena nilai pancasila merupakan suatu landasan dasar dalam melakukan tindakan
berdasarkan undang – undang dasar 1945 yang berkaitan dengan nilai pancaila,
yangdiman nilai pancasila ini memiliki 5 nilai dalam pancasila yaiti :

 Nilai ketuhanan mengandung arti, adanya pengakuan atau keyakinan masyarakat


terhadap tuhan yang mahaesa sebagai pencipta alam semesta.
 Nilai kemanusiaan mengandung arti, kesadaran masyarakat tentang sikap dan
prilaku sesuai moral,berdasar hati nurani kepada sesame makluk hidup
sebagaimana mestinya.

8
 Nilai persatuan mengandung arti, adanya rasa usaha untuk bersatu membangun
bangsa dan membangun rasa nasionalisme.
 Nilai keadilan mengandung makna, yang bertujuan tercapaiya masyarakat yang
adil dan makmur secara lahir atau batin.
 Nilai kerakyatan mengandung arti bahwa, pemerintahan kita berlandaskan dari
rakyat untuk rakyat, dengan cara musyawarah yang disetujui oleh rakyat melalui
perwakilan – perwakilan yang diajukan dan dipilih secara langsung oleh rakyat.

Dari penjelasan nilai pancasila tersebut anda tentu sudah berpikir implementasi
yuridis nila pancasila dalam undang – undang dasar 1945, sudah diterapkan. Pendapat itu
sebenarnya tidaklah salah, karena sejatiya undang –undang dasar 1945 pada awal
kemunculannya memang berlandaskan nilai pancasila, tapi hal itu tidaklah sepenuhnya
benar karena pergantian zaman dan perubahan tentang pola piker masyarakat dulu dan
sekarang telah banyak mengalami perbedaan tentang pancasila dan cara penerapannya.ini
mebuat peraturan undang – undang dasar yang berlandaskan pancasila sudah semakin
melenceng, yang membuat peraturan undang – undang dasar 1945 sering dilangar entah
itu karena tidak pengertian masyarakat yang salah atau sistem penerapannya yang kurang
tepat. Ini membuktikan bahwa kurangnya penerapan nilai pancasila dalam undang –
undang dasar 1945 apakh itu dalam isi, cara penerapan, atau pelaksanaan dalam
masyarakat yang kurang tepat.

Dari penjelasan tersebut timbulah pertanyaan, bagaimana cara


mengimplementasikan yuridis nilai pancasila dalam undang – undang dasar 1945? Ada
berbagai macam cara, untuk mengimplementasikannya menurut para ahli dan pendapat
masyarakat yang tentunya tidaklah mudah ataupun instan, harus melewati beberapa tahap
yang harus dilakukan oleh pemerintah sang pembuat dan masyarakat (seluruh golongan
masyarakat) sebagai pelaksananya. Yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah
mengenbalikan peraturan undang –undang dasar 1945 kembali berlandaskan nilai
pancasila yang sebenarnya, membuat peraturan undang undang dasar 1945 yang baru
kembali berlandaskan nilai pancasila, dan tidak membuat peraturan atau memperbaiki
undang –undang dasar 1945 berdasarkan nilai pancasila yang terpecah – pecah, dalam
artian mengambil ke 5 nilai pancasila tersebut dalam landasan undang – undang dasar

9
1945.dengan demikian masyarakat awam tidak perlu memmbaca undang – undang dasar
1945 yang panjang dan sulit untuk di mengerti melainkan cukup dengan mlafalakan nilai
pancasila dalam setiap aktivitasnya. Bukan Cuma pemerintah yang harus membenahi
undang –undang dasar 1945 agar berlandasakan nilai pancasila, tetapi masyarakat sebagai
warga negara juga harus berpartisipasi dalam pelaksanaannya. Caranya adalah dengan
melafalakan atau melaksanakan aktifitas berdasarkan undang – undang dasar 1945 yang
sudah berlandaskan yuridis nilai pancasiala saja. Dengan demikian tentu dapat dipastikan
Negara yang kita cintai yaitu Negara Indonesia akan menjadi Negara sesui keinginan
semua orang yang mengharapkan yang berkembang dan maju.

D. Implementasi Praktis Pancasila Di Era Reformasi

Seperti yang kita ketahui implementasi merupakan penerapan atau pelaksanaan.


Kita selaku warga Negara yang baik, tentunya mengimplementasikan nilai Pancasila
dalam kehidupan demi terwujudnya bangsa yang memiliki keteraturan. Meski
implementasi merupakan kata sederhana, namun pengertian implementasi praktis
pancasila di era reformasi. Tentu tak semudah apa yang dikatakan karena di era reformasi
ini pancasila seakan tidak memiliki kekuatan dalam mempengaruhi dan menuntun
masyarakat. Pancasila tidak lagi popular seperti masa lalu. Elit politik dan masyarakat
terkesan masa bodoh dalam melakukan implementasi nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila memang sedang kehilangan legitimasi,
rujukan dan elanvitalnya. Sebab utamanya sudah umum kita ketahui, karena rezim orde
lama dan orde baru menempatkan pancasila sebagai alat kekuasaaan yang otoriter.

Terlepas dari kelepasan masa lalu, sebagai konsensus dari berdirinya bangsa ini,
pancasila harus tetap sebagai ideologi kebangsaan dan dasar dari penuntasan persoalan
kebangsaan yang kompleks. Seperti globalisasi yang selalu mendikte krisis ekonomi yang
belum terlihat penyelesaiannya, dinamika politik lokal yang berpotensi disentrigasi, dan

10
segregasi sosial serta konflik komunalisme yang masih rawan. Di era reformasi ini ada
gejala pancasila ikut terdeskriditkan sebagai bagian dari pengalaman masa lalu yang
buruk. Sebagai suatu konsepsi politik pancasila pernah dipakai sebagai legitimasi
ideologi dalam membenarkan Negara orde baru dengan segala sepak terjangnya. Terlepas
dari semua itu kita sebagai generasi muda untuk memudahkan pengamalan nilai-nilai
pancasila dan menilai diri sendiri. Maka kita perlu menguraikan kaidah implementasi dari
nilai-nilai pancasila sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa, kaidah dari implementasinya yaitu:


 Sembahyang, berdoa, membaca buku suci dan berguru pada tokoh agama.
 Menyayangi semua makluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
 Mempunyai toleransi agama/kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab kaidah dari implementasinya yaitu:
 Mengakui kesamaanderajatan manusia
 Menyayangi, menolong, kerja sama sesama manusia.
 Memperlakukan semua manusia sama.
3. Persatuan Indonesia kaidah dari implementasinya yaitu:
 Mengakui Negara persatuan
 Menyatupadukan semua unsur yang berbeda
 Mengakui manfaat persatuan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, kaidah dari implementasinya yaitu:
 Mengakui kedaulatan rakyat
 Kekuasaan berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
 Mengambil keputusan berdasrkan pikiran yang rasional dan bijaksana.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia, kaidah dari implementasinya
yaitu:
 Menciptkan lapangan pekerjaan sendiri tetapi pemerintah menciptakan
lapangan pekerjaan serta memberikan jaminan social.
 Mereka yang menganggur diberi pelatihan kerja dengan system incubator dan
proposalnya layak diberi modal kerja serta bimbingan manajemen.

11
 Menerapkan kerja gotong royong dan yang kuat membantu yang
lemah(system bapak/anak angkat).

12

Anda mungkin juga menyukai