Anda di halaman 1dari 10

F.

Pengkajian
1. Identitas Klien : terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan,
diagnosa medis, agama, suku bangsa klien dan penanggung jawabnya .
2. Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama
Keluhan dari klien bergantung pada posisi atau letak batu, ukuran batu, dan penyulit
yang ada. Nyeri akibat adanya peningkatan tekanan hidrostatik di daerah abdomen bagian
bawah yakni berawal dari area renal meluas secara anterior dan pada wanita ke bawah
mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis. Nyeri yang dirasakan
bisa berupa nyeri kolik atupun non kolik. Nyeri kolik hilang timbul akibat spasme otot
polos ureter karena peningkatan aktivitas untuk mengeluarkan batu. Sedangkan nyeri non
kolik terjadi akibat peregangan kapsul ureter karena hidronefrosis atau infeksi pada
ureter. Apabila urolithiasis disertai dengan adanya infeksi maka demam juga akan
dikeluhkan. Keluhan kencing seperti disuria, retensi urin atau gangguan miksi lainnya
dikeluhkan klien saat pertama datang ke tenaga kesehatan.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Klien awalnya mengeluhkan perubahan gangguan eliminasi urin yang dialami (oliguria,
disuria, hematuria). Biasanya seiring berjalannya waktu dan tingkat keparahan penyakit
maka nyeri mulai dirasakan dan nyeri ini bersifat progresif. Respon dari nyeri itu sendiri
yakni munculnya gangguan gastrointestinal, seperti keluhan anoreksia, mual, dan muntah
yang menimbulkan manfestasi penurunan asupan nutrisi umum. Mengkaji berapa lama
dan berapa kali keluhan tersebut dirasakan, apa yang dilakukan, kapan keluhan tersebut
muncul adalah penting untuk mengetahui riwayat perjalanan penyakit.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat batu ginjal sebelumnya, riwayat mengalami gangguan haluaran urin
sebelumnya, riwayat ISK, riwayat hiperkalsemia ataupun hiperkalsiuria, riwayat
hiperparatiroidisme, riwayat penyakit kanker (berhubungan dengan adanya malignansi),
dan riwayat hipertensi yang bisa menjadi faktor penyulit pada kasus urolithiasis,
penderita osteoporosis yang menggunakan obat dengan kadar kalsium yang tinggi.

1
 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pernah menderita urolithiasis, adanya riwayat ISK, riwayat hipertensi, riwayat
kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, gout, riwayat penyakit usus halus, riwayat
bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme.
3. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher: Kepala normal dan bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada keterbatasan gerak leher.
2) Mata : Mata normal
3) Hidung : Hidung normal, jalan nafas efektif, tidak menggunakan pernapasan cuping
hidung.
4) Telinga : Fungsi pendengaran kien baik.
5) Mulut dan gigi : mukosa bibir kering atau lembab, tidak ada peradangan pada mulut,
mulut dan lidah bersih.
6) Dada
(1) Inspeksi : Dada klien simetris.
(2) Palpasi : Dada klien simetris tidak ditemukan adanya benjolan.
(3) Perkusi : Tidak ditemukan adanya penumpukan sekret, cairan atau darah di daerah
paru.
(4) Auskultasi : Suara napas normal, dan terdengar suara jantung.
7) Abdomen
(1) Inspeksi : Warna kulit, turgor kulit baik.
(2) Auskultasi : Peristaltik usus 12x/menit
(3) Palpasi : Adanya nyeri tekan pada abdomen kiri bawah
(4) Perkusi : -
8) Genetalia : Hasil pengkajian keadaan umum dan fungsi genetalia tidak ditemukan adanya
keluhan atau kelainan bentuk anatomi.
9) Pola Aktifitas : Perkejaan yang dilakukan monoton seperti sopir bus.
10) Pola Sirkulasi : Adanya peningkatan TD/nadi (nyeri, anseitas, gagal ginjal). Kulit hangat
dan kemerahan, pucat.

2
11) Pola Eliminasi : Riwayat adanya ISK Kronis atau obstruksi sebelumnya (kalkulus).
Terjadi penurunan haluaran urin yang ditandai dengan adanya rasa seperti terbakar, oliguria,
hematuria, piuria, perubahan pola berkemih.
12) Pola intake makanan dan cairan : Klien mual dan muntah, nyeri tekan pada abdomen.
Diet rendah purin, kalsium oksalat, dan fosfat. Ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak
minum air dengan cukup yang ditandai dengan distensi abdomen, penurunan suara bising
usus.
13) Nyeri: Terjadi secara akut atau bisa juga terjadi nyeri kronik. Lokasi nyeri tergantung
pada lokasi batu, contoh pada panggul di region sudut kostovetebral (CVA) dan dapat
menyebar ke seluruh punggung, abdomen, dan turun ke lipat paha serta genitalia. Nyeri
dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat
digambarkan sebagai akut, hebat tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain yang ditandai
dengan perilaku distraksi, terjadi demam dan menggigil.

G. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada semua data pengkajian, diagnosa keperawatan pada pasien batu renal
mencakup yang berikut :
a. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agens cedera biologis.
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099) berhubungan dengan sumber daya
tidak cukup (pengetahuan).

H. Rencana Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1. Nyeri akut (00132) Setelah dilakukan 1.Manajemen Nyeri (1400)
berhubungan dengan tindakan a. Lakukan pengkajian nyeri
agens cedera biologis. keperawatan komprehensif.
diharapkan pasien b. Pastikan perawatan analgesik
mampu bagi pasien dilakukan dengan
menunjukkan pemantauan yang ketat.

3
penurunan tingkat c. Gali pengetahuan dan
nyeri (2102) kepercayaan pasien mengenai
dengan kriteria hasil nyeri
: d. Gali bersama pasien faktor-faktor
yang dapat menurunkan atau
a. Nyeri yang
memperberat nyeri.
dilaporkan (5)
e. Dorong pasien untuk memonitor
b. Panjangnya
nyeri dan menangani nyerinya
episode nyeri (5)
dengan tepat.
c. Menggosok area
2. Akupressur (1320)
yang terkena
a. Lakukan skrining untuk
dampak (5)
mengetahui indikasi
d. Mengerang dan
b.Putuskan apa (jenis) akupressur
menangis (5)
yang dapat diaplikasikan untuk
e. Ekspresi nyeri
penanganan pada individu
wajah (5)
tertentu.
f. Tidak bisa
c.Tentukan tingkat kenyamanan
beristirahat (5)
psikologis individu dengan
g. Mengerinyit (5)
melakukan sentuhan.
d. Tentukan hasil yang diharapkan.
e.Tentukan titik tekan untuk
Keterangan : menstimulasi, tergantung hasil
yang diharapkan.
(1) : Sangat
3. Pemberian Analgesik (2210)
Terganggu
a.Tentukan lokasi, karakteristik,
(2) : Banyak
kualitas dan keparahan nyeri
Terganggu
sebelum mengobati pasien.
(3) : Cukup
b.Cek perintah pengobatan meliputi
Terganggu
obat, dosis, dan frekuensi obat
(4) : Sedikit
analgesik yang diresepkan.
Terganggu
c.Cek adanya riwayat alergi obat.

4
(5) : Tidak d.Evaluasi kemampuan pasien
Terganggu untuk berperan serta dalam
pemilihan analgetik, rute dan
dosis dan keterlibatan pasien,
sesuai kebutuhan.
e.Pilih analgesik atau kombinasi
analgesik yang sesuai ketika lebih
dari satu diberikan.
4. Manajemen Lingkungan :
Kenyamanan (6482)
a.Tentukan tujuan pasien dan
keluarga dalam mengelola
lingkungan dan kenyamanan yang
optimal.
b.Mudahkan transisi pasien dan
keluarga dengan adanya
sambutan hangat di
lingkungannya yang baru.
c.Pertimbangkan penempatan
pasien di kamar dengan beberapa
tempat tidur.
d.Cepat bertindak jika terdapat
panggilan bel, yang harus selalu
dalam jangkauan.
e.Hindari gangguan yang tidak
perlu dan berikan untuk waktu
istirahat.
5. Aplikasi Panas/Dingin (1380)
a. Jelaskan penggunaan (aplikasi)
panas atau dingin, alasan
perawatan, dan bagaimana hal

5
tersebut akan mempengaruhi
gejala pasien.
b.Skrining kontra indikasi (pasien)
terhadap (suhu) dingin atau
panas.
c.Pilih metode stimulasi yang
nyaman dan tersedia.
d.Periksa suhu aplikasi, terutama
ketika menggunakan aplikasi
panas.
e.Tentukan durasi aplikasi
berdasarkan respon verbal,
perilaku, dan biologis individu.
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Bimbingan Antisipasif (5210)
pemeliharaan keperawatan a. Bantu klien mengidentifikasi
kesehatan (00099) diharapkan pasien kemungkinan perkembangan
berhubungan dengan mampu menunjukkan situasi krisis yang akan terjadi
sumber daya tidak peningkatan dan efek dari krisis yang bisa
cukup ( pengetahuan). pengetahuan : berdampak pada klien dan
promosi kesehatan keluarga.
(1823) dengan kriteria b. Instruksikan klien mengenai
hasil : perilaku dan perkembangan
dengan cara yang tepat.
a. Perilaku yang
c. Berikan informasi mengenai
meningkatkan
harapan-harapan yang realistis
kesehatan (5)
terkait dengan perilaku pasien.
b. Strategi mengelola
d. Pertimbangkan metode yang
stres (5)
biasa digunakan klien dalam
c. Pemeriksaan
pemecahan masalah.
kesehatan yang
e. Bantu klien untuk memutuskan
direkomendasikan
bagaimana masalah dipecahkan.
(5)

6
d. Imunisasi yang 2.Peningkatan Koping (5230)
direkomendasikan a.Bantu pasien dalam
(5) mengidentifikasi tujuan jangka
e. Pencegahan dan pendek dan jangka panjang yang
pengendalian infeksi tepat.
(5) b.Bantu pasien dalam memeriksa
f. Perilaku untuk sumber-sumber yang tersedia
mencegah cedera untuk memenuhi tujuan-
yang tidak disengaja tujuannya.
(5) c.Bantu pasien untuk memecah
g. Manajemen tujuan yang kompleks menjadi
keamanan obat- lebih kecil, dengan langkah yang
obatan (5) dapat dikelola.
h. Praktik gizi yang d.Berikan penilaian mengenai
sehat (5) pemahaman pasien terhadap
i. Sumber informasi proses penyakit.
peningkatan e.Gunakan pendekatan yang tenang
kesehatan dan memberikan jaminan.
terkemuka (5) 3.Pendidikan Kesehatan (5510)
a.Targetkan sasaran pada kelompok
berisiko tinggi dan rentang usia
yang akan mendapat manfaat
besar dari pendidikan kesehatan.
Keterangan : b.Identifikasi faktor internal atau
eksternal yang dapat
(1) : Sangat
meningkatkan atau mengurangi
Terganggu
motivasi untuk (ber)perilaku
(2) : Banyak
sehat.
Terganggu
c.Pertimbangkan riwayat individu
(3) : Cukup
dalam konteks personal dan
Terganggu
riwayat sosial budaya individu,

7
(4) : Sedikit keluarga dan masyarakat
Terganggu d.Tentukan pengetahuan kesehatan
(5) : Tidak dan gaya hidup perilaku saat ini
Terganggu pada individu, keluarga, atau
kelompok sasaran.
e.Identifikasi karakteristik populasi
target yang mempengaruhi
pemilihan strategi belajar.

1.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Urolithiasis merupakan penyakit batu saluran kemih sedangkan nefrolithiasis merujuk
pada  penyakit batu ginjal. Urolithiasis merujuk pada adanya batu dalam system perkemihan.
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin,
gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih
belum terungkap (idiopatik).  Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius
bergantung pada adanya obsrtuksi, infeksi, dan edema
Untuk penatalaksanaan Urolithiasis  menggunakan beberapa teori, yaitu Konserfatif, terapi
farmakologi dan terapi kimiawi.

B. Saran
Setelah penulis menulis kesimpulan, ada beberapa saran diantaranya sebagai berikut :
1. Seharusnya mahasiswa lebih mendalami masalah mengenai penyakit urolithiasis.
2. Seharusnya mahasiswa tidak hanya mengetahui masalah mengenai penyakit urolithiasis
tetapi juga harus bisa mengimplementasikan dalam memberikan asuhan keperawatan agar
nantinya tidak terjadi kesalahan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Blackwell, Wiley. 2014. Nursing Diagnosis: Definitions 7 Classification 2015-2017 Tenth


Edition. UK NANDA International, Inc.

Borley, P. A. (2006). At a Glance Ilmu Bedah Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga

Bulecheck G. et al. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) Sixth Edition. Elsevier:
Saunders

Nursalam .2006. Sistem Perkemihan.Jakarta : Salemba Medika

Pearl, MS., Nakada, SY. 2009. Medical and Surgical Management of Urolithiasis.
Informa: UK

Purnomo, Basuki.2011. Dasar-Dasar Urologi Edisi Ketiga. Jakarta: Sagung Seto

10

Anda mungkin juga menyukai