Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

Gigi merupakan struktur tubuh yang paling keras dan resisten terhadap pengaruh eksternal, serta
mengalami perubahan biologis yang paling sedikit sehingga dapat digunakan walaupun tubuh telah
mengalami dekomposisi, mutilasi, terbakar, ataupun menjadi sisa rangka. Strukturnya yang bervariasi
memungkinkan gigi melakukan banyak fungsi. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan
mengunyah makanan. Akar gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email
gigi, fungsinya untuk membantu mencegah terbentuknya lubang pada gigi. Pulp dalam gigi dapat
ditemukan di pusat dan inti gigi. Sedangkan dentin merupakan lapisan yang terletak di bawah email.
(putri,2013)

Erupsi adalah proses perkembangan gigi yang bergerak dari posisi benih gigi menembus alveolar ke
dalam rongga mulut, dan beroklusi dengan gigi antagonisnya. Erupsi gigi terjadi setelah formasi dan
mineralisasi mahkota terbentuk sempurna akan tetapi akar belum terbentuk sempurna. Gigi tumbuh
dari dua epitel sel, yaitu epitel oral dari organ enamel dan sel mesenkim dari papila dentis.
Perkembangan enamel dari organ enamel dan sel mesenkim dari papila dentis. Mahkota dan bagian
akar dibentuk sebelum gigi tersebut erupsi, mahkota dibentuk terlebih dahulu, kemudian baru
pembentukan akar.(primasari,2018)

Tahap perkembangan gigi dibagi dalam 3 tahap, yaitu :

1. Praerupsi
Tahap praerupsi yaitu saat mahkota gigi terbentuk dan posisinya dalam tulang rahang cukup
stabil (intraosseus), ketika akar gigi mulai terbentuk dan gigi mulai bergerak di dalam tulang
rahang ke arah rongga mulut, penetrasi mukosa, dan pada saat akar gigi terbentuk setengah
sampai tiga perempat dari panjang akar.

Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:

1. Inisiasi (bud stage)


Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel tertentu pada
lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat daripada sel sekitarnya. Hasilnya
adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi dan meluas sampai
seluruh bagian maksila dan mandibula.

Gambar 2. Tahap Inisiasi (bud stage)


2. Proliferasi (cap stage)
Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi,
memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang kemudian membentuk dentin
dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan
papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum,
membran periodontal, dan tulang alveolar.

Gambar 3. Tahap Proliferasi (cap stage)


3. Histodiferensiasi (bell stage)
Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam
(inner email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai
ameloblas yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari apilla
gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.

Gambar 4. Tahap Histodiferensiasi (early bell stage)


4. Morfodiferensiasi
Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk menghasilkan
bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai.
Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa
sehingga batas antara epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentinoenamel
junction yang akan terbentuk. Dentinoenamel junction mempunyai sifat khusus yaitu
bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi. Terdapat deposit email dan matriks
dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan
gigi sesuai dengan bentuk dan ukurannya.

Gambar 5. Tahap Morfoodiferensiasi (late bell stage)


5. Aposisi
Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin, dan sementum. Matriks
email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah terjadi proses
kalsifikasi sekitar 25%-30%.

2. Prafungsional/praoklusal

Erupsi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin ‘erumpere’, yang berarti
menetaskan. Erupsi gigi adalah suatu proses pergeraka gigi secara aksial yang dimulai dari
tempat perkembangan gigi di dalam tulang alveolar sampai akhirnya mencapai posisi fungsional
di dalam rongga mulut. Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari
tahap pembentukkan gigi sampai gigi muncul ke rongga mulut.
Menurut Lew (1997, cit Primasari A, 1992), gigi dinyatakan erupsi jika mahkota telah
menembus gingiva dan tidak melebihi 3 mm di atas gingiva level dihitung dari tonjol gigi atau
dari tepi insisal. Gerakan dalam proses erupsi gigi adalah ke arah vertikal selama proses gigi
berlangsung, gigi juga mengalami pergerakan miring, rotasi, dan pergerakan ke arah mesial.
Proses erupsi gigi permanen selain gigi molar permanen, melibatkan gigi desidui, yaitu gigi
desidui tanggal yang digantikan oleh gigi permanen. Resorpsi tulang dan akar gigi desidui
mengawali pergantian gigi desidui oleh gigi permanennya. Resoprsi akar gigi desidui dimulai di
bagian akar gigi desidui yang paling dekat dengan benih gigi permanen. Tahap awal erupsi gigi
permanen akan menghasilkan tekanan erupsi yang akan menyebabkan resorpsi akar gigi desidui.
Namun, folikel gigi dan retikulum stelata yang merupakan bagian dari komponen gigi juga
berperan dalam resorpsi akar gigi desidui.
Erupsi gigi permanen tidak terlepas dari proses seluler dan molekuler. Sel-sel retikulum
stelata dari gigi permanen yang sedang terbentuk mensekresi parathyroid hormone (PTH)-related
protein (PTHrP), yaitu suatu molekul pengatur pembentukan yang dibutuhkan untuk erupsi gigi.
PTHrP yang disereksi kemudian terikat dalam suatu fungsi parakrin pada reseptor PTHrP yang
diekspresikan oleh sel-sel dalam folikel gigi. Interleukin 1a juga disereksi oleh epitel stelata dan
dengan cara yang sama terikat pada reseptor IL-1a yang ditemukan pada folikel gigi. Akibatnya,
sel-sel folikel gigi yang terstimulasi ini akan mensereksi faktor-faktor perekrut monosit, seperti
colony-stimulating factor-1, monocyte chemotactic protein-1 atau vascular endothelial growth
factor. Kemudian, di bawah pengaruh faktor-faktor tersebut, monosit dibawa dari daerah di dekat
folikel gigi yang kaya pembuluh darah dan diletakkan di daerah koronal.
Bila lingkungan folikel gigi mendukung maka monosit-monosit tersebut akan berfusi, lalu
berdiferensiasi menjadi sel-sel osteoklas atau odontoklas yang jika sel-sel tersebut berkontak
dengan sel-sel yang mengekspresikan RANKL (Receptor Activator of Nuclear Factor Kappa B
Ligand) maka akan meresorpsi jaringan keras. RANKL adalah suatu protein yang terikat pada
membran yang TNF ligand yang diekspresikan oleh osteoblast, odontoblast, pulpa, ligamen
periodontal, fibroblast, dan sementoblas yang berfungsi dalam menginduksi dan mengaktifasi
osteoklas dari selsel precursor. Reseptor RANKL adalah RANK (Receptor Activator of Nuclear
Factor Kappa B) yang diekspresikan oleh osteoklas dan odontoklas. OPG (Osteoprotegerin)
merupakan glikoprotein yang termasuk golongan TNF. OPG dihasilkan oleh berbagai macam sel
dan menghambat diferensiasi osteoklas dari sel prekursornya. OPG juga bertindak sebagi reseptor
RANKL dan bila RANKL dan OPG bertemu maka tidak terjadi pembentukkan osteoklas. Sel-sel
yang mengekspresikan OPG antara lain odontoblast, ameloblast, dan sel-sel pulpa.

Teori mekanisme erupsi gigi dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :


1. Gigi didorong atau didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang dihasilkan dari bawah dan
disekitarnya, seperti pertumbuhan tulang alveolar, akar, tekanan darah atau tekanan cairan dalam
jaringan (proliferasi).
2. Gigi mungkin keluar sebagai hasil dari tarikan jaringan penghubung di sekitar ligamen
periodontal. Pergerakan gigi ke arah oklusal berhubungan dengan pertumbuhan jaringan ikat di
sekitar soket gigi. Proliferasi aktif dari ligamen periodontal akan menghasilkan tekanan di sekitar
kantung gigi yang mendorong gigi ke arah oklusal. Tekanan erupsi pada tahap ini semakin
bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di Universitas Sumatera Utara sekitar
ligamen periodontal yang memicu keluarnya cairan secara difus dari dinding vaskular sehingga
terjadi penumpukkan cairan di sekitar ligamen periodontal yang kemudian menghasilkan tekanan
erupsi. Faktor lain yang juga berperan dalam menggerakkan gigi ke arah oklusal pada tahap ini
adalah perpanjangan dari pulpa, di mana pulpa yang sedang berkembang pesat ke arah apikal
dapat menghasilkan kekuatan untuk mendorong mahkota ke arah oklusal.

3. Fungsial/oklusal
Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah tanggal dan berlangsung
bertahun-tahun. Selama tahap ini gigi bergerak ke arah oklusal, mesial, dan proksimal.
Pergerakan gigi pada tahap ini bertujuan untuk mengimbangi kehilangan substansi gigi yang
terpakai selama berfungsi sehingga oklusi dan titik kontak proksimal dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai