Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH IDENTIFIKASI MASALAH PENGELOLAAN

BUDIDAYA PERIKANAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariephinus)


DI KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR

MATA KULIAH PENGELOLAAN LINGKUNGAN BUDIDAYA PERAIRAN


PROGRAM STUDI TEKNIK BUDIDAYA PERIKANAN
SEMESTER IV

Oleh :

YUSRIZAL RAFI PAMUJI


NIT : 18.3.2.058

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan lele sangkuriang merupakan salah satu komunitas budidaya perikanan di daerah
Trenggalek. Ikan lele Sangkuriang merupakan perbaikan hasil genetik silang balik antara induk
betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6) lele dumbo (Clarias
gariephinus sp). pertumbuhan benih lele sangkuriang pada pemeliharaan umur 5-26 hari
menghasilkan laju pertumbuhan harian 43,57% dibandingkan dengan ikan lele dumbo,
sedangkan pada pemeliharaan 26-40 hari 14,61% lebih tinggi.

Berdasarkan laporan tahunan direktorat produksi tahun 2013 bahwa produktivitas ikan
lele di Trenggalek dari tahun 2010 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan rata-rata 2010-
2013 yaitu 47,21 % (KKP, 2013). Berdasarkan laporan tahunan Statistik Perikanan Budidaya di
Jawa Timur tahun 2014, luas budidaya kolam Jawa Timur yang berpotensi adalah 16.203,61 ha
(DKP Jatim, 2014). Produksi ikan lele Provinsi Jawa Timur dalam statistik perikanan budidaya
perikanan budidaya kolam menurut jenis ikan dan kabupatennya pada tahun 2014 yaitu
192.565,7 ton dan produksi ikan lele mencapai 96.073,2 ton

Sistem budidaya ikan secara umum dibedakan menjadi sistem konvensional dan intensif.
Sistem budidaya konvensional merupakan sistem pemeliharaan alami, terlebih pada
pengelolaan kualitas air yang hanya memerankan mikroalga yang tumbuh secara alami pada
media pemeliharaan. Sedangkang sistem budidaya intensif merupakan sistem pemeliharaan
ikan secara terkontrol, salah satunya pengelolaan kualitas air. Pengelolaan kualitas air
ditingkatkan mutunya dengan dilakukan penambahan bakteri inokulum ke dalam media
dengan harapan serta tujuan mendekomposisikan materi organik, menekan pertumbuhan
bakteri pathogen serta menyeimbangkan komunitas mikroba sehingga dapat menyediakan
lingkungan yang lebih baik bagi ikan.

Namun saat ini banyak permsalahan di lingkungan sekitar budidaya yang diakibatkan dari
kegiatan budidaya perikanan itu sendiri, hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran
pelaku budidaya dengan membuang langsung air sisa atau air kotor bekas budidaya tersebut
ke dalam aliran sungai sehingga membuat kondisi sungai di wilayah tersebut tercemar.
BAB 2
IDENTIFIKASI MASALAH

2.1 Dampak
Usaha perikanan juga dapat mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar yang dahulu
seimbang menjadi terganggu akibat dari beberapa proses budidaya itu sendiri. Kerusakan
lingkungan akibat masuknya usaha budidaya perikanan darat umumnya diawali oleh
pembukaan lahan yang diperuntukkan untuk usaha budidaya yang tidak memperhatikan aspek
lingkungan sekitar serta rangkaian proses budidaya yang dilakukan tidak tepat sehingga
mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan sekitar. Sebagai contoh limbah yang
dihasilkan dari proses kegiatan budidaya ikan akan mempengaruhi kualitas perairan. Untuk
menjaga kelestarian suatu perairan maka kegiatan budidaya harus memperhatikan jumlah
beban limbah baik dari usaha budidaya ikan maupun dari lingkungan.
Areal yang dimanfaatkan untuk kepentingan budidaya perikanan yang kurang
terkendali menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan perairan. Masalah yang timbul
adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh berbagai kegiatan disekitar perairan
maupun dari usaha budidaya itu sendiri. Secara umum kualitas perairan yang berada di dekat
usaha perikanan budidaya berada pada kondisi yang relatif baik jika usaha perikanan yang
dilakukan dapat dikendalikan dengan baik. Selain itu, usaha perikanan budidaya juga
memberikan dampak terhadap sosial ekonomi masyarakat. Pengembangan perikanan
budidaya dapat menurunkan tingkat kemiskinan, meningkatkan pendapatan dan menyerap
tenaga kerja. Peningkatan produksi perikanan budidaya juga dapat meningkatkan
pemanfaatan luasan lahan, baik budidaya air tawar maupun air payau.

Gambar 1. Sungai yang tercemar akibat limbah budidaya perikanan.


BAB 3
SOLUSI

Solusi yang tepat dalam menyikapi hal tersebut adalah :

1. Tidak membuang langsung air budidaya ikan lele tersebut langsung kedalam sungai
2. Melakukan penyaringan air terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai
3. Pemberian pakan yang akurat dan tidak menimbulkan pencemaran pada air.
4. Pembatasan penggunaan bahan kimia yang memicu timbulnya cemaran yang terdapat
pada air buangan budidaya ikan lele tsb.

Anda mungkin juga menyukai