1. Tanaman dengan jarak tanam pendek dan populasi satuan luas dan banyak
a. Tanaman padi
Untuk melakukan perhitungan ini, minimal ada 2 cara yang dapat digunakan.
Pertama, UBINAN
Bila kita ingin melakukan ubinan, hal-hal yang harus kita persiapkan secara sederhana :
tali, meteran, alat panen padi, terpal, timbangan, tampah, dll.
Waktu ubinan, waktu terbaik untuk melakukan UBINAN adalah di atas jam 1/2 dua
belas siang. Kemudian pilih 2 lokasi yang akan di jadikan lokasi ubinan, misalnya
disebut titik A dan titik B. Ukurlah dengan meteran jarak 2,5 x 2,5 meter. Beri tanda
dengan tali. Ukur pula ubinan yang ke-2, beri tanda pula.
Setelah itu, padi dipanen dilokasi yang diberi tanda. Rontokan gabah dari malainya
dengan alat perontok. Bersihkan segala kotoran dengan tampah. Dan terakhir,
timbanglah!!!.
Misalnya hasil titik A 5,6 kg dan titik B 6 kg. Dijumlahkan kemudian dibagi 2. Hasilnya
5,8 kg.
Karena jarak ubinan 2,5 x 2,5 meter maka perkiraan hasil dalam = (10.000 : 6,25) x
5,8 kg = 9.280 kg =9,28 ton.
1
jumlah butir per malai 115 butir
timbang 1000 butir atau pakai rata-rata :30 g per 1000 butir
Rumus = jumlah rumpun x jumlah anakan x butir per malai x berat per 1000 butir
Metode ini bisa juga digunakan untuk jenis tanaman yang hampir sama seperti untuk
jagung, kedele,dan kacang tanah.
b. Tanaman tebu
Metode sampling dapat digunakan tetapi sample yang digunakan adalah
juringan. Diambil sebanyak sepuluh juringan, misalnya juringan dengan panjang
10 meter kemudian kita lakukan
1). Dihitung jumlah rumpun dalam satu juringan misalnya rata-rata ada 30
rumpun maka jumlah seluruh rumpun dalam ubinan = 30 x 10 = 300
rumpun
2). Dihitung dalam satu rumpun berapa batang tebu misalnya, rata-rata ada 5
batang./rumpun maka jumlah batang dalam ubinan = 300 x 5 = 1500
batang
3). Tinggi batang tebu dihitung misalnya rata-rata 4 meter, maka panjang
seluruh tebu dalam ubinan = 1500 x 4 = 6000 m= 600.000 cm
4) Ambil batang tebu sepanjang 10 cm di timbang misalnya beratnya 2 ons
maka berat tebu dalam plot ialah 600.000 x 2 ons = 1.200.000 ons =
120000 kg = 120 kwintal.
5) Apabila luas tebu dalam satu hektar ada 1000 juringan maka produksi tebu
dalam satu hektar sebanyak : (500 : 10) x 120 kuintal = 6000 kuintal =600
ton.
6). Bila Randemen gula misalnya sebesar 6,5 % maka hasil gula dalam satu
hektar sebesar : (6,5 : 100 ) x 600 ton = 39 ton.
2
c. Pada Tanaman tembakau dapat digunakan model Taksasi seperti tebu. Diambil
10 baris untuk sample dengan jarak tanam tunggal:
b. Tanaman Karet
1. Diambil sample 10 tanaman karet yang sudah siap disadap secara acak.
2. Lakukan penyadapan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan di
kebun tersebut hitung berapa hasil sadapan dari 10 tanaman tersebut
misalnya memperoleh 3 liter.
3. Kemudian gumpalkan dan hitung Kadar Karet Keringnya misalnya
memperoleh 120 gram sehingga kadar karet kering yang dihasilakan dari
satu pohon sebanyak 120 ;10 = 12 gram.
4. Apabila tanaman karet ditanam dengan jarak tanam ; 6 x 3 meter maka
jumlah tanman dalam satu hektar sebanyak (100;6 ) x (100 ;3) =17 x 34
3
=578 pohon sehingga produksi latek dalam satu hektar satu kal;sadap = 578
x 12 gram = 6936 gram =693,6 ons =69,36 kg Kada Karet Kering.
c) Umur 6,0 tahun, sistim panenan: penjarangan III (12,5% panenan) dengan
produksi kulit kering 1.000 kg/ha pada kadar SQ7 6 proses. Potensi produksi SQ7
adalah 60,00 kg/ha.
g) Umur 18,0 tahun, sistim panenan: penjarangan VII (12,5% panenan) dengan
produksi kulit kering 6.250 kg/ha pada kadar SQ7 6 proses. Potensi produksi SQ7
adalah 375,00 kg/ha.
h) Umur 24,0 tahun, sistim panenan: penjarangan VIII (12,5% panenan) dengan
produksi kulit kering 9.375 kg/ha pada kadar SQ7 5 proses. Potensi produksi SQ7
adalah 468,75 kg/ha.
4
1. Kerapatan
Kerapatan panen adalah angka persentase jumlah pohon yang memiliki tanda buah
yang sudah matang panen dalam suatu areal pertanaman belum menghasilkan (TBM).
Untuk mengetahui kerapatan panen tersebut, maka dilakukan pemeriksaan dan
pencatatan jumlah pohon yang sudah memiliki tandan buah matang panen dari setiap
petak tanaman yang terdapat dalam areal TBM tersebut. Bila terdapat lebih dari 60%
atau lebih pohon yang mempunyai tandan matang panen, maka petak tersebut
dinyatakan menjadi tanaman menghasilkan (TM).
2. Bobot rata-rata tandan
Setiap tandan yang sudah matang panen diambil secara acak dari setiap hektar
tanaman kemudian ditimbang. Jika rata-rata bobot telah lebih dari 3 kg maka panenan
dapat dilakukan dan diteruskan dengan pemeriksaan penyebaran panen. Bila bobot
rata-rata tandan masih di bawah 3 kg, panen harus ditangguhkan, karena tandan kecil
secara teknik tidak dapat diolah pabrik sehingga tidak mempunyai nilai ekonomis.
Kriteria matang panen yang dijadikan patokan di perkebunan kelapa sawit adalah bila
sudah ada 2 brondolan (buah yang lepas dari tandannya) untuk tiap kilogram tandan
yang beratnya kurang dari 10 kg atau satu brondolan untuk tiap kilogram tandan
beratnya lebih dari 10 kg. Melihat adanya brondolan yang jatuh ke piringan, maka
panenan dapat dilakukan.
3. Kerapatan sebaran panen
Kerapatan sebaran panen adalah angka yang menyatakan jumlah pohon yang telah
memiliki tandan matang panen dalam baris tanaman pada satu petak (blok) tanaman
sawit. Angka ini penting diketahui untuk efisiensi pemanenan, karena menyangkut jarak
(ruang) dan waktu yang dibutuhkan untuk memanen.
------------------------------------