S2 2015 308734 Chapter1 PDF
S2 2015 308734 Chapter1 PDF
VERTIGO PERIFER
RATNA PURWATININGSIH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menghindari kegiatan fisik dan stres psikologi dan menarik diri dari aktifitas
perifer (berasal dari sistim saraf perifer), vestibuler sentral dan kondisi lain (Sura
et al., 2010).
Hallpike, sedangkan Meniere disease selain pusing berputar, juga disertai adanya
tinitus, dan kehilangan pendengaran (Von Brevern et al., 2007). Lima belas persen
1
PENGARUH ANTARA LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN TERJADINYA
VERTIGO PERIFER 2
RATNA PURWATININGSIH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
diantara pasien yang dikonsulkan ke spesialis saraf adalah vertigo (Joesoef, 2002).
Dizziness dan vertigo menempati urutan ketiga tersering yang disampaikan pasien
yang datang ke poliklinik saraf selama tahun 2004, sekitar 4,9% dari 13.355
insidensi 25% pada pasien usia lebih dari 25 tahun, dan 40% pada pasien usia
lebih dari 40 tahun, dizziness dilaporkan sekitar 30% pada populasi berusia lebih
et.al., 2012).Studi yang dilakukan oleh Shami et al. (2011) terhadap 124 pasien di
rumah sakit King Abdul aziz Riyadh, menunjukkan bahwa vertigo perifer
19% (Delaney, 2003).Sampai saat ini, mekanisme yang mendasari penyakit ini
antara rekurensi BPPV dengan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup,
yang sudah dilaporkan diantaranya umur, jenis kelamin wanita, penyakit telinga,
trauma kepala, migren, diabetes dan osteoporosis (Cohen et al., 2004). Cukup
banyak penyebab vertigo, baik vertigo tipe perifer maupun tipe sentral. Kelainan
anatomi dan atau fisiologi vertigo terletak pada alat keseimbangan tubuh,
seluruh dunia, diperkirakan jumlah kasus DM mencapai 8,4 juta pasien dan akan
meningkat menjadi 21,3 juta pasien pada tahun 2030. Diperkirakan prevalensi
DM di Indonesia mencapai 1,2% hingga 2,3% berusia diatas 15 tahun (Wild et al.,
2004). Diabetes melitus adalah salah satu faktor risiko terpenting untuk penyakit
persentasi morbiditas pada pasien diabetes (tipe 1 atau tipe 2) adalah penyakit
jelas. Studi terbaru menunjukkan bahwa sekitar 60% pasien diabetes melitus baik
Penelitian yang dilakukan Agrawal et al. (2009) terhadap lebih dari 21.000
cairan di dalam telinga bagian dalam, sehingga memicu lepasnya otolit pada orang
rusaknya mikrosirkulasi, maka disfungsi dari epitel sensoris akan terjadi, sehingga
pelepasan otolit dari membran otolit akan meningkat dan absorbsi dari otolith
menjadi terganggu. Lepasnya otolit ini dapat menyebabkan BPPV (Wada et al.,
2008).
Penelitian yang dilakukan Agrawal et al. (2009) terhadap lebih dari 21.000
cairan di dalam telinga bagian dalam, sehingga memicu lepasnya otolit pada orang
dengan diabetes (Myers et al., 1987). Penelitian yang dilakukan oleh Yoda et al.
metabolisme glukosa dan level insulin; gejala yang paling sering muncul adalah
menyebabkan gangguan vestibuler dan auditori, dan paling sering adalah kasus
kelainan vestibuler yang sudah ada (Serra et al., 2009).Vertigo atau dizziness
yang terjadi pada pasien DM yang berhubungan dengan disfungsi dari vestibuler
(Zhang, 2008).
signifikan lebih tinggi pada DM tipe 1 dibanding orang normal. Prevalensi dari
diabetik sangat berhubungan dengan lama menderita DM, usia, status jender, dan
Kelompok pasien diabetes dengan durasi lebih dari sama dengan 5 tahun
tahun (71,4% vs. 34,0%). Selain itu, durasi DM juga bisa untuk memprediksi
al., 2005).
termasuk usia lanjut, status jenderperempuan, penyakit telinga yang lain, trauma
kepala, migren, diabetes dan osteoporosis (Cohen, 2004). Partikel kecil yang
dilakukan oleh Yoda et al. (2011), melaporkan bahwa terdapat prevalensi yang
lebih tinggi adanya otolit pada pasien dengan DM tipe II dibandingkan populasi
langsung dengan durasi sakit dan pengendalian faktor metabolik yang jelek.
Kelainan sistim vestibuler perifer pada pasien diabetes lebih sering muncul pada
penderita DM dengan durasi penyakit lebih dari5 tahun atau lebih dibandingkan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang yang telah diuraikan di atas terdapat
datang ke dokter.
PENGARUH ANTARA LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN TERJADINYA
VERTIGO PERIFER 7
RATNA PURWATININGSIH
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
C. Pertanyaan Penelitian
apakah pasien yang lebih lama menderita DM tipe II mempunyai risiko lebih
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
penatalaksanaan dan pencegahan bisa lebih tepat dan spesifik, dan juga bisa untuk
mulai melakukan pencegahan dan pelacakan lebih lanjut dari komplikasi DM tipe
2 yang lain dan diharapkan dapat menambah pengetahuan tenaga kesehatan dan
perifer
F. Keaslian Penelitian
tabel 1.