Anda di halaman 1dari 5

Periodontic Journal, Vol 1. No.

1 July-Dec 2009; 15-19

Literature Review
Antibiotika sistemik dalam perawatan penyakit periodontal
(Systemic antibiotics on periodontal treatment)

Agung Krismariono
Staf Pengajar Departemen Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
Surabaya - Indonesia

ABSTRACT
Periodontal disease result from a complex interplay between bacteria and host defense. The disease may occur as a
result of factor that related to host susceptibility. Several studies have shown that periodontopathogen could penetrate into
the subepithelial connective tissue. Thus, antibiotics were required to eliminate bacteria out of the periodontal tissue. The
most commonly antibiotics used in periodontal treatment were penicillin, metronidazole, tetracycline and clindamycin.
Usually, these antibiotics could delivered locally or systemically. The purpose of this paper was to describe of the role of
antibiotics on periodontal tissue, especially systemic antibiotic. Conclusions: systemic delivered antibiotics to support
mechanical periodontal treatment giving a good result. Each antibiotic have specification on the certain bacterial that
caused periodontal disease.

Key words: systemic antibiotic, periodontal disease

Korespondensi (correspondence): Agung Krismariono, Staf Pengajar Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga. Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo no.47 Surabaya. 60132 Indonesia

PENDAHULUAN Antibiotika dalam perawatan penyakit


Semenjak diketahui bahwa penyakit periodontal periodontal
disebabkan oleh bakteri, maka perkembangan Brook5 menyebutkan bahwa perawatan
perawatan untuk menanggulangi penyakit periodontal tambahan dengan pemberian antibiotika
mengarah pada strategi pengobatan dengan diperlukan untuk menunjang perawatan mekanis,
kemoterapi.1 Kemoterapi adalah istilah umum yang karena walaupun perawatan mekanis, yaitu
berkaitan dengan kemampuan substansi kimia secara scaling dan root planing telah dapat mengurangi
aktif sehingga dapat memberikan efek terapi secara jumlah bakteri dalam poket, tetapi bakteri
klinis. Kemoterapi dalam perawatan penyakit periodontopatogen yang berada pada tubulus
periodontal dikenal banyak macam, antara lain dentin, gingiva dan sementum masih tertinggal.
antiinflamasi, analgesik serta antimikroba. Oleh karenanya banyak peneliti mengemukakan
Antimikroba adalah bahan kemoterapi yang bersifat perlunya pemberian antibiotika pada perawatan
membunuh mikroorganisme, sehingga berkurang penyakit periodontal, terutama yang bersifat
jumlah mikroorganisme spesifik maupun non progressive dan destruktif.
spesifik. Sedangkan antibiotika adalah salah satu Menurut Loesche et al.6 pemberian
jenis antimikroba yang mempunyai kemampuan antibiotika dapat meminimalkan tindakan bedah,
untuk membunuh maupun menghambat pertumbuhan karena dapat mengurangi jumlah gigi yang
mikroorganisme jenis lain.2,3 rencananya akan dilakukan operasi. Disebutkan
Data penelitian menyebutkan bahwa ada pula oleh Van Winkelhoff et al.7, pemberian
beberapa macam antibiotika yang umum digunakan antibiotika menguntungkan karena dapat
dalam perawatan penyakit periodontal. Menurut mengurangi pengaruh root instrumentation,
Seymour and Heasman4 antibiotika tersebut adalah sehingga dapat meminimalkan kerusakan jaringan
golongan: penisilin, tetrasiklin, metronidazole, dan lunak dan keras sekitar poket, mengurangi resesi
klindamisin. Beberapa antibiotika tersebut sering gingiva serta menghindari abrasi pada permukaan
digunakan secara lokal maupun sistemik. Pada akar.
makalah ini akan dibahas antibiotika yang sering Pemberian antibiotika dalam perawatan
digunakan secara sistemik dalam perawatan penyakit penyakit periodontal dapat dilakukan secara
periodontal. sistemik maupun lokal. Secara sistemik
pemberian antibiotika menguntungkan karena
melalui serum, obat didistribusikan ke seluruh
jaringan tubuh termasuk dalam poket.4
Antibiotika yang diberikan secara sistemik harus

15
Periodontic Journal, Vol 1. No.1 July-Dec 2009; 15-19

dapat mencapai daerah sasaran penyakit periodontal kemudian diulang pemberiannya pada bulan ke-1,
(pocket). Oleh karenanya antibiotika yang diberikan 2, 3, 6, 9 dan 12 dengan sebelumnya dilakukan
secara sistemik harus mempunyai konsentrasi yang perawatan mekanis, yaitu scaling dan polishing.
tinggi pada serum dan gingival crevicular fluid Setiap kontrol, penderita selalu diberi instruksi
(GCF) serta dapat dipertahankan kadarnya sehingga oral hygiene serta ditekankan melakukan kontrol
menghasilkan efek terapi yang diinginkan. 8 plak dengan baik. Setelah 1 tahun dilakukan
Pemberian antibiotika secara sistemik juga pemeriksaan, didapatkan penurunan kedalaman
menguntungkan bila dibandingkan dengan pemberian poket serta peningkatan level perlekatan jaringan
secara lokal. Melalui pemberian secara sistemik, yang signifikan dibandingkan sebelum dilakukan
bakteri pada sisi non dental (mukosa bukal, lidah, perawatan. Tinoco juga menyebutkan bahwa
gingiva dan tonsil) dapat dihambat perkembangannya 2μg/ml amoksisilin dapat membunuh 90% bakteri
serta dibunuh. Dengan demikian dapat mengurangi actinobacillus actinomycetemcomitans,
resiko penyakit kambuhan akibat migrasi bakteri ke sedangkan konsentrasi 3μg/ml dapat membunuh
dalam poket.9 100% bakteri tersebut.
Pemberian antibiotika secara sistemik juga Untuk meningkatkan efektifitas amoksisilin
mempunyai kerugian. Kerugian tersebut adalah terhadap bakteri periodontopatogen, banyak
kemungkinan timbulnya efek samping, diantaranya peneliti mengkaji kombinasi pemberian
pusing, jantung berdebar serta gangguan pada amoksisilin dengan asam klavulanat, maupun
gastrointestinal. Gangguan tersebut dapat bersifat amoksisilin dengan metronidazole. Gordon and
ringan maupun parah. Bahkan keparahan akibat efek Walker menyebutkan bahwa kombinasi
samping dapat melebihi penyakit yang dideritanya. amoksisilin dengan asam klavulanat
Kerugian lain adalah berhubungan dengan menghasilkan antibiotika yang potensial, karena
keseimbangan flora normal. Perawatan penyakit tahan terhadap enzim β-laktamase yang
dengan pemberian antibiotika secara sistemik, dihasilkan oleh bakteri.11
terutama yang berspektrum luas, dapat Sanctis et al.12 menyebutkan bahwa
mempengaruhi keseimbangan mikroorganisme di kombinasi amoksisilin dan asam klavulanat
tempat lain yang berakibat superinfeksi.2,3 (Augmentin) dengan dosis 375mg yang diberikan
selama 14 hari dapat mengurangi kedalaman
Penisilin poket, insiden perdarahan saat probing serta
Penisilin banyak dipakai, baik untuk penyakit meningkatkan terbentuknya perlekatan
infeksi dalam rongga mulut maupun penyakit infeksi periodontal setelah 1 (satu) tahun evaluasi.
pada bagian tubuh yang lain. Penisilin bersifat Seymour and Heasman4 menyebutkan
bakterisid dengan aktifitas kerja merusak dinding sel bahwa kombinasi amoksisilin dengan asam
bakteri. Penisilin dikenal sebagai first line antibiotic klavulanat maupun amoksisilin dengan
karena penisilin mempunyai kemampuan melawan metronidazole efektif melawan bakteri
sebagaian besar bakteri penyebab infeksi. Banyak actinobacillus actinomycetemcomitans yang
bakteri yang peka terhadap penisilin, kecuali bakteri banyak ditemukan pada juvenile periodontitis.
yang memproduksi enzim β-laktamase, karena cincin
β-laktam yang terdapat pada struktur kimia penisilin Metronidazole
dirusak oleh enzim tersebut sehingga penisilin Metronidazole adalah antibiotika sintetik
menjadi tidak aktif. Penisilin termasuk antibiotika yang berasal dari imidazole. Secara sistemik,
berspektrum luas. Penisilin efektif terhadap bakteri metronidazole dapat berpenetrasi dengan baik ke
penyebab periodontitis, yaitu golongan jaringan. Konsentrasinya ditemukan cukup tinggi
porphyromonas, fusobacterium maupun prevotella. pada GCF dan serum. 3,11
2,3
Pada mulanya metronidazole di bidang
Derivat penisilin yang banyak digunakan dalam kedokteran gigi digunakan sebagai antibiotika
perawatan penyakit periodontal adalah amoksisilin. pada perawatan ANUG (Acute Necrotizing
Amoksisilin merupakan antibiotika semi sintetik. Ulcerative Gingivitis), kemudian berkembang
Spektrum antibiotikanya lebih luas dibanding mengarah penggunaannya pada perawatan kasus-
penisilin, efektif terhadap bakteri gram positif dan kasus periodontal yang destruktif . 4
negatif. Amoksisilin bermanfaat sebagai antibiotika Metronidazole efektif terhadap bakteri
penunjang pada kasus refractory maupun juvenile anaerob, antara lain: bacteroides, porphyromonas
periodontitis. Dosis yang disarankan adalah 500mg gingivalis, prevotella intermedia dan
3x1 sehari selama 7 hari.1 fusobacterium nucleatum. Untuk bakteri
Tinoco et al.10 melaporkan hasil penelitian actinobacillus actinomycetemcomitans dan
tentang amoksisilin sistemik yang diberikan per oral eikenella corodens, metronidazole kurang
dengan dosis 500mg 3x sehari selama 8 hari pada efektif.11
kasus Localized Juvenile Periodontitis (LJP). Loesche et al.6 melaporkan hasil
Amoksisilin dosis tersebut diberikan pada awal penelitiannya pada pasien adult periodontitis,
perawatan setelah scaling dan root planing, yang dirawat dengan metronidazole secara

16
Periodontic Journal, Vol 1. No.1 July-Dec 2009; 15-19

sistemik dengan pemberian per oral dosis 250mg 3x1 Scopp (1994) melaporkan hasil studi kasus
sehari selama 7 hari mengikuti perawatan scaling dan terhadap penderita laki-laki usia 30 tahun dengan
root planing. Evaluasi pada minggu ke-15 sampai localized juvenile periodontitis yang dirawat
minggu ke-30 menunjukkan penurunan kedalaman menggunakan tetrasiklin 250mg 4x1 sehari
poket yang berbeda bermakna dibandingkan kondisi selama 2 minggu, kemudian setelahnya diikuti
sebelum perawatan. dosis tunggal 250mg selama 1 tahun. Evaluasi
Loesche et al.6 juga melaporkan hasil selama 1 tahun didapatkan hasil tidak ada
penelitiannya tentang tingkat keperluan terhadap pembengkakan yang sebelumnya bersifat
perawatan bedah pada pasien dengan adult kambuhan setiap 1 bulan sekali. Pemeriksaan
periodontitis. Semua pasien diberi metronidazole per jaringan rongga mulut tidak ada kelainan, kecuali
oral 250mg 3x1 sehari selama 7 hari. Kemudian karies tahap awal pada beberapa gigi. Secara
dilakukan evaluasi dalam selang waktu setiap 3 bulan umum gingiva normal, 90% permukaan gigi
selama 2 tahun. Setiap evaluasi dilakukan scaling dan bebas plak, tidak ada kegoyangan. Rata-rata
root planing disertai pemberian metronidazole kedalaman poket 1-3 mm, kecuali pada molar
250mg 3x1 sehari selama 7 hari. Hasil yang didapat pertama atas dan bawah + 8 mm, hal ini diduga
adalah rata-rata 5 (lima) gigi setiap pasien tidak lagi merupakan ciri khas LJP.
memerlukan perawatan bedah. Pemeriksaan Tetrasiklin yang diberikan secara sistemik
mikrobiologi ditemukan sedikit bakteri, antara lain dapat terikat pada permukaan akar dan dilepaskan
golongan spirochaeta. sedikit demi sedikit dalam bentuk aktif selama
Efek samping metronidazole terutama pada jangka waktu tertentu.11 Efek samping yang
saluran pencernaan. Disamping itu pernah pula ditimbulkan dengan pemberian tetrasiklin secara
dilaporkan adanya keluhan pusing, kulit kemerahan sistemik adalah staining pada gigi dan hipoplasi
serta depresi pada penggunaan metronidazole secara enamel.9
sistemik. Urin berwarna merah kecoklatan pernah
pula dilaporkan pada penggunaan metronidazole Klindamisin
jangka panjang .2 Klindamisin merupakan derivat linkomisin,
termasuk antibiotika bakteriostatik dengan
Tetrasiklin aktifitas kerja menghambat sintesa protein
Tetrasiklin populer pada tahun 1970an sebagai bakteri. Klindamisin mempunyai aktifitas
antibiotika spektrum luas dengan toksisitas rendah. penetrasi yang baik ke jaringan lunak dan keras.
Tetrasiklin menghambat multiplikasi sel dengan cara Klindamisin efektif terhadap bakteri stric
menghambat sintesa protein tetapi tidak anaerob yang memproduksi enzim β-laktamase,
membunuhnya, oleh karena itu tetrasiklin disebut antara lain pigmented dan non-pigmented
sebagai antibiotika bakteriostatik. Tetrasiklin prevotella.3,15
merupakan antibiotika yang telah lama digunakan, Menurut Goodman and Gillman’s,2
generasi baru dari golongan ini antara lain adalah klindamisin berpotensi meningkatkan daya tahan
minosiklin, doksisiklin dan demeklosiklin.3 tubuh serta menghambat transmisi
Tetrasiklin mampu menghambat kerja enzim neuromuskuler, sehingga dapat membantu
kolagenase yang dihasilkan oleh bakteri, oleh karena mengurangi rasa sakit. Efek samping klindamisin
itu tetrasiklin disebut sebagai antibiotika yang antara lain: mual, pusing, diare, serta yang perlu
bersifat anti kolagenolitik. Sifat ini menguntungkan diwaspadai adalah timbulnya colitis
jaringan periodontal karena menghambat kerusakan pseudomembran.
yang terjadi pada penyakit periodontal.9 Pada umumnya klindamisin secara sistemik
Tetrasiklin efektif terhadap bakteri digunakan pada perawatan penyakit periodontal
actinobacillus actinomycetemcomitans yang banyak khususnya refractory adult periodontitis. Menurut
ditemukan pada kasus juvenile periodontitis. Kuriyama et al.,15 klindamisin digunakan pada
Tetrasiklin tidak efektif terhadap subspesies bakteri perawatan penyakit periodontal yang bersifat
capnocytophaga dan eikenella corrodens, walaupun kambuhan, terutama bila perawatan secara
kedua macam bakteri tersebut banyak pula ditemukan mekanis maupun perawatan dengan antibiotika
dalam poket periodontal.13 yang lain (penisilin dan tetrasiklin) tidak
Olsvik14 mengemukakan bahwa scaling dan menunjukkan keberhasilan.
root planing saja tidak cukup untuk menghilangkan Mombelli and Winkelhoff 9 menyebutkan
bakteri actinobacillus actinomycetemcomitans pada bahwa supurasi, kedalaman poket, kehilangan
kasus localized juvenile periodontitis. Untuk itu perlu perlekatan jaringan periodontal serta bleeding on
pemberian tetrasiklin sistemik yang diberikan per probing dapat berkurang secara signifikan pada
oral dengan dosis 250mg 4x sehari selama 2-3 pasien-pasien yang dirawat kombinasi antara
minggu. Gordon and Walker (1993) menyatakan perawatan mekanis dengan klindamisin 150mg 3x
bahwa pemberian tetrasiklin dalam jangka waktu sehari selama 7 (tujuh) hari. Rata-rata aktifitas
yang lama diperlukan untuk menekan pertumbuhan penyakit setiap sisi setiap pasien menurun dari
bakteri dalam poket. 10% menjadi 0,5% setelah 1 tahun evaluasi.

17
Periodontic Journal, Vol 1. No.1 July-Dec 2009; 15-19

Mombelli and Winkelhoff9 melaporkan hasil banyak digunakan dalam perawatan penyakit
penelitiannya tentang efektifitas klindamisin terhadap periodontal terutama yang didominasi oleh
bakteri dalam poket. Evaluasi setelah 1 minggu bakteri anaerob gram negatif bentuk batang.
pemberian klindamisin 150mg 3x sehari selama 5 Bakteri tersebut adalah bacteroides spp dan
(lima) hari efektif mengurangi jumlah bakteri fusobacterium spp yang banyak ditemukan pada
porphyromonas gingivalis, fusobacterium nucleatum adult periodontitis.4
dan golongan spirochaeta, serta dapat mengurangi Kombinasi metronidazole dan amoksisilin
skor gingival index secara signifikan tanpa dilakukan (Augmentin) efektif membunuh bakteri
perawatan mekanis. actinobacillus actinomycetemcomitans, sehingga
banyak peneliti melaporkan metronidazole efektif
PEMBAHASAN digunakan dalam perawatan adult periodontitis
Konsep pemberian antibiotika secara sistemik dan juvenile periodontitis. 6,11
dalam perawatan penyakit periodontal dilandasi teori Efek samping metronidazole yang diberikan
bahwa konsentrasi obat antibiotika pada poket secara sistemik antara lain: gangguan pada
periodontal mampu membunuh bakteri spesifik yang saluran cerna, pusing, urtikaria, mulut terasa
dianggap sebagai penyebabnya. Pertimbangan lain kering dan kandidiasis.3
adalah bahwa perawatan mekanis saja tidak cukup Meskipun amoksisilin, tetrasiklin dan
untuk menghilangkan bakteri yang berada pada dasar metronidazole diyakini oleh beberapa peneliti
poket, epitel gingiva dan sementum.16 efektif terhadap bakteri penyebab periodontitis,
Perawatan penyakit periodontal dengan tetapi kenyataan secara klinis perawatan dengan
pemberian antibiotika secara sistemik juga pemberian antibiotika tersebut belum tentu
berdasarkan tipe dan keparahan penyakit periodontal. memberikan hasil yang memuaskan walaupun
Hal ini berhubungan dengan macam dan jumlah telah dikombinasikan dengan perawatan mekanis.
mikroorganisme penyebab infeksi. Mikroorganisme Ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Kuriyama
yang sering ditemukan dalam poket periodontal et al.,15 bahwa penyakit periodontal tipe
dalam jumlah yang cukup banyak adalah: refractory adult periodontitis (RAP) yang telah
porphyromonas gingivalis, prevotella intermedia, dirawat dengan pemberian amoksisilin, tetrasiklin
actinobacillus actinomycetemcomitans, dan metronidazole ternyata memberikan hasil
fusobacterium nucleatum dan eikenella corrodens.4 yang kurang memuaskan.
Bakteri-bakteri tersebut mendominasi penyakit Penyebab yang telah diteliti adalah adanya
periodontal tertentu. Misalnya actinobacillus porphyromonas gingivalis dan prevotella
actinomycetemcomitans mendominasi pada penyakit intermedia pada RAP yang diketahui
periodontal tipe adult periodontitis.15 menghasilkan enzimβ-laktamase.15 Enzim ini
Berbagai data penelitian menyebutkan bahwa menurunkan aktifitas tetrasiklin dan amoksisilin
tetrasiklin merupakan drug of choice pada adult sehingga tidak bekerja efektif membunuh bakteri.
periodontitis yang banyak didominasi oleh bakteri Disamping alasan tersebut, amoksisilin dan
actinobacillus actinomycetemcomitans.4 Efek tetrasiklin pada berbagai penelitian disebutkan
bakteriostatik tetrasiklin dapat ditingkatkan menjadi kurang efektif terhadap bakteri anaerob.4,11
bakterisid dengan meningkatkan dosis. Oleh karena Sedangkan metronidazole walaupun efektif
itu konsentrasi tinggi tetrasiklin dapat merusak terhadap bakteri anaerob, tetapi karena penyebab
membran sitoplasma bakteri sehingga bakteri RAP tidak hanya bakteri anaerob saja, maka
mengalami kematian.3 keberhasilan perawatan juga belum optimal.
Pemberian tetrasiklin secara sistemik efektif Antibiotika yang diyakini efektif untuk
untuk membunuh bakteri dalam poket. Seperti yang perawatan RAP adalah klindamisin. Klindamisin
disebutkan oleh Walker17 tetrasiklin yang diberikan merupakan drug of choice untuk perawatan
secara sistemik mempunyai kadar pada GCF 2-4 kali penyakit periodontal apabila amoksisilin dan
lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi dalam tetrasiklin diduga telah resisten.15
darah. Hal ini berarti bahwa tetrasiklin yang Klindamisin efektif terhadap bakteri
diberikan secara sistemikmampu untuk membunuh porphyromonas gingivalis dan prevotella
bakteri dalam poket. intermedia yang bersifat anaerob. Klindamisin
Keuntungan inilah yang membuat tetrasiklin tahan terhadap enzim β-laktamase yang
sampai sekarang masih banyak digunakan dalam dihasilkan oleh bakteri tersebut, sehingga efektif
perawatan penyakit periodontal, walaupun efek bekerja membunuh bakteri dalam poket
samping yang ditimbulkan juga tidak boleh periodontal pada RAP.15,17,18
dikesampingkan. Mombelli and Winkelhoff9 Dari berbagai hasil penelitian yang telah
meyebutkan bahwa efek samping tetrasiklin dapat dilaporkan nampak bahwa setiap antibiotika
berupa staining pada gigi dan hipoplasi enamel. mempunyai efektifitas terhadap kuman yang
Disamping tetrasiklin, antibiotika lain yang berbeda. Antibiotika yang tepat untuk salah satu
diakui sebagai drug of choice untuk penyakit jenis tipe penyakit periodontal belum tentu tepat
periodontal adalah metronidazole. Metronidazole untuk penyakit periodontal yang lain. Hal ini erat

18
Periodontic Journal, Vol 1. No.1 July-Dec 2009; 15-19

hubungannya dengan bakteri penyebab. Setiap tipe 7. Van Winkelhoff AJ, Rams TE, Slots J.
penyakit periodontal mempunyai bakteri penyebab Systemic antibiotic therapy in periodontics.
yang mendominasi berbeda. Periodontology 2000. Copenhagen:
Walaupun pemberian antibiotika secara sistemik Munksgaard; 1996. pp 47,51,57,60.
untuk perawatan penyakit periodontal memberikan 8. Christensen GJ. Adjuntive periodontal
keberhasilan yang memadai. Namun bukan berarti theraphy. J Am Dent Assoc 1999;30: 869-71.
merupakan perawatan tanpa kekurangan. Kekurangan 9. Mombelli AW, Winkelhoff AJ. The Systemic
pemberian secara sistemik adalah timbulnya efek Use of Antibiotics in Periodontal Therapy.
samping serta resistensi kuman terutama untuk Proceedings of The 2nd European Workshop
antibiotika berspektrum luas. on. 1997.
Kenyataan klinis membuktikan bahwa dasar 10. Tinoco EM., Preus HR, Gjermo P, Bellini
pemberian antibiotika lebih berpedoman pada data HT. Actinobacillus actinomycetemcomitans
hasil penelitian dari pada pemeriksaan mikrobiologi and Localized Juvenile Periodontites in a
terhadap bakteri penyebab penyakit setiap penderita. disadvantaged Brazilian populetion. A
Kecenderungan inilah yang dapat menimbulkan clinical, microbiologic and immunologic
resistensi kuman pada penderita yang dirawat dengan study. J Periodontol 1998; 69:12:1355-63.
pemberian antibiotika secara sistemik. 11. Gordon JM, Walker CBJ.. Current status of
Pemberian antibiotika secara sistemik tanpa antibiotic usage in destructive periodontal
diawali pemeriksaan mikrobiologi terhadap disease. J Periodontol 1993;64: 760–71.
mikroorganisme penyebab cenderung menimbulkan 12. Sanctis MD, Zucchelli G, Clauser C.
resistensi. Tes kepekaan kuman sangat diperlukan Bacterial colonization of barrier material and
terutama terhadap komposisi kuman yang sangat periodontal regeneration. J Clin Periodontol
bervariasi. Pernyataan ini sesuai kondisi dalam 1996;23(11): 1039-46.
pocket periodontal yang multibakterial. Ketepatan 13. Haffajee AD, Socransky SS. 1994. Microbial
diagnosa juga sangat menentukan. Ketepatan etiological agents of destructive periodontal
diagnosa yang ditunjang pemeriksaan mikrobiologi diseases. Periodontol 2000;6(5): 78–111.
untuk menetapkan jenis mikroorganisme penyebab 14. Olsvik B, Hansen BF, Tenover FC, Olsen I..
merupakan hal yang penting. Ketepatan diagnosa ini Tetracycline-resistant micro-organisms
berhubungan dengan jenis, dosis dan cara pemberian recovered from patients with refractory
obat yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan periodontal disease. J Clin Periodontol
perawatan.2,3,7,9 1995;22(5 ):391 – 96.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan 15. Kuriyama T, Karasawa T, Nakagawa K,
bahwa pemberian antibiotika secara sistemik untuk Saiki Y, Yamamoto E, Nakamura S.
menunjang perawatan mekanis dalam perawatan Bacteriologic features and antimicrobial
penyakit periodontal memberikan hasil yang baik. susceptibility in isolates from orofacial
Setiap golongan antibiotika mempunyai spesifikasi odontogenic infections. Osomop 2000;90: 5:
pada kasus tertentu sesuai dominasi bakteri penyebab 600-7.
penyakit periodontal. 16. Scopp IW, Froum SJ, Sullivan M,
Kazandijan G, Wank D, Fine A. Local
DAFTAR PUSTAKA chemotherapeutics as an adjunct to scaling
and root planing. J Periodontol 1994;65:685-
1. Newman MG, Takei H, Carranza FA. Clinical 91.
periodontology. 9th ed. Philadelphia - London - 17. Walker CB. The acquisition of antibiotic
New York: WB Saunders Co; 2002. resistance in the periodontal microflora.
2. Goodman and Gillman’s. The pharmacological Periodontology 2000. Copenhagen:
basic of therapeutics. 10th ed. New York: Munksgaard; 1996.pp. 79-81.
McGraw-Hill; 2001. pp. 1256-8. 18. Manson JD, Elley BM.. Outline of
3. Katzung BG. Basic and clinical pharmacology. periodontic. 4th ed. 2000.p. 89.
7thed. California: Med.Publ; 2001.pp 749-51.
4. Seymour RA, Heasman PA. Pharmacological
control of periodontal disease II. Antimicrobial
agents. J of Dent 1995; 23 (1): 5-11.
5. Brook I. Microbiology and management of
periodontal infections. Gen Dent 2003; 51(5):
424-8.
6. Loesche WJ, Giordano JR, Hujoel P, Scwarcz J,
Smith BA. Metronidazole in periodontitis
reduced need for surgery. J Clin Periodonto
1992; 19: 103 -12.

19

Anda mungkin juga menyukai

  • Herpes
    Herpes
    Dokumen19 halaman
    Herpes
    Cassandra Pramudita Sudiro
    100% (2)
  • Komplikasi Pencabutan Gigi
    Komplikasi Pencabutan Gigi
    Dokumen12 halaman
    Komplikasi Pencabutan Gigi
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Fissure Sealant, PPT
    Fissure Sealant, PPT
    Dokumen20 halaman
    Fissure Sealant, PPT
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Sifilis
    Sifilis
    Dokumen22 halaman
    Sifilis
    Cassandra Pramudita Sudiro
    100% (2)
  • Obat Analgesik - Antipiretik
    Obat Analgesik - Antipiretik
    Dokumen46 halaman
    Obat Analgesik - Antipiretik
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Kondiloma
    Kondiloma
    Dokumen14 halaman
    Kondiloma
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Diastema Sentral
    Diastema Sentral
    Dokumen37 halaman
    Diastema Sentral
    Cassandra Pramudita Sudiro
    0% (1)
  • Pulp Therapy I
    Pulp Therapy I
    Dokumen82 halaman
    Pulp Therapy I
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Splinting
    Splinting
    Dokumen31 halaman
    Splinting
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Bedah Periodontal
    Bedah Periodontal
    Dokumen44 halaman
    Bedah Periodontal
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Mikrobiologi Endo
    Mikrobiologi Endo
    Dokumen26 halaman
    Mikrobiologi Endo
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Pola Erupsi Gigi Permanen Ditinjau Dari Usia Kronologis
    Pola Erupsi Gigi Permanen Ditinjau Dari Usia Kronologis
    Dokumen51 halaman
    Pola Erupsi Gigi Permanen Ditinjau Dari Usia Kronologis
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Critical Appraisal
    Critical Appraisal
    Dokumen35 halaman
    Critical Appraisal
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • TMJ
    TMJ
    Dokumen21 halaman
    TMJ
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Evidence Based Dentistry
    Evidence Based Dentistry
    Dokumen37 halaman
    Evidence Based Dentistry
    Cassandra Pramudita Sudiro
    100% (2)
  • Kondiloma
    Kondiloma
    Dokumen14 halaman
    Kondiloma
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Kondiloma
    Kondiloma
    Dokumen14 halaman
    Kondiloma
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • TMJ
    TMJ
    Dokumen21 halaman
    TMJ
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Odontogenik
    Infeksi Odontogenik
    Dokumen14 halaman
    Infeksi Odontogenik
    Cassandra Pramudita Sudiro
    Belum ada peringkat