Askep HIV-AIDS Bu Pira Kel 4
Askep HIV-AIDS Bu Pira Kel 4
Dosen Pengampu:
Ns. Pira Prahmawati, S.Kep, MKes
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
1. A.C Aldo Setiawan (142012018001)
2. M. Valid Aziz A. (142012018018)
3. Maya Safira (142012018021)
4. Rahma Isti Mahfuza (142012018031)
5. Rika Asmita (142012018034)
6. Siti Munawaroh (142012018038)
3.1 Pengkajian
Anamnese
1. Biodata
Dapat terjadi pada semua umur, namun pada herpes simpleks sering terjadi pada
remaja dan dewasa muda dan pada herpes zoster sering terjadi pada usia dewasa dari
pada anak-anak. Jenis kelamin ; dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pekerjaan pada
herpes simpleks berisiko tinggi pada penjajak seks komersial.
2. Keluhan utama
Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan
kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Kembangkan pola PQRST pada setiap keluhan klien. Pada beberapa kasus,
timbul lesi/vesikel perkelompok pada penderita yang mengalami demam atau
penyakit yang disertai peningkatan suhu tubuh atau pada penderita yang mengalami
trauma fisik maupun psikis. Penderita mengalami nyeri yang hebat, terutama pada
area kulit yang mengalami peradangan berat dan vesikulasi yang hebat.
b. Riwayat penyakit dahulu
Sering terjadi pada orang yang pernah mengalami penyakit herpes atau
memiliki riwayat penyakit seperti ini. Terjadi juga pada pasien denagan penurunan
sistem kekebalan tubuh (HIV/AIDS) sebagai komplikasi.
c. Riwayat keluarga
Ada anggota keluarga atau teman dekat yang terinfeksi virus herpes.
d. Riwayat psikososial
Biasanya mengalami gangguan konsep diri karena adanya lesi pada kulit
terutama pada muka yang dapat diluihat orang. Hal ini meliputi perubahan citra
tubuh, ideal diri, harga diri, penampilan peran, atau identitas diri. Reaksi yang
mungkin timbul adalah :
Menolak untuk menyentuh atau melihat salah satu bagian tubuh
Menarik diri dari kontak sosial
Kemampuan untuk mengurus diri berkurang
e. Pola kehidupan
1) Aktivitas dan istirahat
Klien merasa cemas, tidak bisa tidur karena gatal dan nyeri.
2) Nutrisi dan metabolik
Penurunan nafsu makan, anoreksia
3) Eliminasi
Terjadi gangguan BAB dan BAK pada herpes simpleks genetalis.
4) Psikoseksual
sering terjadi pada seseorang yang terbiasa menggunakan alat secara
bersama-sama atau klien yang mempunyai kebiasaan melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan.
5) Aktivitas dan latihan
Terjadi penurunan aktivitas karena nyeri dan gatal
6) Hubungan dan peran sosial
Penurunan psikologis, isolasi adanya karena gangguan citra tubuh.
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi, dan daya tahan tubuh
klien
2. TTV : secara umum mengalami peningkatan TTV , pada kondisi awal atau saat
peradangan dapat terjadi peningkatan suhu tubuh atau demam.
3. Fokus Pengkajian pada Pemeriksaan head to toe
a) General survey
b) Intugumen : adanya vesikel-vesikel berkelompok yang nyeri, edema disekitar lesi,
dapat pula timbul ulkus, pada infeksi sekunder. Juga dapat timbul diaforesis.
c) Kepala : mata ; dikaji adanya vesikel atau tida, tidak ada masa, nyeri tekan, dan
penurunan penglhatan. Hidung ; tidak ada sekret, tidak ada lesi. Telinga ; tidak
ada edema, tidak ada nyeri tekan .
d) Leher : trakea simetris, pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis (-), tidak
ada nyeri tekan.
e) Thoraks : bentuk; simetris, pernafasan; reguler, tidak ada otot bantu nafas,
f) Abdomen : bentuk; simetris, tidak ada benjoan, tidak nyeri tekan, tidak ada
pembesaran hepar. Perkusi; suara timpani.
g) Genetalia : Pria ; daerah yang perlu diperhatikan adalah gland penis, batang penis,
uretra, dan daerah anus. Wanita ; daerah yang per lu diperhatikan adalah labia
mayora dan minora, klitoris, introitus vaginalis, dan serviks. Jika timbul lesi maka
harus dicatat jenis, bentuk, ukuran,/luas, warna, dan keadaan lesi.
h) Ekstremitas : tidak ada luka dan spasme otot.
7. Pengkajian nyeri
Pada pengkaijan nyeri dapat ditemukan perilaku menangis, merintih, atau marah.
Dilakukan pengukurang nyeri dengan menggunakan skala nyeri.
Pemeriksaan diagnostik
1. Biopsy kulit dari vesikel karena virus yang khas akan menunjukkan : lesi
inta epidermal atau di dermis tengah sampai atas, degerasi hidropik dari
sel-sel raksasa karena virus besar dan berinti banyak
2. Suatu preparat apus sitologi dari vesikula, tujuannya mencari sel-sel
raksasa
3. Virus bisa dibiakkan dengan mudah dan cepat dari cairan vesikula (48
jam)
4. Titer antibody pentral akan meningkat sesuadah minggu pertama dari
infeksi primer dan mencapai puncak dalam 2-3 minggu.
A. Pengkajian
Tanggal MRS : 10-05-15
Sumber informasi : Klien dan Keluarga
Ruang / kelas : Cendrawasih / I
Tgl Pengkajian : 10-05-15
Dx Medis : Herpes Simplex
1. Identitas
Nama : Ny. R
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Gorontalo/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : Desa Tenggela, Telaga, Gorontalo
Keluhan Utama : Gatal dan nyeri pada daerah kemaluan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelumnya Ny. R mengalami gatal-gatal selama 4 hari. Ny. R
mengeluh nyeri di daerah genetalia berwarna kemerahan pada kulit
kemudian di ikuti gelembung gelembung berisi cairan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini,
pasien juga tidak memiliki alergi. Jika merasa gatal biasanya diolesi
minyak kayu putih bisa hilang dengan sendirinya.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Suami pernah terkena herpes simpleks sebelumnya, tapi herpes
menyerang daerah genetalia dan sekitarnya. Dua minggu yang lalu
penyakitnya kambuh tapi sekarang sudah sembuh.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan TTV
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Suhu : 38,6 0 C
b. Pemeriksaan B1 – B6
B1 ( Breathing )
Paru – paru
Inspeksi : Simetris, statis, dinamis
Palpasi : Sterm fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan ( - )
B2 ( Blood )
Jantung
Inspeksi : Simetris, statis, dinamis
Palpasi : Teraba normal
Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : Normal (S1 S2 tunggal)
B3 ( Brain )
Kesadaran composmentis (GCS : 4-5-6)
B4 ( Bladder )
BAK tidak menentu, tidak ada nyeri tekan di area bladder. adanya
lepuhan yang bergerombol dan dikelilingi oleh daerah kemerahan
membentuk sebuah gelembung cair pada daerah kemaluan.
B5 ( Bowel )
Nafsu makan agak menurun, tetapi porsi makanan tetap habis.
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, tidak ada massa
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus ( + )
B6 ( Bone )
Tidak ditemukan lesi atau odem pada ekstrimitas atas maupun
bawah. Kulit lembab, turgor baik, tidak terdapat pitting edema, warna
kulit sawo matang, tidak ada hiperpigmentasi.
6. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka segera
dibawa tempat pelayanan kesehatan terdekat baik itu poliklinik
maupun dokter.
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi sedang 3 x sehari (porsi
makan +/- 7-8 sendok makan) ditambah makanan ringan serta minum
8 gelas/ hari (1500ml/hari). Namun saat sakit nafsu makan pasien
berkurang, tetapi tidak sampai kehilangan nafsu makan. Di rumah
sakit pasien masih dapat menghabiskan porsi makannya.
c. Pola Eliminasi
Untuk BAK pasien mengalami gangguan selama sakitnya,
walaupun pasien tetap kencing dengan frekuensi seperti biasanya,
tetapi pasien merasa nyeri saat berkemih.
d. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dengan kebiasaan
tidurnya yaitu 6- 8 jam/ hari. Ketika sakit pasien kadang mengeluh
kesulitan untuk tidur karena merasakan nyeri dan gatal pada daerah
tubuh teutama kulit
e. Pola Persepsi Dan Kognitif
Pasien tidak mengalami disorientasi tempat dan waktu. Semua
alat indera pasien masih berfungsi dalam batas normal.
f. Pola Aktivitas
Pasien mampu beraktivitas seperti biasanya, tapi agak
mengurangi aktivitasnya karena pasien merasakan nyeri saat berjalan.
g. Pola Persepsi Diri dan Konsep Diri
Pasien kurang tahu kondisi penyakitnya saat ini tetapi akan
berusaha menerima segala kondisinya saat ini.
h. Pola Peran Dan Hubungan
Pasien agak risih dengan keadaannya saat ini. Terutama hubungan
dengan sang suami.
i. Pola Seksualitas dan Reproduksi
Pasien berjenis kelamin perempuan, sudah menikah dan
mempunyai seorang anak. Selama sakit pola seksualitas terganggu.
j. Pola Koping dan Toleransi Stress
Pasien merasa yakin bahwa suatu saat penyakitnya akan sembuh,
tetapi harus memerlukan suatu usaha dan tak lupa untuk terus berdoa.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan/ Agama
Pasien masih menjalankan ibadah rutin.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agent cedera biologis
2. Hipertermi b.d proses penyakit
3. Kerusakan Integritas Kulit b.d faktor mekanik
C. Rencana Keperawatan