Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Objek Penelitian

Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah nilai perusahaan sebagai

variabel dependen, sedangkan variabel independenya yaitu kebijakan deviden.

Untuk memperkuat penelitian digunakan variabel kontrol yaitu perilaku

oportunistik manajerial, ukuran perusahaan, free cash flow dan invesment

opportunity set.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Menurut buku Metode Penelitian oleh Sugiyono (2012 :119) Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang tercatatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

mulai tahun 2010- 2015 yang telah menerbitkan laporan keuangan perusahaan.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010:120). Pengambilan sampel menggunakan

teknik purposive sampling yaitu tekik penarikan sampel secara tidak acak, tetapi

berdasarkan pertimbangan tertentu, sesuai tujuan penelitian (Nur Indrianto dan

Bambang Supomo, 2002:120). Kriteria dalam pengambilan sampel ini meliputi:

45
46

1. Perusahaan manufaktur yang sudah go publicatau terdaftar di Bursa Efek

Indonesia 2010 - 2014

2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember

untuk tahun buku 2010 sampai dengan tahun buku 2014

3. Perusahaan tersebut membagikan dividen yang dapat diukur dengan dividend

payout ratio;

4. Perusahaan tersebut mempunyai informasi yang berkaitan dengan berbagai

pengukuran variabelnilai perusahaan yang diproksi dengan Tobin,s q.

Tabel 4.1
KriteriaSampelPenelitian
No. KriteriaSampel Jumlah
1. Jumalah seluruh perusahaan yang terdaftar di 532
Bursa Efek Indonesia 2010-2014
2. Perusahaan manufaktur yang sudah go 144
publicatau terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2010-2014
3. Perusahaan tersebut mempublikasikan 144
laporan keuangan secara berkelanjutan
selama 2010- 2014.
4. Perusahaan tersebut membagikan dividen 30
yang dapat diukur dengan dividend payout
ratio;
5. Perusahaan tersebut mempunyai informasi 30
yang berkaitan dengan berbagai pengukuran
variabelnilai perusahaan yang diproksi
dengan Tobin,s. q

Berdasarkan kriteria sampel diatas maka perusahaan manufaktur yang


dapat dijadikansampel, yakni:
47

Tabel 4.2
DaftarPerusahaan Manufaktur yang Menjadi SampelPenelitian
No. Kode
Nama Perusahaan
Perusahaan
1. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
2. ASII Astra Internasional Tbk.
3. AUTO Astra OtopartsTbk
4. BATA Sepatu Bata Tbk.
5. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
6. DLTA Delta Djakarta Tbk.
7. DVLA Dalya- Varia Laboratoria Tbk.
8. EKAD EkadharnaInternasionalTbk.
9. GDYR Goodyear Indonesia Tbk.
10. GGRM Gudang Garam Tbk.
11. GJTL Gajah Tunggal Tbk.
12. HMSP HM Sampoerna Tbk.
13. IKBI Sumi Indo Kabel Tbk.
14. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
15. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
16. LION Lion Metal Works Tbk.
17. LMSH Lion Mesh Prima Tbk.
18. MERK Merck Tbk.
19. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
20. MYOR Multi Bintang Indonesia Tbk.
21. SCCO Supreme Calbe Manufacturing Corporation Tbk.
22. SMSM Supreme Calbe Manufacturing Corporation Tbk.
23. SOBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.
24. TCID Selamat Sempurna Tbk.
25. TKIM Pabrik kertas Tjiwi Kimia Tbk.
26. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.
27. TRST Trias Sentosa Tbk.
28. TSPC Tempo Scan Pasific Tbk.
29. UNIC Unggul Indah cahaya Tbk.
30. UNVR Unilever Indonesia Tbk.

4.4 Jenis dan Sumber Data

Sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono dalam Mc. Leod (1995) dan

Umar (2011), data dari sudut pandang ilmu sistem informasi sebagai fakta-fakta

maupun angka-angka yang secara relatif berarti bagi pemakainya.


48

4.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

yaitu berupa angka-angka berupa nilai perusahaan, deviden payout ratio, free cash

flow, invesment opportunity set, perilaku oportunistik, ukuran perusahaan, dan

kepemilikan institusional dari masing- masing perusahaan yang diteliti.

4.3.2. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data

sekunder adalah data penelitian yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara. Penelitian ini data bersumber dari Pusat Informasi Pasar

Modal di Jakarta serta sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Metode dokumentasi yaitu suatu proses pencatatan dan perekaman data yang

berhubungan dengan manfaat penelitian, yaitu meliputi data laporan

keuangan yang diperoleh dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id berupa

laporan keuangan dan sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.

2. Studi pustaka, yaitu penggunaan jurnal dan literatur yang berhubungan

dengan permasalahan penelitian sehingga dapat dipergunakan sebagai

referensi

4.6 Teknik Analisis Data

4.5.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variable terikat dan variable bebas, keduanya mempunyai distribusi normal atau
49

tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

normal. Uji ini dilakukan dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal atau grafik. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,

2005). Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan

analisis statistik.

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan

distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat

histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang

kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai

berikut:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas.


50

2. Analisis Statistik

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis

statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov test (K-S).

Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

Ho = Data residual terdistribusi normal

Ha = Data residual tidak terdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka Ho

ditolak, yang berarti data terdistibusi tidak normal.

b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik maka Ho

diterima, yang berarti data terdistibusi normal.

4.5.2. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005) uji ini bertujuan menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi

yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi. Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari

tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat

disimpulkan:

a. Jika nilai tolerance> 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model

regresi.
51

b. Jika nilai tolerance< 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan

bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan

menggunakan uji Glejser.

Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser

dilakukan sebagai berikut:

1. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan statistik,

yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas.

2. Apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data

empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan

kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi.

Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-

Watson (DW test) (Ghozali, 2005).

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai

berikut:
52

a. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4–du)

maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi.

b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka

koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti

ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4-

dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Akan tetapi uji Durbin-Watson memiliki kelemahan jika jumlah datanya

besar. Menurut Ghozali (2005), untuk sampel besar diatas 100 observasi, lebih

tepat dengan menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM). Uji LM akan

menghasilkan statistic Breusch-Godfrey (BG). BG test dilakukan dengan

meregresi variable pengganggu (residual) Ut menggunakan autoregressive model

dengan orde p dengan rumus sebagai berikut:

Ut = ρ1Ut-1 + ρ2Ut-2 + ......... + ρpUt-p + ε

4.5.3. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang

persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

dimana :

Y = Nilai Perusahaan (Tobin’s q)


a = konstanta
X1 = Devidend Payout Ratio (DPR)
X2 = Perilaku Oportunistik Manajerial
X3 = Ukuran Perusahaan (SIZE)
53

X4 = Free Cash Flow(CFC)


X5 = Invesment Opportunity Set (IOS)
b1,... bn = Koefisien regresi
e = error term
Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis,

mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika

koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah

antara variabel independen dengan variabel dependen, setiap kenaikan nilai

variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen. Demikian

pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan

adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel independen akan

mengakibatkan penurunan nilai variabel dependen.

4.5.4. Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur

dari goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai

statistik t, nilai statistik F, dan nilai koefisien determinansi (R 2). Perhitungan

statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada

dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak

signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.

1. Uji secara parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel- variabel bebas secara

parsial terhadap variabel terikat (Dahmodar Gujarati dan Sumarno Zain,

1998:126), dengan rumus:


54

Dimana:

Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan ttabel dan tingkat signifikan 95%

(α = 0,05). Bila thitung>ttabel atau nilai signifikan <α = 0,05 berarti variabel bebas

mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel tidak bebas dan bila nilai

thitung<ttabelatau nilai signifikansi >α = 0,05 berarti variabel bebas tidak mempunyai

pengaruh secara parsial terhadap variabel tidak bebas.

H0 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial dari variabel bebas

(X1,........Xn) terhadap variabel terikat (Y)

H1 : Terdapat pengaruh secara parsial dari variabel bebas (X 1,........Xn)

terhadap variabel terikat (Y)

2. Uji R2

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien

determinasi dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1995):

Nilai koefisien determinansi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2005). Nilai yang mendekati 1 (satu)

berarti variabel–variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

4.6 Definisi Operasional Variabel


55

Agar penelitian ini dapat menarik kesimpulan yang teruji dan sesuai

dengan teori, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari

suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian.

Secara lebih rinci, operasionalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut:

a. Nilai Perusahaan (Tobin’s q)

Nilai perusahaan merupakan suatu konsep yang menunjukan estimasi

pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap investasi

inkremental (Copeland, 2002; dan Lindenberg dan Ross, 1981).

Nilai perusahaan adalah merupakan persepsi investor terhadap perusahaan

yang selalu dikaitkan dengan harga saham.

Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan menggunakan

Tobin’s q.Tobin’s qadalah salah satu proksi untuk rasio pengukuran nilai pasar

perusahaan. Q didefinisikan rasio perbandingan antara nilai pasar asset

perusahaan terhadap nilai buku perusahaan. James Tobin, ( 1918).

Rumusnya:

Dimana:

MVE = Market Value of Equity


TA = Total Assets
DEBT = (Current Liabilities –Current Assets) + Inventories + Non-Current
Liabilitie

b. Kebijakan Deviden (DPR)


56

Kebijkan deviden merupakan ukuran (proporsi) dari laba bersih

perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan deviden diukur

menggunakan rumus:

Dimana:
DPR = Dividend Payout Ratio
DPS = Dividend Per Share
EPS = Earnings Per Share

c. Perilaku Oportunistik Manajerial

Perilaku oportunistik manajerial merupakan suatu perilaku manajer yang

bertindak dalam kepentingan terbaik bagi dirinya, dan tidak dalam kepentingan

terbaik bagi para pemegang saham (Jensen, 1976 dan Jensen, 1986 ).

Jadi, perilaku oportunistik manajerial dapat diartikan sebagai sikap

seorang manajer mengambil kebijakana atas kepentingan dirinya dan

mengesampingkan kepentingan pemegang saham.

d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan Merupakan ukuran dari besarnya jumlah seluruh

kekayaan (total assets) yang dimiliki perusahaan. Rasio yang digunakan yaitu:

e. Free Cash Flow (FCF)

Arus kas bebas atau free cash flow merupakan kas berlebih yang

diperoleh dari operasi perusahaan yang seharusnya didistribusikan kepada

pemegang saham, namun keputusan tersebut dipengaruhi oleh kebijakan

manajemen.
57

Free cash flow dapat diformulasikan sebagai berikut (Ross et al. 2000

dalam Suartawan 2014) :

Dimana:
FCF = Free Cash Flow
AKO = Aliram kas operasiomal perusahaan
PM = Pengukuran modal bersih perusahaan
NWC = Modal kerja bersih perusahaan

f. Invesment Opportunity Set (IOS)

Investment opportunity set merupakan kesempatan investasi masa depan

yang besarnya tergantung pada pengeluaran yang ditetapkan oleh manajemen, dan

merupakan investasi yang diharapkan untuk memperoleh return yang lebih besar.

(Suartawan, 2014). Proksi yang digunakan pada penelitian ini adalah proksi

berbasis harga. Proksi berbasis harga merupakan proksi yang menyatakan

bahwa prospek pertumbuhan perusahaan dinyatakan dalam harga pasar.

Investment opportunity set diukur dengan menggunakan proksi market

to book of equity (MVE/BVE) dengan rumus sebagai berikut sebagai berikut

(Kallapur dan Trombley,1999):

Dimana:

MVE/BVE = Rasio market to book value of equiy


MVE = Market Value Equity
BVE = Book Value Equity
MC = Kapitalisasi pasar (lembar saham total asset
beredar dikalikan harga penutupan saham)
TE = Total ekuitas
58

Berdasarkan pada defenisi operasional diatas, maka dapat diringkas pada


tabel dibawah ini:

Tabel 4.3
Defenisi Operasional
No. Variabel Definiai Notasi Satuan Pengukuran Variabel
1. Nilai Persepsi investor TBNSQ Rasio
Perusahaan terhadap perusahaan
yang selalu dikaitkan
dengan harga saham.

2. Devidend Ukuran (proporsi) dari DPR Rasio


Payout laba bersih perusahaan
Ratio yang dibagikan kepada
pemegang saham.
3. Periaku Suatu perilaku manajer
Oportunistik yang bertindak dalam
Manajerial kepentingan terbaik
bagi dirinya, dan tidak
dalam kepentingan
terbaik bagi para
pemegang saham
4. Firm Size Ukuran dari besarnya SIZE Rasio
(Ukuran jumlah seluruh
Perusahaan) kekayaan (total assets) SIZE = Log Natural
yang dimiliki total Aset
perusahaan.
5. Free Cash Kas berlebih yang FCF Rasio
Flow diperoleh dari operasi
perusahaan yang
seharusnya
didistribusikan kepada
pemegang saham,
namun keputusan
tersebut dipengaruhi
oleh kebijakan
manajemen.
59

6. Invesment Kesempatan investasi MVE/BVE Rasio


Opportunity masa depan yang
Set besarnya tergantung
pada pengeluaran yang
ditetapkan oleh
manajemen, dan
merupakan investasi
yang diharapkan untuk
memperoleh return
yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai