Oleh
Santi (0310161003)
i
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 19
3.2 Saran .................................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Disini kami akan membahas beberapa maksud dan perincian
dari komunikasi dan kaitannya komunikasi dengan pemimpin.
Dimana kami juga akan memberi pembelajaran dari apa dan
bagaimana memulai komunikasi yang baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah di dalam makalah ini yaitu:
1. Jelaskanlah defenisi komunikasi serta kaitannya dengan Al-Qur’an!
2. Sebutkan dan jelaskanlah komponen-komponendi dalam
komunikasi!
3. Paparkanlah analisis mengenai komunikasi!
4. Jelaskanlah bagaimana cara penerapkan Komunikasi!
5. Jelaskanlah bagaimana kaitan komuniksasi dengan pembuatan
keputusan!
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi komunikasi serta kaitannya dengan Al-
Qur’an.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen di dalam komunikasi.
3. Untuk mengetahui analisis mengenai komunikasi.
4. Untuk mengetahui cara penerapkan komunikasi.
5. Untuk mengetahui bagaimana kaitan komuniksasi dengan
pembuatan keputusan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syafaruddin dan Asrul, Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Citapustaka Media.
2019). Hal.75.
3
suatu ide atau sikap. Inti dari komunikasi adalah membuat
pengirim dan penerima berita berada dalam nada yang sama
mengenai suatu berita atau pesan tertentu”. Defenisi ini
mencakup komunikasi tatp muka atau hubungan interpersonal
dan juga komunikasi dalam organisasi serta komunikasi massa
(makro). Komunikasi merupakan persilangan kata-kata, huruf-
huruf atau sarana-sarana yang semacam dan komunikasi tersebut
meliputi saling pertukaran pikiran atau pendapat. Komunikasi juga
menyajikan konsep tentang system komunikasi, misalnya telepon,
telegram atau televise. Komunikasi juga mencakup arti informasi,
istilah tersebut merupakan bagian dari kelompok yang sama.2
Selain itu Newell (1978) juga menjelaskan bahwa komunikasi
adalah: “process by which information is exchanged between
individuals through a common system of symbols, sign or
behavior”. Pendapat ini menegaskan bahwa komunikasi
merupakan bagian darii kelompok keluarga yang sama. 3
2
Irwan, Nasution,. Administrasi Pendidikan. (Medan: CV. Perdana Mulya Sarana. 2010). Hal. 87.
3
Ibid.
4
lainnya, hal ini menyebabkan sebuah interaksi antara bawahan
kepada atasan maupun atasan kepada bawahannya.4
Komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi baik
secara vertikal maupun horisontal haruslah mudah dimengerti dan
disampaikan dengan lengkap serta tepat sasaran (efektif).
Perbedaan individu dalam memaknai sesuatu dipengaruhi oleh
beberapa factor seperti pemberi kesan (umur, jenis kelamin, masa
bekerja, tingkat pendidikan, budaya dan lain-lain), sasaran, dan
situasi (Sophiah 2008;19). Pace dan Faules (2001:165) juga
menegaskan bahwa dengan adanya komunikasi yang efektif, para
bawahan akan merasa kinerja mereka dihargai, kedua belah pihak
dapat merasa puas dan nyaman dengan informasi, media dan
hubungan – hubungan organisasi. Berdasarkan penjabaran di atas
dapat dikatakan bahwa dalam organisasi komunikasi menjadi
sangat penting. Karyawan sendiri merupakan salah satu aset
penting yang turut mendukung maju dan berkembangnya sebuah
perusahaan. Oleh sebab itu, keberadaannya harus terus
diperhatikan. Untuk mendorong karyawan agar dapat bekerja
sesuai dengan apa yang diinginkan, pihak manajemen harus
dapat memotivasi karyawannya untuk dapat memberikan
konstribusi yang positif. Perusahaan harus bisa membuat
karyawan memiliki kepuasan komunikasi sehingga karyawan
dapat bekerja lebih baik lagi dalam rangka proses pencapaian
tujuan perusahaan.
Yang mana komunikasi yang baik adalah komunikasi yang
dikirim oleh pengirim dan dapat di pahami secara mudah oleh
sang penerima. Komunikasi berlangsung antara individu dengan
4
Erika Damayanti dan Ike Devi S, Pengaruh Kualitas Komunikasi Kepemimpinan Terhadap Derajat
Suportifitas Iklim Komunikasi Organisasi Karyawan Di Pt. Telkom Yogyakarta, (Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2011). Hal. 2.
5
individu (interpersonal), komunikasi dalam diri individu
(intrapersonal) dan komunikasi massa. Sedangkan menurut
Ivancevic dan Matesson (2002:503) menjelaskan bahwa
komunikasi yang mengalir dari individu kepada individu dalam
tatap muka atau anatar kelompok adalah komunikasi
interpersonal.5
Berdasarkan ajaran Islam teori komunikasi berlandaskan
kepada perintah dan larangan Allah SWT atau berlandaskan
kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Selain itu,
dengan adanya suatu komunikasi, manusia mampu
mengekspresikan dirinya, membentuk jaringan interaksi social,
serta mampu mengembangkan kepribadiannya. Secara social,
kegagalan di dalam komunikasi menghambat saling pengertian,
menghambat kerjasama, menghambat toleransi dan merintangi
pelaksanaan norma-norma social. Di dalam Al-Qur’an disebutkan
bahwa komunikasi sebagai fitrah bagi manusia yang tertuang
kedalam QS. Ar-Rahman ayat 1-4 yang artinya:6
“(Tuhan) Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan Al-Qur’an.
Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara”.
Kemudian Al-Syaukani menafsirkan bahwa kata al-bayyan di
sini di artikan sebagai kemampuan dalam berkomunikasi. Untuk
mengetahui bagaimana seharusnya orang-orang berkomunikasi
secara benar (Kaulan sadidan), maka banyak sekali ayat-ayat Al-
Qur’an yang membahas mengenai komunikasi, salah satunya di
dalam Surah An-Nisa ayat 9 yang artinya yaitu:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang
5
Syafaruddin dan Asrul Ibid. Hal.76.
6
Muslimah. Etika Komunikasi Dalam Perpektif Islam. (Kuala Tungkal : STAI An-Nadwah.2016). hal
118.
6
lemah, ysng mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Di dalam ayat ini di jelaskan bahwa kita sebagai manusia di
anjurkan untuk mengucapkan kata-kata yang benar dalam
beerkomuikasi. Pada dasarnya agama sebagai kaidah dan sebagai
prilaku adalah pesan (informasi) kepada masyarakat agar
berprilaku sesuai dengan perintah dan larangan Tuhan. Di dalam
Islam di ajarkan untuk memuliakan etika di dalam berkomunikasi
dan juga selain itu juga terdapat sanksi yang akan di dapatkan di
akhirat kelak apabila komunikasi yang di jalin oleh setiap orang
mukmin tidak sesuai dengan ajaran Islam dan banyak melanggar
kaidah ajaran Islam.
1. Konteks (lingkungan)
Konteks atau lingkungan merupakan sesuatu yang kompleks. Antara
dimensi fisik, social-psikologi dan dimensi temporal saling mempengaruhi
satu sama lain. Kita mesti memahami bahwa kenyamanan ruangan, peranan
seseorang dan tafsir budaya serta hitungan waktu, merupakan contoh dari
sekian banyak unsure lingkungan komunikasi.
2. Komponen sumber penerima
Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan seseorang dalam
berkomunikai adalah sumber yang juga penerima. Sebagian sumber dalam
berkomunikasi menunjukkan bahwa kita mengirim pesan. Kita mengirim
7
pesan berarti kita berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh atau
tersenyum. Kita menerima pesan orang lain, berarti kita mendengarkan,
melihat secara visual bahkan melalui marabahaya atau menciumnya. Pada
saat kita berbicara dengan orang lain, kita berusaha memandangnya untuk
memperoleh tanggapan, pengertian, simpati, dan sebagainya, dan pada saat
kita menyerap isyarat-isyarat nonverbal, kita menjalankan fungsi penerima
dalam berkomunikasi.
3. Encoding-Dekoding
Baik sebagi sumber ataupun penerima, seseorang mengawali proses
komunikasi dengan mengemas pesan yang dituangkan kedalam gelombang
suara atau kedalam selembar kertas. Kode-kode yang dihasilkan ini
berlangsung melalui proses pengkodean (encoding). Bagaimana suatu pesan
terkodifikasi, amat tergantung pada keterampilan, sikap, pengetahuan dan
sistem social budaya yang mempengaruhi.
Sebelum suatu pesan itu disampaikan atau diterimakan, dalam
berkomunikasi kita berusaha menghasilkan pesan symbol-simbol patut
diterjemahkan terlebih dahulu kedalam ragam kode atau symbol tertentu
oleh si penerima mendengarkan atau membaca. Inilah pengkodean kembali
(decoding) dari pesan yang dikirim dan tentu saja tidak akan lepas dari
adanya keterbatasan penafsiran pesan.
4. Kompetensi Komunikatif
Kompetensi komunikatif mengacu pada kemampuan dalam
komunikasi secara efektif. Kompetensi ini mencakup pengetahuann tentang
peran lingkungan dalam memepengaruhi isi dan bentuk pesan komunikasi.
Suatu topic pembicaraan dapat dipahami bahwa hal itu layak
dikomunikasikan pada orang tertentu dalam lingkungan tertentu, tetapi hal
itu pula tidak layak untuk orang dan lingkungan yang lain.
5. Pesan dan Saluran
Pesan sebenarnya merupakan produk fisik dari proses kodifikasi. Jika
seseorang itu berbicara, maka pembicaraan itu adalah pesan. Jika seseorang
8
itu menulis, maka tulisan itu adalah pesan. Bila kita melakukan suatu
gerakan, maka gerakan itu adalah pesan. Pesan itu dipengaruhi oleh kode
atau kelompok symbol yang digunakan untuk mentransfer makna atau isi
dari pesan itu sendiri dan dipengaruhi oleh keputusan memilih dan menata
kode dan isi tersebut.
Saluran merupakan medium, lewat mana suatu pesan itu berjalan.
Saluran dipilih oleh sumber komunikasi. Sumber komunikasi dalam
organisasi biasanya ditetapkan menurut jaringan otoritas yang berlaku
bertalian dengan pelaksanaan pekerja secara formal dalam organisasi itu.
Sedangkan saluran informal biasanya digunakan untuk meneruskan pesan-
pesan pribadi atau pesan-pesan social
6. Umpan Balik
Umpan balik merupakan pengecekan tentang sejauh mana sukses
dicapai dalam mentransfer makna pesan sebagaimana dimaksudkan. Setelah
penerima pesan melaksanakan pengkodean kembali, maka yang
bersangkutan sesungguhnya telah berubah menjadi sumber. Maksudnya
bahwa yang bersangkutan mempunyai tujuan tertentu, yakni untuk
memberikan respon atas pesan yang diterima, dan ia harus melakukan
pengkodean sebuah pesan dan mengirimkannya melalui saluran terstentu
pada pihak yang semula bertindak sebagi pengirim. Umpan balik
merupakan suatu pesan telah benar-benar dipahami atau belum dan adakah
suatu perbaikan patut dilakukan.
7. Gangguan
Gangguan merupakan komponen yang menghambat dan membaurkan
pesan. Gangguan merintangi sumber dalam mengirim pesan dan merintangi
penerima dalam menerima pesan. Gangguan ini dapat berupa fisik,
psikologis dan sematik.
8. Efek Komunikasi
Pada setiap peristiwa komunikasi selalu mempunyai konsekuensi atau
dampak atas satu atau lebih yang terlibat. Dampak itu berupa perolehan
9
pengetahuan, sikap-sikap baru atau memperoleh cara-cara atau gerakan baru
sebagai refleksi psiko-motorik.7
C. Menganalisis Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu unsur kegiatan yang
penting dalam organisasi. Komunikasi merupakan syaraf dalam
kehidupan organisasi pendidikan. Komunikasi sebagai upaya
untuk membuat orang-orang yang terlibat mengerti dan
memahami fungsi dan tugasnya masing-masing. Penyampaian
pesan, penerima, dan media yang di guanakan dalam
komunikasiharus ada dalam keserasian sehingga terhindar dari
gangguan-gangguan yang mengakibatkan kesalahpahaman.8
Komunikasi mengalir dari individu kepada individu dalam
tatap muka dan latar kelompok hal ini di paparkan oleh Daft
(2000:163). Perilaku komunikasi pemimpin mencakup jaringan
yang kaya/beragam, dalam komunikasi, cerita, metapora,
kegiatan informal, keterbukaan dan dialog. Tidak hanya pidato
formal tetapi pemimpin sekolah juga memotivasi pegawai. Selain
itu, komunikasi interpersonal membantu pimpinan memahami
pikiran dan perasaan para anggotanya.
Mengarahkan perhatian orang lain menuju visi dan nilai suatu
organisasi merupakan perilaku komunikasi pemimpin. Sedangkan
menurut Locke (1997:35) para pemimpin sukses yang umumnya
memiliki keahlian interpersonal yang amat kuat, mampu
berurusan dengan banyak orang, diplomatis serta penuh
perhitungan. Bahkan salah satu factor interpersonal yang
mempengaruhi kepuasan bawahan dan efektivitas kepemimpinan
adalah perhatia yang di tunjukkan oleh seorang pemimpin.
7
J.A. Devito. Human Comunication. (Jakarta: profesional Books)
8
Rohiat. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. (Bandung: PT Refika Aditama.2010). hal. 20.
10
Adapun perhatian tersebut mencakup ke dalam beberapa kategori
yaitu:9
1. Bertindak dengan sikap bersahabat dan suportif
2. Menunjukkan kepedulian terhadap bawahan
3. Memperhatikan kesejahteraan bawahan
4. Menunjukkan kepercayaan dan rasa percaya diri
5. Berusaha untuk memahami masalah-masalah bawahannya
6. Membantu perkembangan bawahan untuk mencapai karir yang
lebih tinggi
7. Mengetahui informasi para bawahan
9
Ibid. Hal.77.
10
Ibid. Hal.78.
11
Permasalahan utama dalam kecemasan komunikasi
interpersonal adalah adanya rasa khawatir tentang respon atau
penilaian orang lain terhadap dirinya, yaitu mengenai apa yang
disampaikannya dan bagaimana ia menyampaikannya.
Ketergantungan terhadap penilaian orang lain ini merupakan
salah satu ciri dari orang yang kurang percaya diri (Lauster, 1978).
Menurut Krech (1962), bagaimana cara seseorang menghadapi
orang lain dipengaruhi oleh bagaimana ia memandang dirinya.
Respon-respon interpersonal seseorang sering merupakan refleksi
dari kognisinya terhadap diri sendiri.
11
Siska ; Dkk. Kepercayaan Diri Dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Jurnal Psikologi 2003, No. 2, 67 – 71 Issn :
0215 – 8884. Hal : 69
12
simpulkan bahwa komunikasi adalah wadah bagi sseseorang
untuk menyampaikan ide, pikiran atau perasaan dalam interaksi
satu sama lain. Tanpa adanya komunikasi tidak ada interaksi
anatara seseorang dengan orang yang lainnya dan pada akhirnya
tidak akan ada interaksi antar kelompok.
Tindakan:
Perhatian langsung,
kepada visi/nilai,
menciptakan iklim
terbuka
Pemimpin sebagai
Metode :
pemenang
Menggunakan komunikasi
chanel yang
banyak, cerita
metapora, 13
keterbukaan, dan
dialog-dialog.
a. Menciptakan Iklim Komunikasi Terbuka
Dengan adanya komunikasi terbuka pada suatu lembaga
maka semua pihak yang terlibat di dalam nya mampu mengetahui
segala informasi tentang lembaga tersebut. Mengurangi lingkaran
yang konvensional dan arah komunikasi dapat merusak pemahan
terhadap visi dan misi organisasi12.komunikasi terbuka tidak hanya
meningkatkan pelaksanaan kerja organisasi, tetapi organisasi
terbuka memberikan dasar bagi seorang pemimpin untuk
mengkomunikasikan visi, nilai dan gambaran informasi besar dan
penting lainnya.
b. Mendengarkan Dan Ketajaman
Mendengarkan pelanggan dan anggota merupakan salah satu
alat yang sangat penting dalam komunikasi pemimpin. Seorang
pendengar bertanggung jawab terhadap penerimaan pesan yang
terjadi dalam jaringan dalam proses komunikasi. Mendengarkan
adalah melibatkan keterampilan dari menangkap dan menafsirkan
pesan dalam makna asli. Hanya kemudian seorang pemimpin
12
Ibid. Hal.80.
14
merespon sesuai targetnya. Selain itu mendengarkan juga
merupakan aktivitas yang memerlukan perhatian, energi dan
keterampilan. Prilaku komunikasi merupakan tindakan khusus
yang di laksanakan dalam merespon atau mengantisipasi situasi.
Prilaku komunikasi yang baik tidak mendominasi pertemuan,
menghindari interupsi, tidak ingin memahami perspektif orang
lain, menghindari topic kontraversi dan kurang menghargai
pendapat orang lain.13
Deinisi Komunikasi dalam Organisasi Menurut Book (1980)
“komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang
menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan
1. Membangun hubungan antara sesama manusia
2. Melalui pertukaran informasi
3. Untuk Menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta
4. Berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”.
Sedangkan Rogers dan D.Lawrence mengemukakan
“komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu
sama lain, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian
yang mendalam”.
Komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan
informasi antara dua orang atau lebih sehingga informasi tersebut
dapat dimengerti. Komunikasi juga merupakan proses
pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan dari pihak satu ke
pihak lainnya. Disamping itu, komunikasi diartikan sebagai suatu
proses penyampaian dan penerimaan pesan atau berita dari
seseorang kepada orang lain. Komunikasi organisasi ialah
komunikasi yang terjadi dalam organisasi dimana karakteristik
komunikasi ini mempunyai struktur dan hirarki. Komunikasi formal
13
Ibid. Hal.81.
15
dan informal merupakan bagian dari suatu organisasi. Komunikasi
formal adalah komunikasi yang dijalankan sesuai dengan
strukturnya atau melalui administrasi dalam organisasi. Di sisi
lain, komunikasi informal merupakan arus komunikasi yang
sejalan dengan kepentingan dan kemauan masing-masing
anggota organisasi yang bersangkutan.
Hambatan tersulit untuk mencapai komunikasi yang efektif
ialah bila terjadi berbagai persepsi yang disebabkan oleh
ketidakjelasan berita yang dikirimkan, menggunakan saluran yang
tidak tepat, begitu juga bagi penerima ada halhal lain yang
mempengaruhi ketika informasi disampaikan kepadanya.14
14
Syamsu Q; dkk, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Gorontalo :
Ideas Publishing, 2017. Hal : 59-74
16
unggul mampu memberikan keteladanan, tetapi semua aktivitas
nyata ada pada dorongan pribadi.
Kemampuan di dalam berkomunikasi terkadang juga di
artikan sebagai kecerdasan emosional. Orang-orang yang tampil
dalam kecerdasan emosional dapat menjalin hubungan dengan
orang lain dengan cukup lancer, peka membaca reaksi dan
perasaan mereka, mampu memimpin dan mengorganisasi dan
pintar menangani perselisihan yang muncul dalam setiap kegiatan
manusia. Mereka adalah pemimpin alamiah, orang yang mampu
menyuarakan perasaan kolektif serta merumuskannya dengan
jelas sebagai paduan bagi kelompok untuk mecapai tujuan.
Pemimpin seperti inilah yang banyak di sukai oleh banyak orang
karena secara emosional mereka lebih menyenangkan dan
mereka membuat orang di sekitarnay merasa tentram.15
Hubungan antar pribadi di butuhkan pemimpin untuk:16
1. Memimpin anggota kelompok kearah penerimaan tujuan bersama.
2. Mempengaruhi perbuatan produktif dalam situasi kelompok.
3. Menciptakan rencana dan prosedur kerja yang jelas.
4. Memelihara hubungan yang akrab dan bersahabat antara
pemimpin dan anggota kelompok.
5. Memperoleh komitmen dan kerjasama dari para anggota
kelompok
6. Merintis perubahan untuk membangun organisasi yang di jiwai
oleh nilai-nilai bagi pencapaian tujuan bersama.
15
Rohiat. Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Bandung : PT. Refika Aditama.
2008). Hal. 45.
16
Ibid. hal. 46.
17
Terdapat tiga jenis komunikasi yang mencakup unsur
kemanusiaan, yaitu: (1) komunikasi dalam pribadi, (2) komunikasi
antar pribadi, (3) komunikasi massa, dan ada pula komunikasi
manusia-mesin atau komunikasi mesin-mesin. Mengutip Ruesch
dan Bateson, dalam hal ini Johnson, dkk (1978) menyebutkan ada
beberapa aparat komunikasi yaitu: 17
17
Irwan, Nasution. Ibid. hal. 89.
18
Ibid. hal. 90.
18
keputusan pada berbagai tingkatan organisasi hal ini merupakan
fisiologis organisasi.
Suatu system memerlukan hubungan di antara bagian-bagian
untuk membentuk suatu himpunan yang utuh, maka suatu system
rangkaian informasi dengan sendirinya akan menyajikan informasi
kesegala macam sub system dan akan mengakibatkan beberapa
mekanisme umpan balik (feedback).
Suatu hubungan timbal balik di dalam kepemimpinan yaitu di
lihat dari inti kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain
atau bawahan, tanpa bawahan pemimpin tidak akan ada. Tetapi
proses pengaruh antara pemimpin dan bawahan tidak searah.
Pemimpin mempengaruhi bawahan, tetapi bawahan juga
mempunyai beberapa pengaruh terhadap pemimpin.19
Suatu system informasi dan keputusan harus di rancang
sebagai suatu proses komunikasi yang menghubungkan input
yang perlu dengan informasi yang tersimpan dan output
keputusan yang diinginkan hal ini menurut Johnson, dkk (1978).
System komunikasi bagi pembuatan keputusan-keputusan
manajemen harus memperhatikan semantic dan keefektifan.
Kenyataannya semua masalah atau problem harus di
pertimbangkan, semantic dan keefektifan tentu saja akan
terpengaruh manakala aspek-aspek teknis tidak dapat di
pecahkan.
19
Waahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya. (Jakarta:
PT Raja Grafindo.2007). hal. 35.
19
Steven Covey pernah menyebut, Tuhan menciptakan
manusia dengan dua telinga dan satu mulut. Ini berarti, kita
sebenarnya diperintahkan untuk lebih banyak mendengar
daripada berkata-kata. Cordia Harrington, Presiden dan CEO dari
Tennessee Bun Company menyebutkan, sebagai pemimpin agar
mengutamakan untuk memahami lebih dulu, dibanding keinginan
untuk dipahami.
20
Andrie Wongso, 5 level Kepemimpinan Efektif dan 7 Prinsip Pemimpin Sukses, E-Book,
Media & Production Dept, 2015 All rights reserved.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
dengan orang lain (komunikasi interpersonal), baik dalam proses
belajar di kelas maupun dalam suasana informal di luar kelas.
Salah satu kemungkinan besar yang menjadi penyebab terjadinya
kesulitan komunikasi interpersonal adalah adanya kecemasan
diantaranya adalah rasa takut menerima tanggapan atau
penilaian negatif dari komunikan atau orang yang menerima
pesan.
B. Saran
Dari makalah yang telah kami buat dapat kami simpulkan banyak kekurangan
yang terdapat pada makalah ini, jadi kami membutuhkan saran yang dapat
kemajuan kedepannya sehingga dapat tercapainya kesempurnaan makalah tersebut
sesuai dengan kebutuhan pendidikan kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
22
Komunikasi Organisasi Karyawan Di Pt. Telkom Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Muslimah. 2016. Etika Komunikasi Dalam Perpektif Islam. Kuala
Tungkal : STAI An-Nadwah.
Nasution, Irwan. 2010. Administrasi Pendidikan. Medan: CV.
Perdana Mulya Sarana.
Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik.
Bandung: PT Refika Aditama.
Rohiat. 2008. Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Bandung : PT. Refika Aditama.
Siska ; Dkk. Jurnal Psikologi 2003, Kepercayaan Diri Dan
Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Universitas
Gadjah Mada, No. 2, 67 – 71 Issn : 0215 – 8884.
Syamsu Q. Badu & Novianty Djafri, 2017, Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi, Gorontalo : Ideas Publishing
Syafaruddin dan Asrul. 2019. Kepemimpinan Pendidikan
Kontemporer. Bandung: Citapustaka Media.
Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan
Teoritis dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Devito, J. A. (1997). Human Communication. Jakarta: Profesional Books.
LAMPIRAN REFERENSI
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37