Nim : 002STYC18
Soal 1
1. Seandainya anda divonis HIV, pada siapa anda anda akan memberitahukanya ?
bagaimana cara anda memberitahukannya ?
Jawaban :
Orang yang pertama saya beritahukan adalah Ibu saya. Saya akan bertanya kepada
dokter bagaimana cara menjelaskan kepada orang tua saya mengenai kondisi saya
supaya saya dapat diterima di keluarga saya dan tidak dikucilkan.
2. Seandainya anda divonis mengidap HIV, pada siapa anda akan merahasiakannya ?
mengapa anda ingin merahasiakannya ?
Jawaban :
Kepada teman-teman saya. Karena saya tidak percaya kepada orang lain selain
keluarga dan sahabat saya. Saya takut mereka akan mengucilkan saya.
3. Apa yang anda rasakan jika orang lain menyebarkan informasi bahwa anda
terinfeksi HIV tanpa sepengetahuan atau seizing anda ?
Jawaban :
Saya akan merasa tidak nyaman, merasa tertekan dan mungkin akan memiliki
presepsi buruk akan hal itu
4. Apa yang akan terjadi pada pekrjaan anda jika bos dan kolega anda tahu bahwa
anda terinveksi HIV ?
Jawaban :
Akan ada beberapa kemungkinan, mungkin saya akan mendapatkan
support/dukungan atau mungkin saja akan ada penolakan terhadap saya.
5. Seandainya anda mengidap HIV, bagaimana anda ingin diperlakukan oleh orang
lain ?
Jawaban :
Saya ingin diperlakukan seperti biasa sebelum saya divonis mengidap HIV.
6. Seandainya and mengidap HIV, bagaimana anda ingin diperlakukan didalam
institusi pelayanan kesehatan ?
Jawaban : Saya ingin diperlakukan sama seperti pasien yang lainya.
Soal 3
1. Jika anda bekerja secara langsung dengan pasien, ingat kembali saat pertama anda
berinteraksi dengan pasin yang anda ketahui positive HIV. Bagaimana perasaan
anda memberikan pelayanan kesehatan untuk orang tersebut ? apakah anda akan
memperlakukan ia berbeda dengan pasien lain ? mengapa, atau mengapa tidak ?
pikirkan kembali, hal apa yang akan anda lakukan berbeda sekarang jika
dibandingkan dengan apa yang anda lakukan saat itu ?
Jawaban :
Perasaan saya saat berinteraksi langsung dengan pasien positive HIV, mungkin akan
merasa cemas dan waspada dan berhati-hati supaya tidak tertular penyakit tersebut.
Saya akan memperlakukan pasien teresebut sama dengan pasien lainya. Bersikap
baik dan tetap memiliki presepsi yang baik terhadap pasien tersebut. Supaya pasien
tersebut tidak merasa dikucilkan dan terdiskriminasi. Sehingga pasien tersebut
memiliki semangat untuk sembuh dan tetap memiliki presepsi yang baik terhadap
dirinya sendiri.
2. Menurut anda apakah pasien positiv HIV harus diperlakukan secara berbeda dengan
pasien yang tidak terinfeksi ? mengapa, atau mengapa tidak.
Jawaban :
Tidak , karena jika pasien tersebut diperlakukan berbeda dia akan merasa
didiskriminasi dan akan berdampak pada kejiwaanya. Itu bisa saja menimbulkan
masalah pada kejiwaannya. Sehingga pasien akan merasa putus asa, seharusnya kita
memberikan motifasi dan dukungan terhadap pasien tersebut.
3. Apakah ketakutan dan keraguan anda saat memberikan pelayanan pada pasien yang
sudah atau mungkin terinfeksi hiv ?
Jawaban :
Mungkin saya akan takut terinveksi. Tetapi itu tidak akan terjadi ketika kita
memiliki pehaman dan pengetahuan yang cukup mengenai penyakit HIV. Sehingga
saya dapat menghindari terjadinya penularan dan dapat memberikan perawatan
terhadap pasien tersebut dengan benar.
Prinsip-prinsip etik
1. Self-Determination
Self Determination merupakan salah satu bentuk dari teori motivasi. Secara umum,
self determination diartikan sebagai rasa percaya bahwa individu tersebut dapat
mengendalikan dirinya sendiri. Self determination muncul ketika seorang individu
dipengaruhi oleh motivasi yang muncul dari dalam dirinya atau disebut dengan
motivasi intrinsik daripada motivasi yang muncul dari luar dirinya atau lingkungan
(motivasi eksternal). Dijelaskan oleh Deci dan Ryan (1980, 1985, 2000) bahwa self
determination terdiri dari 3 aspek dasar yang digunakan oleh manusia untuk mencapai
kepuasan hidup, yaitu competence, relatedness, dan aoutonomy.
Contoh :
Memberikan motivasi terhadap pasien agar tetap semangat untuk menghadapi penyakit
nya
4. Fair treatment (perlakuan yang adil) Hak setiap orang untuk diperlakukan sama
(facione et all, 1991). Merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua
individu. Artinya individu mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang
relative sama untuk kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan menurut
beauchamp dan childress adalah mereka uang sederajat harus diperlakukan sederajat,
sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dengan
kebutuhan mereka.
Contoh :
Perawat harus memperlakukan pasien yang mengidap HIV sama dengan pasien lainya.
Tidak ada diskriminasi atau dikucilkan
5. Protectin from discomfort and harm (melindungi dari ketidak nyamanan dan bahaya)
Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien
Contoh :
Perawat harus membuat pasien merasa aman dan nyaman ketika perawat melakukan
tindakan keperawatan. Perawat harus memperhatikan setiap tindakannya agar tidak
menimbulkan cedera pada pasien
6. Informed consert (informasi konsert) Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat
namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang
diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar
membina hubungan saling percaya
Contoh :
Perawat memberitahukan kebenaran informasi terhadap pasien.